"Dad..." panggil ER. Bram mengangkat sebelah tangannya agar ER diam sejenak.
"Baiklah, terus lakukan pekerjaan kalian."jawab Bram dengan seseorang di dalam telpon.
Al, dan ER memperhatikan, sampai Daddy nya itu selesai berbicara di telpon.
"Daddy, ada masalah apa? "kini AL yang bertanya.
Bram memandang putra sulungnya,"perusahaan kita normal kembali, "jawab Bram.
" Apa! tapi... kok bisa? "ER menyahut tak percaya.
Bram duduk di shopa, ia juga masih tak percaya. Akan tetapi ia teringat dengan ucapan Aaron, hadiah? apa hadiah ini yang di maksud olehnya? Bram pun langsung membuka handphone nya kembali dan menelepon Aaron.
" Pagi, om, "sapa. Aaron dari seberang sana dengan nada santai.
" Aaron, apa kau yang mengembalikan semua aset perusahaan ku? "Bram langsung bicara pada intinya.
Al dan ER tercengang, jadi perusahaan ayah mereka sudah kembali. Dan itu berkat Aaron. Lelaki misterius yang tak mudah dapat di dekati oleh siapapun kecuali kemauan Aaron sendiri.
" Wah, apa sudah kembali? kalau begitu saya ucapkan selamat! "balas Aaron sedikit sopan.
Bram membatu, ini baru pertama kalinya Aaron bicara sopan padanya. Apa ini semuanya karena anaknya? Bram masih harus memastikan lebih lanjut untuk menyelidiki Aaron.
" Kenapa? bukanya kau akan membantu kalau El menikah denganmu? tapi kenapa sekarang."selidik Bram.
"Apa anda lupa dengan apa yang saya ucapkan tadi malam? saya bukanlah orang ingkar janji. Jika sudah berjanji maka wajib harus di tepati,. Karena apa? karena semua ini berkat Eliana, dia sendiri datang pada saya dan itu membuat hati saya berbunga-bunga, sebab itulah saya memberikan kalian hadiah."jelas Aaron.
Bram diam, perusahaan memang kembali sekarang, namun hatinya masih terasa hampa. Seakan masih begitu kosong. Bagaimana bisa ia merayakan kebahagiaan ini tetapi putrinya masih belum ia ketahui apa kah saat ini masih bernafas atau tidak.
"Di mana Putri ku? "tanya Bram, ia benar-benar merindukan El.
" Masih di dalam kamar, tenang saja. Dia baik-baik saja, saya akan merawatnya dengan baik layaknya seorang ratu. "jawab Aaron meyakinkan.
Bram menghela setidaknya sedikit lega untuk saat ini. Namun ia masih ragu dan belum percaya seutuhnya pada Aaron, lelaki yang terkenal akan. kekejaman melebihi dirinya. Dan tak. pernah mau tersentuh oleh wanita manapun. Lalu kenapa dia memilih Eliana? itulah yang menjadi pertanyaan Bram.
"Tolong jaga Putri ku, dia tidak ada hubungannya dengan semua ini. Jangan libatkan dia, "Bram memohon, demi putrinya ia rela merendahkan diri.
" Anda tidak perlu khawatir, dengan nyawa saya akan saya pertaruhkan demi dia. Kalau begitu nikmati saja apa yang sudah kalian dapat, soal Eliana serahkan semuanya padaku! "
Bram memutuskan sambung telepon nya lalu menatap istrinya yang kembali terisak mendengar nama anaknya di sebut.
" Sayang, anak kita baik-baik saja. Jangan khawatir ya, kita coba untuk percaya sama Aaron. Namun aku juga akan selalu mencari informasi mengenai anak kita di sana. "Bram menenangkan istrinya, dan memeluknya.
" Tapi aku gak bisa tenang mas, Eliana itu putriku, darah dagingku! mana mungkin aku bisa tenang, apa lagi dia bersama orang yang tidak kita kenal sama sekali. "Alisya kembali menangis.
Al mengepalkan tangannya, lalu ia keluar dari kamar orang tuanya tak tahan melihat air mata ibunya itu terus mengalir.
" Mom.. "Er mendekati ibu nya menusap lengan Alisya di dalam pelukan Bram,"ER janji akan terus mencari informasi mengenai Aaron dan akan memaksa dia supaya mempertumakan kita dengan Eliana. ER janji, tapi Mommy juga janji sama ER untuk tidak bersedih lagi, ya."
Alisya mengusap air matanya, ia bukanya tidak percyayakan perlindungan Allah yang akan melindungi anaknya. Hanya saja hatinya masih belum tenang jika belum mendengar sendiri suara anaknya dan mengatakan dengan sendiri jika semua memang baik-baik saja. Rasa kekhawatiran seorang ibu itu wajar, karena dari rahim nya lah ia melahirkan anaknya.
Sementara itu, di kediam Aaron. Lelaki itu sudah rapih dengan setelan jas hitamnya. Ia sudah duduk santai di meja makan namun terlihat sedang menunggu seseorang hingga makanan belum ia sentu sama sekali membuat para pelayan dan para koki menjadi resah.
"Bagaimana ini? apakah ada yang salah dengan masakan kami? "bisiknya pada Baron, dengan nada gemetar takut. Begitu juga dengan para pelayan berbaris menundukkan kepala sambil meremas pakaiannya pasrah jika akan menjadi sasaran amukan sang majikan mereka.
Baron menarik nafasnya dalam-dalam, ia mengerti akan keresahan dari para pekerja. Lelaki paruh baya itu mendekati meja makan.
"Tuan, ada yang bisa saya bantu?"tanya Baron membungkukkan setengah badannya hormat.
Aaron hanya mengibaskan tangannya, sambil terus menatap layar ponsel miliknya.
Baron melirik para pelayanan dan koki, mereka masih dalam keadaan gemetar masih resah sebab tuan mereka masih belum menyentuh makanan yang mereka sajikan.
"Em, apa ada yang salah dengan makanan nya, tuan? Baron kembali bertanya.
Aaron menghela, lalu ia menatap lelaki yang yaudah mengasuh dirinya selama bertahun-tahun itu. "Kenapa kamu semakin lama semakin ceret, Baron? apa semua lelaki tua semua sama sendirimu!" ujarnya sinis.
"Tidak tuan, hanya saja tian masih belum menyentuh makanan yang kami sajikan. Saya berpikir kalau makanan nya ada masalah?"Baron takut, namun ia selalu memberanikan diri untuk selalu bertanya.
"Kau terlalu banyak berpikir, Baron. Urus saja urusanmu! "jawab Aaron dingin. Baron bungkam ia tak berani lagi untuk bertanya.
Tak lama kemudian, piatu kamar terbuka. Eliana keluar dari kamar dan menuruni anak tangga. Berjalan santai namun elegan dan sudah begitu cantik dengan pakaian yang sudah di sediakan oleh Baron atas nama Aaron. Awal Baron benar -benar terkejut melihat sosok Eliana yang merupakan manusia sesungguhnya, namun tiba-tiba hatinya menghangat dan merasa senang dan berharap semoga Eliana selalu menjadi penghangat untuk es batu yang dingin itu mencair.
Tak.... tak...
Bunyi sendal sepatu El menuruni anak tangga. Semua para pelayanan menoleh kearahnya.
"Ya ampun, di...dia hidup? "kaget salah satu di antara mereka syok tak percaya.
" Oh my good, ini beneran manusia? "timpal yang lainnya.
Setegah tak percaya mereka dengan adanya Eliana di rumah bak istana tersebut. Mereka berpikir jika itu adalah robot boneka cantik buatan Jepang yang dapat bergerak.
" Kemarilah? "ajak Aaron menyabut El, ada sedikit seyum di wajahnya terpana akan kecantikan Eliana.
" Waaah, t... tuan tersenyum, apa ini mimpi?"lebih kaget lagi dapat melihat seyum dari majikan mereka untuk pertama kali dari mereka awal bekerja.
Baron meneteskan air matanya haru melihat anak asuhnya itu kembali tersenyum. Ingin ia memeluk dan mencium lelaki yang kini sudah dewasa itu sama seperti dulu di mana Aaron masih dalam keadaan hangat, lemah dan lembut, namun semuanya sirna hanya dengan sekejap dan itu di sebabkan oleh orang-orang terdekatnya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Nat_Miee
salam kenal dari cinta pertama seorang ceo
2021-07-15
0
Tri Hartatik
El robot cantik buatan Jepang😁😁
2021-02-09
0
KomaLia
wah lebih kaku dari mas bram
sekaku itu kah kamu aroon
2021-01-29
0