Jihan masuk ke dalam rumahnya sambil menggendong tas. Langkahnya begitu ringan riang gembira karena sudah menghabiskan waktu bersama temannya tadi, hatinya yang semula merasa kecewa serta sakit atas perlakuan Bara kini kembali berseri lagi berkat ia curhat dengan teman-temanya. Semangatnya kembali menggelora untuk mendapatkan cinta Bara, ia yakin pasti Bara akan bisa menjadi miliknya suatu saat nanti.
"Dari mana aja Dek?" Suara bunda Jihan membuat langkah Jihan berhenti dan melihat bundanya yang sudah berdiri dibelakang Jihan dengan ber sedekap memperhatikan putrinya yang hanya cengengesan saja.
"Kenapa cengengesan saja?, mau alasan apa?" ucap Maya memandang anaknya serius.
"Bunda kok bisa disitu?" tanya Jihan berusaha biasa saja dengan tatapan bundanya saat ini.
"Bunda tanya sekali lagi kamu darimana aja dek?"
"Ya dari Batalyon mas Banu lah bun" Jihan masih berusaha mengelak.
"Kamu bohong kan?Darimana?" ucap Maya sedikit lebih tegas sehingga membuat Jihan langsung berhenti menampakkan giginya.
"Dari mall bun" jawab Jihan pada akhirnya, karena melihat bundanya yang seperti akan meledak.
"Kamu itu ya, kok bandel banget diomongin. Kalau mau pergi ya mbok ngomong sama Mas mu. Dia khawatir tahu nyariin kamu, terus kenapa Hp mu kamu matiin" omel Maya habis-habisan.
"HP habis baterai ya di matiin dong bun, nggak di matiin juga udah mati sendiri Hp nya" bohong Jihan padahal Hpnya memang sengaja ia matikan karena ia butuh ketenangan.
"Bun, aku capek. Aku ke kamar dulu ya" Jihan mendekat kearah Maya dan memeluk lengan bundanya itu sambil menatap Maya memohon.
"Ya sudah sana, mandi terus sholat baru tidur" suruh Maya.
"Siap bun" Jihan langsung berdiri tegak didepan Maya dan hormat ala-ala prajurit.
Ia langsung melenggang pergi sambil tersenyum senang karena bisa lolos dari amukan yang berkepanjangan dari ibunya. Tetapi Jihan saat ini bingung, bagaimana ia mengatasi Banu nanti saat kakaknya itu mengambil cuti. Pasti dia tidak akan diam, jelas mengomelinya terus.
"Pokoknya gue harus mikirin cara buat ngadepin mas Banu" batin Jihan dalam hatinya sambil terus berjalan masuk ke kamarnya saat ini
………………
Bara sedang di kamarnya tampak terdiam dengan masih mengenakan seragam dinas miliknya. Perlahan tangannya bergerak membuka laci yang berada di depannya saat ini. Di sana ada sebuah kotak kubus berwarna merah, Bara mengambil kotak itu memegangnya dengan kedua tangannya hatinya terasa lemah seketika, seakan tidak ada kekuatan.
Dia masih memegang kotak itu menatapnya sendu. Perlahan ia membuka kotak itu di sana terdapat dua buah cincin berwarna silver dengan ukiran yang begitu indah Bara terus menatap kedua cincin itu didepannya tanpa berniat untuk mengambilnya. Saat dirinya masih terus mengamati cincin itu terdengar dari luar suara seseorang yang memanggil-manggil namanya.
Dengan cepat Bara langsung menutup kembali kotak berisi cincin tersebut dan memasukkannya kedalam laci. Setelah memasukan kotak yang berisi cincin kedalam laci Bara langsung bergegas keluar untuk membukakan pintu.
Bara sudah berada didepan pintu, ia segera membuka pintu itu.
Saat pintu terbuka ada Dika dan Rosyid di sana yang sudah mengenakan pakaian dinas lengkap sampai mengenakan baretnya sekalian. Bara merasa heran melihat penampilan kedua juniornya itu, tidak biasanya mengenakan Baret saat dinas biasa apalagi saat ini bukan jadwal piket untuk kedua orang itu.
"Kenapa?" singkat Bara sambil melihat keduanya.
"Bang kita disuruh kumpul sama Danyon di Aula" ucap Rosyid memberitahu.
"Sekarang?kenapa saya kok tidak tahu" jujur Bara memang tidak tahu kalau saat ini ada acara kumpul. Apa ini hal yang mendesak.
"Saya juga tidak tahu kok bang, tadi barusan saja saya lihat grup terus baca ada pengumuman ini" jelas Dika.
"Bang Bara gak buka Hp ya bang?" tanya Rosyid memastikan.
Benar Bara sedari tadi tidak membuka Hpnya pikirannya saat ini tengah terngiang masa lalu yang menyakitkan untuknya. Sehingga membuatnya tak berminat sama sekali dengan Hp.
°°°°°
Jihan sedang ngemil di kamarnya sambil menonton drama korea yang sempat booming dulu sekitar tahun 2016 an sepertinya Drama yang dibintangi oleh Song Joong Ki dan mantan istrinya yang berkisah tentang asmara dokter perempuan dengan seorang tentara.
Tentu saja drama-drama seperti itu yang disenangi oleh Jihan yang menceritakan kisah cinta Prajurit. Bagi Jihan itu sebuah vitamin buatnya untuk melanjutkan hidup, asli lebaynya Jihan memang kebangetan.
Terkadang juga dia malas menonton hal seperti itu, saat endingnya sedih atau apa. Karena ia tidak menyukai sebuah ending yang sedih itu tidak cocok untuk dirinya yang periang bagi seorang Jihan.
Walaupun begitu ia masih suka dengan film tentang tentara, padahal film-film itu mencerminkan yang sesungguhnya di dunia nyata apabila menjadi istri seorang Prajurit.
Contohnya film Jelita Sejuba yang menceritakan kisah seorang pendamping Prajurit ending dari film itu benar-benar mencerminkan diri sebagai istri Prajurit yang sesungguhnya harus menerima resiko bila terjadi sesuatu dengan suaminya. Bahkan saat menonton itu Jihan menangis terisak.
Tapi saat sudah menangis justru ia malah beralibi sendiri
"Huh, kok gitu amat. Padahal kan ada tuh yang nggak begitu bisa romantis-romantis aja tuh" Jihan merasa kesal sendiri saat melihat ending sedih.
"Jihan Tidur sudah malam" teriak Maya dari luar kamar Jihan karena saat ia tidak sengaja dari kamar Fira yang kebetulan ada di sebelah kamar Jihan, ia mendengar suara dari dalam kamar putri bungsunya itu.
Bisa dipastikan bahwa Jihan sedang nonton film atau Drama.
"Jam segini kok masih nonton film, matikan Jihan." Maya masuk kedalam kamar Jihan yang gelap serta hanya diterangi layar monitor yang menyorot ke tembok menampilkan gambar dari komputer melihat putrinya yang rebahan di kasur sambil menonton drama korea yang ada ditembok kamarnya.
Benar Jihan kalau menonton Film atau drama korea selalu menggunakan proyektor. Proyektor itu ia dapat dengan hasil tabungannya sendiri tanpa meminta kepada orang tuanya.
Alasannya karena tidak seru menonton di laptop terlalu kecil sehingga membuat dirinya memaksakan menabung untuk membeli proyektor.
"Iya. iya Bun. Lagi seru tahu" Jihan mengiya-iyakan tetapi masih tetap menyalakan proyektor itu tanpa berniat untuk mematikannya.
"Kamu besok telat sekolah baru tahu rasa loh" bunda Jihan masih memperhatikan putrinya yang malah senyum-senyum kecil saat melihat adegan romantis dari drama itu.
"Udahlah, terserah kamu dek. Kalau besok kamu telat jangan salahin Bunda" Maya sudah capek ditambah capek dengan Jihan yang sama sekali tidak mengindahkan ucapannya. Membuat ia kesal dan langsung pergi dari kamar Jihan.
"Pokoknya besok jangan salin bunda, kalau kamu tidak tidur sekarang" Sebelum benar-benar menutup Pintu Maya kembali mengingatkan Jihan.
"Iyaa bunda cantik" seru Jihan. Dan tatapannya masih saja fokus ke drama didepannya
BRAKKK
Maya menutup keras pintu Jihan. Membuat Jihan langsung mengalihkan tatapannya.
"Apa bunda marah ya?Ah bodo amat ini masih seru. Nanti penasaran lagi"
°°°
T.B.C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 382 Episodes
Comments
Erma Wahyuni
berarti bara ga jadi tunangan donk..masih ada harapan jihan..tpi kamu harus merubah sifat kamu..buatlah bara yg mengejar kamu
2021-09-18
0
Melia Lia
ibunya Jihan itu Rosa apa Maya si thor
2021-08-19
4
Adila Nisa Ardani
Thor buatlah karakter Jihan sedikit mahal gitu jgn terlalu mengejar ngejar bara...
2021-06-15
0