Malam yang terasa hening tak terdengar hening, sorak sorai begitu bergemuruh di Batalyon Garuda apalagi di lapangan Voly nya saat ini. .
Sorakan menggoda nan riuh begitu terdengar sekarang rekan-rekan Bara menyoraki serta menggoda dirinya akibat ulah Jihan yang berteriak tadi. Semua orang yang belum tahu menganggap Jihan adalah pacar dari Bara, mereka tersenyum-senyum melihat Bara yang melihat kearah mereka semua.
"Udah Danki, temuin tuh pacarnya. Kasihan loh nunggu kelamaan keburu malem" ceplos salah satu dari mereka menyenggol bahu Bara pelan sambil tersenyum.
"Rizal kamu apa-apaan" Bara menatap tentara yang bernama Rizal itu dengan tatapan tidak suka.
Tentu saja Rizal langsung terdiam bagaikan kerupuk yang jatuh ke air langsung melempem melihat Bara yang menatapnya tajam.
"Wadidaw, kayaknya Danki malu nih" celetuk salah satu rekannya yang lain.
Bara kembali melemparkan tatapan tak suka pada rekannya yang lain. Sontak mereka semua agak mundur sedikit menjauh dari Bara, tetapi senyum mereka masih meledek kearah Bara dan sesekali melihat kearah Jihan yang terus-terusan melambaikan tangan kearah Bara sambil tersenyum sumringah.
"Jihan!!!, Kenapa disitu?Ayo mas anterin kamu pulang" teriak Banu yang berjalan dari arah belakang Jihan.
Mereka semua melihat kedatangan Banu langsung bersikap biasa yakni berdiam tidak meledek Bara lagi.
"Ada bang Banu, ada Bang Banu" ucap mereka sedikit berbisik, lalu mereka secara refleks mundur berbaris.
"Kok cewek itu kenal bang Banu juga ya?" bisik salah satu tentara.
"Gak tahu" jawab rekannya.
Sementara Jihan melihat kakaknya yang berlari kecil dibelakangnya sambil mrengut malas memperhatikan. "Apa sih mas?" ucap Jihan saat Banu sudah didekatnya.
Bara yang melihat kedatangan Banu langsung berjalan mendekati kakak adik itu, karena baginya kalau ia tidak menghampiri Bara itu sungguh tidak sopan padahal dia sudah melihat seniornya itu.
"Kamu yang apa-apaan?Tadi Kan mas bilang sama kamu buat jangan kemana-mana, kamu malah ada disini. Ayo mas anter pulang" Banu menarik pelan tangan adiknya agar berjalan mengikutinya.
"Bang,.." panggil Bara yang berjalan mendekat.
Banu langsung melihat kearah Bara dengan masih memegang tangan adiknya.
"Oy Bar" sahut Banu.
"Kenapa bang?" Bara memperhatikan abang seniornya yang sepertinya tampak tergesa-gesa.
"Ini saya mau nganterin Jihan pulang, eh dianya malah disini"
"Mas Banu nih, kenapa sih?adiknya disini bukannya seneng malah ribut nyuruh aku pulang. Hayo ada yang mas Banu sembunyiin ya, istri mas Banu ya?Mas Banu nikah diem-diem?" mendengar itu Banu langsung menjitak dahi Jihan. "Sakit Mas," rintih nya.
"Makanya kalau ngomong jangan ngawur" kesal Banu memperhatikan adiknya yang masih mengaduh kesakitan.
Bara hanya diam saja memperhatikan mereka tanpa mau menyela.
"Bar, nanti lagi kalau nggak besok ya kita lanjut ngobrolnya. Keburu malam soalnya" ucap Banu kepada Bara.
"Mas aku bilang kan nggak mau pulang, Mas Banu nih kok maksa banget"Jihan melepaskan tangan Banu yang memegang tangannya.
"Mas Bara, Mas Bara bantuin Jihan kenapa?jangan diem aja" Jihan berlari bersembunyi dibelakang Bara yang tadinya hanya diam.
Bara langsung melihat Jihan yang bersembunyi dibelakang dirinya sambil memegangi pinggangnya.
"Pulang dek, itu bang Banu ngajak kamu pulang" pinta Bara pada Jihan.
"Mas Bara nih, nanti kalau aku pulang mas Bara bakal kangen loh sama aku. Aku kesini karena mas Bara tauk" ucap Jihan dengan manja.
Bara langsung terdiam mendengar ucapan Jihan,
"Jihan ayok" Banu kembali mendekat meraih tangan Jihan yang memegangi pinggang Bara.
"Ih nyebelin sih, Mas Bara cuman diem aja kayak patung. Bukannya belain Jihan atau bantu Jihan" dengan Kesal akhirnya Jihan melepaskan pegangannya pada Bara sambil mencebik kan bibirnya kecewa. Dia langsung pergi mendahului Banu.
"Waduh Bar, saya minta maaf banget. Atas kelakuan adik saya ya"
"Saya permisi dulu, mau nganterin tuh anak pulang sebelum bikin rusuh di Batalyon dan sebelum bikin kamu pusing tujuh keliling" lanjut Banu sambil tersenyum.
."hahaha ya nggaklah bang,. Udah anterin besok aja bang. Ini udah malem, bang Banu kan juga pasti capek sekarang"
"Capek sih, tapi kalau anak itu masih disini saya malah tambah capek" Banu tersenyum sendiri memikirkan dirinya yang bakal capek karena adiknya. Yang memang luar biasa.
"Ayo jadi nggak sih nganterin pulang" teriak Jihan yang sudah berdiri jauh dari mereka berdua.
°°°°°
Cuaca pagi ini begitu terlihat menyegarkan sebuah suasana cocok untuk lari pagi saat ini. Tentara-tentara muda melakukan aktifitas mereka seperti biasa lari pagi di lingkungan Batalyon sambil bersorak-sorak meneriakkan yel-yel memberi semangat untuk mereka sendiri.
Ternyata diantara tentara-tentara muda itu ada Bara yang juga ikut berlari, Bara memang orang yang sangat disiplin dan menjaga sekali soal kesehatan serta kebugaran tubuhnya.
Penampilannya kali ini begitu mempesona, mengenakan celana loreng panjang, kaos loreng serta jam tangan dan kacamata hitam yang bertengger di kedua matanya. Menambah kesah wow dalam dirinya,.
"Ayo semangat" Tegas Bara sambil berjalan beriringan dengan para rekan-rekan mudanya yang sedang berlari.
"Siap Danki" seru mereka semua membalas ucapan Bara.
Yel-yel mereka begitu keras serta bersemangat sehingga membuat yang mendengarnya pasti juga ikut bersemangat
Para tentara muda terus berlari sambil ber yel-yel terus
Ayo ayo maju majulah tentaraku
Jangan ragu jangan takut gembira selalu
Berjuanglah kamu ikhlas mengemban tugas
Semangat semangat semangat selalu
Demi harga diri demi ibu pertiwi
Musuh tak dicari datang kita sikat
Sumpah telah terpatri di dinding nurani
Sapta marga mulia kita junjung tinggi
Semangat semangat prajurit sejati
Satria berdiri gagah berani
Di Manapun berada tetap bersahaja
Membuat tenang hati rakyat menuju bahagia
Tuhan restui kami untuk berkelahi
Tolong jangan Kau ambil kami punya nyali
Lawan musuh negeri kami rela mati
Dengan gembira karena kami berarti
Semangat semangat semangat selalu
(Oke, Hu Ha, Siapa Kita, TNI 3x, Prajurit TNI, He !)
Kira-kira begitulah yel-yel yang mereka teriakan saat berlari pagi setiap harinya, kadang-kadang mereka menggunakan yel-yel lain yang secara tidak disadari mereka ciptakan sendiri.
Begitu riuh dan bersemangatnya mereka melakukan itu. Jihan ternyata melihat mereka sedang berlari pagi merasa takjub dengan apa yang mereka lakukan.
Bahkan sangking takjubnya dengan itu Jihan duduk didepan rumah Bara yang memang menjadi rute yang dilewati juga. Jihan tidak bermaksud melihat itu sih, ia kebetulan pergi ke rumah dinas Bara untuk membawakan makanan serta teh hangat. Namun pintu rumah Bara tertutup dan terkunci sehingga membuat Jihan harus berdiri disitu saja, sehingga tanpa kebetulan ia mendengar sorak-sorakan tentara sehingga membuatnya memilih duduk saja didepan rumah Bara sambil melihat pemandangan bagus.
Jihan memang masih berada di Batalyon, karena semalam Banu tidak jadi mengantarkan adiknya pulang. Karena secara tiba-tiba Danyon menyuruhnya untuk berkumpul bersama para tamu dari Bali. Mau tidak mau Banu harus mengurung keinginannya untuk mengantar adiknya pulang serta terpaksa harus membiarkan adiknya yang terus mengejar-ngejar Bara.
Jihan tersenyum bangga melihat para tentara yang sedang berlari, entah matanya yang begitu teliti atau bagaimana. Matanya langsung berbinar melihat Bara diantara mereka semua,
"Mas Bara Semangat" teriaknya dari pinggir jalan mengangkat tangannya memberi Bara semangat.
Bara melihat kearah Jihan sekilas, tidak menanggapi ataupun tersenyum dia terus melanjutkan larinya bersama yang lain. Sementara Jihan terlihat masih tersenyum tidak terpengaruh dengan cueknya Bara.
°°°
T.B.C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 382 Episodes
Comments
Erma Wahyuni
jihan bikin malu aja..bara kan dh cuek tuh
2021-09-18
0
putra juru putra juru
thor sekedar saran biar lebih pas, danki itu kaptn, wadan itu mayor bukan kapten, danyon itu letkol ok
2021-06-07
0
Jeon Jungkok ❄️❄️❄️
thor bikin bara jatuh cinta sama Jihan napa ketawa thor
2021-04-01
2