Hari sudah mulai menjelang malam dan Banu belum pulang juga ke batalyon, sehingga membuat Jihan harus berada di rumah Bara saat ini dan Bara lelaki itu sedari tadi juga tidak ada di rumah, ia pergi meninggalkan Jihan sendirian dirumahnya. Eh Bara tadi sempat pulang, ia pulang hanya untuk mandi saja dan berganti baju dinas, karena memang saat ini tugasnya untuk dinas malam.
Jihan memandang ke seluruh dalam rumah Bara, melihat-lihat perabotan yang ada di sana yang tersusun begitu rapi. Sepertinya Bara adalah seorang yang begitu disiplin dalam kebersihan terlihat dari rumahnya yang sangat rapi, padahal dia seorang lelaki yang banyak kesibukan. Tetapi bisa menjaga kerapian rumahnya,.Semakin bersemangat saja niat Jihan untu mendapatkan hati dari Bara.
Sungguh saat ini Jihan sangat bosan sedari tadi dia hanya duduk saja di sofa tak pergi kemana-mana, dia beranjak saja tadi hanya untuk mandi setelah itu ia kembali lagi ke sofa sangat membosankan sekali.
"Hah, bosan sekali disini" keluhnya sambil merenggangkan kedua tangannya.
"Gue mau ngapain ya, Apa gue jalan-jalan aja keluar" Jihan berbicara sendiri sambil sesekali memperhatikan suasana di luar yang terlihat sedikit ramai, karena para tentara muda sedang korvei malam. Mereka berteriak-teriak untuk menyemangati diri mereka, buka teriakan hura-hura tidak jelas ya tetapi berupa nyanyian-nyanyian yang para prajurit buat sendiri untuk menyemangati diri.
"Bodoh ah, mending gue keluar" putus Jihan. Lalu ia berdiri dari duduknya dan melangkah keluar dari rumah dinas Bara. Jihan berdiri didepan pintu menerawang ke depan pojok. Melihat begitu luasnya area batalyon ini, Jihan memandang kearah lapangan yang terlihat terang dan ramai para tentara yang terlihat sedang apel malam di sana.
Jihan melangkah menggunakan sepatu kets nya dan berjalan menuju kelapangan. Mencari orang ngobrol di sana. Entah siapa yang akan ia ajak ngobrol yang penting jalan dulu perkara teman ngobrol masalah gampang.
Saat ia sedang fokus berjalan pelan menuju lapangan, tiba-tiba ada seorang yang menabrak Jihan membuat Jihan hampir terjungkal ke depan untung Jihan bisa mengendalikan tubuhnya agar tidak terjungkal.
"Eh, eh maaf maaf dek" ucap Dika yang sudah rapi memakai baju lorengnya.
"Ishh, punya mata nggak sih"
Mata Dika melebar mendengar nada kasar itu, berani-beraninya anak kecil bicara dengan nada keras padanya.
"Punya lah, ini nih mata saya" tunjuk Dika dikedua bola matanya sendiri.
"Kalau punya di pake, apa nggak ngelihat ada orang didepannya?"kesal Jihan menatap Dika marah.
"Nggak situ kecil sih, udah sana minggir saya telat buat apel nih. Anak siapa sih malem-malem berkeliaran" dengus Dika lalu pergi melewati Jihan yang menatapnya tajam.
"Heh dasar tentara nggak jelas, " teriak Jihan saat Dika sudah berlari kearah lapangan menyusul rekan-rekannya yang lain yang sudah berbaris rapi mendengarkan Danton menyampaikan beberapa masukan untuk mereka. Bara di sana berdiri didekat Danton, ia memantau para prajurit yang berdinas saat ini. Sebagai seorang komandan kompi tentu saja dia harus bertanggung jawab atas semua anggota yang berada di kompinya.
Bara yang ada disitu tentu saja mendengar teriakan Jihan, ia langsung mencari ke arah sumber suara. Benar saja, itu Jihan yang sedang meneriaki Dika yang berlari kearah Lapangan.
°°°°°
"Mas Banu kemana sih mas ganteng," Kesal Jihan.
"Perasaan tadi saya sudah bilang sama kamu deh kalau bang Banu sedang pergi bersama Danyon" ucap Bara sambil menyendok baksonya yang tadi sudah ia pesan.
Jihan sedang bersama Bara makan disebuah tenda Bakso yang memang berjualan tepat didepan Batalyon Garuda. Saat Bara melihat Jihan sedang meneriaki Dika tadi Bara langsung menghampiri Jihan menanyakan kenapa gadis itu bisa ada diluar rumah dinasnya,..
Dan Jihan bilang kalau dia lapar butuh sesuatu yang harus dimakan, kalau tidak makan maka dia bisa memakan orang. Begitulah tadi yang dikatakan Jihan pada Bara sehingga itu membuat seulas senyum di wajah Bara.
Karena Bara tidak tega jadilah ia mengajak Jihan untuk makan bakso didepan Batalyon. Jihan yang mendengar ajakan Bara tentu saja dengan semangat empat lima ia menerimanya. Dengan sangat-sangat senang hati.
"Tapi kok lama banget sih mas" nada kesal masih terdengar di mulut Jihan.
"Ya namanya juga ada acara penting ya lama, malah bisa juga menginap" jelas Bara sesekali menatap Jihan yang mengerucutkan bibirnya.
"Huhh, kalau gitu tadi aku aturan nggak usah kesini ya. Disini nggak ada Mas Banu berharap bisa ditemenin sama mas ganteng, eh mas gantengnya sibuk sendiri" ucap Jihan jujur didepan Bara yang hanya memperhatikannya.
"Dimakan baksonya, keburu dingin" pinta Bara
Jihan langsung mengambil bakso yang ada di mangkuknya menggunakan garpu dan langsung memasukan satu bakso berukuran sedang ke mulutnya. Sehingga membuat mulutnya penuh, ia memang sengaja karena ia bosan tadinya ia berpikiran disini akan menyenangkan karena bertemu Bara eh malah begitu sangat membosankan. Pria yang sangat ingin ia temui malah terus menghindar, dia malah pergi-pergi terus padahal tadi ia sudah sangat senang karena sudah disuruh di tempat pria itu. Tetapi ujung-ujungnya pria itu malah yang pergi,..
Sungguh menyebalkan harapan tak sesuai ekspetasi.
"Mas Bara habis ini mau dinas lagi," tanya Jihan berharap bahwa Bara bilang tidak.
"Iya," jawab Bara singkat.
Mendengar itu wajah Jihan semakin tertekuk, kusut tak berbentuk.
"Kenapa,?" heran Bara memperhatikan wajah Jihan yang menurutnya aneh.
"Nggak," jawab Jihan merengut.
………………
"Bang!!" panggil Dika saat ia melihat Bara sedang berjalan masuk ke batalyon.
"Iya dik," sahut Bara menghentikan langkahnya.
Dika berjalan mendekati Bara setelah abang seniornya itu menghentikan langkahnya.
"Cewek kecil mungil yang sama abang tadi siapa?pacar abang?" Dika menatap Bara penuh rasa penasaran. Karena sedari tadi ia melihat Bara bersama wanita itu dari makan bakso bareng sampai mengantarkan perempuan itu masuk kedalam rumah dinas Bara.
"Bukan, itu Jihan. Adik Bang Banu" jujur Bara.
"Adik bang Banu?Masa? nggak percaya pacar Abang kan?" goda Dika sambil mengedipkan matanya.
"Udah jujur aja bang, aku nggak bakal ember kok" senyum Dika
"Kamu manggil saya cuman buat tanya-tanya hal yang tidak ada untungnya" Bara menyahut jutek karena meladeni Dika bisa membuatnya kesal.
Dika tipikal orang yang ngeyel serta rusuh sekali,.
"Jutek amat sih bang, saya kan cuman kepo. Piss" Dika mengangkat kedua jarinya ke udara.
"Udah sana jaga pos, saya mau keliling batalyon dulu melihat yang lainnya" perintah Bara pada Dika.
"Cie abang ngelihat yang lain atau ngelihat pacar yang lagi nginep udah tidur atau belum"
"Kamu mau saya hukum keliling batalyon seribu kali melebihi Bang Banu menghukum kalian." ancam Bara dan itu langsung membuat Dika ketar-ketir.
"Ya, yaa saya jaga pos. " lesu Dika lalu segera berlari kembali ke pos sebelum ia benar-benar dihukum oleh Bara. Bara adalah seorang tipikal yang serius, maka ancamannya itu kemungkinan bisa jadi nyata.
"Cari aman aja deh saya" celetuk Dika lirih sambil berlari ke pos.
Sementara Bara kembali melanjutkan jalannya saat sudah melihat Dika kembali ke pos.
°°°
T.B.C
**Maaf banget kalau part ini feel-nya nggak dapet, soalnya lagi gak dapet ide dan susah buat ngungkapin suasananya.
Sekali lagi author ucapkan terimakasih bagi yang sudah mampir🤗😚**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 382 Episodes
Comments
Erma Wahyuni
jihan apa masih bisa badanmu ditinggiin lagi😂😂😂
2021-09-18
0
Adila Nisa Ardani
Jihan bar bar banget ya😀
2021-06-15
0
Gia Gigin
Mas Banu ganti nama saja jadi Danu
2021-06-12
0