"Maaf kalau boleh tahu nama anda siapa? " Teriak Jihan dengan berani pada pada pria tampan itu yang sudah berjalan beberapa langkah darinya.
Pria itu yang mendengar teriakan Jihan berbalik dan menatap gadis mungil didepannya.
"Nama saya Galbara Adi Prawira" teriak pria itu juga membalas teriakan Jihan sambil tersenyum tipis tanpa memperlihatkan giginya.
Setelah mengatakan itu pria yang telah diketahui namanya Galbara Adi Prawira itu langsung melanjutkan jalannya lagi pergi meninggalkan Jihan yang masih berdiri mengagumi ketampanan laki-laki tersebut.
"Gue harap nanti kita bisa bertemu lagi" Lagi-lagi Jihan berteriak keras menyampaikan apa yang diharapkan hatinya. Padahal laki-laki itu sudah berjalan menjauh darinya.
Galbara benar-benar telah menghilang tidak nampak lagi di dekat Jihan. Membuat Jihan langsung menaiki sepeda nya dan pergi kembali ke rumah dengan hati yang berbunga-bunga karena telah melihat pria yang begitu tampan dan mempesona. Badan yang tegap, membuatnya begitu keren. Seperti seorang tentara, apa jangan-jangan dia tentara karena bentuk badannya yang proporsional. Jika benar ia akan mencari bahkan menjadi Stalker orang itu.
Jihan bersepeda sambil bersenandung bahagia membayangkan terus-terusan pria tadi sungguh membuat dirinya sehat dan bersemangat. Kenapa tidak dari dulu saja ia bertemu dengan orang itu, kalau dari dulu dia sudah bertemu pasti akan menjadi semangatnya untuk mengejar mimpi saat dijanji-janjikan oleh kakaknya juga pasti dia akan mendapatkan semua hadiah itu, kalau ter suntik semangat pria tampan.
………………
Jihan sudah sampai dirumahnya dia langsung memasukkan sepeda nya ke garasi dan berjalan masuk rumah berlari dengan begitu semangat agar sampai dikamar dan membayangkan pria tadi, sungguh menyenangkan sepertinya. Sangking senangnya Jihan berlari masuk rumah sampai-sampai tidak tahu ada orang yang bersembunyi dibalik pintu dapur. Dari garasi memang langsung menjurus ke dapur.
DORRR
Teriak Banu sambil muncul dari balik pintu, sehingga membuat Jihan terkejut bukan kepalang. Dia langsung tegap berdiri seperti patung sambil memegangi dadanya kaget karena apa yang dilakukan kakaknya tadi.
"KAKAK NIH APA-APAAN SIH, aku kaget tau nggak? " Marah Jihan sambil terus memegangi dadanya.
Banu hanya tertawa cekikikan melihat adiknya yang tampak kaget, rasanya begitu puas menjahili adik bungsunya ini. Walaupun Banu adalah seorang tentara, dia orangnya tidak kaku, ia juga bisa bercanda dan bersikap konyol. Tergantung situasi dan kondisi dia bersikap seperti itu.
"Dasar gak jelas, tentara kok kaya bocah" Jihan masih kesal dengan apa yang dilakukan kakaknya.
"Eh bocah bilang bocah" ujar Banu sambil tersenyum dan mengacak-acak rambut adiknya.
"Terserah, Ngapain sih pulang kalau cuman gangguin aku" sungut Jihan.
"Ya justru itu kakak pulang, karena kakak kangen menjahili kamu" Banu tersenyum meledek.
"Huuhh" dengus Jihan sambil ber sedekap dada mengalihkan pandangannya.
"Kok kamu makin pendek aja sih dek" ujar Banu menahan tawa.
Jihan melihat kearah kakaknya tak suka, itu tadi mengejek atau apa. Memang menyebalkan kakaknya yang satu ini, kakak cowok satu-satunya dan yang tertua tapi kelakuan kayak bocah. batin Jihan sambil terus memperhatikan Banu tidak suka.
"Kenapa marah? " tanya Banu saat diperhatikan seperti itu oleh adiknya.
Jihan hanya mlengos, malas menanggapi kakaknya yang selalu meledek dirinya.
"Cewek kok gampang marah, cepat tua. Pantes ya cewek-cewek cepat banget tuanya gampang marah sih" canda Banu memperhatikan adiknya yang mengalihkan wajah darinya.
"Udah gak usah marah, itu kakak bawain oleh-oleh dari Palembang " ujar Banu lagi karena perkataannya tadi tidak mempengaruhi Jihan sama sekali.
Mendengar yang namanya oleh-oleh tentu saja membuat Jihan menatap Banu antusias, siapa sih yang tidak suka oleh-oleh. Pasti semua orang mengharapkannya. Jihan langsung berlari ke Meja makan pasti oleh-oleh nya ditaruh disitu pikirnya.
°°°°°
Galbara sedang berada dirumahnya, lebih tepatnya di kamarnya mengangkat koper ke kasur dan membuka koper itu yang berisi baju-bajunya yang seminggu lalu ia bawa ke Palembang untuk menghadiri acara yang diadakan Gubernur Sumatera Selatan yang bertempat di ibu kotanya Palembang. Bukan hanya dirinya yang ke sana tetapi semua yang ada di batalyon dimana ia bertugas. Tidak semuanya juga hanya para perwiranya saja dan beberapa dibawahnya. Ia ke sana harus menemani komandannya yang tak lain juga seniornya dulu di Akmil. Galbara seorang tentara berpangkat Letnan dua, dan komandannya itu sudah seorang kapten. Jarak mereka hanya terpaut satu tahun tetapi karena komandannya begitu pintar ketika SMA dulu membuatnya cepat lulus dan mendaftar Akmil.
Bara nama yang panggilannya, membuka koper miliknya yang sudah berada di atas tempat tidur. Koper yang berisi kebanyakan baju dinas yang tersusun rapi dan sebagian baju biasa untuk ia gunakan ketika tidak berdinas. Perlahan Galbara mulai mengeluarkan satu-satu bajunya, baru mengeluarkan beberapa baju kegiatan nya sudah tertahan. Ada yang kurang disini pikirnya,.Bara segera membuka lemarinya yang sebelah mengambil gantungan baju di lemari itu. Kembali lagi melanjutkan kegiatannya, ya yang kurang adalah gantungan baju.
Gantungan baju begitu penting dan harus tersedia, itu untuk menggantung beberapa baju Dinasnya agar tidak kusut. Serta agar memudahkannya untuk diseterika dan disimpan. Menurutnya selain kusut, baju dinas kalau dilipat maka sangat susah sangat ribet tak berbentuk pulang. Kenapa Bara memikirkan hal seperti itu, jelas dia sendiri yang menyeterika bajunya, ia tidak mau merepotkan Mamanya atau asisten rumah tangganya akan keperluannya sendiri selagi dia bisa melakukannya kenapa tidak. Dia sudah terbiasa mandiri semenjak ia masuk Akmil yang harus dituntut bisa semuanya, jiwa seorang prajurit juga bukanlah jiwa yang mengandalkan yang lain.
Kalau memiliki jiwa seperti itu sebaiknya tidak usah saja menjadi tentara di rumah saja. Kalau mengandalkan orang lain, misalkan di hutang kau sendiri terus mengandalkan bantuan orang lain, apa ya bisa hidup kalau tidak berbuat sendiri. Biasakan diri jangan terlalu bergantung pada manusia cukup menggantungkannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
………………
Bara telah selesai dengan kegiatannya memasukan baju kedalam lemari. Kini dia turun kebawah untuk menemui keluarganya yang beberapa bulan tidak ia temui. Benar Bara tidak bertemu dengan orang tua atau adiknya sudah sekitar 8 bulanan. Kemarin sebelum dia ke Palembang sebenarnya ia akan cuti. Namun ada tugas itu ia harus merelakan cutinya untuk dilakukan lain waktu karena tugasnya lebih penting dari keluarga. Bukan nya tidak sayang dan rindu dengan keluarganya sendiri. Namun dirinya hidup dan matinya sudah terikat akan tugas dan tanggung jawab untuk negara. Dirinya bukanlah milik keluarganya seorang melainkan, milik negara. Sumpah setia sidah ia ikrar kan ketika dulu dilantik menjadi seorang tentara di sekolahnya dulu Akmil Magelang.
"Hai Ma, Pa dek Caca" sapa Galbara ketika sudah sampai dimeja makan di rumahnya. Galbara hanyalah dua bersaudara, ia memiliki seorang adik perempuan yang masih duduk di Sekolah Menengah Pertama. Ia begitu menyayangi adiknya tersebut. Bara mencium kening adiknya lalu seperti kakak pada adiknya ia mengacak-acak rambut adiknya gemas.
"Iih, Mas Bara. Rambutku jadi berantakan" Keluh Caca sambil membenarkan rambutnya.
"Hai juga Bara, gimana kabarmu selama ini, sehat-sehat saja kan" Tanya Papanya Bara.
"Iya Allhamdulilah sehat Pa" jawab Bara lalu menarik kursi disebelah adiknya dan mendudukkan pantatnya disitu.
"Allhamdulillah kalau sehat" Sahut mamanya Bara sambil menaruh nasi di piring Bara.
"Kabar Mama sama Papa sendiri bagaimana sehat juga kan? " tanya Bara balik menanyakan kabar kedua orang tanya.
"Alhamdulillah kita sehat-sehat saja" Sahut Pramono dan Lidya bersamaan menjawab pertanyaan putra mereka.
"ayo kita makan dulu, ngobrolnya nanti saja setelah makan" usul Nyonya Lidya.
"Ya sudah ayo makan dulu, baru mengobrol" Pramono mengiyakan usulan sang istri lalu mulai menyantap makanan didepannya. Bara juga mulai menyendok kan sesendok nasi dengan sayur yang telah diambilkan oleh mamanya tadi. Seperti biasa momen seperti ini yang begitu dirindukan Galbara. Momen berkumpul bersama keluarga, sehingga membuatnya jarang sekali menyia-nyiakan waktu bersama keluarganya. Baginya waktu begitu berharga sehingga jangan sampai melewatkan waktu itu terutama jangan sampai melewatkan waktu bersama keluarga.
°°°
T. B. C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 382 Episodes
Comments
kanjengprewty_
Mohon bebas pelakor
2021-10-01
3
Erma Wahyuni
baru mampir thor🙏
2021-09-18
0
Gia Gigin
Sepertinya Galbara komandannya Kakaknya Jihan
2021-06-12
0