Pukul 7.30 pagi Bara sudah selesai jaga malam kini saatnya ia kembali ke rumah dinas. Baru setelah itu ia harus apel pagi lagi, sungguh hal yang melelahkan untuk orang awam tetapi untuk para prajurit itu sudah hal biasa yang mereka lakukan setiap pagi. Jadi bukanlah suatu beban yang memberatkan diri untuk dilakukan.
Bara melihat rumahnya yang masih menyala benderang dan pintu rumah yang masih tertutup rapat.
"Apa Jihan masih tidur?" ucapnya pada diri sendiri.
Dia menaiki tangga-tangga kecil di rumah dinas, lalu membuka pintu yang memang tidak terkunci.
"Assalamualaikum" ucapnya saat membuka pintu rumah, dia langsung melihat kearah sofa benar saja Jihan belum bangun dafi tidurnya. Gadis itu masih terlelap dengan mulut menganga, membuat Bara tersenyum melihat itu tetapi senyumnya langsung redup seketika dan kembali ke wajah lempengnya berjalan masuk kedalam.
"Dek, Jihan.." panggilnya didepan Jihan tidur.
"Hemmm" Jihan hanya ber dehem sambil menggerakkan badannya membelakangi Bara.
"Bangun Dek udah siang,.." Bara masih berusaha membangunkan Jihan agar bangun.
"Han, Jihan" Bara memberanikan diri memegang bahu Jihan yang sedang membelakanginya. Di menggoyang bahu itu pelan agar Jihan segera bangun.
"Eh, Eh gempa-gempa" ucap Jihan tiba-tiba karena dia merasakan tubuhnya bergoyang. Matanya langsung terbuka dan segera membalikkan tubuhnya, karena kaget badannya bergoyang tadi sontak Jihan langsung berdiri terburu-buru tanpa disangka Bara yang masih didepan Jihan tertabrak oleh Jihan yang tiba-tiba berdiri.
"Arkhh" rintih Jihan dan Bara kesakitan. Jihan menyundul dagu Bara sehingga menimbulkan sakit di keduanya.
"Ih sakit," Jihan mengaduh sambil melihat Bara yang juga kesakitan memegangi dagunya.
"Mas, Mas Bara ada gempa ya mas, ayo mas keluar mas" Jihan menarik-narik lengan Bara yang bebas.
"Nggak ada gempa Jihan" Bara melepaskan tangannya dari Jihan.
"Ada mas, tadi aku ngerasain" kukuh Jihan yang masih berusaha menarik-narik Bara mengajaknya keluar.
"Itu bukan gempa, itu saya yang berusaha bangunin kamu" Jihan langsung diam, mencerna apa yang dikatakan Bara.
"Serius mas?" lanjutnya lagi masih tidak yakin.
"Sana kamu mandi Nanti kalau Bang Banu dateng kamu bisa dimarahi" Bara tidak menanggapi ketidakyakinan Jihan ia malah menyuruh gadis itu untuk segera mandi keburu Banu datang. Soalnya kalau Banu datang dan Jihan belum mandi pasti gadis itu akan kenal omel oleh kakaknya, soalnya waktu itu Bara pernah melihat Jihan diomeli habis-habisan oleh Banu.
………………
Bara sekarang sudah rapi lagi, ia sudah mengenakan seragam PDL untuk melaksanakan apel pagi. Sebelum apel dimulai, yang memang dilakukan didepan rumahnya ia mendudukkan dulu dirinya di kursi yang berada di luar rumah sembari menunggu rekan-rekannya yang lain. Sementara Jihan masih mandi didalam sehingga itu pulalah yang menjadi alasan buat Bara untuk tidak berada di dalam rumah, tidak enak karena ada sorang perempuan yang sehabis mandi.
Bara memandang ke sekeliling saat mendengar suara-suara rekannya yang mulai berjalan mendekat kearahnya. Ada Ridho, Fathur, Dika, Rosyid, serta Ilham dan beberapa tentara lain yang memang harus melakukan apel di pagi hari ini. Sekitar ada lima belas orang yang saat ini melakukan apel pagi,.Semuanya sudah datang dan sudah berbaris sesuai posisi mereka. Bara segera berdiri dari duduknya dan berdiri didepan mereka semua.
"Pagi Semua" ucap Bara dengan Lantang.
"Pagi, Pagi, Pagi komandan" seru mereka semua dengan serempak.
"Untuk mengawali pagi kita ini, kita berdoa dulu sesuai kepercayaan masing-masing. Berdoa dimulai" Semua menundukkan kepala berdoa sebagai rasa syukur mereka, dan sebagai awal untuk memulai sebuah hari.
°°°°°
Apel pagi telah selesai sebagian dari mereka sudah bubar masing-masing melaksanakan tugas mereka dan sebagiannya masih berada didepan rumah Bara mereka duduk-duduk di jalanan depan rumah, ada juga yang duduk di tangga kecil rumah Bara. Mereka saling mengobrol dan berbincang satu sama lain, Namun obrolan mereka harus terhenti saat mendengar bukaan pintu rumah Bara,
Ada seorang gadis yang keluar dari rumah Bara dengan menggendong tas serta memakai celana dasar berwarna hitam dan sebuah jaket yang hijau yang terpakai ditubuhnya.
Semua orang menoleh kearah Jihan yang baru saja keluar. Begitu juga Bara yang merasa penasaran kenapa Jihan membawa tasnya.
Jihan yang tidak tahu jika di depan rumah Bara banyak orang langsung terkejut melihatnya.
"Eh,eh kok banyak orang ganteng-ganteng" celetuk Jihan sambil merapatkan dirinya ke pintu karena terkejut.
"Widihh, ada cewek nih di rumah Bang Bara" ucap Rosyid melihat Jihan yang baru saja keluar dari rumah Bara. Penampilan Jihan kali ini tidak terlihat seperti anak-anak sehingga mereka pasti tahu bahwa umur Jihan bukanlah umur anak-anak.
Bara langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri Jihan yang masih berada didepan pintu melihat semua orang-orang yang kini tengah menatapnya.
"Mau kemana dek" ucap Jihan saat sudah berada didekat Jihan.
"Cie, Cie bang Bara. Pacarnya ternyata disini to" goda Rosyid pada Bara yang berdiri didekat Jihan.
"Hehehe kok tahu aja sih bang ganteng, kalau saya pacarnya bang Bara" ucap Jihan asal sehingga mata Bara terbuka lebar menatap Jihan.
Dan Gara-gara ucapan Jihan itu mendapatkan tepuk riuh dari rekan-rekan Bara.
"Suit, suit mantap ah bang,. Ditemuin pacar" goda Dika sambil bersiul-siul sementara yang lain bertepuk sorai.
Fathur dan Ridho hanya diam saja, mereka berdua seperti ingin berbicara tetapi bagaimana memulai. Ingin memberitahu rekannya yang lain kalau itu adik dari Wadanyon mereka.
"Wiih, kenapa ini rame-reme sorak Sorai nya sampai kedengeran dari depan batalyon" Itu suara Banu yang baru datang berjalan mendekati mereka yang duduk-duduk di jalanan rumah Bara. Ia masih memperhatikan para bawahannya yang tampak senang sekali sehingga ia tidak menyadari adiknya ada disitu juga.
"Mas Banu" teriak Jihan langsung menyingkirkan Bara agar sedikit bergeser. Karena ia mau lewat menghampiri kakaknya.
"Loh kok kamu ada disini dek, ngapain" kaget Banu saat memperhatikan adiknya yang berlari kearahnya.
Tentara yang lain melihat dengan penasaran, sebenarnya siapa perempuan itu. Kok bisa mengenal wadanyon mereka serta mengenal Komandan kompi juga.
"Kangen.." ucap Jihan manja sambil hendak memeluk Banu.
Tetapi bukannya mendapat pelukan Jihan malah mendapat tempelengan dari kakaknya.
"Ngapain disini?" Banu mendorong dahi adiknya dengan tangannya. Sehingga Jihan sedikit terdorong.
"Sakit bego" kesal Jihan menatap Kakaknya.
"Ngomong apa?" tegas Banu, Jihan langsung memukul-mukul mulutnya sendiri karena telah berkata seperti itu. Kata bego kan termasuk kedalam kamus larangan Banu.
"Coba tadi ngomong apa? mas mau denger ulangi"
"Nggak," Jihan geleng-geleng kepala.
Banu langsung menjewer telinga Jihan. Tetapi belum kena Jihan sudah terlebih dahulu berlari bersembunyi dibelakang Bara.
"Mas, Mas Bara tolong Jihan mas. Ada orang gila ngamuk" lirih Jihan dibelakang Bara.
Interaksi mereka bertiga tentu saja mendapat perhatian dari rekan-rekan tentara yang lain. Mereka merasa penasaran sebenarnya ada hubungan apa Wadanyon serta Danki dengan perempuan mungil yang baru keluar dari rumah Dinas Danki mereka.
°°°
T.B.C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 382 Episodes
Comments
Erma Wahyuni
aduh jihan bikin gemas aja🤭😂
2021-09-18
0
Gia Gigin
Jihan benar "tengil🤦♀️
2021-06-12
0
Mila Adzkia
Jihan topmarkotop y....😂😂😂
2021-04-30
0