Jihan berlari terburu-buru keluar rumah sambil menggendong tas ransel yang ada di punggungnya. Diluar rumah sebuah taksi online sedang menunggu Jihan. Benar Jihan akan menggunakan taksi online untu pergi ke bogor ke tempat dinas sang kakak. Karena Jihan belum bisa menyetir mobil sendiri jadi dia terpaksa deh harus naik taksi online, padahal dirumahnya ada mobil nganggur.
Jihan segera berjalan masuk kedalam mobil,
"Sesuai tujuan ya pak" ucap Jihan kepada supir taksi online tersebut.
Supir itu mengangguk menanggapi Jihan lalu menyalakan mobilnya pergi meninggalkan halaman rumah Jihan yang terlihat sepi.
Cuaca hari ini sungguh mendukung sekali, sinar matahari bersinar dengan terangnya di pagi hari menjelang siang. Sungguh mendukung dirinya sekali..
Didalam mobil Jihan senyum-senyum sendiri membayangkan ia akan bertemu dengan Bara. Sungguh menakjubkan takdir begitu berpihak sekali padanya, ia begitu menginginkan sesosok seperti Bara eh ternyata itu teman kakaknya sendiri sungguh luar biasa bagi Jihan.
Saat sedang senyum-senyum sendiri ponsel Jihan berdering tertera nama Bunda di sana.
"Halo dek, kamu dimana?" tanya Rossa dari seberang sana.
"Aku di dalem mobil bun" jujur Jihan.
"Di dalem mobil? mobil siapa? mau kemana kamu?"
"Taksi online bun, mau ke tempat Mas Banu "
"Yaallah, ngapain kamu mau ke sana" Diseberang sana Rossa tampak terkejut mendengar jawaban Jihan.
"Hehehe, jangan syok begitu bun, ya mau liburan lah" tawa Jihan, ia malah cekikikan sendiri mendengar nada syok ibunya.
"Kamu sudah bilang sama mas mu kalau mau ke sana?"
"Hehehe belum" Jihan meringis.
"Astaga Jihan, kalau mas mu lagi gak ada di batalyon kamu gimana" Rossa tampak kelabakan sendiri dengan ulah anaknya yang satu ini.
" ada mas ganteng kan bun di sana" ucap Jihan jujur.
"Mas ganteng siapa lagi Jihan, pulang gak usah ke sana" Pinta Rossa menyuruh anaknya untuk pulang saja.
"Mas ganteng tuh mas Bara bun, pokoknya aku nggak mau pulang aku mau refreshing" Ucap Jihan ngotot.
"Udah dulu ya bun, nanti kalau udah sampai aku kabari lagi" Lanjut Jihan langsung mematikan ponselnya takut ibunya akan berteriak histeris. Itu sungguh hal yang dia hindari.
………………
Diseberang sana Rossa bergedumel sendiri karena panggilannya langsung dimatikan sepihak saja oleh putrinya.
Pandu yang melihat itu langsung menghampiri istrinya yang sedang kasah kusuh sendiri.
"Kamu ada apa sih, kok kayaknya kesel banget?" tanya Pandu yang sudah berada di samping istrinya saat ini.
"Anak kamu nih yah, lah aku belum selesai ngomong sama dia sudah dimatikan duluan" adu Rossa pada Pandu.
"Ya ngomongnya nanti aja sama anaknya kalau pulang" ucap Pandu santai berusaha membuat istrinya tenang.
"Dia gak pulang nanti" kesal Rossa.
"Gak pulang, memang kemana?" kaget Pandu
"Dia nyusul Banu ke bogor katanya dia mau menginap di rumah dinas Banu buat refreshing" Rossa masih sedikit kesal.
"Astaga Jihan" keluh Pandu sambil memegang kepalanya.
"Nah pusing sendiri kan sekarang" Ledek Rossa melihat suaminya.
"Sumpah Yah, Jihan itu versi ceweknya kamu. Kok persis banget sama kamu" lanjut Rossa melihat Suaminya. Jihan memang kelakuannya persis seperti masa muda Pandu dulu, yang terlalu genit dengan wanita dan susah sekali dulu diatur oleh kedua orang tuanya. Sekarang semua itu menurun pada Jihan, memang benar ya buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.
Rossa lalu berjalan pergi meninggalkan Pandu yang merasa pusing sendiri dengan putri kesayangannya itu. Putri bin ajaibnya, padahal anak keduanya Fira tidak sama seperti Jihan. Fira lebih kalem dan lembut sedangkan Jihan, ah rasanya.
Panduk menepuk-nepuk Jidatnya sendiri.
°°°°°
Setelah menempuh perjalanan dua jam akhirnya Jihan sampai juga didepan Batalyon Garuda. Saat ini sudah siang hari malah sudah habis Zuhur, karena Jihan tadi berangkat dari rumah sudah jam sembilan ditambah ia harus terjebak macet juga. Sehingga membuatnya sedikit kesiangan
"Sudah sampai mbak" ucap Supir taksi online pada Jihan.
"Iya Pak terimakasih" balas Jihan dan langsung turun dari mobil. Karena tadi dia sudah membayarnya terlebih dahulu.
Jihan menatap gapura besar itu yang bertuliskan Batalyon Garuda, pintu penghalang menutupi gapura itu. Untuk masuk kedalam harus lapor terlebih dahulu agar dibukakan pintunya oleh penjaga pos didepan.
Jihan berjalan mendekat kearah pos jaga, di sana ada tiga orang yang berada di pos itu.
"Ada yang bisa saya bantu dek?" ucap Salah satu dari bapak-bapak berseragam tentara itu.
Kedua tentara yang lain hanya melihat Jihan mengamati rekan mereka yang sedang berbicara pada Jihan.
"Saya mau ketemu mas Banu pak tentara" ucap Jihan menaruh tangannya di pembatas pos jaga.
"Mas Banu?Maksud kamu Kapten inf Banu Mahendra Hutomo?" tanya bapak tentara itu memastikan.
"Ya benar, itu kakak saya" ucap Jihan antusias.
"Se..."
"Abang-abang aku bawakan bakso" teriak Fathur yang membawa nampan berisi empat mangkok bakso. Sehingga itu memotong ucapan pak tentara tadi.
"Siapa anak ini bang? anak abang ya?" tanya Fathur kepada ketiga rekannya.
"Hei, siapa yang kamu bilang anak?aku sudah dewasa ya" protes Jihan menatap Fathur tidak suka tak lupa juga kedua tangannya ia taruh di pinggang. Seakan menantang Fathur.
"Eh, eh nyolot" Fathur terkejut mendengar sentakan Jihan.
"Adek ini bilang dia kesini mau ketemu Wadanyon, dia adiknya" ucap Rekan Fathur.
Fathur langsung memperhatikan Jihan dari kepala sampai kaki. Kalau dilihat-lihat memang agak mirip sih, tapi masa iya didepannya ini adik seniornya.
"Kenapa lihat-lihat naksir ya" ketus Jihan.
"Ye Geer amat lu"
"Kamu serius adik nya Bang Banu, tapi kok pendek ya?Bang Banu loh tinggi " ucap Bara tak yakin dengan orang didepannya.
"Serius aku adiknya, kalau nggak percaya panggilin aja orangnya" Jihan terlihat kesal karena dirinya sudah lelah saat ini.
"Bang Banu lagi keluar sama Danyon, gimana mau panggilin" ucap Fathur.
"Udah ah, aku masuk aja" Jihan langsung berjalan nyelonong masuk menunduk dibawah pembatas yang ada ditengah-tengah jalan.
"Eh, Eh tuh anak nekat masuk" Fathur berbalik melihat Jihan yang sudah masuk kedalam.
"Bang gimana ini bang, kalau dia bukan adiknya wadanyon terus orang lain. Gimana nasib kita" cemas Fathur melihat ketiga rekannya dan sesekali melihat Jihan yang berjalan santai masuk kedalam Batalyon.
"Ayok kejar tur kejar" ajak Salah satu Tentara bertubuh kurus.
Fathur dan Tentara itu segera berlari mengejar Jihan yang sudah agak jauh darinya.
"Hei adek, tunggu dek" panggil mereka pada Jihan. Jihan yang melihat itu bukanya berhenti ia malah semakin berlari masuk ke dalam Batalyon.
"Dek, tunggu..Kamu tidak boleh masuk kesini sembarangan" teriak Fathur sambil berlari mengejar Jihan.
Jihan terus berlari menghindar dari kejaran Fathur dan tentara satunya.
Sangking begitu was-was nya ia sehingga tidak fokus dengan jalan didepannya.
Terjadilah tubrukan dirinya dengan seorang yang tinggi tegap yang juga berjalan berlawanan arah dengannya.
Tentu saja Jihan langsung terpanting karena tubuh mereka yang tidak sepadan, tubuh kecil Jihan langsung mental saat menabrak tubuh tegap Pria itu. Tetapi sebelum Jihan terjatuh ketanah dengan sigap Pria itu langsung menangkap Jihan menahan perempuan tersebut dengan lengan kokohnya.
Jihan yang tadinya kaget kini tersenyum senang melihat orang yang telah menangkapnya.
"Mas Bara.." senyumnya melihat Bara.
°°°
T.B.C
Jangan Lupa Tinggalkan Jejak
Like, Komen, Dan Vote
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 382 Episodes
Comments
🦋𝖀𝖓𝖓𝖎𝖊 𝕰𝖛𝖎🍀
🤣🤣🤣
2022-10-07
0
cicik
ambyaaar daah adek pak kapten🤣🤣🤣
2022-03-14
0
Ani Kardianingsih
haha, malu maluin aja jihan 😂😂😂
2022-02-23
0