Banyak sekali tugas yang harus Jihan kerjakan saat ini. Tugas sekolah yang begitu menumpuk serta tugas rumah yang harus ia kerjakan. Yang dimaksud tugas rumah bukan pr ya tetapi pekerjaan beberes yang nanti harus ia kerjakan. Karena saat ini rumahnya tidak ada orang.
Ayah bundanya sedang kondangan, Mbok Rah art dirumahnya sedang cuti karena anaknya yang menikah sehingga harus pulang kampung untuk sementara. Jadi Jihan saat ini hanya di rumah sendiri dan tadi dia juga bundanya telah berpesan menyuruh Jihan untuk membersihkan rumah.
"Yaelah, begini amat ya jadi anak bungsu. Sepi sendiri di rumah" keluh Jihan sambil berjalan mengambil sapu dari dapur. Dia harus menyapu rumahnya yang besar ini, bayangkan sungguh melelahkan coba.
"Bosen banget lagi, kenapa gue harus libur hari ini. Gara-gara tuh kepala sekolah kena kasus jadi gue di liburin begini" dumel Jihan sambil menyapu secara perlahan. Memang benar sekolah Jihan hari ini memang libur karena kepala sekolahnya tersandung kasus korupsi sehingga pihak penyidik harus mengosongkan sekolah itu untu sementara. Alhasil Jihan harus libur dan hanya berdiam diri saja di rumah saat ini. Sungguh sangat membosankan, apa yang harus ia lakukan sekarang.
"Gue mau ngapain ya selesai berberes" ucap Jihan bingung.
Jihan terdiam lalu kedua jarinya menjentikkan ke Udara dan seakan ada lampu di kepala nya yang menyala. Terbersit sebuah ide yang langsung membuatnya tersenyum senang.
"Gue ada ide, gue ada ide" gembira Jihan sambil dirinya berdansa-dansa riang dengan sapu. Memang kocak Jihan ini, masa sapu diajak dansa.
Dengan buru-buru sekali Jihan menaruh sapu itu kembali pada tempatnya dengan terburu-buru ia mengambil ponselnya yang ada di meja makan.
"Halo Wir," ucap Jihan mendekatkan Ponselnya semakin dekat kearah telinganya saat sambungan disebelah sana sudah terangkat.
"Halo han, kenapa?" Tanya Wirda diseberang sana.
"Lo mau ikut gue ke Bogor nggak?" Jihan mengajak Wirda pergi ke Bogor bersamanya. Entah kenapa Jihan pergi ke Bogor.
"Ngapain lo ke Bogor?"
"Ke asrama tempat dinas kakak gue"
"Waduh, gue gak bisa han. Gue sibuk"
"Yah, yaudah deh.." Jihan tampak kecewa dengan itu.
"Maaf ya!"
"Iya nggak pa-pa. Kalau gitu gue tutup ya" ucap Jihan lalu segera mematikan ponselnya kecewa.
"Ah gue sendiri aja ke sana" ucap Jihan pada akhirnya. Dirinya memang mantap untuk pergi ketempat dimana kakaknya berdinas. Tujuannya ke sana tentu saja untuk menemui Galbara Adi Prawira sang penakluk hatinya saat ini. Yah walaupun sekarang dia hanya mencintai pria itu seorang diri. Eh mencintai, tapi tauk lah entah ini mencintai atau apa yang penting hati Jihan begitu berbunga dengan melihat Bara saja.
Jihan kalau sudah bertekad maka dia tidak akan melupakannya begitu saja. Dia harus mewujudkan keinginannya tersebut pergi menemui Bara.
Padahal baru sehari dia tidak bertemu Bara, kalau tahu hari ini sekolahnya libur ia pasti dari kemarin ijin saja agar kemarin bisa ikut langsung bersama Bara dan kakaknya.
Tapi ya sudahlah itu sudah kemarin, yang penting saat ini dirinya akan pergi ke sana.
Jihan sudah selesai ber beres rumah dan dia langsung bergegas mandi, berlari menuju kamarnya dan langsung menyambar handuk masuk kedalam kamar mandi.
Butuh waktu dua puluh menit untuk Jihan selesai mandi, dia keluar kamar mandi dengan rambut yang tergulung handuk. Dia habis keramas agar kepalanya terasa segar.
°°°°°
Bara sedang berada di rumah dinasnya saat ini, dia tidak sendiri melainkan ada Banu juga yang sedang berkunjung ke rumah dinasnya itu. Bukan hanya mereka berdua saja yang disitu tetapi juga ada yang lain yang kebetulan juga tidak sedang dinas pagi, mereka semua yang berdinas malam. Di sana ada Dika, Rosyid serta Banu sedang duduk-duduk saja diruang depan rumah Bara.
"Bang Banu denger-denger mau ada mutasi yang di batalyon kita, perputaran prajurit gitu" Rosyid yang duduk sambil menyesap kopinya bertanya penasaran.
"Hehehe, kurang tahu saya" ucap Banu.
"Oh, saya kira Bang Banu tahu kalau mau ada mutasi, kan bang Banu Wadanyon nya" Rosyid tampak kecewa karena tidak mendapat jawaban.
"Bang Rosyid nih aneh, ya kali Bang Banu mau ngasih tahu itukan rahasia bang yang tahu ya hanya Pimpinan-pimpinan Batalyon. Dan bang Banu salah satunya, tentu saja tidak boleh dikasih tahu." celetuk Dika
"Bener nggak bang," ucap Dika lagi sambil menatap Banu.
"Itu tahu," senyum Banu.
"Jadi abang tahu ya, tapi nggak mau ngasih tahu" ucap Rosyid.
"Kalau di antara kita yang dimutasi, dan kalau bisa milih mau milih kemana aja nih" ucap Dika bertanya kepada senior-seniornya.
"Bang Bara dulu deh yang jawab, daripada sedari tadi diem aja" celetuk Dika. Memang diantara para Junior yang paling berani dan bersikap biasa dengan senior hanya Dika saja lainya takut-takut.
"Saya nggak bakal milih, karena jiwa raga kita sudah milik negara. Biar negara yang memutuskan saya akan berdinas dimana" Ucap Bara mantap.
"Aduhai, abang ku ini paling jos soal mengabdi samo negara" takjub Dika sambil mengacungkan kedua jempol tangannya.
"Ya memang bener kata Bara, kita seharusnya tidak memilih mau ditempatkan dimana." Banu membenarkan apa yang dikatakan Bara barusan.
"Komandan kompi kita kayaknya udah mirip banget sama Wadanyon ya, cuman bedanya Wadanyon orangnya gokil terbuka. Kalau komandan kompi kita orangnya pendiam misterius" Rosyid memperhatikan Bara yang tersenyum kecil mendengar ucapannya.
"Bisa aja kamu syid" ucap Banu sambil menepuk-nepuk pelan punggung Rosyid.
"Bang Banu gak pa-pa nih gabung-gabung sama kita yang jelas anak buahnya. Gak dimarah Danyon bang" ucap Rosyid lagi, karena selama dia bertugas di batalyon garuda ini, ia selalu berkumpul bersama Wadanyon nya. Padahal saat dia bertugas di tempat lain dulu jarang sekali yang namanya perwira berkumpul dengan para bintara dan tamtama. Tetapi disini terlihat semua orang bergaul satu sama lain tanpa ada jarak antara mereka.
Bahkan dirinya yang termasuk anggota baru disini diterima begitu baik
"Nggaklah, kita loh sama-sama manusia. Pangkat dan jabatan ini tuh hanya plusnya saja, aslinya kita tuh sama-sama orang biasa tidak ada pembeda diantara sesama" ucap Banu bijak.
"Iya, disini kita tuh sama tidak ada yang membedakannya. Jadi kalau pengen bergaul-ber gaulah" sahut Bara yang juga mendengarkan.
"Mantep deh saya kenal kalian" Rosyid tampak berkaca-kaca mendengar kata-kata bijak para seniornya di sini.
"Yah bang Rosyid lebay, matanya berkaca-kaca" celetuk Dika sambil memperhatikan Rosyid yang menurutnya sungguh lebay. Sontak saja Dika langsung mendapat pukulan di kepala, pukulan yang diberikan oleh Rosyid.
Bara dan Banu hanya tersenyum melihat kedua orang itu yang saling pukul manja. Walaupun Dika masih muda diantara mereka tetapi Dika tidak takut, ia balik-balik meledek Rosyid.
°°°
T.B.C
Jangan Lupa tinggalkan Jejak
Like, komen, dan Vote.
Terimakasih🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 382 Episodes
Comments
Erma Wahyuni
apa ya reaksi banu dan bara melihat kedatangan jihan😂
2021-09-18
0
Gia Gigin
Thor pinisirin dgn visualnya🤔
2021-06-12
0
Boru Sitorus Boltok
visual Thor
2021-05-25
3