Jihan hari ini bangun kesiangan, tapi untung saja dia libur sekolah jadi tidak takut terlambat. Dengan masih mengantuk sambil terus menguap Jihan turun dari kamarnya menuju lantai bawah lebih tepatnya ruang tengah dirumahnya.
Sekarang sudah jam delapan, waktu yang cukup siang bagi anak gadis untuk bangun tidur. Untung kedua orang tua Jihan begitu pengertian saat Jihan libur sekolah. Tapi kadang-kadang Ayahnya juga marah sih kalau dia bangun kesiangan. Tapi entah hari ini kok tidak marah-marah,
"Ah sudahlah, mungkin Ayah bosan marah-marah sama aku terus" ujar Jihan santai.
Dengan masih mengenakan baju tidur Jihan berjalan menuju dapur sambil terus menguap, sesekali ia menutup mulut tapi sesekali juga dia tidak menutup mulutnya membiarkan saja mulutnya menguap.
"Woy, anak cewek nguap gak ditutup" celetuk Banu yang ternyata duduk dimeja makan. Dia tidak sendiri melainkan bersama temannya.
Jihan yang mendengar itu langsung menatap kearah kakaknya dan betapa terkejutnya ia saat melihat bahwa kakaknya itu tidak sendiri. Melainkan bersama seseorang, dan mata Jihan semakin melebar saat ia ingat siapa yang bersama kakaknya itu.
"Waah malaikat tampan,." ujar Jihan begitu saja keluar dari mulutnya. Banu melihat ke sana-kemari.
"Terimakasih" sahut Banu sambil tersenyum.
"Apaan sih bukan situ ya, tapi itu yang didepan kakak" tunjuk Jihan pada Bara yang memang tadi duduk di depan Banu.
"Isshh, menyebalkan. Dan kamu begitu memalukan" runtuk Banu lalu memperhatikan adiknya dengan pandangan mengejek.
"Aku," tunjuk Jihan pada dirinya sendiri. Sambil memperhatikan tubuhnya dari atas kebawah.
"OMG,.." Teriak Jihan begitu saja saat melihat penampilannya yang acak-acakan. Rambut berantakan, ada sedikit iler di mulutnya, ada belek dimatanya dan apa ini bajunya, baju tidur yang begitu memalukan.
Sangking malunya Jihan langsung berlari begitu saja pergi meninggalkan ruang makan berlari keruang tengah lalu berlari menaiki tangga untuk kembali ke kamar nya. Menyembunyikan dirinya dari rasa malu, saat penampilannya ini dilihat pria tampan itu.
Sementara dimeja makan Banu tertawa ngakak melihat tingkah adiknya tadi yang langsung lari ngiprit saat melihat temanya.
"Dasar adek, sikapmu masih kaya dulu" batin Banu menertawakan adiknya.
"Adikmu bang,?" Tanya Bara yang juga tertawa melihat tingkah anak kecil tadi. Ya Bara masih mengira Jihan sebagai anak kecil karena tubuhnya yang pendek.
"Hahahah iya, lucu kan. Dia sudah kelas tiga SMA tapi kelakuan kaya bocah" Banu masih sambil tertawa menceritakan adiknya.
"Apa bang? adek abang udah kelas tiga SMA. Loh bukan SMP kelas 1 bang" Bara merasa terkejut mendengar perkataan Banu tentang adiknya. Ia kira adik Banu itu masih SMP.
"Whahaha, ngakak aku denger kamu ngira adek ku masih SMP. Wahh, kalau dia denger kena amuk kamu" tawa Banu, membahana mendengar ucapan Bara.
Bara hanya tersenyum kikuk mendengar tawa Banu, dia merasa tidak enak karena telah mengira adik seniornya itu sebagai anak kecil.
"Udah ketawa-ketawa aja gak usah ditahan. Aku gak marah kok" ujar Banu saat melihat Bara yang menahan untuk tidak tertawa.
Galbara menanggapinya dengan senyum kecil.
"Diminum Bar teh nya, sambil tuh dimakan cemilan dari nyokap gue. Gak usah bayangin adik gue yang memalukan tadi"
"Hehehe iya bang" Bara langsung meminum tehnya yang memang tadi sudah di bikinkan oleh ibu Bara sebelum pergi ke kondangan saudaranya.
………………
Sementara Jihan di kamarnya uring-uringan sendiri. Gara-gara penampilannya yang kacau dibawah tadi. Dia sekarang mengacak-acak rambutnya serta memukul-mukul kan bantal kecil di kepalanya seperti orang gila.
"Ahhh, bodoh-bodoh" runtuk Jihan terus-terusan.
"Eh tunggu, bu..bukannya pria tadi, pria yang waktu itu nolongin aku ya."
"Kok dia bisa ada disini?" ujar Jihan lagi dan lagi.
"Waah, gue sama dia berarti jodoh dong ketemu lagi. Gue harus nunjukin diri ke dia nih" Jihan langsung bangkit dari ranjang dan langsung menyambar handuk di gantungan dekat kamar mandi, langsung masuk kedalam kamar mandi. Ia harus bergegas mandi tampil mempesona bertemu Pria tampan bak malaikat yang turun dari khayangan itu.
°°°°°
Jihan terburu-buru turun tangga bergegas menuju dapur menemui kakaknya dan orang tampan itu lebih tepatnya menemui Bara.
Syukurlah kakaknya masih disitu bersama dengan Pria tampan.
"Wuiih, udah cantik aja nih neng" gurau Banu melihat adiknya yang dengan santai duduk disebelahnya. Jihan memang tidak tahu malu, dengan terang-terangan ia menatap Bara yang hanya tersenyum saja. Melihat gurauan Banu.
"Woi, matanya bisa dikondisikan nggak" Banu memukul kepala Jihan yang terus-terusan melihat Bara.
"Apaan sih kak, ganggu aja" Marah Jihan tidak suka. Jihan menatap kakaknya tajam.
"Kan gue bilang kita ketemu lagi, berarti kita jodoh" celetuk Jihan begitu saja pada Bara. Dan tentu saja membuat Bara tersedak teh, karena saat ini ia tengah menyeruput tehnya.
"Adekk,.." tegur Banu pada adiknya.
"Apaan sih Mas,." jawab Jihan bodo amat.
"Waah adikku mulai aneh nih, kadang manggil kak kadang manggil Mas"
"Kamu sehat nggak sih dek" Banu dengan refleks langsung memegang dahi adiknya.
"Ihh, sehat lah Mas. Memang mas Banu " sungut Jihan tidak terima sambil menepis tangan kakaknya.
"Bar, aku mohon maklum ya kalau di rumahku. Adikku memang miring" lirih Banu sambil menaruh berbisik pada Bara.
"hahaha, gak pa-pa bang buat hiburan" tawa Bara akhirnya pecah melihat adik kakak didepannya yang saling ledek dan saling dorong.
"Makin ganteng" celetuk Jihan. Sontak Bara yang mendengar itu langsung berhenti tertawa.
"Lah kok berhenti tertawanya" lagi Jihan kembali berbicara.
………………………………………
Gara-gara Jihan tadi kini Banu mengajak Bara ke pinggir kolam renang dan masih saja Jihan mengikuti,
"Anak ini, kalau lihat orang ganteng udah gak bisa yang namanya ngelupain" ujar Banu kesal melihat Jihan yang terus-terusan melihat kearah mereka. Padahal sekarang jarah mereka cukup jauh.
"Makasih ya bang udah ngajak saya cuti bareng abang" ujar Bara ber terimakasih pada Banu. Karena sudah mengajaknya serta memberikan dirinya izin untuk cuti. Ia benar-benar sudah rindu dengan keluarganya.
"yaelah kayak apa aja Bar, santai aja sama saya"
"Ya gimanapun saya bisa cuti ini juga berkat abang"
"Udah slow aja, gak usah kaya gitu" ujar Banu sambil memegang bahu Galbara.
"Loh, kemana anak itu" ujar Banu saat tidak melihat Jihan lagi di ayunan yang tadi diduduki gadis itu.
"Itu di sana bang" tunjuk Bara kearah Taman yang tidak jauh dari kolam renang. Dimana Jihan sedang menelpon seseorang. Entah apa yang dibicarakan gadis itu, tapi wajahnya terlihat begitu serius saat berbicara.
°°°
T.B.C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 382 Episodes
Comments
Erma Wahyuni
sependek apa ya jihan🤭😂😂
2021-09-18
0
Sinsin Nur Syifa Karimah
paling suka cerita anak SMA ceweknya rada rada bar bar 😆🤣
2021-07-02
4
Gia Gigin
Jihan tengil juga😆😆😆
2021-06-12
0