Saat ini sudah pukul 6.30 di rumah keluarga Jihan sudah terlihat ayahnya Pandu yang duduk santai di meja makan sambil sesekali membaca koran. Sementara Maya sibuk bolak-balik pantry dapur membawa makanan kemeja makan.
Makanan itu merupakan makanan masakan pembantu tetapi Maya juga ikut andil didalamnya. Ia tidak mau terlalu mengandalkan asisten rumah tangga. Kalau selagi ia bisa kenapa tidak ia sendiri yang memasak. Intinya seorang istri harus memasakkan makanan untuk suami agar suami tidak jajan diluar.
Suami akan bangga dengan istri yang bisa memasak untuknya, selama ini itulah menjadi Prinsip bagi Maya. Dia juga mengajari kedua putrinya Fira dan Jihan untuk memegang prinsip tersebut. Allhamdulilahnya Fira sudah menerapkannya dan tinggal Jihan yang entah bagaiman dia nanti kalau sudah menikah soalnya anak itu susah kalau di omongi.
Ngomong-ngomong putri bungsunya itu sedari tadi belum kelihatan batang hidungnya padahal saat ini hampir jam tujuh. Dia juga hari ini harus sekolah tapi kenapa belum kelihatan turun kemeja makan.
"Yah, Jihan mana?" Maya melihat meja makan yang masih kosong dan hanya ada suaminya disitu.
"Lah mana aku tahu, apa belum bangun anak itu?" Pandu malah balik bertanya pada istrinya.
"Itu anak pasti kesiangan, semalem susah banget diomongin. Buat matiin laptopnya"
Terdengar suara keras langkah kaki yang menuruni tangga terburu-buru. Siapa lagi itu kalau bukan Jihan yang berlarian kearah meja makan ikut bergabung bersama kedua orang tuanya.
"Bunda nih nggak bangunin aku loh" dengus Jihan memperhatikan mamanya kesal.
"Ngapain bangunin kamu, semalem dibilangin nggak percaya malah asik nonton" ucap Bunda Jihan tidak mau disalahkan.
"Kamu nonton drama korea lagi? Sampai jam berapa?" tuntut Pandu melihat anaknya dengan tegas.
Jihan langsung mengkerut mendengar nada bicara papanya yang seperti itu.
"Jawab.." ucap Pandu lagi dengan penuh tekanan.
"Jam 2," jawab Jihan takut-takut.
"Jam 2.., Kamu mau Laptop sama proyektor mu ayah sita"
"Bunda sih, ngomong depan ayah" protes Jihan pada bundanya yang telah duduk didepan Jihan saat ini.
"Lah kok nyalahin bunda, Bunda kan ya bilang apa adanya" Jujur Maya
"Gak usah salahin bunda kamu. Kalau sampai ayah denger lagi kamu begadang. Ayah bakal bener-bener sita laptop kamu ya" tegas Pandu. Itu semakin membuat Jihan cemberut.
"Ah udah ah, Jadi gak nafsu lagi buat makan" Jihan menaruh sendok nya yang masih bersih begitu saja. Untuk tadi dia belum menyendok makanan apapun sehingga piringnya masih kosong.
………………
Jihan lari-lari ke gerbang sekolah setelah turun dari mobil ayahnya di sana pak satpam sudah mulai menutup pintu gerbang sekolah. Jihan semakin cepat berlari ke gerbang dan masuk begitu saja sebelum gerbang sekolah benar-benar tertutup.
"Neng Jihan terlambat lagi?" tanya pak sodikin selaku satpam disekolah Jihan.
"Hehhe, iya pak. Makasih ya pak udah nutup gerbangnya pelan. Jadinya kan aku bisa masuk." ucap Jihan sambil nyengir
"Da da da, pak sodikin, aku masuk dulu ya" Jihan berjalan mundur sambil melambaikan tangan pada Sodikin.
"Neng Jihan neng Jihan" senyum Sodikin sambil memperhatikan Jihan yang berdada dada ria padanya. Sodikin memang terkenal dekat dengan murid-murid disekolah ini. Sehingga mereka semua akrab dengan Sodikin.
Sementara Pandu yang berada di luar gerbang sekolah lebih tepatnya diseberang jalan menggeleng-geleng kan kepalanya melihat tingkah laku putrinya tersebut.
°°°°°
Bara sedang membereskan barang-barangnya dari lemari kamar serta lemari di luar kamarnya. Ia harus membereskan itu semua karena ia tidak akan tinggal di rumah dinasnya ini. Bara dipindah tugaskan ke Jakarta, Keputusan pemindahan itu baru di umumkan semalam.
Waktu mereka disuruh kumpul di Aula, di sana mereka diberitahukan semua soal pemutasian beberapa Prajurit dari Batalyon Garuda diantara Prajurit-prajurit itu Bara termasuk kedalamnya.
Karena Kodim 0504 Jakarta Selatan sedang kekurangan prajurit yang berpangkat perwira pertama, untuk diketahui bahwa pergeseran tugas di jajaran TNI AD merupakan hal yang biasa dan tujuannya adalah meningkatkan kinerja organisasi. Dimana pindah jabatan atau tugas merupakan salah satu upaya pimpinan guna mengoptimalkan kualitas kerja, sehingga pejabat memperoleh pengalaman baru.
Di Kodim Jakarta Selatan nantinya Bara akan menjabat sebagai Komandan Unit Intel Kodim ( Danunit) Intel Kodim yang Bertugas mengumpulkan Data tepat, cepat dan aktual untuk selanjutnya menjadi bahan keterangan yang dapat dijadikan sebagai bahan laporan terhadap pimpinan.
Adapun tugas pokok nantinya yang akan dilakukan Bara sebagai Danunit Intel meliputi kegiatan intelijen keamanan, guna terselenggaranya deteksi dini (early detection) dan peringatan dini (early warning). Satuan unit intel Kodim, merupakan salah satu ujung tombak satuan di Makodim.
Itu sebuah hal yang benar-benar cukup berat untuk dilakukan tapi bagaimana lagi itu sudah tanggung jawab Bara sebagai AbdiNegara yang harus siap sedia menerima segala apapun tugas yang diberikan oleh komandan.
Bara kini telah selesai memasukkan semua barang-barangnya kedalam tas berwarna hijau dan juga kedalam tas ransel loreng miliknya. Tak lupa juga disitu ada koper-koper yang tentunya bukan berisi baju saja tetapi juga buku-buku bacaan Bara. Bara memang memiliki hobi membaca, selain buku bacaan ada juga buku-buku yang mencangkup tentang jabatannya dulu sebagai Danki.
Selesai membereskan barang-barangnya Bara segera berdiri dari jongkoknya. Memandang ke sekitar menelisik masih adakah barang yang tertinggal di sini.
Seketika saja Bara ingat ada sesuatu yang tertinggal di laci kamarnya. Dengan segera ia mengambil barang itu. Itu merupakan sebuah kotak berwarna merah yang berisi cincin.
Sesudah mengambil itu ia keluar dari kamarnya menutup pelan pintu kamarnya tersebut.
………………
Banu sedang berbincang dengan Bara lebih tepatnya di depan rumah Bara. Didepan rumah Bara bukan hanya ada Banu seorang tetapi juga ada Rosyid, Ridho, Dika, Fathur, Saleh, Yudha dan beberapa tentara lainnya yang ingin mengucapkan perpisahan kepada Danki mereka.
Rasa haru serta sedih seakan terasa dari dalam diri para prajurit muda yang ada disitu yang baru mengenal sosok Bara. Tapi rasa sedih cukuplah dirasa sementara karena mau bagaimana lagi Danki mereka sudah memiliki kewajiban lain ditempat lain juga.
Yang dipindah tugaskan tidak hanya Bara tetapi juga Dika, Fathur serta dua orang tentara lainnya. Totalnya ada lima tentara yang di pindah tugaskan. Dan semuanya bukan perwira saja tetapi juga ada Bintara, Tamtama serta Perwira. Dua Perwira, Satu Bintara dan dua tamtama Tamtama.
"Heh Dik, ditempat baru jangan asal ceplas ceplos" ucap Rosyid menasehati Dika.
"Iyaa abang sayang" balas Dika manja.
"Iih, jijik saya lihat kamu begitu Dik" Rosyid geli sendiri melihat Dika yang bertingkah kemayu.
"Awas kebablasan" celetuk Banu sambil tersenyum.
"Iih, amit-amit" Dika langsung bersikap normal-normal saja saat ini setelah mendengar ucapan dari Banu.
Semua yang di situ ikut tersenyum melihat tingkah Dika yang menurut mereka lucu.
Bara dan yang lainya yang di pindah tugaskan sedang menunggu jemputan mereka yang akan mengantarkannya ketempat dinas Baru.
"Bar,.." panggil Banu saat melihat Bara yang diam memandang kearah lain.
"Iya bang" Bara langsung menoleh melihat kearah Bara.
"Kamu kan Dinas di Jakarta sekarang, saya boleh minta tolong sama kamu nggak?" ucap Banu seperti tidak enak untuk mengatakannya.
"Boleh bang kenapa nggak, memang bang Banu minta tolong apa?"
"Tolong awasi Jihan ya,.." Bara yang mendengar itu diam. Mengawasi Jihan apa Banu serius.
"Kamu nggak usah nampak dihadapan dia, cukup kamu lihat aja dari jauh terus kamu lapor ke saya. Tapi saya minta tolong ke kamu lindungi dia juga ya. Kalau kamu keberatan lindungi dari jauh saja."
"Emm, iiya bang"
"Maaf ya saya ngerepotin kamu. Tapi kalau tidak begitu saya takut Jihan salah pergaulan, karena dia orangnya begitulah kamu tahu sendiri dia nggak kaya Fira yang pinter dalam bergaul. Makanya saya sering khawatir sama Jihan" jelas Banu mengungkapkan apa yang dia khawatirkan tentang Jihan selama ini.
"Siap bang, saya janji akan menolong serta melakukan apa yang abang suruh." Bara melakukan hormat pada Banu yang dengan cepat langsung menurunkan tangan Bara.
"Kamu apa-apaan sih Bar, ini kan bukan tugas resmi nggak usah pake hormat-hormat segala"
"Hehehe nggak pa-pa lah bang saya kan menghormati bang Banu sebagai motivator saya" ungkap Bara.
Tak Lama kemudian mobil jemputan datang menjemput mereka yang akan pindah tugas.
"Bang mobilnya sudah datang, aku pergi dulu ya"
"Siap Bar, Selamat Bertugas di tempat Baru. Lakukan yang terbaik, jangan pernah risau tuk mengambil serta memaknai sebuah resiko. Karena Resiko itu ibarat kunci yang digunakan untuk membuka sebuah pintu"
Bara tersenyum mendengar itu, selalu-selalu saja Banu selalu memberikannya sebuah semangat.
Bara melakukan hormat kepada Banu bukan Bara saja yang hormat tetapi mereka yang dipindah tugaskan juga melakukan hormat kepada Wadanyon mereka. Setelah itu mereka semua langsung masuk kedalam mobil.
°°°
T.B.C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 382 Episodes
Comments
Erma Wahyuni
bara trauma sama masa lalu nya
2021-09-18
0
Adila Nisa Ardani
Thor karakter Jihan Kya bar bar tp knp blm bisa bawa mobil atau motor...harunsya klau karakter Kya gitu bisa bw mobil atau motor kan susah di atur anaknya
2021-06-15
0
Lenny Marlina
menikah/ atau punya suami TNI enaknya dikala suami ada dekat kita tp sedihnya dikalah suami dikirim ke papua bertahun tahun 😥😢😰
2021-03-06
4