Bara menangkap Jihan sebelum Jihan terjatuh ketanah. Ini merupakan kedua kalinya Bara menangkap Jihan dalam posisi dan situasi yang berbeda juga.
Senyum Jihan begitu mengembang lebar melihat pria didepannya yang begitu kokohnya menahan tubuhnya agar tidak terjatuh.
Bara langsung membantu Jihan untuk berdiri tegak, kini Jihan sudah berdiri tegak didepan Bara tinggi badan mereka sangat terlihat signifikan sekali, tinggi Jihan hanya sebatas dada Bara. Dan Jihan terlihat mungil sekali didekat Bara saat ini.
"Nah nah, bang pegang anak itu. Dia nyelonong masuk padahal belum di ijinkan" teriak Ridho seorang tentara kurus yang berlari bersama Fathur tadi mengejar Jihan. Sementara Fathur baru tiba terlihat ngos-ngosan sendiri.
"Iya bang Bara pegang anak itu bang. Nanti kabur lagi" ucap Fathur yang menunduk mengatur nafasnya.
Jihan melihat mereka berdua dengan pandangan mengejek, bahkan ia menjulurkan lidahnya layaknya anak kecil.
"Capek ya kasian, dibilangin ngeyel sih" ledek Jihan kepada dua orang tentara didepannya.
Ridho agak kesal dengan perkataan Jihan barusan. Dia langsung berjalan cepat mendekat..
"Asli anak ini menjengkelkan sekali"
Secepat kilat Jihan langsung bersembunyi dibelakang Bara
"Isshh, kalian kok ngeyel sih..aku nih bukan anak-anak lagi loh. Awas ya kalau kalian tahu aku siapa kalian ngerayu aku" ucap Jihan dari belakang tubuh Bara.
"Udah-Udah,.." lerai Bara dan dia berusaha menghalau Ridho.
"Bang dia masuk kedalam Batalyon loh, kalau Danyon tahu ada orang asing masuk bisa-bisa kita kena hukuman" Fathur berjalan mendekat kehadapan Bara.
"Iya saya tahu, " ucap Bara dengan Ringan sambil memegangi tangan Jihan yang menggenggam bajunya kuat.
"Terus bang, cepetan keluarin anak ini keburu Danyon sama wadanyon dateng" pinta Fathur was-was.
"Saya kenal dia, dia adiknya Bang Banu"
Mendengar ucapan Bara itu membuat Fathur dan Ridho saling tatap satu sama lain, meneguk Saliva nya berat.
Jihan baru berani keluar dari balik tubuh Bara memperhatikan dua tentara didepannya yang tampak takut. Mungkin mereka berdua memikirkan akan mendapatkan hukuman dari Wadanyon nya karena telah mengejar-ngejar adik seniornya itu seperti mengejar maling.
"Kenapa takut ya" ledekan Jihan semakin menjadi.
"Jihan.." panggil Bara.
"Eh iya mas ganteng, aku ngelupain kalau kamu ada disini maaf ya" Jihan menatap Bara dengan seulas senyum yang sedari tadi menghiasi wajahnya.
"Sudah kalian kembali lagi ke pos," Bara tidak menggubris ucapan Jihan ia menyuruh kedua juniornya untuk kembali lagi ke pos ke tempat mereka berjaga.
"Kok kamu bisa disini dek?" tanya Bara pada Jihan setelah kepergian dua orang itu.
"Hehehe, iya dong mas kan mau ketemu mas ganteng" jawab Jihan jujur dan langsung membuat Bara terdiam.
"Mas Bara kok nggak pake seragam?Mas nggak dinas?" tanya Jihan saat baru menyadari bahwa Bara saat ini tidak berseragam melainkan hanya memakai kaos polos berwarna abu-abu dan celana jeans pendek khas tentara serta beralaskan sandal jepit.
"Iya saya tugasnya nanti, semalem saya sudah piket." jawab Bara.
"Ayo saya antar kan ke rumah dinas bang Banu. Tapi dia saat ini sedang tidak ada disini." ajak Bara sambil berjalan dulu.
Tentu saja Jihan langsung mengikuti langkah kaki Bara yang tanpa menggandeng atau mendekatkan diri. Pergi saja tanpa pemberitahuan.
"Lah memang mas Banu kemana?" tanya Jihan Penasaran.
"Bang Banu sedang pergi menemani Danyon menghadiri acara di Jakarta" ucap Bara sambil berjalan tanpa menghentikan langkahnya.
"Ohh.." Jihan hanya ber oh saja mendengar jawaban Bara barusan.
°°°°°
"Ayo masuk, kamu disini saja sampai Bang Banu balik ke batalyon" Bara menyuruh Jihan masuk kedalam rumah dinasnya. Karena rumah dinas Banu yang berjarak enam rumah dari rumah Bara dikunci sehingga Jihan tidak bisa masuk ke sana. Dengan terpaksa Bara harus mengajak Jihan kerumahnya,
Jihan tentu saja sangat senang, inilah yang ia inginkan tujuannya datang kesini memang bukan untuk kakaknya tetapi untuk Bara, saat Bara tidak melihat kearah Jihan. Gadis itu senyum-senyum sendiri, sambil terus memperhatikan Bara yang membuka pintu rumahnya.
"Duduk dek," Bara mempersilahkan Jihan untuk duduk saat mereka sudah ada di ruangan depan rumah Bara.
"Maaf ya rumahnya kecil, maklum rumah asrama batalyon" lanjut Bara karena sedari tadi Jihan memperhatikan dalam rumahnya.
"Issh, mas Bara tersinggung ya" tebak Jihan.
"Aku nggak mikirin ukuran rumah ini, aku mikirin kok rapi banget rumahnya" lanjut Jihan memperhatikan Bara yang duduk di sofa depannya.
Bara hanya diam saja, tidak bermaksud menjawab.
"Kamu kalau istirahat disini saja ya, tidur di sofa ini" ucap Bara sedikit tidak enak.
"Soalnya kamar di rumah saya cuman satu, jadi tidak mungkin saya menyuruh kamu tidur dikamar saya. " lanjut Bara berterus terang. Karena dia seorang laki-laki tidak mungkin menyuruh Jihan yang notabene nya seorang perempuan untuk tidur dikamar nya. Karena baginya kamarnya itu sangat privasi, bukan untuk perempuan saja tetapi juga laki.
"Issh, kok disini sih. Padahal gue udah ngebayangin tidur dikamar mas Bara" lirih Jihan pelan.
"Apa?" Bara tampak terkejut mendengarnya,
"Perasaan saya ngomongnya pelan geh, kok mas Bara denger"
"Nggak saya gak denger, silahkan kalau mau istirahat" Bara langsung bangkit berdiri dari duduknya. Hendak berjalan pergi
"Mas Bara mau kemana?" tanya Jihan karena melihat Bara yang melangkah pergi.
"Saya mau ke pos sebentar, kamu disini saja. Tidurlah, kamu pasti capek..Kalau mau mandi kamar mandinya ada diujung" ucap Bara sambil menunjuk letak kamar mandi di rumahnya.
"Yaahh, sedirian dong saya disini" keluh Jihan sambil cemberut. Bara yang mendengar serta melihat itu hanya diam lalu tetap melangkah pergi keluar dari rumah dinas miliknya.
…………………
Bara berjalan di jalanan batalyon berjalan santai menuju pos, padahal saat ini matahari begitu terik dan menyengat. Dengan tegap Bra terus berjalan dibawah teriknya matahari,.
Beberapa langkah kemudian dirinya akhirnya sampai di pos, di sana ada ketiga kempat rekannya yang tengah menikmati semangkok bakso
"Eh ada bang Bara, kok tumben ke pos bang" ucap Fathur yang sedang memakan bakso.
"Iya,." singkat Bara melihat Fathur. Bara melangkah masuk kedalam pos duduk di salah satu kursi kosong di pos itu.
"Bang beneran tadi adiknya Wadanyon?" tanya Fathur penasaran. Yang lainnya pun juga melihat Bara menunggu jawaban pria tersebut.
"Iya, itu adiknya Bang Banu"
"Loh, waktu itu kayaknya adiknya tinggi deh, kok tadi pendek" celetuk salah satu dari mereka.
"Iya itu yang satunya, kakaknya Jihan namanya Fira dia adik yang dibawahnya bang Banu pas" Jelas Bara.
Tentara itu hanya menganggu tanda mengerti,.
"Mampus deh saya, kalau dia beneran ngadu sama Bang Banu. Bisa-bisa saya dikasih hukuman keliling batalyon seratus kali" Fathur menepuk jidatnya pasrah.
Begitu juga Ridho, karena tadi dia sempat tersulut emosi dengan Jihan.
Dua tentara yang lain hanya cengengesan saja, melihat raut kesengsaraan kedua rekannya.
Sementara Bara hanya tersenyum kecil, melihat muka pasrah dari Ridho dan Fathur.
°°°
T.B.C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 382 Episodes
Comments
Erma Wahyuni
akankah Bara jatuh cinta sama Jihan🤔 ga sabar menunggunya
2021-09-18
1
Gia Gigin
Next
2021-06-12
0
el-es
emang Jihan pendek banget ya...ampe di katain anak kecil??
2021-03-12
3