12. Kiriman Konsumsi

Like dulu,

baca kemudian.

************

Sore itu Joana menyambangi Bara ke Polsek. Seperti biasa wanita itu membawakannya macam-macam makanan. Joana yang baru saja pulang mengajar di kelas sore tampak lelah tapi dengan tampilan yang masih cantik.

"Masuk aja napa sih, ngapain berdiri di luar gitu. Kayak kang parkir aja." Joana meminta Bara untuk masuk ke mobil.

"Enggak ah, insecure banget. Seharian di luar aku ngerasa nggak percaya diri deket Bu Dosen yang harumnya masih semriwing," ujar Bara beralasan.

Bara bisa memastikan kalau setibanya ia berada di dalam mobil berkaca gelap itu, Joana pasti akan kembali menciumnya.

Joana cantik pikir Bara. Sewaktu wanita itu tiba-tiba mengunjungi rumahnya dengan berplastik-plastik makanan, ibunya juga menyukai Joana.

Terlebih lagi, mereka memiliki profesi yang sama. Ibu Bara merasa nyambung saat berbincang dengan Joana di ruang tamu sementara Bara asyik bermain catur dengan ayahnya.

"Kapan dateng ke rumahku?" rengek Joana. "Malem minggu gitu," tawar Joana yang sepertinya lupa kalau Bara belum siapa-siapanya.

"Aduh aku belum bisa janji," ujar Bara masih mengamati tampilan Joana. Rambut wanita itu dipotong pendek di atas bahu. Sepasang anting bunga mawar kecil menempel manis di telinga mungilnya. Bibirnya cukup mungil dan kemarin rasanya... kurang terasa.

Tubuh Joana cukup sintal. Pinggulnya lumayan pikir Bara. Banyak yang menyukai wanita itu, dan Bara mendapat prestise tersendiri karena dosen muda wanita tercantik sibuk mengejar cintanya.

Tapi... yang seperti Joana ini banyak. Dalam setahun bara bisa dikejar beberapa wanita sekaligus. Dia memang bukan berasal dari keluarga kaya yang hartanya tak habis-habis. Tapi sebagai laki-laki, Bara merasa ia punya nilai dan hak memilih.

Bagi laki-laki sepertinya, cantik itu biasa. Joana tak mampu membuat adrenalinnya terpacu dan jantungnya berdebar cepat saat mereka berciuman kemarin. Dalam arti kata kasarnya, ciuman Joana tak membuat kejantanannya tertantang.

Yang membuat jantungnya berdebar dan kejantanannya merasa tertantang itu adalah... Dijah?

Saat Joana masih berbicara soal rencana malam Minggu, Bara melemparkan pandangannya ke jalan. Ia melihat Dijah sedang menoleh ke arahnya.

Tatapan mata wanita itu datar saja. Seolah Dijah tak mengenalinya. Dijah memalingkan wajahnya.

Dasar, pikir Bara. Kemarin malam berciuman dengannya sampai mendesah, tapi sore itu berlagak tak mengenalnya. Kalau tak mau menyapanya lebih dulu, Dijah bisa saja tetap berdiri di sana menunggu ia saja yang mendatangi wanita itu.

Sekarang Dijah dengan cueknya pergi menumpangi angkot dan duduk bergelantungan seperti seorang preman yang menatapnya bengis.

"Ra! Bara! Kamu ngeliatin apa sih?" tanya Joana yang sekarang juga ikut kesal.

"Itu preman!"

"Preman mana?" tanya Joana celingukan.

"Udah pergi. Ya udah, kamu sekarang mau ke mana?" tanya Bara.

"Ih kamu kok jadi ngusir aku sih?" rajuk Joana. Bara tak peduli. Adiknya merajuk saja dia tak peduli, konon wanita yang bukan siapa-siapanya. Ibunya saja tak pernah bisa memaksanya, apalagi orang lain. Bara merasa bahwa ia adalah laki-laki bebas.

"Aku mau pergi ke tempat penting," ujar Bara kembali menaikkan ranselnya yang merosot.

"Aku ikut," pinta Joana. "Naik motor juga nggak apa-apa," tawar Joana lagi.

"Nggak bisa, sorry. Ini misi pribadi. Ya udah, aku ke dalem dulu ya, mau minta tanda tangan ama Pak Santo soal kehadiranku di sini." Bara menepuk kap mobil Joana dan berlalu dari hadapan wanita itu.

Bara kembali masuk ke Polsek dengan alasan meminta tanda tangan Pak Santo, padahal untuk apa pula tanda tangan Pak Santo untuknya.

"Sedan hitam kan? Udah pergi," ujar Pak Santo tiba-tiba dari belakang Bara. Ia terkejut tapi nyengir karena mendengar laporan Pak Santo sesuai dengan yang dibutukannya.

"Kemarin aku liat kamu boncengin Dijah ya?" tanya Pak Santo.

"Iya Pak, emang kenapa?" Bara balik bertanya.

"Terakhir ada yang berani deketin Dijah, setengah mati dipukuli preman sampe babak belur. Dijah sendirian terus itu juga ada alasannya. Berani kamu?" tanya Pak Santo terkekeh.

"Trus pelakunya ditangkap polisi? Itu suaminya kenapa masih bebas aja?" tanya Bara penasaran.

"Ormas Hantu, maklumlah. Belum keciduk aja. Masih licin kayak belut. Kamu hati-hati. Aku tau kamu ama Dijah itu cuma kasian. Tapi jangan bikin dia makin kasian lagi." Pak Santo menepuk-nepuk pundaknya kemudian pergi.

"Aku cuma kasian ya?" gumam Bara pada dirinya sendiri.

Bara menarik jaket dari bawah meja pegawai tempat menyimpan barang miliknya. Sesaat sebelum melangkah pergi, Bara melirik sebuah kotak helm baru yang dibelikannya untuk Dijah.

Bara tak ingin Dijah yang hobi keramas itu rambutnya bau saat mengenakan helm pinjaman kalau-kalau harus diboncengnya.

Dipukuli sampe babak belur hanya karena mendekati seorang wanita tak bersuami? Keterlaluan sekali pikir Bara.

Langit nyaris gelap saat Bara meninggalkan halaman Polsek menuju kos-kosan Dijah. Ia masih kesal dengan wanita itu, tapi ia harus punya satu alasan kuat agar bisa datang ke sana dengan percaya diri.

Sebelum masuk ke gang tempat kos-kosan Dijah berada, Bara mampir ke sebuah minimarket dan berbelanja barang kebutuhan sehari-hari.

Beberapa saat kemudian, boncengan belakang motornya sudah bertengger sebuah kardus besar yang diikat dengan tali plastik. Sekarang Bara merasa seperti seorang sales yang berkeliling menjajakan barang dagangannya.

Kardus besar itu berisi telur, beras, mi instan, kecap, saus, deterjen dan pewangi.

Saat motornya semakin mendekati kos-kosan Dijah, muncul rasa malu pada diri Bara ketika melihat pantulan kardus besar dari kaca spion.

Bara kemudian melihat pantulan wajahnya sendiri. "Oke Bara, santai... santai" gumamnya sendirian.

Dan kehebohan malam itu pun tak dapat dihindari. Penghuni kos-kosan itu seperti sedang kompak berada di luar kamar untuk menyambut ia dan kardusnya.

Dijah sedang duduk di kursi plastik dekat pintu kamarnya. Dengan tatapan terheran-heran Dijah memandang Bara yang turun dari motor dengan sikap aneh karena menghindari kardus yang terikat di boncengan.

"Mas Bara... Bawa apa?" Tini membuka ikatan tali plastik dan mencoba menggeser kardus berat itu. "Berat Ih!" tukas Tini.

"Yang nyuruh kamu angkat itu siapa?" sergah Bara pelan. Bara kemudian menurunkan kardus itu dan meletakkannya di dekat kaki Dijah.

"Untuk kita semua Mas?" tanya Tini.

"Ya nggaklah Tini, Kek gitu pun kau tanya. Untuk si Dijah itu. Kau kira itu bantuan sosial dari pemerintah." Mak Robin yang sejak tadi diam mengamati kini tertawa melihat Tini yang mencibir.

"Itu Jah, diambil. Sekarang kamu dinafkahi sama Mas Bara. Enak ya Jah, dicium aja langsung dinafkahi," ucap Tini santai kembali menghenyakkan pantatnya di kursi plastik.

"Kalo ngomong ngaco!" tukas Dijah. "Emang itu apa sih?" tanya Dijah pada Bara.

Bara menyisir rambutnya dengan jari, "aku bawa ke dalem yah, kamu bongkar di dalem aja." Bara kemudian kembali mengangkat kardus itu dan masuk ke kamar Dijah dengan mendorong pintu kamar itu dengan bahunya.

"Dibongkar aja," pinta Bara seraya duduk di tepi ranjang membuka sepatunya. Dijah yang penasaran berlutut membuka kardus dan mengeluarkan isinya satu persatu. Bara mengamati binar antusias di mata Dijah sembari berbaring di ranjang dan memeluk guling.

"Banyak banget ini, untuk apa?" tanya Dijah menoleh pada Bara yang sedang menatapnya.

"Untuk makanku."

"Ini deterjen untuk apa?" Dijah mengangkat dua bungkus deterjen.

"Untuk nyuci jaketku--" Bara bangkit dari tidurnya kemudian melepas jaket yang masih ia kenakan. "Ini Jah, tolong cuciin ya. Titip." Bara kemudian kembali berbaring memeluk gulingnya.

"Memangnya kamu ngekos juga? Nggak ada yang nyuci? Kan bisa di-laundry. Murah," tukas Dijah heran tapi mengambil jaket yang tadi disodorkan Bara kemudian meletakkannya ke keranjang kecil tempat pakaian kotor.

Bara menimbang-nimbang akan menjawab apa atas pertanyaan Dijah barusan. Kalau ia mengatakan bahwa dirinya masih tinggal bersama orangtua, Dijah bisa saja menolak permintaannya.

Sepertinya Bara harus memanfaatkan perasaan Dijah yang halus dan sering mengasihani orang lain untuk membuat wanita itu tak mengusirnya.

"Aku ngekos Jah, yang biasa ngurus pakaianku lagi mudik. Makanku nggak teratur, tadi pagi aja aku nggak sarapan." Bara menutup wajahnya dengan guling saat mengatakan hal itu. Ia merasa seram sendiri dengan Dijah yang sering melemparkan tatapan curiga padanya.

"Udah makan?" tanya Dijah dengan intonasi rendah. Ia suka Bara. Tapi ia juga khawatir. Dijah memiliki banyak kekhawatiran. Termasuk penampakan seorang wanita dengan sedan hitam yang tampaknya selalu berada di dekat Bara.

"Belum Jah, aku ke sini emang sekalian mau minta makan. Sekarang kerjaan kamu nambah. Makan malamku sampai akhir minggu." Bara bangkit kemudian merogoh dompetnya. Ia mengambil sejumput uang lembaran pecahan 50 ribu kemudian membuka telapak tangan kanan Dijah.

"Nih! Aku kasi upah kerja kamu di depan, besok masak ya Jah!" ujar Bara tersenyum puas. Ia berhasil mengikat Dijah dengan sebuah kontrak tak kasat mata.

"Cie... Nafkah lahirnya udah, nafkah batinnya juga harap disegerakan Mas.." Tini muncul di depan pintu dengan sepiring nasi dan mulut yang sedang mengunyah.

"Ya ampun..." gumam Bara sedikit terkejut dengan kemunculan Tini di ambang pintu. Dijah yang sudah terbiasa mendengar candaan tak biasa di lingkungan itu hanya meringis.

To Be Continued.....

Terpopuler

Comments

Yeti Kosasih

Yeti Kosasih

duuh bara beree kau tuuh dari rasa kasian timbulah rasa cinta nantinya...
sook bayar yg bener kerjaan dijaah..jgan diutangin kesiaan..😂

2025-02-13

1

gaby

gaby

Salut sama Tini, walau pelacur tp ga nikung gebetan temen, bukan Temen makan temen

2025-02-20

0

jumirah slavina

jumirah slavina

misi mengejar Dijah ya Bar....🤭😍

2025-02-02

2

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 1. Terlatih Terluka
3 2. Pelarian Perkenalan
4 3. Main Mata
5 4. Sepotong Selingan
6 5. Tatapan Terarah
7 6. Pelanggan Pertama
8 7. Karena Kasihan
9 8. Mulai Meresapi
10 9. Debaran Dijah
11 10. Sepiring Santapan
12 11. Kok Kesal
13 12. Kiriman Konsumsi
14 13. Tentang Tetangga
15 14. Sedikit Sentilan
16 15. Percakapan Pria
17 16. Tini Tenar
18 17. Ketagihan Kerokan
19 18. Percakapan Pagi
20 19. Pernyataan Pacaran
21 20. Berburu Berita
22 21. Perdana Pacaran
23 22. Mantan Menjijikkan
24 23. Percakapan Panjang
25 24. Kehidupan Kos-kosan
26 25. Merasakan Minder
27 26. Bara Berusaha
28 27. Secercah Senyuman
29 28. Malam Minggu
30 29. Jalan-Jalan
31 30. Api Asmara
32 31. Ambyare Ati
33 32. Duel Dijah
34 33. Pacar Posesif
35 34. Curahan Cerita
36 35. Pesan- pesan
37 36. Kisah Kelam
38 37. Dekat Dul
39 38. Maju Mundur
40 39. Kejutan & Keributan
41 40. Puncak Perselisihan
42 41. Ratapan Rindu
43 42. Akumulasi Amarah
44 43. Pulang Pagi
45 44. Binar Bahagia
46 45. Tertawa Terbahak
47 46. Khayalan Kekasih
48 47. Makan Malam
49 48. Adu Argumen
50 49. Bukan Bapak Biasa
51 50. Surprise Sticker
52 51. Prospek Pasar
53 52. Potongan Percakapan
54 53. Cerita Cinta
55 54. Andai Ayah - Anak
56 55. Sambutan Sapaan
57 56. Kekasih & Keluarga
58 57. Bahagia Bertiga
59 58. Sepasang Sepatu
60 59. Suguhan Spesial
61 60. Pertolongan Pertama
62 61. Pasien Pria
63 62. Malam Minggu (2)
64 63. Serba Salah
65 64. Ujian dan Upaya
66 65. Cendera mata Cinta
67 66. Rindu dan Restu
68 67. Puncak Persaingan
69 68. Cerita Cemburu
70 69. Detensi Demam
71 70. Duel Dijah (2)
72 71. Jarak Jauh
73 72. Cerita Cafe
74 73. Antara Anak - Ayah
75 74. Derita Dul
76 75. Menguak Memori
77 76. Merengkuh Malam
78 77. Leburan Luka
79 78. Pertolongan Profesional
80 79. Pengakuan Dijah (1)
81 80. Pengakuan Dijah (2)
82 81. Kado Kejutan
83 82. Wartawan Wisuda
84 83. Kembali Kasih
85 84. Bicaranya Bapak
86 85. Irisan Ingatan
87 86. Rentang Rencana
88 87. Izin Ibu
89 88. Harapan dan Hukuman
90 89. Sentuhan Sahabat
91 90. Pesan Perpisahan
92 91. Kamu dan Keluhmu
93 92. Uring-uringan
94 93. Syair Syahdu
95 94. Angin Alam
96 95. Terang Temaram
97 96. Kepala Keluarga
98 97. Kehidupan Kandang
99 98. Bulan Bersama
100 99. Cuplikan Cerita
101 100. Wonder Woman
102 101. Huru-Hara Hari H
103 102. Perjalanan Pertama
104 103. Wisata Wartawan
105 104. Batu Besar
106 105. Riuh Rendah
107 106. Gedung Gonggong
108 107. Makan Malam
109 108. Menyelesaikan Masalah
110 109. Kumpulan Kisah
111 110. Sahabat Sesumbar
112 111. Malam Meringis
113 112. Jawaban Jujur
114 113. Benar Berubah ?
115 114. Masih Meragu
116 115. Alasan Amarah
117 116. Maafin Mas
118 117. Berita Bahagia
119 118. Kumpul Keluarga
120 119. Mabuk Merana
121 120. Hunian Humanis
122 121. Kunjungan Kawan
123 122. Bukan Bandingan
124 123. Pujian Penghiburan
125 124. Dijah dan Dul
126 125. Derita Dimulai
127 126. Titipan Tuhan
128 127. Anak Ayah
129 128. Aku Ayahnya
130 129. Dalam Dongengan
131 130. Masakan Mertua
132 131. Penantian Panjang
133 132. Seutas Saran
134 133. Temu Terakhir
135 134. Tepisan Takdir
136 135. SEEMPUK SETUMPUK
137 136. Sebuah Sejarah
138 137. Menuruti Mertua
139 138. Sandiwara Suketi
140 139. Taktik Tini
141 140. Cuplikan Cerita Cinta
142 141. Guratan Gaduh
143 142. Belanja Baju Bayi
144 143. Drama Dijah
145 144. Sirnanya Senyuman
146 145. Ngobrol Ngalor Ngidul
147 146. Mengekori Mas
148 147. Kunjungan Kerja
149 148. Penilaian Perempuan
150 149. Tanda-Tanda
151 150. Dalam Dekapan Dijah
152 151. Anak Ayah
153 152. Kunjungan Kawan-Kawan
154 153. Santai Sore
155 154. Putri Pertama
156 155. Siksaan Sabtu
157 156. Pertemuan Persaudaraan
158 157. Target Tini
159 158. Kilasan Kabar
160 159. Memanggil Mbah
161 160. Sinar Surya Sore
162 161. Ancang-Ancang Asti
163 162. Membahagiakan Mak Robin
164 163. Bincang Bersama Boy
165 164. History Heru (Bagian 1)
166 165. History Heru (Bagian 2)
167 166. Sabar Suketi (Bagian 1)
168 167. Sabar Suketi (Bagian 2)
169 168. Falsafah dan Filosofi
170 169. Semuanya Senang
171 170. Desau Dijah
172 171. Bara Berbicara
173 EPILOG
174 Untaian Kata
175 SPECIAL PART
176 TINI SUKETI mulai update hari ini
177 CEK KARYA BARU JUSKELAPA : DUL
178 NOVEL BARU : GITA & MAR (JUNI 2023)
Episodes

Updated 178 Episodes

1
PROLOG
2
1. Terlatih Terluka
3
2. Pelarian Perkenalan
4
3. Main Mata
5
4. Sepotong Selingan
6
5. Tatapan Terarah
7
6. Pelanggan Pertama
8
7. Karena Kasihan
9
8. Mulai Meresapi
10
9. Debaran Dijah
11
10. Sepiring Santapan
12
11. Kok Kesal
13
12. Kiriman Konsumsi
14
13. Tentang Tetangga
15
14. Sedikit Sentilan
16
15. Percakapan Pria
17
16. Tini Tenar
18
17. Ketagihan Kerokan
19
18. Percakapan Pagi
20
19. Pernyataan Pacaran
21
20. Berburu Berita
22
21. Perdana Pacaran
23
22. Mantan Menjijikkan
24
23. Percakapan Panjang
25
24. Kehidupan Kos-kosan
26
25. Merasakan Minder
27
26. Bara Berusaha
28
27. Secercah Senyuman
29
28. Malam Minggu
30
29. Jalan-Jalan
31
30. Api Asmara
32
31. Ambyare Ati
33
32. Duel Dijah
34
33. Pacar Posesif
35
34. Curahan Cerita
36
35. Pesan- pesan
37
36. Kisah Kelam
38
37. Dekat Dul
39
38. Maju Mundur
40
39. Kejutan & Keributan
41
40. Puncak Perselisihan
42
41. Ratapan Rindu
43
42. Akumulasi Amarah
44
43. Pulang Pagi
45
44. Binar Bahagia
46
45. Tertawa Terbahak
47
46. Khayalan Kekasih
48
47. Makan Malam
49
48. Adu Argumen
50
49. Bukan Bapak Biasa
51
50. Surprise Sticker
52
51. Prospek Pasar
53
52. Potongan Percakapan
54
53. Cerita Cinta
55
54. Andai Ayah - Anak
56
55. Sambutan Sapaan
57
56. Kekasih & Keluarga
58
57. Bahagia Bertiga
59
58. Sepasang Sepatu
60
59. Suguhan Spesial
61
60. Pertolongan Pertama
62
61. Pasien Pria
63
62. Malam Minggu (2)
64
63. Serba Salah
65
64. Ujian dan Upaya
66
65. Cendera mata Cinta
67
66. Rindu dan Restu
68
67. Puncak Persaingan
69
68. Cerita Cemburu
70
69. Detensi Demam
71
70. Duel Dijah (2)
72
71. Jarak Jauh
73
72. Cerita Cafe
74
73. Antara Anak - Ayah
75
74. Derita Dul
76
75. Menguak Memori
77
76. Merengkuh Malam
78
77. Leburan Luka
79
78. Pertolongan Profesional
80
79. Pengakuan Dijah (1)
81
80. Pengakuan Dijah (2)
82
81. Kado Kejutan
83
82. Wartawan Wisuda
84
83. Kembali Kasih
85
84. Bicaranya Bapak
86
85. Irisan Ingatan
87
86. Rentang Rencana
88
87. Izin Ibu
89
88. Harapan dan Hukuman
90
89. Sentuhan Sahabat
91
90. Pesan Perpisahan
92
91. Kamu dan Keluhmu
93
92. Uring-uringan
94
93. Syair Syahdu
95
94. Angin Alam
96
95. Terang Temaram
97
96. Kepala Keluarga
98
97. Kehidupan Kandang
99
98. Bulan Bersama
100
99. Cuplikan Cerita
101
100. Wonder Woman
102
101. Huru-Hara Hari H
103
102. Perjalanan Pertama
104
103. Wisata Wartawan
105
104. Batu Besar
106
105. Riuh Rendah
107
106. Gedung Gonggong
108
107. Makan Malam
109
108. Menyelesaikan Masalah
110
109. Kumpulan Kisah
111
110. Sahabat Sesumbar
112
111. Malam Meringis
113
112. Jawaban Jujur
114
113. Benar Berubah ?
115
114. Masih Meragu
116
115. Alasan Amarah
117
116. Maafin Mas
118
117. Berita Bahagia
119
118. Kumpul Keluarga
120
119. Mabuk Merana
121
120. Hunian Humanis
122
121. Kunjungan Kawan
123
122. Bukan Bandingan
124
123. Pujian Penghiburan
125
124. Dijah dan Dul
126
125. Derita Dimulai
127
126. Titipan Tuhan
128
127. Anak Ayah
129
128. Aku Ayahnya
130
129. Dalam Dongengan
131
130. Masakan Mertua
132
131. Penantian Panjang
133
132. Seutas Saran
134
133. Temu Terakhir
135
134. Tepisan Takdir
136
135. SEEMPUK SETUMPUK
137
136. Sebuah Sejarah
138
137. Menuruti Mertua
139
138. Sandiwara Suketi
140
139. Taktik Tini
141
140. Cuplikan Cerita Cinta
142
141. Guratan Gaduh
143
142. Belanja Baju Bayi
144
143. Drama Dijah
145
144. Sirnanya Senyuman
146
145. Ngobrol Ngalor Ngidul
147
146. Mengekori Mas
148
147. Kunjungan Kerja
149
148. Penilaian Perempuan
150
149. Tanda-Tanda
151
150. Dalam Dekapan Dijah
152
151. Anak Ayah
153
152. Kunjungan Kawan-Kawan
154
153. Santai Sore
155
154. Putri Pertama
156
155. Siksaan Sabtu
157
156. Pertemuan Persaudaraan
158
157. Target Tini
159
158. Kilasan Kabar
160
159. Memanggil Mbah
161
160. Sinar Surya Sore
162
161. Ancang-Ancang Asti
163
162. Membahagiakan Mak Robin
164
163. Bincang Bersama Boy
165
164. History Heru (Bagian 1)
166
165. History Heru (Bagian 2)
167
166. Sabar Suketi (Bagian 1)
168
167. Sabar Suketi (Bagian 2)
169
168. Falsafah dan Filosofi
170
169. Semuanya Senang
171
170. Desau Dijah
172
171. Bara Berbicara
173
EPILOG
174
Untaian Kata
175
SPECIAL PART
176
TINI SUKETI mulai update hari ini
177
CEK KARYA BARU JUSKELAPA : DUL
178
NOVEL BARU : GITA & MAR (JUNI 2023)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!