1. Terlatih Terluka

Dari penulis :

Ini adalah novel bergenre romantis 21+ (adult-romance)

Dengan membaca novel ini, pembaca harus memastikan dirinya sudah cukup umur dan memahami bahwa cerita ini hanyalah fiksi belaka. Hanya imajinasi yang bertujuan menghibur. Tidak ada pelajaran di dalam novel ini. Jadi, jangan dicari pelajarannya.

Harap bijak berkomentar. Pastikan Anda memilih bacaan yang tepat sebelum melanjutkan. Ingat, jangan salah memilih genre bacaan. Don't forget, our words is our class.

 

**********

Sore itu masih panas, meskipun waktu sudah menunjukkan pukul empat lewat. Seperti biasa Dijah menyusuri gang rumahnya untuk menyetor sedikit hasil pendapatannya hari itu.

Hasil memungut barang bekasnya hari itu tidak banyak, ia hanya memperoleh 22.000 rupiah. Beberapa kilo karton bekas dan dua plastik besar kaleng bekas minuman mungkin hanya cukup untuk membeli sekilo beras, seperempat liter minyak goreng dan beberapa butir telur.

 

Rumah orangtua Dijah berada di pemukiman padat penduduk. Meski sangat reot, tapi hal itu masih lebih baik bila dibandingkan jika anaknya laki-lakinya; Dul ikut tinggal bersamanya di daerah kos-kosan tengah kota yang riuh dan penuh dengan kekacauan setiap harinya.

Wajar saja memang jika kos-kosan itu sangat murah. Kamarnya sangat kecil, sumpek dan kamar mandi bersama yang sering mati air. Namun meski mengeluh dengan fasilitas yang didapat setiap harinya, para penghuni kos seolah tidak jera. Bulan depan mereka tetap membayar biasa sewa demi melanjutkan hidup di sana.

 

Mencari tempat tinggal yang murah di tengah kota yang dekat dengan tempat mereka mencari nafkah itu hal yang tidak mudah. Dan satu lagi, kos-kosan Dijah boleh menunggak hingga dua minggu. Para penghuninya sudah terbiasa dimaki-maki pemiliknya.

 

Dijah tiba di depan rumahnya. Ia mendorong pagar kayu yang dipenuhi tambalan beberapa papan yang dipaku asal-asalan setinggi pinggang.

Di depan pintu yang tertutup itu berhamparan sandal rusak. Dijah sedikit kesal melihat hal itu. Berulang kali ia merapikan rumah mereka dengan beralasan rumah sangat sederhana masih bisa terlihat baik jika dirawat.

 

Rumah orangtua Dijah hanya memiliki satu kamar tidur, sepetak dapur kecil yang bersebelahan dengan kamar mandi serta halaman belakang yang langsung berbatasan dengan dapur tetangga.

Di antara jajaran rumah di gang yang rata-rata kecil, tapi rumah keluarga Dijah memang termasuk yang paling sederhana. Dinding dapur belakangnya masih berupa dinding tepas. Tempat di mana berbagai alat dapur seperti pisau diselipkan pada jalinan bambunya.

 

“Dul ... Dul,” panggil Dijah.

“Nggak dikunci Bu,” sahut Dul dari dalam.

Dijah mendorong pintu kayu tipis dengan handle berkarat itu. Dul tampak berbaring di depan sebuah televisi kecil beralaskan tilam tipis.

Bocah laki-laki itu mendongak untuk melihat ibunya yang baru masuk. Ruangan itu sangat pengap. Sebuah kipas angin sudah lelah menggeleng ke sana kemari untuk menghasilkan angin yang tak sejuk.

 

“Mbah mana?” Dijah menanyakan kedua orangtuanya yang tak terlihat di rumah.

“Mbah Wedok (nenek) tidur di kamar, Mbah Lanang (kakek) baru pergi ke warung.” Dul belum mengalihkan pandangannya dari depan televisi.

 

“Ngapain ke warung?” tanya Dijah yang penasaran. Ia khawatir ayahnya kembali duduk di warung untuk bermain gaple. Karena meski bukan untuk berjudi, Dijah tetap tak menyukai kebiasaan ayahnya itu. Karena setiap kali kembali dari warung, ayahnya akan membawa cerita aneh tentang pekerjaannya di luar sana.

 

“Katanya tadi beli beras," sahut Dul.

 

"Kamu sakit ya? Jam segini tumben nggak main di luar?" tanya Dijah pada anaknya

 

"Badan Dul agak panas Bu. Tapi Dul tadi udah minum obat," jawab Dul dengan pintarnya.

Bocah laki-laki lima tahun itu memang sangat bijak setiap bicara. Masa kecilnya yang banyak dihabiskan tanpa orang tua membuat Dul tak sempat bermanja-manja seperti anak lainnya. Ia harus pintar dan bijak menghadapi lingkungannya.

 

"Kamu sudah makan? Kalau belum biar ibu masak," tawar Dijah pada anaknya.

 

"Sudah kok, tadi mbah masak telur ceplok. Aku udah makan." Dul menoleh wajah manis dan sederhana ibunya. "Ibu mau langsung pergi? Nggak mau temani aku nonton TV? Aku nggak ada temen," ujar Dul menarik jemari Dijah yang duduk bersimpuh di dekat kepalanya.

 

"Nggak langsung pergi kok, ibu bakal temani kamu nonton. Bapakmu ada dateng? Nggak ada, 'kan?" tanya Dijah sedikit khawatir. Ia cemas Fredy datang ke rumah orangtuanya itu saat ia sedang berada di sana.

 

Dan rasa-rasanya perkataan itu baru saja meluncur keluar dari lidahnya, tiba-tiba suara gedoran di pintu membuat Dijah terlonjak.

 

"Dul ngapain kamu?" Suara Fredy terdengar dari luar.

Dengan telunjuk di bibirnya yang terarah pada Dul, Dijah beranjak ke pintu untuk memutar anak kunci.

BRAKK!!

Sedetik kemudian, pintu sudah menganga dan sosok Fredy dengan mata merahnya telah berdiri di sana menatap mereka.

 

“Oh ibunya yang pelacur lagi di sini. Ngapain kamu datang?” hardik Fredy sedikit terhuyung. Masih sore tapi laki-laki itu sudah mabuk.

 

Sekaya apapun orang tua jika tak mendidik anaknya dengan baik maka semuanya akan sia-sia. Sama halnya seperti Fredy yang berasal dari keluarga lumayan berada dulunya.

Harta yang melenakan tak membuat kedua orang tua Fredy awas terhadap pergaulan dan gaya hidup anak-anaknya. Semuanya tumbuh besar dengan foya-foya dan menghamburkan uang orangtuanya demi kesenangan dan unjuk gigi di pergaulan.

 

Miris memang, tapi dari empat bersaudara hanya satu orang lah yang bisa dibilang berhasil dalam kehidupan.

Sedangkan tiga lainnya semua terjerat dalam pergaulan buruk dan kehidupan yang berbeda tingkat kesengsaraannya.

 

“Dasar anjing! Enak aja kamu ngatain aku pelacur di depan anakku. Kayak hidupmu udah bener aja," seru Dijah pada mantan suaminya. Ia langsung menutup telinga Dul yang sedang terperangah melihat kedatangan bapaknya.

 

Mendengar perkataan Dijah, Fredy mengambil sebuah sandal dan melemparkannya kepada wanita itu. Dijah tak sempat mengelak, kepalanya langsung berdebu terkena kotoran dari tapak sandal.

Dijah buru-buru bangkit mendorong pria itu keluar dari rumah, ia tak ingin ribut di depan anaknya.

 

Ini bukan kali pertama, tapi ia memang tak ingin membuat masa kecil Dul dipenuhi dengan kenangan buruk kedua orangtua kandungnya.

 

Dengan sekuat tenaga Dijah mampu mendorong Fredy yang setengah mabuk sampai pria itu terhempas dengan bokong yang pertama mendarat lebih dulu di tanah.

 

"Dasar wanita anjing, dasar pelacur!" maki Fredy lagi.

 

Dijah masih melihat sekelilingnya mencari benda yang mungkin bisa dipergunakannya untuk menghantam kepala mantan suaminya.

Tapi rupanya Fredy lebih cepat. Laki-laki itu bangkit dan mengarahkan sebuah tendangan kepada tubuh Dijah sampai ia terhempas menghantam pintu.

 

Pintu kembali menjeblak terbuka. Dul berdiri menatap kedua orang tuanya dengan tatapan muram.

 

"Kunci dari dalam Dul! Ibu mau pergi dulu. Hari ini ibu nggak bisa nemenin kamu nonton film. Dikunci ya! Nanti ibu dateng lagi," seru Dijah buru-buru memakai sandalnya karena ingin segera berlari keluar dari pagar.

 

Dijah meraih pagar kayu secepatnya yang ia bisa. Tapi ternyata Fredy juga tak kalah cepatnya meraih rambut Dijah yang panjang sebahu serta menjenggutnya dengan keras. Dijah jatuh terhempas ke belakang.

PLAKK!!

Fredy menghadiahinya sebuah tamparan keras di pipi dijah.

 

Tiba-tiba dunia terasa gelap. Kepalanya pusing dan telinganya berdenging panjang. Dijah berusaha berdiri sambil berpegangan dengan dinding rumahnya.

Tak ada yang melerai, tak ada tetangga yang berani mendekati mereka jika tiba-tiba Fredy datang menghajarnya seperti ini.

 

Meneriaki pria itu maling agar orang-orang datang pun tak ada gunanya. Dijah pernah mencoba, tapi hanya satu dua orang yang datang kemudian kembali pergi.

Dijah meraba-raba tanah mencari sesuatu entah itu batu atau apa saja. Ia ingin membalas laki-laki itu sesegera mungkin.

 

"Dasar laki-laki anjing! Kamu beraninya sama perempuan aja. Ayo, kita ke kantor polisi biar aku laporkan kamu. Biar kamu busuk di penjara."

 

"Berani kamu lapor aku? Lapor aja! Keluar dari penjara nantinya, kamu dan Dul bisa mati aku buat. Mending kamu ikut aku." Fredy menyeret lengan Dijah dan membawanya menuju mulut gang. "Aku lagi kebelet. Ketimbang kamu melacur di luar sana jual anumu, mending kamu kelonan sama aku aja. Aku kasih duit juga kok," cerca Fredy sepanjang jalan.

 

"Matamu! Ketimbang kelonan sama kamu, ya mending aku ngelonte," sergah Dijah yang meronta mencoba melepaskan cengkeraman kuat di lengannya.

 

"Dasar pelacur!" maki Fredy lagi.

 

"Suka-suka aku. Anu juga anuku sendiri kok, bukan anu milik negara. Jual diri nggak kena pajak. Suka-sukaku mau ngapain!"

 

PLAKK!!

 

Fredy kembali menampar wajah Dijah kemudian terus menyeret perempuan itu keluar dari gang. Sepanjang gang mereka ditontoni oleh beberapa tetangga yang hanya bisa berbisik tapi tak bisa mengakhiri penderitaan Dijah sore itu.

 

Kantor polisi tak jauh. Hanya beberapa puluh meter dari gang rumah mereka.

Tapi memang Dijah tak pernah berani melaporkan Fredy. Ia takut laki-laki gila itu akan membuktikan ancamannya.

Hukuman dipenjara karena penganiayaan tidak akan membuat Fredy mendekam lama di penjara. Laki-laki itu bisa keluar dari penjara dalam setahun, dua tahun bahkan lima tahun lagi.

Fredy akan keluar dari penjara dengan tubuh yang masih segar bugar, masih bisa melukai Dijah dan anaknya.

 

"Lepasin aku brengsek! Lepasin tangan kotormu itu dari rambutku! Tanganmu itu udah kayak gembel! Aku aja yang mulung nggak sekotor itu. Cuihh!!" Dijah meludah ke jalan.

BUGG!!

Fredy yang semakin geram kembali memukul dahinya. Dijah sampai memejamkan matanya karena rasa sakit.

"Tolong!! Tolong!!" teriak Dijah.

"Mulutmu!" hardik Fredy yang sepertinya mulai sadar dengan lingkungan sekitar mereka.

Beberapa meter lagi mereka akan tiba di depan kantor polisi yang bertembok kuning.

"Hei! Tangan lo itu!" teriak seorang pria yang baru keluar dari kantor polisi dengan sebuah ransel tersampir di bahunya.

"Apa lo??" tantang Fredy pada pria itu.

Dijah yang merasa mendapat kesempatan, segera menunduk untuk memungut sebuah batu berukuran sekepalan dan menghantam kepala mantan suaminya.

"Aduh!!" pekik Fredy. Cengkeramannya pada rambut Dijah terlepas dan wanita itu segera kabur masuk ke halaman kantor polisi yang luas.

"Ngapain kamu ikut-ikutan? Dia lagi gila!" teriak Dijah menyeret lengan laki-laki yang tadi sempat melerainya. Ia khawatir Fredy akan mengenali dan mulai menandai pria muda yang berlagak jadi pahlawan kesiangan itu.

Nafas Dijah terengah-engah. Dahinya berdenyut dan matanya terasa sedikit berat digunakan untuk membuka. Matanya pasti bengkak, pikirnya.

Dijah melepaskan lengan pria muda itu kemudian berjongkok di halaman kantor polisi yang sejak kecil selalu dijadikannya tempat bermain.

Wajahnya penuh keringat, hidungnya yang tak mancung tapi bersanding manis dengan raut ovalnya sedikit mengeluarkan darah segar. Dijah mengusap darah itu dengan ujung lengan kaosnya.

"Sakit Mbak?" tanya pria muda yang kini ikut jongkok di sebelahnya.

"Enak! Pake nanya lagi!" sergah Dijah.

Bara mengerjapkan mata melihat wanita muda berwajah manis dengan kearifan lokal yang dipikirnya tak tahu berterima kasih itu.

To Be Continued

 

 

Terpopuler

Comments

ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞

ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞

Masya Allah, luar biasa sekali perjuangan Bu Dijah...
sekarang uang 22 ribu cuma dapet beras sekilo sama telor 2

2025-01-23

1

ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞

ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞

Mas Barra..
tolongin itu jodoh kamu lagi d aniaya sama mantan suami gila

2025-01-23

0

ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞

ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞

Enak mas , saking enaknya udah gak tau rasanya apa..
udah mati rasa🤧

2025-01-23

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 1. Terlatih Terluka
3 2. Pelarian Perkenalan
4 3. Main Mata
5 4. Sepotong Selingan
6 5. Tatapan Terarah
7 6. Pelanggan Pertama
8 7. Karena Kasihan
9 8. Mulai Meresapi
10 9. Debaran Dijah
11 10. Sepiring Santapan
12 11. Kok Kesal
13 12. Kiriman Konsumsi
14 13. Tentang Tetangga
15 14. Sedikit Sentilan
16 15. Percakapan Pria
17 16. Tini Tenar
18 17. Ketagihan Kerokan
19 18. Percakapan Pagi
20 19. Pernyataan Pacaran
21 20. Berburu Berita
22 21. Perdana Pacaran
23 22. Mantan Menjijikkan
24 23. Percakapan Panjang
25 24. Kehidupan Kos-kosan
26 25. Merasakan Minder
27 26. Bara Berusaha
28 27. Secercah Senyuman
29 28. Malam Minggu
30 29. Jalan-Jalan
31 30. Api Asmara
32 31. Ambyare Ati
33 32. Duel Dijah
34 33. Pacar Posesif
35 34. Curahan Cerita
36 35. Pesan- pesan
37 36. Kisah Kelam
38 37. Dekat Dul
39 38. Maju Mundur
40 39. Kejutan & Keributan
41 40. Puncak Perselisihan
42 41. Ratapan Rindu
43 42. Akumulasi Amarah
44 43. Pulang Pagi
45 44. Binar Bahagia
46 45. Tertawa Terbahak
47 46. Khayalan Kekasih
48 47. Makan Malam
49 48. Adu Argumen
50 49. Bukan Bapak Biasa
51 50. Surprise Sticker
52 51. Prospek Pasar
53 52. Potongan Percakapan
54 53. Cerita Cinta
55 54. Andai Ayah - Anak
56 55. Sambutan Sapaan
57 56. Kekasih & Keluarga
58 57. Bahagia Bertiga
59 58. Sepasang Sepatu
60 59. Suguhan Spesial
61 60. Pertolongan Pertama
62 61. Pasien Pria
63 62. Malam Minggu (2)
64 63. Serba Salah
65 64. Ujian dan Upaya
66 65. Cendera mata Cinta
67 66. Rindu dan Restu
68 67. Puncak Persaingan
69 68. Cerita Cemburu
70 69. Detensi Demam
71 70. Duel Dijah (2)
72 71. Jarak Jauh
73 72. Cerita Cafe
74 73. Antara Anak - Ayah
75 74. Derita Dul
76 75. Menguak Memori
77 76. Merengkuh Malam
78 77. Leburan Luka
79 78. Pertolongan Profesional
80 79. Pengakuan Dijah (1)
81 80. Pengakuan Dijah (2)
82 81. Kado Kejutan
83 82. Wartawan Wisuda
84 83. Kembali Kasih
85 84. Bicaranya Bapak
86 85. Irisan Ingatan
87 86. Rentang Rencana
88 87. Izin Ibu
89 88. Harapan dan Hukuman
90 89. Sentuhan Sahabat
91 90. Pesan Perpisahan
92 91. Kamu dan Keluhmu
93 92. Uring-uringan
94 93. Syair Syahdu
95 94. Angin Alam
96 95. Terang Temaram
97 96. Kepala Keluarga
98 97. Kehidupan Kandang
99 98. Bulan Bersama
100 99. Cuplikan Cerita
101 100. Wonder Woman
102 101. Huru-Hara Hari H
103 102. Perjalanan Pertama
104 103. Wisata Wartawan
105 104. Batu Besar
106 105. Riuh Rendah
107 106. Gedung Gonggong
108 107. Makan Malam
109 108. Menyelesaikan Masalah
110 109. Kumpulan Kisah
111 110. Sahabat Sesumbar
112 111. Malam Meringis
113 112. Jawaban Jujur
114 113. Benar Berubah ?
115 114. Masih Meragu
116 115. Alasan Amarah
117 116. Maafin Mas
118 117. Berita Bahagia
119 118. Kumpul Keluarga
120 119. Mabuk Merana
121 120. Hunian Humanis
122 121. Kunjungan Kawan
123 122. Bukan Bandingan
124 123. Pujian Penghiburan
125 124. Dijah dan Dul
126 125. Derita Dimulai
127 126. Titipan Tuhan
128 127. Anak Ayah
129 128. Aku Ayahnya
130 129. Dalam Dongengan
131 130. Masakan Mertua
132 131. Penantian Panjang
133 132. Seutas Saran
134 133. Temu Terakhir
135 134. Tepisan Takdir
136 135. SEEMPUK SETUMPUK
137 136. Sebuah Sejarah
138 137. Menuruti Mertua
139 138. Sandiwara Suketi
140 139. Taktik Tini
141 140. Cuplikan Cerita Cinta
142 141. Guratan Gaduh
143 142. Belanja Baju Bayi
144 143. Drama Dijah
145 144. Sirnanya Senyuman
146 145. Ngobrol Ngalor Ngidul
147 146. Mengekori Mas
148 147. Kunjungan Kerja
149 148. Penilaian Perempuan
150 149. Tanda-Tanda
151 150. Dalam Dekapan Dijah
152 151. Anak Ayah
153 152. Kunjungan Kawan-Kawan
154 153. Santai Sore
155 154. Putri Pertama
156 155. Siksaan Sabtu
157 156. Pertemuan Persaudaraan
158 157. Target Tini
159 158. Kilasan Kabar
160 159. Memanggil Mbah
161 160. Sinar Surya Sore
162 161. Ancang-Ancang Asti
163 162. Membahagiakan Mak Robin
164 163. Bincang Bersama Boy
165 164. History Heru (Bagian 1)
166 165. History Heru (Bagian 2)
167 166. Sabar Suketi (Bagian 1)
168 167. Sabar Suketi (Bagian 2)
169 168. Falsafah dan Filosofi
170 169. Semuanya Senang
171 170. Desau Dijah
172 171. Bara Berbicara
173 EPILOG
174 Untaian Kata
175 SPECIAL PART
176 TINI SUKETI mulai update hari ini
177 CEK KARYA BARU JUSKELAPA : DUL
178 NOVEL BARU : GITA & MAR (JUNI 2023)
Episodes

Updated 178 Episodes

1
PROLOG
2
1. Terlatih Terluka
3
2. Pelarian Perkenalan
4
3. Main Mata
5
4. Sepotong Selingan
6
5. Tatapan Terarah
7
6. Pelanggan Pertama
8
7. Karena Kasihan
9
8. Mulai Meresapi
10
9. Debaran Dijah
11
10. Sepiring Santapan
12
11. Kok Kesal
13
12. Kiriman Konsumsi
14
13. Tentang Tetangga
15
14. Sedikit Sentilan
16
15. Percakapan Pria
17
16. Tini Tenar
18
17. Ketagihan Kerokan
19
18. Percakapan Pagi
20
19. Pernyataan Pacaran
21
20. Berburu Berita
22
21. Perdana Pacaran
23
22. Mantan Menjijikkan
24
23. Percakapan Panjang
25
24. Kehidupan Kos-kosan
26
25. Merasakan Minder
27
26. Bara Berusaha
28
27. Secercah Senyuman
29
28. Malam Minggu
30
29. Jalan-Jalan
31
30. Api Asmara
32
31. Ambyare Ati
33
32. Duel Dijah
34
33. Pacar Posesif
35
34. Curahan Cerita
36
35. Pesan- pesan
37
36. Kisah Kelam
38
37. Dekat Dul
39
38. Maju Mundur
40
39. Kejutan & Keributan
41
40. Puncak Perselisihan
42
41. Ratapan Rindu
43
42. Akumulasi Amarah
44
43. Pulang Pagi
45
44. Binar Bahagia
46
45. Tertawa Terbahak
47
46. Khayalan Kekasih
48
47. Makan Malam
49
48. Adu Argumen
50
49. Bukan Bapak Biasa
51
50. Surprise Sticker
52
51. Prospek Pasar
53
52. Potongan Percakapan
54
53. Cerita Cinta
55
54. Andai Ayah - Anak
56
55. Sambutan Sapaan
57
56. Kekasih & Keluarga
58
57. Bahagia Bertiga
59
58. Sepasang Sepatu
60
59. Suguhan Spesial
61
60. Pertolongan Pertama
62
61. Pasien Pria
63
62. Malam Minggu (2)
64
63. Serba Salah
65
64. Ujian dan Upaya
66
65. Cendera mata Cinta
67
66. Rindu dan Restu
68
67. Puncak Persaingan
69
68. Cerita Cemburu
70
69. Detensi Demam
71
70. Duel Dijah (2)
72
71. Jarak Jauh
73
72. Cerita Cafe
74
73. Antara Anak - Ayah
75
74. Derita Dul
76
75. Menguak Memori
77
76. Merengkuh Malam
78
77. Leburan Luka
79
78. Pertolongan Profesional
80
79. Pengakuan Dijah (1)
81
80. Pengakuan Dijah (2)
82
81. Kado Kejutan
83
82. Wartawan Wisuda
84
83. Kembali Kasih
85
84. Bicaranya Bapak
86
85. Irisan Ingatan
87
86. Rentang Rencana
88
87. Izin Ibu
89
88. Harapan dan Hukuman
90
89. Sentuhan Sahabat
91
90. Pesan Perpisahan
92
91. Kamu dan Keluhmu
93
92. Uring-uringan
94
93. Syair Syahdu
95
94. Angin Alam
96
95. Terang Temaram
97
96. Kepala Keluarga
98
97. Kehidupan Kandang
99
98. Bulan Bersama
100
99. Cuplikan Cerita
101
100. Wonder Woman
102
101. Huru-Hara Hari H
103
102. Perjalanan Pertama
104
103. Wisata Wartawan
105
104. Batu Besar
106
105. Riuh Rendah
107
106. Gedung Gonggong
108
107. Makan Malam
109
108. Menyelesaikan Masalah
110
109. Kumpulan Kisah
111
110. Sahabat Sesumbar
112
111. Malam Meringis
113
112. Jawaban Jujur
114
113. Benar Berubah ?
115
114. Masih Meragu
116
115. Alasan Amarah
117
116. Maafin Mas
118
117. Berita Bahagia
119
118. Kumpul Keluarga
120
119. Mabuk Merana
121
120. Hunian Humanis
122
121. Kunjungan Kawan
123
122. Bukan Bandingan
124
123. Pujian Penghiburan
125
124. Dijah dan Dul
126
125. Derita Dimulai
127
126. Titipan Tuhan
128
127. Anak Ayah
129
128. Aku Ayahnya
130
129. Dalam Dongengan
131
130. Masakan Mertua
132
131. Penantian Panjang
133
132. Seutas Saran
134
133. Temu Terakhir
135
134. Tepisan Takdir
136
135. SEEMPUK SETUMPUK
137
136. Sebuah Sejarah
138
137. Menuruti Mertua
139
138. Sandiwara Suketi
140
139. Taktik Tini
141
140. Cuplikan Cerita Cinta
142
141. Guratan Gaduh
143
142. Belanja Baju Bayi
144
143. Drama Dijah
145
144. Sirnanya Senyuman
146
145. Ngobrol Ngalor Ngidul
147
146. Mengekori Mas
148
147. Kunjungan Kerja
149
148. Penilaian Perempuan
150
149. Tanda-Tanda
151
150. Dalam Dekapan Dijah
152
151. Anak Ayah
153
152. Kunjungan Kawan-Kawan
154
153. Santai Sore
155
154. Putri Pertama
156
155. Siksaan Sabtu
157
156. Pertemuan Persaudaraan
158
157. Target Tini
159
158. Kilasan Kabar
160
159. Memanggil Mbah
161
160. Sinar Surya Sore
162
161. Ancang-Ancang Asti
163
162. Membahagiakan Mak Robin
164
163. Bincang Bersama Boy
165
164. History Heru (Bagian 1)
166
165. History Heru (Bagian 2)
167
166. Sabar Suketi (Bagian 1)
168
167. Sabar Suketi (Bagian 2)
169
168. Falsafah dan Filosofi
170
169. Semuanya Senang
171
170. Desau Dijah
172
171. Bara Berbicara
173
EPILOG
174
Untaian Kata
175
SPECIAL PART
176
TINI SUKETI mulai update hari ini
177
CEK KARYA BARU JUSKELAPA : DUL
178
NOVEL BARU : GITA & MAR (JUNI 2023)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!