11. Kok Kesal

Jangan lupa dilike ya,

selamat membaca :*

************

Dari pagi sampai ke sore Dijah sibuk bersama Mbok Jum di tempat pembuangan sampah. Mereka mendapat begitu banyak sisa gelas plastik air mineral yang berasal dari sampah sebuah rumah mewah yang sepertinya selesai mengadakan hajatan.

Dengan wajah riang Mbok Jum memasukkan semua penghasilan mereka hari itu dan kemarin ke dalam dua buah karung plastik untuk diangkut ke pengepul.

"Siapa yang angkut Jah?" tanya Mbok Jum.

"Sebentar aku telfon aja Mbok, berat ini. Biasa kalau banyak mereka mau ambil." Dijah mengeluarkan ponsel mungilnya yang terikat karet.

Beberapa saat berbicara di telepon, Dijah tersenyum puas. Salah satu pekerja di sana bisa menjemput hasil pungutan mereka hari itu.

"Selesai dari sini kamu mau ke mana?" tanya Mbok Jum.

"Uang hari ini lumayan, kita bagi dua ya Mbok. Aku mau beli nugget ayam untuk Dul. Besok dia pentas seni pasti semua anak bawa bekal enak-enak. Aku nggak bisa ikut nemenin, jadi aku harus titipin uang ke bapakku." Dijah memandang beberapa orang pemulung yang juga sedang mengais-ngais sampah di atas gundukan.

"Bilang ke bapakmu, kalau dikasi uang jangan dipake judi catur. Memang sedikit-sedikit tapi bapakmu masak gak tau kalau anaknya cantik-cantik jadi pemulung ngasi dia makan. Gak malu bapakmu itu." Mbok Jum yang sudah mengerti bagaimana kedua orang tua Dijah memang sering kesal ikut mengomeli soal ayah Dijah yang pemalas sejak dari dalam kandungan.

Ibu Dijah yang penurut tak berani sedikit pun menentang bapaknya sejak dulu. Terlebih sejak sakit-sakitan. Ibunya hanya menerima pemberian dari anak-anaknya. Dijah yang menggantungkan nasib antar jemput Dul pada bapaknya pun gak bisa berbuat banyak kalau mendapati pria tua itu duduk di warung untuk berjudi.

"Udah sering aku bilangin, tapi sekarang udah lumayan berkurang Mbok. Begitulah nasib Mbok... Terlalu banyak yang harus aku tangisi sampe air mataku bingung mau nangisin yang mana duluan." Dijah tertawa.

"Nasibmu Jah," gumam Mbok Jum.

"Iya, nasibku. Aku nggak bisa milih dilahirkan di keluarga yang kayak apa. Sama kayak Dul," sahut Dijah.

Seorang pria muda menaiki motor ringsek mendatangi mereka dengan sebuah timbangan besi gantung. Pendapatan mereka hari itu ditotal 110 ribu rupiah. Mbok Jum tersenyum saat Dijah menyerahkan 55 ribu dalam pecahan uang lima ribuan pada wanita itu.

"Aku sedikit aja Jah, 30 ribu aja. Kamu yang lebih capek." Mbok Jum mengambil jumlah uang yang dimaksudkannya dan menyodorkan sisanya pada Dijah.

"Kok gitu Mbok? Simpen aja ini, untuk beli madu. Biar suami Mbok lebih seger." Dijah menjejalkan uang ke tangan Mbok Jum yang masih menatap lembaran uang di tangannya.

"Nggak usah terharu, nanti nangis lagi. Makan waktu. Aku balik dulu. Udah siang banget ini, mau beresin perlengkapan Dul untuk besok." Dijah membereskan peralatannya kemudian mengusap-usap punggung Mbok Jum sebelum pergi.

"Besok dateng ya Jah," seru Mbok Jum. Ia tak apa-apa makan sekali sehari saja. Baginya kedatangan Dijah bukan hanya sebagai seseorang yang sering memberinya ini-itu, tapi lebih pada seorang teman bicara.

Sebelum tiba di rumah, Dijah mampir ke warung membeli sekilo beras, beberapa bungkus mi instan dan segenggam bawang dan cabai untuk persediaannya yang sudah habis.

Sebelum berbelanja tadi, Dijah meluruskan niatnya membeli dua kilo beras, 4 bungkus mi instan dan segenggam bawang dan cabai adalah memang murni sebagai persediaannya di rumah. Bukan untuk menjamu Bara jika laki-laki itu kembali datang meminta makan.

Setelah membersihkan tubuhnya dan makan siang seadanya, Dijah kini sudah berada di dalam angkutan kota menuju rumah orangtuanya.

Besok ia harus ikut Tini untuk wawancara di kantor merek rokok yang mencari jasa SPG. Acara pentas seni Dul bertepatan dengan besok juga, ia harus meminta ayahnya menggantikan mengantar dan menunggui bocah TK itu.

Dul pasti mau dan mengerti dengan kesibukannya mencari uang untuk menyambung hidup mereka. Sebelum berangkat ke rumah orang tuanya, Dijah membeli sebungkus nugget ayam sebagai bekal mewah Dul di mini market seberang Polsek.

"Pak, besok Dul acara pentas seni dari TK-nya. Dia main drum. Ikut marching band. Aku nggak bisa karena besok wawancara kerjaan baru. Tolong temeni bisa kan?" tanya Dijah pada bapaknya yang sedang duduk di sebuah bangku plastik di depan rumah.

"Bisa. Jam berapa?"

"Ngumpul di sekolahnya jam 8 pagi. Jangan terlambat ya Pak. Nanti dari sekolahnya naik bus rame-rame."

"Iuran busnya gimana?"

"Semua udah dibayar tahunan. Jadi besok cuma bawa anaknya aja. Bener jangan terlambat ya Pak, kasian Dul. Acaranya cuma setahun sekali aja." Dijah kemudian masuk menenteng nugget ayam yang dibelinya.

"Bu, ini nugget ayam besok minta tolong digoreng untuk Dul. Tempat nasinya yang ini," tukas Dijah sambil menunjuk sebuah tempat bekal dari restoran ayam goreng. Itu adalah tempat bekal terbagus milik Dul.

"Dibawain nasi sama nugget aja?" tanya ibu Dijah.

"Kalau besok tukang kue lewat bisa dibelikan sekalian untuk Dul Bu, tiga aja. Ini uangnya aku kasi. Besok sisanya kasi bapak ya Bu. Siapa tau di tempat acara Dul ada minta jajan atau minta dibelikan mainan." Dijah menyerahkan segumpal uang berjumlah 30 ribu pada ibunya.

"Dul udah lama tidur?" tanya Dijah menatap anaknya yang sedang tertidur di depan televisi.

"Baru, mungkin capek main di luar tadi siang."

"Mau aku masakin sesuatu?" tanya Dijah pada ibunya. Ia kasihan melihat wajah ibunya yang masih pucat kurang sehat tapi masih berada di dapur mencoba memasak makan malam.

"Gak usah, kamu pulang aja sana. Jangan lama-lama di sini, nanti si Fredy datang. Udah lama nggak ribut-ribut ibu malah khawatir. Ibu nggak mau kamu dipukuli lagi sama si gila itu. Besok Dul pasti berangkat. Ibu masakin. Kamu juga pasti capek seharian cari uang terus." Ibu Dijah menatap anaknya dengan pandangan muram. Ia sangat sedih tak bisa membantu banyak untuk meringankan sedikit beban puterinya itu.

Mendengar nama Fredy disebutkan, Dijah sedikit bergidik. Ia cepat-cepat pamit dari rumah orangtuanya. Benar kata ibunya tadi. Fredy sudah lama gak datang ke sana. Dijah bergegas meninggalkan gang rumahnya terburu-buru. Ia bahkan tak sempat pamit pada Dul yang tengah tertidur nyenyak.

Saat berdiri menunggu angkutan di depan Polsek, Dijah seperti ditarik magnet untuk sedikit melongok ke halaman tempat di mana ia dan Bara pertama kali bertemu.

Matanya yang sekarang akrab dengan penampilan Bara langsung menangkap sosok laki-laki itu sedang berdiri di sebelah sebuah mobil dan berbicara dengan sosok perempuan yang berada di balik kemudi.

Dijah mengingat bahwa perempuan itu adalah perempuan yang tempo hari meneriakkan nama Bara dari tepi jalan.

Mungkin itu adalah pacar Bara pikirnya. Lantas kenapa Bara kemarin malam menciumnya? Dijah tak bisa menolak pikiran negatifnya soal pria itu. Ia juga lagi-lagi tak bisa berhenti untuk tak merendahkan dirinya sendiri.

Hatinya sedikit terusik, ia menyukai Bara. Dalam waktu sesingkat itu mustahil tak menyukai pria tampan yang memberi perhatian padanya.

Apalagi sikap Bara yang begitu luwes dan supel seperti sudah mengenalnya bertahun-tahun membuat Dijah dengan cepat merasa nyaman dengan pria itu.

Sekarang dia lah yang harus bisa menempatkan dirinya. Ingin memberi batas, atau menikmati saja sesuatu yang memang ingin dirasakannya sejak dulu. Kehangatan sentuhan seorang pria yang disukainya.

Dijah masih akan memalingkan wajahnya saat Bara tiba-tiba menoleh ke jalan dan mendapatinya sedang menatap.

Beberapa saat lamanya mereka saling berpandangan, kemudian Dijah tersadar dan membuang mukanya jauh-jauh. Tak sopan dan tak penting sekali rasanya ia mengamati sosok pasangan yang tengah asyik berbicara.

Nomor angkutan kotanya melintas dan cepat-cepat Dijah menyetopnya. Angkutan itu penuh berjejalan manusia, dan kursi kosong hanya tersisa di mulut pintu angkot.

Dengan berpegangan di atas pintu angkot, Dijah berlalu dari sana seraya melemparkan tatapan tajam pada Bara.

Bara mengiringi kepergian Dijah dengan menggelantungi angkot dengan tatapan kesal. Entah apa yang dikesalkan oleh Bara, Dijah juga tak tahu.

To Be Continued.....

Terpopuler

Comments

dyul

dyul

ah.... sisi hatimu merindu utk di cintai

2025-02-27

0

Herlina Lina

Herlina Lina

ya Allah jd inget almh. ibu q
pokokny semua ibu d dunia ini bnr2 wanita luar biasa yg Allah ciptakan u/ mendampingin tumbuh kembang anak2 mereka walau bgmn sikon mrk tetep bakal prioritaskan kebahagiaan anak/Heart/

2024-09-20

3

Herlina Lina

Herlina Lina

lw suatu hari nanti hidup mu bs bahagia atau jd org kaya raya bs jd bentuk kebaikan kecil2 seperti ini yg jadi wasilah Allah mmperlancar semua urusan mu k dpan nya jah/Heart/

2024-09-20

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 1. Terlatih Terluka
3 2. Pelarian Perkenalan
4 3. Main Mata
5 4. Sepotong Selingan
6 5. Tatapan Terarah
7 6. Pelanggan Pertama
8 7. Karena Kasihan
9 8. Mulai Meresapi
10 9. Debaran Dijah
11 10. Sepiring Santapan
12 11. Kok Kesal
13 12. Kiriman Konsumsi
14 13. Tentang Tetangga
15 14. Sedikit Sentilan
16 15. Percakapan Pria
17 16. Tini Tenar
18 17. Ketagihan Kerokan
19 18. Percakapan Pagi
20 19. Pernyataan Pacaran
21 20. Berburu Berita
22 21. Perdana Pacaran
23 22. Mantan Menjijikkan
24 23. Percakapan Panjang
25 24. Kehidupan Kos-kosan
26 25. Merasakan Minder
27 26. Bara Berusaha
28 27. Secercah Senyuman
29 28. Malam Minggu
30 29. Jalan-Jalan
31 30. Api Asmara
32 31. Ambyare Ati
33 32. Duel Dijah
34 33. Pacar Posesif
35 34. Curahan Cerita
36 35. Pesan- pesan
37 36. Kisah Kelam
38 37. Dekat Dul
39 38. Maju Mundur
40 39. Kejutan & Keributan
41 40. Puncak Perselisihan
42 41. Ratapan Rindu
43 42. Akumulasi Amarah
44 43. Pulang Pagi
45 44. Binar Bahagia
46 45. Tertawa Terbahak
47 46. Khayalan Kekasih
48 47. Makan Malam
49 48. Adu Argumen
50 49. Bukan Bapak Biasa
51 50. Surprise Sticker
52 51. Prospek Pasar
53 52. Potongan Percakapan
54 53. Cerita Cinta
55 54. Andai Ayah - Anak
56 55. Sambutan Sapaan
57 56. Kekasih & Keluarga
58 57. Bahagia Bertiga
59 58. Sepasang Sepatu
60 59. Suguhan Spesial
61 60. Pertolongan Pertama
62 61. Pasien Pria
63 62. Malam Minggu (2)
64 63. Serba Salah
65 64. Ujian dan Upaya
66 65. Cendera mata Cinta
67 66. Rindu dan Restu
68 67. Puncak Persaingan
69 68. Cerita Cemburu
70 69. Detensi Demam
71 70. Duel Dijah (2)
72 71. Jarak Jauh
73 72. Cerita Cafe
74 73. Antara Anak - Ayah
75 74. Derita Dul
76 75. Menguak Memori
77 76. Merengkuh Malam
78 77. Leburan Luka
79 78. Pertolongan Profesional
80 79. Pengakuan Dijah (1)
81 80. Pengakuan Dijah (2)
82 81. Kado Kejutan
83 82. Wartawan Wisuda
84 83. Kembali Kasih
85 84. Bicaranya Bapak
86 85. Irisan Ingatan
87 86. Rentang Rencana
88 87. Izin Ibu
89 88. Harapan dan Hukuman
90 89. Sentuhan Sahabat
91 90. Pesan Perpisahan
92 91. Kamu dan Keluhmu
93 92. Uring-uringan
94 93. Syair Syahdu
95 94. Angin Alam
96 95. Terang Temaram
97 96. Kepala Keluarga
98 97. Kehidupan Kandang
99 98. Bulan Bersama
100 99. Cuplikan Cerita
101 100. Wonder Woman
102 101. Huru-Hara Hari H
103 102. Perjalanan Pertama
104 103. Wisata Wartawan
105 104. Batu Besar
106 105. Riuh Rendah
107 106. Gedung Gonggong
108 107. Makan Malam
109 108. Menyelesaikan Masalah
110 109. Kumpulan Kisah
111 110. Sahabat Sesumbar
112 111. Malam Meringis
113 112. Jawaban Jujur
114 113. Benar Berubah ?
115 114. Masih Meragu
116 115. Alasan Amarah
117 116. Maafin Mas
118 117. Berita Bahagia
119 118. Kumpul Keluarga
120 119. Mabuk Merana
121 120. Hunian Humanis
122 121. Kunjungan Kawan
123 122. Bukan Bandingan
124 123. Pujian Penghiburan
125 124. Dijah dan Dul
126 125. Derita Dimulai
127 126. Titipan Tuhan
128 127. Anak Ayah
129 128. Aku Ayahnya
130 129. Dalam Dongengan
131 130. Masakan Mertua
132 131. Penantian Panjang
133 132. Seutas Saran
134 133. Temu Terakhir
135 134. Tepisan Takdir
136 135. SEEMPUK SETUMPUK
137 136. Sebuah Sejarah
138 137. Menuruti Mertua
139 138. Sandiwara Suketi
140 139. Taktik Tini
141 140. Cuplikan Cerita Cinta
142 141. Guratan Gaduh
143 142. Belanja Baju Bayi
144 143. Drama Dijah
145 144. Sirnanya Senyuman
146 145. Ngobrol Ngalor Ngidul
147 146. Mengekori Mas
148 147. Kunjungan Kerja
149 148. Penilaian Perempuan
150 149. Tanda-Tanda
151 150. Dalam Dekapan Dijah
152 151. Anak Ayah
153 152. Kunjungan Kawan-Kawan
154 153. Santai Sore
155 154. Putri Pertama
156 155. Siksaan Sabtu
157 156. Pertemuan Persaudaraan
158 157. Target Tini
159 158. Kilasan Kabar
160 159. Memanggil Mbah
161 160. Sinar Surya Sore
162 161. Ancang-Ancang Asti
163 162. Membahagiakan Mak Robin
164 163. Bincang Bersama Boy
165 164. History Heru (Bagian 1)
166 165. History Heru (Bagian 2)
167 166. Sabar Suketi (Bagian 1)
168 167. Sabar Suketi (Bagian 2)
169 168. Falsafah dan Filosofi
170 169. Semuanya Senang
171 170. Desau Dijah
172 171. Bara Berbicara
173 EPILOG
174 Untaian Kata
175 SPECIAL PART
176 TINI SUKETI mulai update hari ini
177 CEK KARYA BARU JUSKELAPA : DUL
178 NOVEL BARU : GITA & MAR (JUNI 2023)
Episodes

Updated 178 Episodes

1
PROLOG
2
1. Terlatih Terluka
3
2. Pelarian Perkenalan
4
3. Main Mata
5
4. Sepotong Selingan
6
5. Tatapan Terarah
7
6. Pelanggan Pertama
8
7. Karena Kasihan
9
8. Mulai Meresapi
10
9. Debaran Dijah
11
10. Sepiring Santapan
12
11. Kok Kesal
13
12. Kiriman Konsumsi
14
13. Tentang Tetangga
15
14. Sedikit Sentilan
16
15. Percakapan Pria
17
16. Tini Tenar
18
17. Ketagihan Kerokan
19
18. Percakapan Pagi
20
19. Pernyataan Pacaran
21
20. Berburu Berita
22
21. Perdana Pacaran
23
22. Mantan Menjijikkan
24
23. Percakapan Panjang
25
24. Kehidupan Kos-kosan
26
25. Merasakan Minder
27
26. Bara Berusaha
28
27. Secercah Senyuman
29
28. Malam Minggu
30
29. Jalan-Jalan
31
30. Api Asmara
32
31. Ambyare Ati
33
32. Duel Dijah
34
33. Pacar Posesif
35
34. Curahan Cerita
36
35. Pesan- pesan
37
36. Kisah Kelam
38
37. Dekat Dul
39
38. Maju Mundur
40
39. Kejutan & Keributan
41
40. Puncak Perselisihan
42
41. Ratapan Rindu
43
42. Akumulasi Amarah
44
43. Pulang Pagi
45
44. Binar Bahagia
46
45. Tertawa Terbahak
47
46. Khayalan Kekasih
48
47. Makan Malam
49
48. Adu Argumen
50
49. Bukan Bapak Biasa
51
50. Surprise Sticker
52
51. Prospek Pasar
53
52. Potongan Percakapan
54
53. Cerita Cinta
55
54. Andai Ayah - Anak
56
55. Sambutan Sapaan
57
56. Kekasih & Keluarga
58
57. Bahagia Bertiga
59
58. Sepasang Sepatu
60
59. Suguhan Spesial
61
60. Pertolongan Pertama
62
61. Pasien Pria
63
62. Malam Minggu (2)
64
63. Serba Salah
65
64. Ujian dan Upaya
66
65. Cendera mata Cinta
67
66. Rindu dan Restu
68
67. Puncak Persaingan
69
68. Cerita Cemburu
70
69. Detensi Demam
71
70. Duel Dijah (2)
72
71. Jarak Jauh
73
72. Cerita Cafe
74
73. Antara Anak - Ayah
75
74. Derita Dul
76
75. Menguak Memori
77
76. Merengkuh Malam
78
77. Leburan Luka
79
78. Pertolongan Profesional
80
79. Pengakuan Dijah (1)
81
80. Pengakuan Dijah (2)
82
81. Kado Kejutan
83
82. Wartawan Wisuda
84
83. Kembali Kasih
85
84. Bicaranya Bapak
86
85. Irisan Ingatan
87
86. Rentang Rencana
88
87. Izin Ibu
89
88. Harapan dan Hukuman
90
89. Sentuhan Sahabat
91
90. Pesan Perpisahan
92
91. Kamu dan Keluhmu
93
92. Uring-uringan
94
93. Syair Syahdu
95
94. Angin Alam
96
95. Terang Temaram
97
96. Kepala Keluarga
98
97. Kehidupan Kandang
99
98. Bulan Bersama
100
99. Cuplikan Cerita
101
100. Wonder Woman
102
101. Huru-Hara Hari H
103
102. Perjalanan Pertama
104
103. Wisata Wartawan
105
104. Batu Besar
106
105. Riuh Rendah
107
106. Gedung Gonggong
108
107. Makan Malam
109
108. Menyelesaikan Masalah
110
109. Kumpulan Kisah
111
110. Sahabat Sesumbar
112
111. Malam Meringis
113
112. Jawaban Jujur
114
113. Benar Berubah ?
115
114. Masih Meragu
116
115. Alasan Amarah
117
116. Maafin Mas
118
117. Berita Bahagia
119
118. Kumpul Keluarga
120
119. Mabuk Merana
121
120. Hunian Humanis
122
121. Kunjungan Kawan
123
122. Bukan Bandingan
124
123. Pujian Penghiburan
125
124. Dijah dan Dul
126
125. Derita Dimulai
127
126. Titipan Tuhan
128
127. Anak Ayah
129
128. Aku Ayahnya
130
129. Dalam Dongengan
131
130. Masakan Mertua
132
131. Penantian Panjang
133
132. Seutas Saran
134
133. Temu Terakhir
135
134. Tepisan Takdir
136
135. SEEMPUK SETUMPUK
137
136. Sebuah Sejarah
138
137. Menuruti Mertua
139
138. Sandiwara Suketi
140
139. Taktik Tini
141
140. Cuplikan Cerita Cinta
142
141. Guratan Gaduh
143
142. Belanja Baju Bayi
144
143. Drama Dijah
145
144. Sirnanya Senyuman
146
145. Ngobrol Ngalor Ngidul
147
146. Mengekori Mas
148
147. Kunjungan Kerja
149
148. Penilaian Perempuan
150
149. Tanda-Tanda
151
150. Dalam Dekapan Dijah
152
151. Anak Ayah
153
152. Kunjungan Kawan-Kawan
154
153. Santai Sore
155
154. Putri Pertama
156
155. Siksaan Sabtu
157
156. Pertemuan Persaudaraan
158
157. Target Tini
159
158. Kilasan Kabar
160
159. Memanggil Mbah
161
160. Sinar Surya Sore
162
161. Ancang-Ancang Asti
163
162. Membahagiakan Mak Robin
164
163. Bincang Bersama Boy
165
164. History Heru (Bagian 1)
166
165. History Heru (Bagian 2)
167
166. Sabar Suketi (Bagian 1)
168
167. Sabar Suketi (Bagian 2)
169
168. Falsafah dan Filosofi
170
169. Semuanya Senang
171
170. Desau Dijah
172
171. Bara Berbicara
173
EPILOG
174
Untaian Kata
175
SPECIAL PART
176
TINI SUKETI mulai update hari ini
177
CEK KARYA BARU JUSKELAPA : DUL
178
NOVEL BARU : GITA & MAR (JUNI 2023)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!