2. Pelarian Perkenalan

Dari Penulis :

Dengan membaca novel ini, pembaca dianggap sudah dewasa dan bisa membedakan mana yang sekedar fiksi atau mana kehidupan nyata.

Mohon jangan mengaitkan isi cerita dengan satu agama, suku, ras atau golongan tertentu.

Mari saling menghargai dan bijak dalam memilih bacaan.

Terimakasih sudah mampir ke karya-karya juskelapa.

*************

Bara masih berdiri di dekat wanita muda yang sesaat lalu baru saja menghantam kepala seorang pria dengan sebuah batu.

Mata wanita itu masih menatap pria yang sekarang terlihat sudah enggan mengejarnya. Pandangan mata tidak menyiratkan ketakutan. Bara hanya melihat kemarahan di sana.

"Nama Mbak siapa? Itu tadi siapa?" tanya Bara pada Dijah yang masih mengintip ke arah Fredy.

"Dijah," sahut Dijah tanpa menoleh pada Bara.

"Yang itu tadi siapa?" tanya Bara lagi.

"Mantan suamiku," jawab Dijah singkat. Matanya masih menatap ke arah Fredy yang terlihat menjauhi pagar Kantor Polisi.

"Kok Mbak bisa dipukuli? Apa sebabnya?" tanya Bara penasaran. Naluri wartawannya muncul seketika.

"Itu pasti sakit, 'kan?" Bara masih memberondong Dijah dengan pertanyaan.

"Ini penganiayaan Mbak," ujar Bara. Dijah masih diam melihat ke luar pagar. Tangannya merogoh kantong depan ransel yang dikenakannya dan mengeluarkan sebuah plaster. Bara membuka plaster itu dan menempelkannya di dahi Dijah yang mengeluarkan sedikit darah.

"Kalau sakit kenapa nggak dilaporin aja Mbak? Mbak bisa buat pengaduan. Ini namanya udah tindakan kekerasan. Mbak kok diem aja sih?" Bara yang diabaikan merasa sedikit kesal. Ia ingin meninggalkan wanita itu tapi rasa penasarannya meronta.

Saat Dijah melihat Fredy meninggalkan tempatnya semula sambil mengusap-usap kepala, Dijah menghembuskan nafas lega. Ia bisa segera pergi dari kantor polisi itu.

Kemudian kehadiran seorang pria yang sejak tadi tak berhenti menanyainya seperti membuat kesadarannya kembali.

"Dari tadi aku diem aja karena nggak suka dipanggil Mbak. Mbak ... Mbak ... Kapan aku kawin sama mas-mu?" sengit Dijah kesal kemudian berdiri.

"Kenapa Jah? Kenapa muka kamu begitu?" tanya Pak Santo polisi tua yang sehari-hari bertugas di sana.

Pak Santo baru saja tiba dengan motor bututnya dan berhenti tepat di depan Dijah saat wanita itu berjalan keluar pagar. Dijah telah lama mengenal polisi itu, sedikit banyak pun Pak Santo tahu akan kehidupannya.

"Nggak apa-apa Pak, tadi nggak sengaja nabrak anak-anak naik motor," jawab Dijah asal kemudian pergi melangkahkan kakinya menuju tepi jalan untuk menyetop salah satu trayek angkutan untuk menuju kos-kosannya.

Dijah melangkahkan kakinya menjauhi pagar kantor polisi agar Pak Santo tak kembali menanyainya. Pelipisnya berdenyut dan sekarang ia bisa memastikan bahwa bagian atas matanya sudah pasti membengkak.

Dijah kemudian meraba dahinya. Ada plaster luka. Sejak kapan plaster itu berada di dahinya ia pun tak sadar.

Bara memandang punggung Dijah yang berjalan menjauh. Buru-buru ia berlari ke parkiran di sisi kiri kantor untuk mengambil sepeda motornya.

"Mau ngejer berita?" teriak Pak Santo pada Bara yang menaiki motornya tergesa-gesa.

"Iya! Berita besar," sahut Bara kemudian melakukan motornya meninggalkan Pak Santo yang kemudian berlalu menuju parkiran.

Bara mengendarai motornya perlahan-lahan sampai tiba di sebelah Dijah yang masih berdiri di tepi jalan.

"Mau pulang ke mana Mbak?" tanya Bara pada Dijah yang hanya meliriknya sekilas kemudian kembali menatap layar.

Bara tak menerima sahutan apapun. Sekarang posisi Bara persis seperti seorang laki-laki hidung belang yang sedang merayu perempuan di tepi jalan pada sore hari.

Dijah sedang berpikir-pikir, bagaimana ia bisa masuk kerja malam itu kalau wajahnya babak belur. Dijah berdecak samar nyaris tak terdengar. Tapi Bara yang sempat mendengar suara dari mulut Dijah menatap wajah perempuan itu.

Bara masih duduk di atas motornya. Memperhatikan wajah manis Dijah yang bagian matanya kini membengkak. Kaos oblong putih yang dipakai wanita itu terlihat kotor di bagian depan dengan salah satu lengannya terdapat noda darah yang mulai menggelap.

Kasihan, pikir Bara. Masih muda tapi tampaknya wanita itu sudah sangat terbiasa menerima kekerasan. Pandangan Bara turun sampai ke sandal karet bertali di kaki Dijah. Bara melihat kulit jari kelingking sebelah kanan Dijah mengelupas.

"Ayo Mbak, biar saya anter." Bara sedikit menggeser motornya memberi jarak pada Dijah. Dalam benaknya ia sedikit khawatir Dijah tersinggung dan memungut batu untuk memukul kepalanya.

"Eh, nama kamu siapa?" tanya Dijah tiba-tiba dengan wajah sedikit kesal.

"Bara Wirya." Bara mengeluarkan sebuah tanda pengenal dari sakunya. "Nama kamu Dijah, 'kan? Karena kamu keliatan lebih muda dari aku, kamu bisa panggil aku Mas Bara aja."

"Baik. Begini Bara, aku nggak ada urusan sama situ, mending situ pergi sekarang. Aku mulai risih orang-orang ngeliatin aku terus dari tadi. Pergi sana!" sergah Dijah melangkah sedikit menjauh.

"Niatku baik kok," ujar Bara lagi.

"Namanya niat yang tau ya cuma situ!" balas Dijah.

"Rumah kamu di mana? Aku tulus cuma pengen bantu. Nanti kamu diliatin orang di angkot."

"Udah biasa," sambung Dijah.

"Cepet naik!" ajak Bara memajukan motornya.

"Sana!"

"Dijah! Naik!"

"Apa sih?!! Enggak! Nanti aku teriak. Gendeng!" maki Dijah.

Tiba-tiba,

"Hei Lon*te!" teriak Fredy yang tiba-tiba kembali muncul berlari ke arah Dijah.

"Aduh si anjing!" maki Dijah terkejut kemudian langsung naik ke atas boncengan Bara.

"Cepat jalan! Tadi situ ngotot mau nganter aku pulang! Itu si anjing dateng lagi!" Dijah menepuk pundak Bara berkali-kali.

Bara cepat-cepat menyalakan motornya dan pergi meninggalkan Fredy yang terlihat menunduk seperti sedang mencari batu untuk melempar mereka.

"Cepat! Ngebut!" perintah Dijah pada Bara yang membabi-buta melajukan sepeda motornya membelah jalanan sore.

"Ini ke mana?!!" teriak Bara.

"Ke kost-an aku!" balas Dijah juga dalam teriakan.

"Ya di mana? Aku nggak tau!"

"Oh iya ya .... Jalan terus aja, nanti simpang kita ke kiri!" Balas Dijah seraya berpegangan pada bahu pria asing yang baru ditemuinya tak sampai sejam.

"Lurus aja terus, mall besar itu sebelahnya ada jalan, belok kiri lagi." Dijah menepuk-nepuk bahu Bara untuk memberi tanda.

Saat melihat mulut gang tempat tinggalnya yang selalu ditunggui beberapa ojek setempat, Dijah kembali menepuk bahu Bara untuk memelankan laju motornya.

"Belok situ," pinta Dijah menunjuk gang. Sebenarnya ia bisa turun di depan gang saja, tapi sore itu ia sedang tak ingin meladeni mulut iseng para laki-laki itu mengomentari wajahnya yang penuh luka.

"Siapa Jah?" tanya seorang pengemudi ojek saat Bara memelankan laju motornya untuk masuk ke dalam gang.

"Pelanggan baru!" teriak Dijah dengan wajah biasa saja. Motor Bara terlalu bagus dan penampilan pria itu tak meyakinkan untuk disebutnya seorang tukang ojek. Bahkan parfum Bara pun terasa melekat di telapak tangannya yang sejak tadi bertengger di bahu pria itu.

"Itu ada pintu, masuk aja." Dijah menunjukkan sebuah pintu besi sedang selebar satu mobil.

Saat tiba di halaman lumayan luas, Bara membuka helmnya dan melihat ke sekeliling. Dia tak menyangka bahwa di dalam gang sempit itu ada sebuah bangunan besar bertingkat dengan puluhan kamar kecil.

"Dijah!!" panggil seorang wanita tiba-tiba. Dari lengkingan suaranya, Dijah bisa menebak itu adalah Mak Robin. Seorang ibu rumah tangga asal Medan dengan satu anak yang suaminya bekerja di luar kota.

Mak Robin adalah salah satu penghuni terlama di kos-kosan itu.

"Opo?" sahut Dijah menoleh pada Mak Robin yang berjalan menghampirinya.

"Tagihan airmu," ujar Mak Robin mengangsurkan selembar kertas.

"Nanti aku bayar." Dijah melipat kertas itu kemudian mengantonginya.

"Kenapa muka kau? Dipukol si anjeng itu lagi? Dah kubilang sama kau Dijah, ayok kita pecahkan kepalanya sama-sama." Mak Robin menyibakkan helai rambut pada wajah Dijah untuk melihat lukanya.

"Astaga..." gumam Bara memegang dadanya saat mendengar nada suara tinggi Mak Robin.

"Udah nggak apa-apa. Dikit aja. Besok-besok aja kita pecahkan kepalanya. Aku buru-buru mau kerja," ujar Dijah kembali menaruh rambut di atas lukanya agar tak terlihat.

"Janganlah kau kerja! Tidor aja kau dulu, pasti sakit kepalamu itu," tukas Mak Robin. "Tin! Mau ke mana kau? Ko tengok dulu ini kawan kau udah bengap-bengap mukanya!" teriak Mak Robin memanggil Tini yang sudah sangat cantik sore itu.

Tini yang dipanggil Mak Robin bergegas mendekati Dijah dengan heels 10 senti-nya.

"Ya ampun Jah, kok kayak gini lagi? Nanti pulang kerja aku obati ya. Sekarang nggak sempet aku udah ditunggu," ujar Tini sedikit mengangkat dagu Dijah.

"Kau mau ke mana sore-sore gini?" tanya Mak Robin pada Tini.

"Melonte-lah Mak, 'kan nggak mungkin aku ngantor jam segini," jawab Tini santai.

"Astaga... " gumam Bara lagi.

"Aku pergi dulu, kamu nggak usah kerja Jah!" tambah Tini seraya berjalan menjauh. "Eh Jah! Ini siapa?" tanya Tini menunjuk Bara.

"Siapa--? Ooo .... Ojek! Itu Ojek!" seru Dijah meringis saat menyadari ternyata Bara masih berada tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Astaga ...." gumam Bara lagi saat Tini berjalan mendekatinya.

To Be Continued.....

Dari Penulis :

Maklumi kata-kata kasarnya ya, jangan diikuti.

Ini hanya sepotong realita yang sedang terjadi di sekeliling kita.

Izinkan Dijah membuat hidupnya lebih indah.

Terpopuler

Comments

Wini Hilal

Wini Hilal

realita kalangan bawah bnyk ditemukan di kawasan kos kossan murah memang miris tp itulah kenyataan gk semua kita bisa hidup enak tp wlw pun susah mereka tetap semangat dan optimis menjalani hidup

2024-06-08

2

El aisya

El aisya

Mak Robin wkwk

2024-05-28

0

Suyatno Galih

Suyatno Galih

othor imajinasinya joss, ceritanya byk fix realita wl ini cm fiksi
utk dijah ayok rame2 kt pecahkan kepala fredi jdkan dendeng

2024-04-21

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 1. Terlatih Terluka
3 2. Pelarian Perkenalan
4 3. Main Mata
5 4. Sepotong Selingan
6 5. Tatapan Terarah
7 6. Pelanggan Pertama
8 7. Karena Kasihan
9 8. Mulai Meresapi
10 9. Debaran Dijah
11 10. Sepiring Santapan
12 11. Kok Kesal
13 12. Kiriman Konsumsi
14 13. Tentang Tetangga
15 14. Sedikit Sentilan
16 15. Percakapan Pria
17 16. Tini Tenar
18 17. Ketagihan Kerokan
19 18. Percakapan Pagi
20 19. Pernyataan Pacaran
21 20. Berburu Berita
22 21. Perdana Pacaran
23 22. Mantan Menjijikkan
24 23. Percakapan Panjang
25 24. Kehidupan Kos-kosan
26 25. Merasakan Minder
27 26. Bara Berusaha
28 27. Secercah Senyuman
29 28. Malam Minggu
30 29. Jalan-Jalan
31 30. Api Asmara
32 31. Ambyare Ati
33 32. Duel Dijah
34 33. Pacar Posesif
35 34. Curahan Cerita
36 35. Pesan- pesan
37 36. Kisah Kelam
38 37. Dekat Dul
39 38. Maju Mundur
40 39. Kejutan & Keributan
41 40. Puncak Perselisihan
42 41. Ratapan Rindu
43 42. Akumulasi Amarah
44 43. Pulang Pagi
45 44. Binar Bahagia
46 45. Tertawa Terbahak
47 46. Khayalan Kekasih
48 47. Makan Malam
49 48. Adu Argumen
50 49. Bukan Bapak Biasa
51 50. Surprise Sticker
52 51. Prospek Pasar
53 52. Potongan Percakapan
54 53. Cerita Cinta
55 54. Andai Ayah - Anak
56 55. Sambutan Sapaan
57 56. Kekasih & Keluarga
58 57. Bahagia Bertiga
59 58. Sepasang Sepatu
60 59. Suguhan Spesial
61 60. Pertolongan Pertama
62 61. Pasien Pria
63 62. Malam Minggu (2)
64 63. Serba Salah
65 64. Ujian dan Upaya
66 65. Cendera mata Cinta
67 66. Rindu dan Restu
68 67. Puncak Persaingan
69 68. Cerita Cemburu
70 69. Detensi Demam
71 70. Duel Dijah (2)
72 71. Jarak Jauh
73 72. Cerita Cafe
74 73. Antara Anak - Ayah
75 74. Derita Dul
76 75. Menguak Memori
77 76. Merengkuh Malam
78 77. Leburan Luka
79 78. Pertolongan Profesional
80 79. Pengakuan Dijah (1)
81 80. Pengakuan Dijah (2)
82 81. Kado Kejutan
83 82. Wartawan Wisuda
84 83. Kembali Kasih
85 84. Bicaranya Bapak
86 85. Irisan Ingatan
87 86. Rentang Rencana
88 87. Izin Ibu
89 88. Harapan dan Hukuman
90 89. Sentuhan Sahabat
91 90. Pesan Perpisahan
92 91. Kamu dan Keluhmu
93 92. Uring-uringan
94 93. Syair Syahdu
95 94. Angin Alam
96 95. Terang Temaram
97 96. Kepala Keluarga
98 97. Kehidupan Kandang
99 98. Bulan Bersama
100 99. Cuplikan Cerita
101 100. Wonder Woman
102 101. Huru-Hara Hari H
103 102. Perjalanan Pertama
104 103. Wisata Wartawan
105 104. Batu Besar
106 105. Riuh Rendah
107 106. Gedung Gonggong
108 107. Makan Malam
109 108. Menyelesaikan Masalah
110 109. Kumpulan Kisah
111 110. Sahabat Sesumbar
112 111. Malam Meringis
113 112. Jawaban Jujur
114 113. Benar Berubah ?
115 114. Masih Meragu
116 115. Alasan Amarah
117 116. Maafin Mas
118 117. Berita Bahagia
119 118. Kumpul Keluarga
120 119. Mabuk Merana
121 120. Hunian Humanis
122 121. Kunjungan Kawan
123 122. Bukan Bandingan
124 123. Pujian Penghiburan
125 124. Dijah dan Dul
126 125. Derita Dimulai
127 126. Titipan Tuhan
128 127. Anak Ayah
129 128. Aku Ayahnya
130 129. Dalam Dongengan
131 130. Masakan Mertua
132 131. Penantian Panjang
133 132. Seutas Saran
134 133. Temu Terakhir
135 134. Tepisan Takdir
136 135. SEEMPUK SETUMPUK
137 136. Sebuah Sejarah
138 137. Menuruti Mertua
139 138. Sandiwara Suketi
140 139. Taktik Tini
141 140. Cuplikan Cerita Cinta
142 141. Guratan Gaduh
143 142. Belanja Baju Bayi
144 143. Drama Dijah
145 144. Sirnanya Senyuman
146 145. Ngobrol Ngalor Ngidul
147 146. Mengekori Mas
148 147. Kunjungan Kerja
149 148. Penilaian Perempuan
150 149. Tanda-Tanda
151 150. Dalam Dekapan Dijah
152 151. Anak Ayah
153 152. Kunjungan Kawan-Kawan
154 153. Santai Sore
155 154. Putri Pertama
156 155. Siksaan Sabtu
157 156. Pertemuan Persaudaraan
158 157. Target Tini
159 158. Kilasan Kabar
160 159. Memanggil Mbah
161 160. Sinar Surya Sore
162 161. Ancang-Ancang Asti
163 162. Membahagiakan Mak Robin
164 163. Bincang Bersama Boy
165 164. History Heru (Bagian 1)
166 165. History Heru (Bagian 2)
167 166. Sabar Suketi (Bagian 1)
168 167. Sabar Suketi (Bagian 2)
169 168. Falsafah dan Filosofi
170 169. Semuanya Senang
171 170. Desau Dijah
172 171. Bara Berbicara
173 EPILOG
174 Untaian Kata
175 SPECIAL PART
176 TINI SUKETI mulai update hari ini
177 CEK KARYA BARU JUSKELAPA : DUL
178 NOVEL BARU : GITA & MAR (JUNI 2023)
Episodes

Updated 178 Episodes

1
PROLOG
2
1. Terlatih Terluka
3
2. Pelarian Perkenalan
4
3. Main Mata
5
4. Sepotong Selingan
6
5. Tatapan Terarah
7
6. Pelanggan Pertama
8
7. Karena Kasihan
9
8. Mulai Meresapi
10
9. Debaran Dijah
11
10. Sepiring Santapan
12
11. Kok Kesal
13
12. Kiriman Konsumsi
14
13. Tentang Tetangga
15
14. Sedikit Sentilan
16
15. Percakapan Pria
17
16. Tini Tenar
18
17. Ketagihan Kerokan
19
18. Percakapan Pagi
20
19. Pernyataan Pacaran
21
20. Berburu Berita
22
21. Perdana Pacaran
23
22. Mantan Menjijikkan
24
23. Percakapan Panjang
25
24. Kehidupan Kos-kosan
26
25. Merasakan Minder
27
26. Bara Berusaha
28
27. Secercah Senyuman
29
28. Malam Minggu
30
29. Jalan-Jalan
31
30. Api Asmara
32
31. Ambyare Ati
33
32. Duel Dijah
34
33. Pacar Posesif
35
34. Curahan Cerita
36
35. Pesan- pesan
37
36. Kisah Kelam
38
37. Dekat Dul
39
38. Maju Mundur
40
39. Kejutan & Keributan
41
40. Puncak Perselisihan
42
41. Ratapan Rindu
43
42. Akumulasi Amarah
44
43. Pulang Pagi
45
44. Binar Bahagia
46
45. Tertawa Terbahak
47
46. Khayalan Kekasih
48
47. Makan Malam
49
48. Adu Argumen
50
49. Bukan Bapak Biasa
51
50. Surprise Sticker
52
51. Prospek Pasar
53
52. Potongan Percakapan
54
53. Cerita Cinta
55
54. Andai Ayah - Anak
56
55. Sambutan Sapaan
57
56. Kekasih & Keluarga
58
57. Bahagia Bertiga
59
58. Sepasang Sepatu
60
59. Suguhan Spesial
61
60. Pertolongan Pertama
62
61. Pasien Pria
63
62. Malam Minggu (2)
64
63. Serba Salah
65
64. Ujian dan Upaya
66
65. Cendera mata Cinta
67
66. Rindu dan Restu
68
67. Puncak Persaingan
69
68. Cerita Cemburu
70
69. Detensi Demam
71
70. Duel Dijah (2)
72
71. Jarak Jauh
73
72. Cerita Cafe
74
73. Antara Anak - Ayah
75
74. Derita Dul
76
75. Menguak Memori
77
76. Merengkuh Malam
78
77. Leburan Luka
79
78. Pertolongan Profesional
80
79. Pengakuan Dijah (1)
81
80. Pengakuan Dijah (2)
82
81. Kado Kejutan
83
82. Wartawan Wisuda
84
83. Kembali Kasih
85
84. Bicaranya Bapak
86
85. Irisan Ingatan
87
86. Rentang Rencana
88
87. Izin Ibu
89
88. Harapan dan Hukuman
90
89. Sentuhan Sahabat
91
90. Pesan Perpisahan
92
91. Kamu dan Keluhmu
93
92. Uring-uringan
94
93. Syair Syahdu
95
94. Angin Alam
96
95. Terang Temaram
97
96. Kepala Keluarga
98
97. Kehidupan Kandang
99
98. Bulan Bersama
100
99. Cuplikan Cerita
101
100. Wonder Woman
102
101. Huru-Hara Hari H
103
102. Perjalanan Pertama
104
103. Wisata Wartawan
105
104. Batu Besar
106
105. Riuh Rendah
107
106. Gedung Gonggong
108
107. Makan Malam
109
108. Menyelesaikan Masalah
110
109. Kumpulan Kisah
111
110. Sahabat Sesumbar
112
111. Malam Meringis
113
112. Jawaban Jujur
114
113. Benar Berubah ?
115
114. Masih Meragu
116
115. Alasan Amarah
117
116. Maafin Mas
118
117. Berita Bahagia
119
118. Kumpul Keluarga
120
119. Mabuk Merana
121
120. Hunian Humanis
122
121. Kunjungan Kawan
123
122. Bukan Bandingan
124
123. Pujian Penghiburan
125
124. Dijah dan Dul
126
125. Derita Dimulai
127
126. Titipan Tuhan
128
127. Anak Ayah
129
128. Aku Ayahnya
130
129. Dalam Dongengan
131
130. Masakan Mertua
132
131. Penantian Panjang
133
132. Seutas Saran
134
133. Temu Terakhir
135
134. Tepisan Takdir
136
135. SEEMPUK SETUMPUK
137
136. Sebuah Sejarah
138
137. Menuruti Mertua
139
138. Sandiwara Suketi
140
139. Taktik Tini
141
140. Cuplikan Cerita Cinta
142
141. Guratan Gaduh
143
142. Belanja Baju Bayi
144
143. Drama Dijah
145
144. Sirnanya Senyuman
146
145. Ngobrol Ngalor Ngidul
147
146. Mengekori Mas
148
147. Kunjungan Kerja
149
148. Penilaian Perempuan
150
149. Tanda-Tanda
151
150. Dalam Dekapan Dijah
152
151. Anak Ayah
153
152. Kunjungan Kawan-Kawan
154
153. Santai Sore
155
154. Putri Pertama
156
155. Siksaan Sabtu
157
156. Pertemuan Persaudaraan
158
157. Target Tini
159
158. Kilasan Kabar
160
159. Memanggil Mbah
161
160. Sinar Surya Sore
162
161. Ancang-Ancang Asti
163
162. Membahagiakan Mak Robin
164
163. Bincang Bersama Boy
165
164. History Heru (Bagian 1)
166
165. History Heru (Bagian 2)
167
166. Sabar Suketi (Bagian 1)
168
167. Sabar Suketi (Bagian 2)
169
168. Falsafah dan Filosofi
170
169. Semuanya Senang
171
170. Desau Dijah
172
171. Bara Berbicara
173
EPILOG
174
Untaian Kata
175
SPECIAL PART
176
TINI SUKETI mulai update hari ini
177
CEK KARYA BARU JUSKELAPA : DUL
178
NOVEL BARU : GITA & MAR (JUNI 2023)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!