13. Tentang Tetangga

Like dulu yuk biar ga lupa,

selamat membaca XD

*************

"Mbak Dijah..." sapa Asti merangkul pundak Tini. "Besok bisa Mbak?" Asti sepertinya akan memberi Dijah borongan setrikaan. Mengerti dengan apa yang dimaksudkan Asti, Dijah menggeleng.

"Yah, nggak bisa? Bajuku udah habis, mana besok aku mau ketemu pacarku," ujar Asti.

"Telanjang aja As, laki-laki lebih suka. Percuma pake baju bagus-bagus, nanti kamu ditelanjangi juga." Tini terkekeh.

"Astaga..." gumam Bara pelan yang ternyata didengar Tini.

"Astaga apa? Dari kemarin astaga terus," sergah Tini pada Bara.

"Astaga kok bener... Itu panjangnya Mbak Tini. Perempuan yang tinggal di tempat ini udah dicek tekanan darahnya belom? Kok kayaknya semua mau ngamuk-ngamuk aja." Bara melirik pada Dijah yang sepertinya sedang tuli.

"Eh Mas Bara bisa perbaiki kran gak?" tanya Asti tiba-tiba. "Aku ada beli kran air pengganti sama alatnya tapi belum ada yang gantiin," tambah Asti.

"Kran kamar mandi pojok?" tanya Dijah.

"Iya Mba, kran air laknat itu!" tukas Asti.

"Laknat gimana?" tanya Bara penasaran.

"Mas coba aja, sebentar aku ambil kran barunya. Soalnya kalo pake kamar mandi itu, niatnya cuma cuci tangan jadinya kayak mandi." Asti buru-buru pergi menuju kamarnya.

Tak lama kemudian Asti kembali datang menyerahkan plastik kresek kecil. Bara mengambil bungkusan itu dan melongok isinya.

"Kamu yang pegang," ujar Bara. "Kamar mandi yang mana?" tanya Bara pada Asti.

"Ayo Mas, ayo Mbak Dijah. Biar Mas-mu semangat benerinnya. Kamu temenin dia," ujar Asti yang membuat Bara tersenyum sampai nyaris menampakkan giginya. Untungnya Dijah yang berada di belakang pria itu tak melihat wajah konyolnya.

"Mas apa sih... Kamu ini ngomong sembarangan aja," ucap Dijah menyenggol bahu Asti.

"Jah... Jah... Nggak bisa liat orang seneng aja." Bara menoleh ke belakang memandang Dijah yang tak mengerti apa maksud perkataannya.

Asti berada di depan pintu kamar mandi dan membuka pintunya. "Ini Mas, ini kamar mandi yang paling sering kita pake. Paling aman karena di pojok, itu krannya!" Asti menunjuk sebuah kran air besi dengan putaran kecil berwarna biru.

Bara melangkah ke dalam kamar mandi dan langsung memutar kran untuk mengetahui apa yang dimaksud Asti. Kemudian,

KROAAAAKKK

"Kran air laknat!" seru Bara yang wajah dan bajunya basah karena semburan kran air yang memencar ke mana-mana.

Asti dan Dijah tertawa terbahak-bahak.

"Jadi basah," gumam Bara melihat kaosnya. "Mana kran penggantinya?" Bara mengulurkan tangan pada Dijah. Saat bungkusan itu terulur padanya, Bara menarik tangan Dijah untuk ikut masuk ke kamar mandi.

"Mukaku juga jadi basah, sini..." Bara menarik Dijah mendekat dan menempelkan wajahnya ke perut wanita itu untuk menggunakan kaosnya sebagai handuk.

Dijah menahan nafas seketika saat melihat Bara dengan santainya mengelap wajah menggunakan pakaiannya. Sejenak tadi pipi pria itu bahkan menggesek dadanya. Bara sengaja. Licin sekali pria ini. Dijah cemberut menyerahkan kran air itu.

Asti yang melihat tingkah sederhana namun sangat mesra itu langsung terkekeh, "aku tunggu di sana aja ya! Mataku sakit liat Mas-nya Mbak Dijah!"

Saat Asti pergi,

PLAKK!

Dijah memukul punggung Bara cukup keras. "Mau bantuin ya bantuin aja, jangan pamrih pake acara gitu-gitu! Situ bikin aku kayak apa..." Dijah meletakkan kran air itu di tepi bak kemudian meninggalkan kamar mandi.

Bara sedikit kaget dengan reaksi Dijah yang kemarin malam mau diciumnya kini ngambek hanya karena sedikit gerakan intens itu.

Dengan dahi mengernyit Bara mengganti kran air itu. Untuk dekat dengan Dijah persis seperti uji nyali pikirnya. Mungkin wanita lain sekali menerima ciuman darinya, besok sudah datang mengantarkan macam-macam makanan. Bara berdecak. Ia sepertinya salah strategi.

"Jah! Tadi siapa namanya? Yang minta perbaiki kran?" tanya Bara masih di depan pintu setengah berjinjit karena mengenakan sandal jepit entah milik siapa saat ke kamar mandi tadi.

"Asti," jawab Dijah singkat dari atas ranjangnya. Ia sedang duduk membuka ponsel bututnya untuk menyimpan nomor telepon supervisor perusahaan rokok.

"Bilangin ke dia, itu udah selesai aku perbaiki." Bara melirik Dijah yang masih menunduk memencet tombol ponselnya dengan hati-hati.

"Iya, udah biarin aja. Dia udah masuk ke kamarnya. Besok juga dia pasti ngeliat. Kan kita semua mandi selalu di sana."

Melihat Dijah yang tak menoleh, Bara melangkah masuk dan menutup pintu kamar. Tak lupa kali ini Bara memutar anak kuncinya.

Dijah mendongak, "kok dikunci?" tanyanya pada Bara yang memasang wajah serius.

"Aku mau ngomong, entar aku lagi ngomong serius tiba-tiba Mbak Tini muncul lagi. Kehadirannya nggak bisa diprediksi," ujar Bara.

"Nggak akan muncul lagi, pacarnya dateng." Dijah menunjuk dinding kamar dengan dagunya

"Kamu marah?" tanya Bara kemudian duduk di sebelah kanan Dijah yang sedikit bergeser menjauh.

"Kamu itu nggak boleh kayak gitu!" tukas Dijah menurunkan ponselnya. "Bukan berarti aku terima kamu baik-baik di sini, kamu bisa kayak gitu. Apalagi kamu itu punya pacar."

"Ya ampun..."

"Lingkungan ini juga nggak baik untuk kamu," sambung Dijah.

"Panggil aku Mas Dijah, biar lebih enak dengernya."

"Nggak penting itu. Situ juga bukan siapa-siapaku. Sodara juga bukan. Aku nggak ngerti, nggak tau maksud situ apa, tapi situ nggak boleh kayak gitu. Kamu nyangka kerjaanku PSK nggak apa-apa. Aku nggak bisa maksa isi pikiran orang baik terus soal aku. Yang aku bisa cuma mencegah hal yang nggak enak ke depannya."

"Aku suka kamu Jah!" ucap Bara tiba-tiba. "Perempuan dengan sedan hitam itu bukan pacarku, kalo memang itu yang kamu maksud. Aku nggak ada pacar. Aku bebas mau ke mana Jah, nggak ada yang bisa ngelarang aku mau ke mana. Kalo kamu nggak suka, aku bisa pergi kok. Aku nggak ke sini lagi. Nggak baik juga aku maksa-maksa orang." Bara melirik Dijah yang berada di sebelah kirinya.

Dijah hening. Kepalanya menunduk, tangannya sejak tadi menarik-narik karet yang mengikat ponsel kecilnya.

"Kamu nggak suka aku ke sini?" Bara nekad bertanya. Padahal sejujurnya ia takut mendengar jawaban Dijah. Perempuan di sebelahnya ini beda pikirnya.

Dijah masih diam memikirkan kata-kata Bara. Pria itu tak punya pacar. Itu bukan pacarnya pikir Dijah. Bara juga belum menikah, bolehkah kalau ia dekat dengan pria ini?

Dijah melirik Bara yang juga diam menunduk memandang kemeja dan kaosnya yang sedikit basah.

"Kamu nggak suka aku ke sini?" tanya Bara lagi.

"Bukan nggak suka..." jawab Dijah.

"Lawan kata nggak suka itu suka. Ya udah, kamu suka aku ke sini. Gitu aja. Kamu nggak usah pikirin yang lain. Aku suka kamu, kamu suka aku. Ya udah." Bara meraih tangan Dijah yang masih memegang ponselnya.

"HP kamu itu masih bisa nyala?" tanya Bara.

"Masih..." jawab Dijah melirik Bara sekilas. Ia tak berani berlama-lama menatap mata Bara yang menatapnya tajam sejak tadi.

"Jah..." Bara menggeser duduknya. "Aku nggak bermaksud melecehkan kamu. Aku suka kamu. Nggak ada hubungannya dengan status kamu. Jadi kamu jangan hubungkan dua hal berbeda itu."

Dijah mengangguk pelan. Hatinya sudah lemah eh tiap kata-kata yang keluar dari mulut Bara.

"Perempuan yang di sedan itu temenku. Dia dosen di kampusku." Bara meremas tangan Dijah.

Bagaimana mungkin pikir Bara. Ia cuma menggenggam tangan wanita yang berpakaian lengkap dan longgar tapi pikirannya udah ke mana-mana.

Bara kembali menggeser duduknya. Dijah ikut bergeser sampai ia tiba di dekat kepala ranjang. Dan seperti laki-laki pada umumnya, Bara merapikan beberapa helai rambut yang keluar dari ikatan rambut Dijah dan menyelipkannya ke belakang telinga.

Bara melingkarkan tangan kirinya di sekeliling bahu Dijah dan menarik wanita itu sampai menempeli tubuhnya. Bara merasakan kalau dada Dijah telah menyentuh dadanya sendiri yang sudah berdebar sejak tadi.

Dijah membalas tatapannya. Bara merasa darahnya kembali mendidih dan kipas angin yang sejak tadi menoleh ke kanan dan kiri tak lagi berguna. Tak perlu menunggu waktu lama, Bara kembali mencium Dijah. Kali ini Bara sudah mendapat izin dan ia merasa bisa dengan bebas mencium wanita itu lebih lama.

Bara mengeluarkan keahliannya. Menyapu dengan lembut bibir Dijah sampai ke tiap sudutnya. Tangan kanannya menarik tangan Dijah yang terbebas untuk diletakkan di pinggangnya. Ia mau Dijah memeluknya, atau bahkan mencengkeram pakaiannya.

Bara terus menekankan bibir dan tubuhnya merangsek mendesak Dijah. Nafasnya kini semakin keras dan tangannya sudah masuk ke dalam kaos longgar yang dikenakan Dijah.

Bara membuka sedikit matanya untuk melihat reaksi Dijah, wanita itu memejamkan matanya. Bara semakin berani, adrenalinnya merasa tertantang. Kemudian telapak tangannya menyentuh permukaan perut Dijah. Dijah mendesah, Bara semakin gelisah dan mengetatkan pelukannya.

Telapak tangannya yang kini bersentuhan langsung dengan kulit Dijah terasa terbakar dan dialiri sengatan listrik. Nafas Dijah di telinganya bagai pemandu sorak yang turut menyemangatinya. Tangannya bergerak naik dan tiba di atas dada itu. Bara mengusap permukaan kulit dada Dijah yang sebagian tak tertutup di dalam sana.

Bara merasakan cengkeraman tangan Dijah di pinggangnya semakin kuat, dan sembari melakukan gigitan kecil di bibir wanita itu Bara memijat lembut dada Dijah.

Nafas dan desahan mereka terdengar halus dan sayup-sayup. Malam semakin larut tapi ternyata bukan mereka saja yang tengah sibuk. Saat Bara menarik sebuah bantal sebagai sandaran kepala Dijah, tiba-tiba suara aneh terdengar dari kamar Tini.

"Awas, Mas!" pekik Tini, dengan sangat jelas dari sebelah.

Dijah menarik lepas ciuman mereka. Bara memejamkan mata dan menggigit bibir bawahnya. Dasar Tini, geram Bara dalam hati.

Nafasnya masih terengah-engah lembut, Bara menangkup wajah Dijah dan mengelap bibir wanita itu dengan ibu jarinya.

"Aku nggak apa-apa sering ke sini?" tanya Bara lembut.

Dijah mengangguk.

"Kamu juga suka aku?" tanya Bara lagi.

Dijah kembali mengangguk.

"Jangan jadi SPG Rokok Jah..." ucap Bara pelan.

Dijah tak mengangguk, dia hanya menatap Bara.

To Be Continued.....

Terpopuler

Comments

jumirah slavina

jumirah slavina

s' Suketi emank dasarrrr...🤣🤣🤣

2025-02-02

2

ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞

ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞

Nguping kamu Tin🤣🤣🤣🤣
nggak ada akhlak emang manusia satu ini🤭

2025-01-31

1

gaby

gaby

Ga pny pacar tp ciuman sm Joana?? Dasar Bara Buaya Muara/Facepalm/

2025-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 1. Terlatih Terluka
3 2. Pelarian Perkenalan
4 3. Main Mata
5 4. Sepotong Selingan
6 5. Tatapan Terarah
7 6. Pelanggan Pertama
8 7. Karena Kasihan
9 8. Mulai Meresapi
10 9. Debaran Dijah
11 10. Sepiring Santapan
12 11. Kok Kesal
13 12. Kiriman Konsumsi
14 13. Tentang Tetangga
15 14. Sedikit Sentilan
16 15. Percakapan Pria
17 16. Tini Tenar
18 17. Ketagihan Kerokan
19 18. Percakapan Pagi
20 19. Pernyataan Pacaran
21 20. Berburu Berita
22 21. Perdana Pacaran
23 22. Mantan Menjijikkan
24 23. Percakapan Panjang
25 24. Kehidupan Kos-kosan
26 25. Merasakan Minder
27 26. Bara Berusaha
28 27. Secercah Senyuman
29 28. Malam Minggu
30 29. Jalan-Jalan
31 30. Api Asmara
32 31. Ambyare Ati
33 32. Duel Dijah
34 33. Pacar Posesif
35 34. Curahan Cerita
36 35. Pesan- pesan
37 36. Kisah Kelam
38 37. Dekat Dul
39 38. Maju Mundur
40 39. Kejutan & Keributan
41 40. Puncak Perselisihan
42 41. Ratapan Rindu
43 42. Akumulasi Amarah
44 43. Pulang Pagi
45 44. Binar Bahagia
46 45. Tertawa Terbahak
47 46. Khayalan Kekasih
48 47. Makan Malam
49 48. Adu Argumen
50 49. Bukan Bapak Biasa
51 50. Surprise Sticker
52 51. Prospek Pasar
53 52. Potongan Percakapan
54 53. Cerita Cinta
55 54. Andai Ayah - Anak
56 55. Sambutan Sapaan
57 56. Kekasih & Keluarga
58 57. Bahagia Bertiga
59 58. Sepasang Sepatu
60 59. Suguhan Spesial
61 60. Pertolongan Pertama
62 61. Pasien Pria
63 62. Malam Minggu (2)
64 63. Serba Salah
65 64. Ujian dan Upaya
66 65. Cendera mata Cinta
67 66. Rindu dan Restu
68 67. Puncak Persaingan
69 68. Cerita Cemburu
70 69. Detensi Demam
71 70. Duel Dijah (2)
72 71. Jarak Jauh
73 72. Cerita Cafe
74 73. Antara Anak - Ayah
75 74. Derita Dul
76 75. Menguak Memori
77 76. Merengkuh Malam
78 77. Leburan Luka
79 78. Pertolongan Profesional
80 79. Pengakuan Dijah (1)
81 80. Pengakuan Dijah (2)
82 81. Kado Kejutan
83 82. Wartawan Wisuda
84 83. Kembali Kasih
85 84. Bicaranya Bapak
86 85. Irisan Ingatan
87 86. Rentang Rencana
88 87. Izin Ibu
89 88. Harapan dan Hukuman
90 89. Sentuhan Sahabat
91 90. Pesan Perpisahan
92 91. Kamu dan Keluhmu
93 92. Uring-uringan
94 93. Syair Syahdu
95 94. Angin Alam
96 95. Terang Temaram
97 96. Kepala Keluarga
98 97. Kehidupan Kandang
99 98. Bulan Bersama
100 99. Cuplikan Cerita
101 100. Wonder Woman
102 101. Huru-Hara Hari H
103 102. Perjalanan Pertama
104 103. Wisata Wartawan
105 104. Batu Besar
106 105. Riuh Rendah
107 106. Gedung Gonggong
108 107. Makan Malam
109 108. Menyelesaikan Masalah
110 109. Kumpulan Kisah
111 110. Sahabat Sesumbar
112 111. Malam Meringis
113 112. Jawaban Jujur
114 113. Benar Berubah ?
115 114. Masih Meragu
116 115. Alasan Amarah
117 116. Maafin Mas
118 117. Berita Bahagia
119 118. Kumpul Keluarga
120 119. Mabuk Merana
121 120. Hunian Humanis
122 121. Kunjungan Kawan
123 122. Bukan Bandingan
124 123. Pujian Penghiburan
125 124. Dijah dan Dul
126 125. Derita Dimulai
127 126. Titipan Tuhan
128 127. Anak Ayah
129 128. Aku Ayahnya
130 129. Dalam Dongengan
131 130. Masakan Mertua
132 131. Penantian Panjang
133 132. Seutas Saran
134 133. Temu Terakhir
135 134. Tepisan Takdir
136 135. SEEMPUK SETUMPUK
137 136. Sebuah Sejarah
138 137. Menuruti Mertua
139 138. Sandiwara Suketi
140 139. Taktik Tini
141 140. Cuplikan Cerita Cinta
142 141. Guratan Gaduh
143 142. Belanja Baju Bayi
144 143. Drama Dijah
145 144. Sirnanya Senyuman
146 145. Ngobrol Ngalor Ngidul
147 146. Mengekori Mas
148 147. Kunjungan Kerja
149 148. Penilaian Perempuan
150 149. Tanda-Tanda
151 150. Dalam Dekapan Dijah
152 151. Anak Ayah
153 152. Kunjungan Kawan-Kawan
154 153. Santai Sore
155 154. Putri Pertama
156 155. Siksaan Sabtu
157 156. Pertemuan Persaudaraan
158 157. Target Tini
159 158. Kilasan Kabar
160 159. Memanggil Mbah
161 160. Sinar Surya Sore
162 161. Ancang-Ancang Asti
163 162. Membahagiakan Mak Robin
164 163. Bincang Bersama Boy
165 164. History Heru (Bagian 1)
166 165. History Heru (Bagian 2)
167 166. Sabar Suketi (Bagian 1)
168 167. Sabar Suketi (Bagian 2)
169 168. Falsafah dan Filosofi
170 169. Semuanya Senang
171 170. Desau Dijah
172 171. Bara Berbicara
173 EPILOG
174 Untaian Kata
175 SPECIAL PART
176 TINI SUKETI mulai update hari ini
177 CEK KARYA BARU JUSKELAPA : DUL
178 NOVEL BARU : GITA & MAR (JUNI 2023)
Episodes

Updated 178 Episodes

1
PROLOG
2
1. Terlatih Terluka
3
2. Pelarian Perkenalan
4
3. Main Mata
5
4. Sepotong Selingan
6
5. Tatapan Terarah
7
6. Pelanggan Pertama
8
7. Karena Kasihan
9
8. Mulai Meresapi
10
9. Debaran Dijah
11
10. Sepiring Santapan
12
11. Kok Kesal
13
12. Kiriman Konsumsi
14
13. Tentang Tetangga
15
14. Sedikit Sentilan
16
15. Percakapan Pria
17
16. Tini Tenar
18
17. Ketagihan Kerokan
19
18. Percakapan Pagi
20
19. Pernyataan Pacaran
21
20. Berburu Berita
22
21. Perdana Pacaran
23
22. Mantan Menjijikkan
24
23. Percakapan Panjang
25
24. Kehidupan Kos-kosan
26
25. Merasakan Minder
27
26. Bara Berusaha
28
27. Secercah Senyuman
29
28. Malam Minggu
30
29. Jalan-Jalan
31
30. Api Asmara
32
31. Ambyare Ati
33
32. Duel Dijah
34
33. Pacar Posesif
35
34. Curahan Cerita
36
35. Pesan- pesan
37
36. Kisah Kelam
38
37. Dekat Dul
39
38. Maju Mundur
40
39. Kejutan & Keributan
41
40. Puncak Perselisihan
42
41. Ratapan Rindu
43
42. Akumulasi Amarah
44
43. Pulang Pagi
45
44. Binar Bahagia
46
45. Tertawa Terbahak
47
46. Khayalan Kekasih
48
47. Makan Malam
49
48. Adu Argumen
50
49. Bukan Bapak Biasa
51
50. Surprise Sticker
52
51. Prospek Pasar
53
52. Potongan Percakapan
54
53. Cerita Cinta
55
54. Andai Ayah - Anak
56
55. Sambutan Sapaan
57
56. Kekasih & Keluarga
58
57. Bahagia Bertiga
59
58. Sepasang Sepatu
60
59. Suguhan Spesial
61
60. Pertolongan Pertama
62
61. Pasien Pria
63
62. Malam Minggu (2)
64
63. Serba Salah
65
64. Ujian dan Upaya
66
65. Cendera mata Cinta
67
66. Rindu dan Restu
68
67. Puncak Persaingan
69
68. Cerita Cemburu
70
69. Detensi Demam
71
70. Duel Dijah (2)
72
71. Jarak Jauh
73
72. Cerita Cafe
74
73. Antara Anak - Ayah
75
74. Derita Dul
76
75. Menguak Memori
77
76. Merengkuh Malam
78
77. Leburan Luka
79
78. Pertolongan Profesional
80
79. Pengakuan Dijah (1)
81
80. Pengakuan Dijah (2)
82
81. Kado Kejutan
83
82. Wartawan Wisuda
84
83. Kembali Kasih
85
84. Bicaranya Bapak
86
85. Irisan Ingatan
87
86. Rentang Rencana
88
87. Izin Ibu
89
88. Harapan dan Hukuman
90
89. Sentuhan Sahabat
91
90. Pesan Perpisahan
92
91. Kamu dan Keluhmu
93
92. Uring-uringan
94
93. Syair Syahdu
95
94. Angin Alam
96
95. Terang Temaram
97
96. Kepala Keluarga
98
97. Kehidupan Kandang
99
98. Bulan Bersama
100
99. Cuplikan Cerita
101
100. Wonder Woman
102
101. Huru-Hara Hari H
103
102. Perjalanan Pertama
104
103. Wisata Wartawan
105
104. Batu Besar
106
105. Riuh Rendah
107
106. Gedung Gonggong
108
107. Makan Malam
109
108. Menyelesaikan Masalah
110
109. Kumpulan Kisah
111
110. Sahabat Sesumbar
112
111. Malam Meringis
113
112. Jawaban Jujur
114
113. Benar Berubah ?
115
114. Masih Meragu
116
115. Alasan Amarah
117
116. Maafin Mas
118
117. Berita Bahagia
119
118. Kumpul Keluarga
120
119. Mabuk Merana
121
120. Hunian Humanis
122
121. Kunjungan Kawan
123
122. Bukan Bandingan
124
123. Pujian Penghiburan
125
124. Dijah dan Dul
126
125. Derita Dimulai
127
126. Titipan Tuhan
128
127. Anak Ayah
129
128. Aku Ayahnya
130
129. Dalam Dongengan
131
130. Masakan Mertua
132
131. Penantian Panjang
133
132. Seutas Saran
134
133. Temu Terakhir
135
134. Tepisan Takdir
136
135. SEEMPUK SETUMPUK
137
136. Sebuah Sejarah
138
137. Menuruti Mertua
139
138. Sandiwara Suketi
140
139. Taktik Tini
141
140. Cuplikan Cerita Cinta
142
141. Guratan Gaduh
143
142. Belanja Baju Bayi
144
143. Drama Dijah
145
144. Sirnanya Senyuman
146
145. Ngobrol Ngalor Ngidul
147
146. Mengekori Mas
148
147. Kunjungan Kerja
149
148. Penilaian Perempuan
150
149. Tanda-Tanda
151
150. Dalam Dekapan Dijah
152
151. Anak Ayah
153
152. Kunjungan Kawan-Kawan
154
153. Santai Sore
155
154. Putri Pertama
156
155. Siksaan Sabtu
157
156. Pertemuan Persaudaraan
158
157. Target Tini
159
158. Kilasan Kabar
160
159. Memanggil Mbah
161
160. Sinar Surya Sore
162
161. Ancang-Ancang Asti
163
162. Membahagiakan Mak Robin
164
163. Bincang Bersama Boy
165
164. History Heru (Bagian 1)
166
165. History Heru (Bagian 2)
167
166. Sabar Suketi (Bagian 1)
168
167. Sabar Suketi (Bagian 2)
169
168. Falsafah dan Filosofi
170
169. Semuanya Senang
171
170. Desau Dijah
172
171. Bara Berbicara
173
EPILOG
174
Untaian Kata
175
SPECIAL PART
176
TINI SUKETI mulai update hari ini
177
CEK KARYA BARU JUSKELAPA : DUL
178
NOVEL BARU : GITA & MAR (JUNI 2023)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!