Salah Khitbah
Di bawah hamparan gelap luas yang bertabur bintang
Aku menatap satu bintang yang paling terang
Aku menatapnya dengan penuh harapan
Seolah itu kau
Yang kini jauh seakan hilang..
Selama ini
Aku berharap semoga kau mencoba tuk selalu mengerti hatiku
Namun ternyata sekarang semu lah yang ku rasakan
Nama yang terukir dalam karang hatiku
Kini seakan terkikis
Oleh ombak yang menghantam..
Aku dan jenuhku, bersama membisu
Terlalu jauh untuk meraih bintang yang sedang ku tatap
Aku dan senyumku
Mengikuti diam termenung
Namun tercipta sebuah mimpi
Yang hilang hanya dalam sekejap
Teriakan Hati
Disaat terpikir tentang dia
Yang sekarang sudah berbeda
Terkadang hati teriak dengan kehampaannya
Mencari dan menunggu hati cintanya
Ku menangis tanpa air mata
Ku teriak tanpa suara
Hanya merasakan sakitnya hati
Begitu tersiksa menunggu yang di nanti
Begitu berat melepaskan rasa ini
Yang sudah merasuk dalam hati
Mungkin bila aku nanti mati
Sesalku akan abadi
Hati ku kan selalu tegar menghadapinya
Walau akhirnya hanya membuat luka.
...Goresan luka...
...~Zahwa Mary Equeena~...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Perkenalkan nama ku Zahwa Mary Equeena , nama yang indah bukan???
Yap aku suka nama itu bagaimana tidak itu adalah nama pemberian kedua orang tua ku dari Ali Manaf Syeena ayah ku dan Fatimah Khairinniswa Syeena nama Bunda ku.
Aku memiliki seorang Abang yang sangat aku cintai , Bang Azzam Dinata Syeena namanya . Kami hanya beda 5 tahun saja , Aku sangat suka bergantung pada yang selalu memanjakan ku.
Ayah dan Bunda terlebih lagi , bak princess satu satunya, aku di sayangi mereka.
Tapi itu semua tak berlangsung lama semuanya berubah semenjak lahirnya adikku Zahra Asy-Syifa . Kami terpaut dua tahun saja.
Seluruh perhatian kini berpindah kepada nya , banyak yang bilang ia lebih cantik dari aku tetapi ada juga yang bilang sebaliknya aku lebih cantik dari dia.
Aku tak mempermasalahkan itu yang aku ingin kan hanya perhatian,kasih sayang,sifat manja yang di berikan orang tua ku kepadaku seperti dulu.
Ahhh tidak tau lah , mungkin karena aku belum puas dengan masa kecilku yang baru menginjak dua tahun tetapi Adikku Zahra tidak lama , sudah hadir menambah anggota keluarga kami.
Akan tetapi , aku masih bersyukur karena bang Azzam masih sama seperti dulu . Dia masih sama perhatiannya pada ku tapi juga ia tunjukan pada adikku Zahra yang membuat hatiku sedikit teriris melihatnya .
"Wa..kan kamu udah besar sekarang gantian sama Zahra yang di perhatiin sama ayah sama bunda . Zahra kan masih kecil belum kuat seperti Wawa yang sudah bisa semuanya sendiri . Jadi ga usah cemburu yah sama Zahra . Kita sebagai yang lebih tua harus bisa bersikap dewasa dan mandiri karena itu adalah ciri-ciri orang yang sukses , Wawa mau kan jadi orang sukses , hmm??" jelas Bang Azzam pada ku .
Ternyata ia tadi melihat ku pergi duduk di bangku taman depan Rumah meninggalkan seluruh keluarga yang sedang asyik bermain dengan Zahra.
"Hiks,,hiks,,i,i,,iyaa bang A,,Azzam ,, maafin Wawa ,,Hikss,,Wawa tau kalau Wawa sedikit egois . Wawa cuma kaget aja karena selama ini Wawa yang selalu di manja sama ayah sama bunda,,hikss,, ta,,ta,,tapi,,hikss,, sekarang sudah ada Zahra, jadi semuanya sayang sama Zahra,,hikss,,hikkss,,.." jawab Zahwa sesenggukan
"udah..udah..ssstt....sini" Bang Azzam membawaku ke dekapannya . Ia memelukku dengan sangat erat seolah enggan melepaskannya .
"Iya..iya..abang maafin tapi lain kali Wawa ga boleh kaya gini lagi yah...
Wawa harus belajar mengalah sama Zahra , menegur dan mengingatkannya ketika salah , Wawa jadilah kakak yang baik buat Zahra yah. Kalau begitu Abang yang akan paling bangga sama Wawa" ucap Bang Azzam yang mengelus-elus rambutku dibalik Khimar ku .
"iya bang ,Wawa janji.. Wawa akan jadi kakak yang terbaik buat Zahra , Wawa akan lakukan apapun buat Zahra asal dia bahagia " ucap ku tersenyum seraya menunjukkan jari kelingkingku pada bang Azzam.
"Ma syaa Allah , Adik abang pintar bener . Kan makin sayang..eummmm....jangan nangis lagi yah, Abang paling ga tahan liat air mata Zahwa. Terlalu berharga buat jatuh dari mata cantik Wawa " ucap bang Azzam tersenyum dan menyambut kelingkingku dengan jari kelingkingnya. Sedang tangan lainnya mengelus pipi ku.
"uhhh abaaaang... Wawa juga sayang sama abang..." Aku semakin berhambur ke pelukan Bang Azzam.
"Udah yuk , kita masuk nya . Adik kecil kaya Wawa ga baik keluar malam larut gini " ucap Bang Azzam menarik tangan ku
"iya , Ayuk Bang "
Kami berjalan beriringan hingga sampai pada pintu utama.
"Assalamu'alaikum.." ucap Kami bersamaan. Semua orang menoleh
"wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh " jawab mereka serempak
"loh..Wawa..Azzam ... dari mana aja???" tanya Bunda
"kami dari bangku taman depan bunda " jawab ku dan Bang Azzam
" Wawa malam-malam begini ga boleh keluar yah, ga baik buat tubuh kamu nak " nasehat Bunda
"iya bunda.."
"yaudah sini nak , kita main sama Zahra yuk " panggil Ayah Ali
Aku bersihkan segala perasaan dan pikiran tidak baik ku pada Zahra dan mulai menerima kehadiran adik kecilku itu. Aku mendekat kepada ayah , setelah sampai Ayah mengapit ku dengan lengannya .
"Kok keluar ga bilang-bilang?" tanya ayah
"kan cuma ke taman depan aja yah.."
"lain kali ga boleh gini lagi yah... malam larut seperti ini ga baik buat anak kecil seperti kamu " ucap ayah mencolek hidungku
"ihihihii...iya yah "
"a..a..ay..aya..ayyah...aa.aa." oceh Zahra merentangkan tangannya kepada ayah
"eemmmhh... Zahra mau di peluk juga kaya Ka Wawa ya.."
"hu'um" Zahra mengangguk-anggukkan kepalanya .
Melihat muka imutnya kami semua merasa gemas terhadapnya . Aku menciumnya dan menoel-noel pipinya. lalu kami tertawa bersama .
Dapat ku lihat bang Azzam tersenyum kepadaku dan mengacungkan jempolnya . Setelah itu ia pergi naik ke kamarnya.
***
Kebahagiaan? Mampukah aku membuat orang-orang sekitarku bahagia dengan cara ku atau keadaan memaksaku . Ku harap begitu karena melihat orang-orang yang aku sayang aku juga merasa bahagia
Kasih sayang? Semua sudah pada porsinya . Aku yang masih kecil yang tiba-tiba merasa kehilangan separuh kasih sayang harus bisa memberikan lebih pada orang sekitarku
Pengorbanan? dalam perjalanan hidup harus ada pengorbanan untuk menguji seberapa besar ketulusan,,keikhlasan,kesabaran dan keteguhan hati yang kita miliki .
Lalu bagaimana dengan aku yang harus mampu menjalani ketiganya berbarengan dalam hidupku , mampukah aku melakukan pengorbanan nantinya?
Aku yakin akan ada pelangi yang indah setelah hujan . Tetapi bagaimana hujan yang akan aku hadapi kelak?
Penasaran??
Yuk ikuti kisah ku
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh bagi para pembaca cerita ini , ini hanyalah imajinasi author saja , semoga kalian suka . jika suka Alhamdulillah , jika tidak suka tidak apa-apa . Tapi harus tetap dukung author dengan Like , komen, vote dan Rate nya yah..
Semoga kebaikan kalian yang sudah dukung Author dibalas oleh Allah SWT aamiin.
🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Hasrie Bakrie
Wa'alaikum mussalam warahmatullahi wabarhakatu,aq mampir ya thor ceritanya bagus
2023-01-18
0
❥⃟𝄞EL✪⃢⃟𒍜
mampir
2021-10-23
0
bunda fz
terkadang memang susah membagi kasih sayang sama anak2...perasaan orang tua sudah adil tapi belum tentu adil buat sang anak
2021-10-02
0