Sore itu aku buru-buru mengantar surat izin keterangan untuk Buya tanda tangani, agar lebih cepat aku lewat taman belakang saja karena terhubung dengan dapur nya Buya .
Karena terburu-buru aku mempercepat jalan ku dan tak sengaja bertabrakan dengan sesuatu yang membuat bahu ku terasa sakit.
Saat aku lihat , ternyata seorang akhwat yang sedang terjatuh , pandangan kami bertemu , betapa terkejutnya aku siapa yang kini sedang berada di hadapanku . Tak ku duga jantung berdetak lebih kencang , ku coba untuk menguasai diri ku.
Antara takut , was was , bahagia , dan canggung kini menyelimuti diriku . Tak lama datang dua orang santriwati yang mendekatinya dan membantu nya berdiri.
"Zah.." ya mereka memanggil gadis itu dengan sebutan "Zah"
Yah..aku sudah mendapatkan namanya , eitt..tapi apa kepanjangannya?? Itu akan ku pikirkan nanti . Segera aku pamit dan minta maaf kepada nya lalu pergi meninggalkan mereka buru-buru menuju rumah Buya.
Setelah mendapatkan tanda tangan Buya aku segera memberikannya pada Kang santri yang bertugas di UKS . Setelah itu aku melanjutkan kegiatanku hingga kegiatan hari itu berakhir .
Tidak biasanya , malam itu susah sekali rasanya mata ini untuk tidur . Lagi-lagi pikiranku tertuju pada gadis kecil itu. Seperti yang ku dengar dari Buya , ternyata aku benar dia gadis kecil itu . Dan ia akan mengabdi menimba ilmu disini.
"Buya , izin bertanya"
"Ya ada apa Fatih ? Katakan" ucap Buya Firman
"Tadi Buya...kedatangan tamu..dan.."
"Ah..iya itu benar , dia adalah sahabat dari Abi mu . Mereka datang kesini untuk mengantar putri mereka mondok disini" jelas Buya Firman yang sepertinya tau arah pembicaraan ku
"Ohh..begitu ya.." aku mengangguk
"Ada apa?"
"Ah...tidak apa-apa Buya. Kalau begitu Fatih pamit dulu , Assalamu'alaikum" pamit ku dengan perasaan berbunga-bunga.
Hati ku merasa senang mendengarnya , senyum merekah di bibir ku .
...************************...
Sejak pertama kali aku melihatnya di rumah Buya Firman sudah terlintas di pikiranku sebuah kejadian yang mengingatkan ku pada gadis kecil yang dulu tak sengaja bertabrakan dengan ku tiga tahun yang lalu. Melihat abangnya juga semakin meyakinkan ku kalau itu adalah gadis manis itu , tetapi hati ku bertanya-tanya apakah dia juga mengingat ku? atau hanya aku yang mengingat kejadian itu? ku rasa juga memang begitu , hanya aku yang mengingatnya , buktinya dalam dirinya tak ada rasa penasaran sedikit pun yang terbaca setiap kali tidak sengaja bertemu dengannya .
Seperti kemarin pagi , sebuah ujung sapu lidi mengenai mata ku saat aku sedang berjalan menuju rumah Buya dengan membawa data santri dan Santriwati yang sedang berkegiatan di luar pesantren .
Mataku fokus melihat data memastikan tidak ada yang ketinggalan sampai pada akhirnya terkejut nya aku dan sakit nya mata ku setasa di tusuk sesuatu .
"Aduhh...." aku meringis mata ku terasa sangat perih. Kotak pulpen yang aku bawa terjatuh.
Ku coba membuka mata ku "Aduh..astagfirullah.." ternyata sangat sakit
"Kang fatih.." ucap sebuah suara lirih . Suara itu sepertinya tidak asing di telinga ku. Dirasa membaik , ku coba menyingkirkan tanganku yang tadi menekan mata ku. Dengan mata sedikit berair sebelah aku menoleh .
Deg..deg..deg..deg..
"Jantung ku berdetak sangat kuat , Ya Allah semoga ia tak mendengarnya "
"Dia...? di..di..dia..." batin ku terbata-bata tak menyangka.
"a..a..afwan Kang , aseef jiddan ana tidak sengaja " ucapnya menunduk , eh..dari pengucapannya sepertinya ia sedang gemetaran.
Tak bisa lama-lama terbuka mata ku kembali perih "sshtt" desis ku memejamkan mata kuat.
"oh....Na'am La ba'sa ( iya tidak apa-apa) " jawab ku sepertinya ini tidak apa-apa , tidak terlalu serius nanti juga sembuh mungkin hanya akan merah saja bekas nya.
Ku lihat gerakannya ia ingin mengambil kotak pulpen yang jatuh , aku merasa tidak enak , aku langsung melarangnya
"biar ana saja " lalu ku ambil kotak pulpen yang jatuh
"kenapa Kang Fatih bisa ada di sini , bukannya lagi ada kegiatan di luar Ponpes ya?" gumamnya pelan . Tanpa ia ketahui aku mendengarnya saat membungkuk meraih kotak pulpen itu.
"ana di suruh Ustadz Fauzan mengambil data Santri yang tertinggal di kantor untuk di berikan pada Buya " jawab ku
blush..
Mata ku tak sengaja menangkap pipi nya yang memerah , ohh tidak..sepertinya aku membuat nya malu karena mendengar ucapannya. Ia sangat imut dengan pipi memerah itu , Astagfirullah..
"Hasanan ( baik ) kalau begitu ana pergi dulu , Assalamu'alaikum" aku segera pamit tak tahan lama -lama berada di dekatnya , bisa-bisa aku akan terkena serangan jantung dini.
"e..eh...na'am , Afwan sekali lagi Kang , Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh " aduhh..mengapa ia berbicara lagi , aku tidak tahan mendengar perkataannya yang halus itu , membuat wajah ku memanas.
Dengan tergesa-gesa aku melangkahkan kaki ku ke rumah Buya , agar cepat menghindar dari nya . Debaran ini tak bisa di ajak kompromi jika di dekat nya.
Apakah hanya aku yang merasakan debaran itu? apa kah dia juga? aku tidak tau. Aku tak melihat wajah keterkejutan atau penasaran dalam ekspresi nya setiap bertemu dengan ku . Hmm aku rasa hanya aku :(
FLASHBACK OFF
......................
Angin malam semakin dingin , menyadarkan ku akan lamunan ku tentang "Zah" . Aku mengusap wajah ku , dan membuang nafas ku kasar.
"Aarrgghh" aku mengacak-acak rambut ku
"Astaghfirullahal'adziim"
"Astaghfirullahal'adziim"
"Astaghfirullahal'adziim"
Aku beristigfar berkali-kali.
Ya Allah kini aku sadar , aku telah salah memikirkan dia yang bukan mahrom ku .
Aku beranjak dari bangku taman ini dan ku putuskan pergi ke Masjid untuk sholat sunnah dua rakaat ,lanjut membaca Al-Qur'an untuk menata hati dan fikiran ku .
...----------------...
AUTHOR POV
Sementara di tempat lain , ada seseorang yang tengah gelisah dan terlihat gusar.
Ia memutar badannya ke kiri dan ke kanan mencari posisi yang nyaman mencoba memejamkan mata nya , tetapi nyata nya ia tak bisa tidur. Ia terlihat gusar , berguling-guling di atas kasur nya.
"iiikhhh..."pekiknya frustasi . Ia hentak-hentakkan kaki nya di udara dengan tangan terkepal memukul kasur di kedua sisinya.
"emmh.. Zah , anti kah itu??" suara seseorang menghentikan aktifitasnya.
Ya , itu adalah Zahwa . Dia lah yang sedang kasak-kusuk tidak jelas malam-malam begini.
"eh..Dini..kenapa bangun??? mimpi??" tanya Zahwa polos
"what??? tak sadar kah diri mu yang membuat ribut di sana hingga mengganggu tidur ana?" ucap Dini jengkel.
"hah?? emang nya ana sedang apa?" pertanyaan Zahwa kali ini membuat Dini ingin meledak.
"tidak tau , tanya saja pada cicak yang menari" ketus Dini.
" emang ada ?"
"Zahwaaaa...." desis Dini
"iya... Dini.. "
"ikh..au ah gelap "
"terang loh Din , tuh lampunya ga di matiin" tunjuk Zahwa ke atas.
"eeerrrrgghh" geram Dini
"ada apa sih ribut-ribut begini hah??" Ucap Linda yang terbangun juga
"itu tuh Zahwa yang buat ribut duluan , dia guling-guling marah-marah tidak jelas di kasur nya" ketus Dini
"anti sedang apa sih Zah?" ucap Linda
"emm..." ucap Zahwa
"apa??" tanya Linda
"Pengen pup ke hammam (kamar mandi)" ucap Zahwa polos
"Astaghfirullah .... Allah kareemm..." ucap Dini tak habis Fikir
"Kenapa tidak pergi dari tadi sih , ga usah pake ada adegan gelud dulu tuh di kasur sendirian , ikhh" kesal Dini
"ahahahahah" Linda justru tertawa
"kan ana tidak berani , tuh.. lihat jalan ke hammam gelap . Lampunya sedang mati" ucap Zahwa menunjuk ke jendela kecil. Benar saja lampu jalannya sedang mati.
"Kan ga terlalu gelap juga.. masih ada cahaya tuh.. kalau tidak pakai senter kan bisa " ucap Dini yang masih kesal
"baterai Senter ana abis..heheheheh" ucap Zahwa menyengir kuda
"kan bisa pakai punya kita Zah , pinjem dulu" ucap Linda
"males , kalian kaya kebo" ucap Zahwa
sontak Linda dan Dini melotot
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
......***Jarinya jangan lupa di lemesin , tombol like menanti ada yang mencet 🌷......
next👉🏻***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Roshalyndhaa Ajj Daahh
Fatih kok nggak cri tau nama lengkpnya sih, taunya hanya "Zah" klau dtang khitbah hanya pke nama itu pasti keluarga mikir Zahrah lah, kan Zahwa dlam keluarga di pnggil Wawa....haduuuh thour takut lnjut bcanya, klau d kaitkan sma judul novel, tkut mengecewakan 😣
2021-06-05
2
Nyai iia
Like lagi..
semangat untuk berkarya..
yuk kita saling dukung..
"will die in love"
2021-03-27
1
Dian Anggraeni
lanjuut 👏👏👏👍👍👍👍
2021-03-06
1