Di bawah hamparan gelap luas yang bertabur bintang
Aku menatap satu bintang yang paling terang
Aku menatapnya dengan penuh harapan
Seolah itu kau
Yang kini jauh seakan hilang..
Selama ini
Aku berharap semoga kau mencoba tuk selalu mengerti hatiku
Namun ternyata sekarang semu lah yang ku rasakan
Nama yang terukir dalam karang hatiku
Kini seakan terkikis
Oleh ombak yang menghantam..
Aku dan jenuhku, bersama membisu
Terlalu jauh untuk meraih bintang yang sedang ku tatap
Aku dan senyumku
Mengikuti diam termenung
Namun tercipta sebuah mimpi
Yang hilang hanya dalam sekejap
Teriakan Hati
Disaat terpikir tentang dia
Yang sekarang sudah berbeda
Terkadang hati teriak dengan kehampaannya
Mencari dan menunggu hati cintanya
Ku menangis tanpa air mata
Ku teriak tanpa suara
Hanya merasakan sakitnya hati
Begitu tersiksa menunggu yang di nanti
Begitu berat melepaskan rasa ini
Yang sudah merasuk dalam hati
Mungkin bila aku nanti mati
Sesalku akan abadi
Hati ku kan selalu tegar menghadapinya
Walau akhirnya hanya membuat luka.
...Goresan luka...
...~Zahwa Mary Equeena~...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Perkenalkan nama ku Zahwa Mary Equeena , nama yang indah bukan???
Yap aku suka nama itu bagaimana tidak itu adalah nama pemberian kedua orang tua ku dari Ali Manaf Syeena ayah ku dan Fatimah Khairinniswa Syeena nama Bunda ku.
Aku memiliki seorang Abang yang sangat aku cintai , Bang Azzam Dinata Syeena namanya . Kami hanya beda 5 tahun saja , Aku sangat suka bergantung pada yang selalu memanjakan ku.
Ayah dan Bunda terlebih lagi , bak princess satu satunya, aku di sayangi mereka.
Tapi itu semua tak berlangsung lama semuanya berubah semenjak lahirnya adikku Zahra Asy-Syifa . Kami terpaut dua tahun saja.
Seluruh perhatian kini berpindah kepada nya , banyak yang bilang ia lebih cantik dari aku tetapi ada juga yang bilang sebaliknya aku lebih cantik dari dia.
Aku tak mempermasalahkan itu yang aku ingin kan hanya perhatian,kasih sayang,sifat manja yang di berikan orang tua ku kepadaku seperti dulu.
Ahhh tidak tau lah , mungkin karena aku belum puas dengan masa kecilku yang baru menginjak dua tahun tetapi Adikku Zahra tidak lama , sudah hadir menambah anggota keluarga kami.
Akan tetapi , aku masih bersyukur karena bang Azzam masih sama seperti dulu . Dia masih sama perhatiannya pada ku tapi juga ia tunjukan pada adikku Zahra yang membuat hatiku sedikit teriris melihatnya .
"Wa..kan kamu udah besar sekarang gantian sama Zahra yang di perhatiin sama ayah sama bunda . Zahra kan masih kecil belum kuat seperti Wawa yang sudah bisa semuanya sendiri . Jadi ga usah cemburu yah sama Zahra . Kita sebagai yang lebih tua harus bisa bersikap dewasa dan mandiri karena itu adalah ciri-ciri orang yang sukses , Wawa mau kan jadi orang sukses , hmm??" jelas Bang Azzam pada ku .
Ternyata ia tadi melihat ku pergi duduk di bangku taman depan Rumah meninggalkan seluruh keluarga yang sedang asyik bermain dengan Zahra.
"Hiks,,hiks,,i,i,,iyaa bang A,,Azzam ,, maafin Wawa ,,Hikss,,Wawa tau kalau Wawa sedikit egois . Wawa cuma kaget aja karena selama ini Wawa yang selalu di manja sama ayah sama bunda,,hikss,, ta,,ta,,tapi,,hikss,, sekarang sudah ada Zahra, jadi semuanya sayang sama Zahra,,hikss,,hikkss,,.." jawab Zahwa sesenggukan
"udah..udah..ssstt....sini" Bang Azzam membawaku ke dekapannya . Ia memelukku dengan sangat erat seolah enggan melepaskannya .
"Iya..iya..abang maafin tapi lain kali Wawa ga boleh kaya gini lagi yah...
Wawa harus belajar mengalah sama Zahra , menegur dan mengingatkannya ketika salah , Wawa jadilah kakak yang baik buat Zahra yah. Kalau begitu Abang yang akan paling bangga sama Wawa" ucap Bang Azzam yang mengelus-elus rambutku dibalik Khimar ku .
"iya bang ,Wawa janji.. Wawa akan jadi kakak yang terbaik buat Zahra , Wawa akan lakukan apapun buat Zahra asal dia bahagia " ucap ku tersenyum seraya menunjukkan jari kelingkingku pada bang Azzam.
"Ma syaa Allah , Adik abang pintar bener . Kan makin sayang..eummmm....jangan nangis lagi yah, Abang paling ga tahan liat air mata Zahwa. Terlalu berharga buat jatuh dari mata cantik Wawa " ucap bang Azzam tersenyum dan menyambut kelingkingku dengan jari kelingkingnya. Sedang tangan lainnya mengelus pipi ku.
"uhhh abaaaang... Wawa juga sayang sama abang..." Aku semakin berhambur ke pelukan Bang Azzam.
"Udah yuk , kita masuk nya . Adik kecil kaya Wawa ga baik keluar malam larut gini " ucap Bang Azzam menarik tangan ku
"iya , Ayuk Bang "
Kami berjalan beriringan hingga sampai pada pintu utama.
"Assalamu'alaikum.." ucap Kami bersamaan. Semua orang menoleh
"wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh " jawab mereka serempak
"loh..Wawa..Azzam ... dari mana aja???" tanya Bunda
"kami dari bangku taman depan bunda " jawab ku dan Bang Azzam
" Wawa malam-malam begini ga boleh keluar yah, ga baik buat tubuh kamu nak " nasehat Bunda
"iya bunda.."
"yaudah sini nak , kita main sama Zahra yuk " panggil Ayah Ali
Aku bersihkan segala perasaan dan pikiran tidak baik ku pada Zahra dan mulai menerima kehadiran adik kecilku itu. Aku mendekat kepada ayah , setelah sampai Ayah mengapit ku dengan lengannya .
"Kok keluar ga bilang-bilang?" tanya ayah
"kan cuma ke taman depan aja yah.."
"lain kali ga boleh gini lagi yah... malam larut seperti ini ga baik buat anak kecil seperti kamu " ucap ayah mencolek hidungku
"ihihihii...iya yah "
"a..a..ay..aya..ayyah...aa.aa." oceh Zahra merentangkan tangannya kepada ayah
"eemmmhh... Zahra mau di peluk juga kaya Ka Wawa ya.."
"hu'um" Zahra mengangguk-anggukkan kepalanya .
Melihat muka imutnya kami semua merasa gemas terhadapnya . Aku menciumnya dan menoel-noel pipinya. lalu kami tertawa bersama .
Dapat ku lihat bang Azzam tersenyum kepadaku dan mengacungkan jempolnya . Setelah itu ia pergi naik ke kamarnya.
***
Kebahagiaan? Mampukah aku membuat orang-orang sekitarku bahagia dengan cara ku atau keadaan memaksaku . Ku harap begitu karena melihat orang-orang yang aku sayang aku juga merasa bahagia
Kasih sayang? Semua sudah pada porsinya . Aku yang masih kecil yang tiba-tiba merasa kehilangan separuh kasih sayang harus bisa memberikan lebih pada orang sekitarku
Pengorbanan? dalam perjalanan hidup harus ada pengorbanan untuk menguji seberapa besar ketulusan,,keikhlasan,kesabaran dan keteguhan hati yang kita miliki .
Lalu bagaimana dengan aku yang harus mampu menjalani ketiganya berbarengan dalam hidupku , mampukah aku melakukan pengorbanan nantinya?
Aku yakin akan ada pelangi yang indah setelah hujan . Tetapi bagaimana hujan yang akan aku hadapi kelak?
Penasaran??
Yuk ikuti kisah ku
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh bagi para pembaca cerita ini , ini hanyalah imajinasi author saja , semoga kalian suka . jika suka Alhamdulillah , jika tidak suka tidak apa-apa . Tapi harus tetap dukung author dengan Like , komen, vote dan Rate nya yah..
Semoga kebaikan kalian yang sudah dukung Author dibalas oleh Allah SWT aamiin.
🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈
Author POV
Seorang gadis kecil sedang bermain di pekarangan taman kantor Ayahnya. Ia melihat seekor kupu-kupu yang sangat cantik indah dipandang mata sedang menyesap pada sepucuk bunga.
Gadis berumur sepuluh tahun tersebut dengan girang ingin menangkap kupu-kupu tersebut . Ia berlarian ke sana kemari dengan pandangan mengadah keatas mengikuti arah kupu-kupu itu terbang. Sangking asyiknya berlari mengejar serangga tersebut hingga tanpa sadar ia menabrak seseorang
bugh!!!
Ia terpelanting ke belakang begitu juga dengan anak laki-laki yang kira-kira Tiga tahun lebih tua dari usianya .
"m,,m,,ma,,maaf kak..Wa..Wawa..ga sengaja." ucap nya gemetaran setelah melirik sekilas pada orang yang di tabrak ya.
Ia terkejut yang ditabraknya adalah seorang lelaki sontak ia langsung menunduk dan mencoba bangun untuk berdiri . Naas nya kaki nya terkilir saat tersungkur tadi sehingga menyulitkannya untuk berdiri
Anak lelaki yang melihat itupun langsung mengulurkan tangannya .
"ayo pegang~..."
"enggak, enggak mau kak" potong nya langsung tanpa mendengarkan kelanjutan dari ucapan laki-laki itu.
"kenapa??" tanya lelaki tersebut
"Kata Bunda,Ayah sama Abang Wawa . Perempuan tidak boleh bersentuhan dengan lelaki ajnabi atau yang bukan mahram nya kak " kata gadis kecil itu apa adanya sesuai dengan apa yang di dengarnya dari keluarganya .
Tanpa gadis itu sadari, senyum tipis menawan terukir di wajah lelaki di hadapannya ini.
"hemm..yang bilang kita bersentuhan siapa?" tanya nya
"kakak kan tadi ngasih tangan kakak ke Wawa , itu bersentuhan kan namanya" ucap nya polos
"makanya kalau orang belum selesai bicara jangan di potong dulu , maksud kakak tadi itu supaya kamu menarik ujung tangan baju kakak saja untuk membantumu berdiri " jelas lelaki itu
"ooh...gitu ya . em..ma..maaf kak. Wawa ga ngerti" ucapnya memperdalam tundukan nya .
"tidak apa-apa . Yasudah ayo " lelaki itu kembali mengulurkan tangannya kepada gadis itu.
Dengan ragu ia menerima uluran itu dan perlahan tangannya menarik ujung baju dan mencoba untuk berdiri .
Lelaki yang tidak diketahui namanya itu mencoba menyeimbangkan berat tubuhnya agar tidak roboh saat gadis itu menariknya .
Ketika gadis itu mencoba untuk berdiri ia malah merosot kembali kebawah sebab kaki nya yang tiba-tiba terasa nyeri karena terkilir dan tangannya tak sengaja terlepas dari ujung tangan baju tersebut .
"ee...eh.. awwss..." ucapnya mengusap-usap bokongnya yang terbentur dengan tanah.
"astaghfirullah" ucap lelaki itu . Ia tak tega melihat gadis kecil itu ia segera mencari kayu atau papan atau semacamnya lah agar bisa membantu gadis itu berdiri kembali tanpa harus menyentuhnya . Mata nya melirik ke sekitar nya hingga ia menemukan dua buah kayu yang terletak di dekat tangga yang berada di belakang kantor yang tak jauh dari tempat mereka berada .
"pegang lah ini , dan coba untuk berdiri" ucap nya sambil menunjukan kedua kayu itu di tangannya.
Gadis itu memegang kayu itu dan mencoba berdiri , perlahan ia berdiri walau kakinya masih sakit jadilah ia berdiri pincang. Setelah berusaha berdiri dengan rasa sakit akhirnya gadis cantik itu bisa berdiri.
"Alhamdulillah..." ucap mereka bersamaan .
"T,,t,,terimakasih ya kak" ucapnya
Lelaki itu tak menjawab , ia beranikan untuk mengangkat wajahnya melirik kepada orang di hadapannya ini .
"Wawa..." teriak seseorang
mereka menoleh bersamaan .
"Bang Azzam" lirih gadis cantik itu tetapi masih bisa di dengar oleh lelaki itu.
Melihat sang adik berdiri tingkak , ia merasa khawatir
"Wawa kenapa?? ada yang sakit?? kaki nya kenapa , kok gitu berdiri nya ?" cecar lelaki yang disebut Bang Azzam itu pada adiknya Wawa. Merasa mereka tak berdua ia menoleh ke samping menatap lelaki disampingnya . Wawa mengikuti tatapan itu dan terhenti melihat wajah tampan itu .
"Astagfirullah ..." ucap Wawa bersamaan dengan anak lelaki yang di tabrak nya tadi saat baru menyadari tangan mereka masih sama-sama memegang kayu untuk membantu Wawa berdiri tadi.
Mereka melepaskannya secara bersamaan hingga jatuh tepat mengenai kaki bang Azzam .
"Aduuh...astagfirullah" ringis bang Azzam memegangi kakinya
"eh..Maaf Bang Azzam, Wawa ga sengaja " ucap Wawa memegang lengan Abangnya .
"Maaf " singkat lelaki itu yang sama rasa bersalahnya
"i,,i,,iya,, gapapa,, gapapa" ucap bang Azzam kepada mereka
" kalau begitu saya permisi dulu ya, maaf Bang . " ucap lelaki itu menundukkan kepalanya sedikit kepada bang Azzam
"Assalamu'alaikum" ucapnya setelah itu pergi meninggalkan Wawa dan Azzam .
"wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh " ucap Azzam dan Wawa bersama-sama.
"kok Abang bisa ada disini , bukannya Abang harusnya ada di pondok ya ??" tanya Wawa
"nanti aja tanya nya sekarang kita ke tempat ayah dulu yuk . Udah mulai panas ini " ajak Azzam
"Ya sudah yuk bang" gandeng Wawa pada tangan Azzam
"aduuuhh..awwss.." ringis Wawa saat baru ingin melangkah
"kenapa Wa?? kaki nya sakit??" tanya Azzam
"Iya Bang tadi kaki Wawa terkilir jadi sakit ,, hikss.." rengek nya pada Azzam
"uluh uluh.. kaki adik Abang sakit ya??? ya sudah yuk Abang gendong aja" ucap Azzam
"bener Bang? emang boleh?"
"apa sih yang enggak buat adik abang tersayang ini" ucapnya mencubit kecil hidung Wawa
" ihh.. Abaaaangggg" ucapnya manja
"udah yuk naik" Azzam sudah memposisikan dirinya berjongkok di depan Wawa . Tak menunggu lama Wawa segera naik ke punggung abangnya.
Karena badan Wawa yang mungil jadi sangat mudah bagi Azzam untuk menggendongnya. Azzam menyelipkan tangannya di kedua buku lutut Wawa.
"sudah siap??" tanya Azzam
"sudah "jawab Wawa riang
"Berangkaatt..." ucap mereka bersamaan lalu Azzam mulai melangkahkan kakinya , menggendong Wawa kedalam kantor perusahaan Ayahnya .
Siapa pun yang melihat mereka pasti akan merasa iri karena melihat kedekatan kakak beradik itu . Ditambah lagi dengan rupa mereka yang sama-sama cantik dan tampan.
.
.
.
.
.
.
Gimana?kagum gak sama Wawa??
apa kesan pertama kalian membaca kisah Wawa? penasaran gak sama kelanjutannya ??
KOMEN DI BAWAH YAA...
.
.
.
.
.
***
" Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan mukmin, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan menjaga kehormatan mereka "
(Petikan dari Surah An Nur Ayat 31)
"Apabila seorang perempuan itu sholat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya, maka masuklah ia ke dalam Surga dari pintu-pintu yang ia kehendaki nya"
(Petikan dari Hadits Riwayat Riwayat Al Bazzar)
"Tiada seorang perempuan pun yang membuka pakaiannya bukan di rumah suaminya, melainkan dia telah membinasakan tabir antaranya dengan Allah"
(Petikan dari Hadits Riwayat Tirmidzi, Abu Daud dan Ibnu Majah)
Jadi baik Laki-laki atau pun perempuan , diwajibkan untuk menundukkan pandangannya, apabila seseorang memandang laki-laki ajnabi atau perempuan yang bukan mahrom nya maka alamat ia Zina Mata.
agama Islam menegaskan bahwa yang pertama kali dijaga adalah pandangan, sebelum menjaga *********** karena semua yang terjadi itu bermula dari pandangan mata, laksana api besar bermula dari lilitan kecil. Pada awalnya dimulai dari pandangan, kemudian terlintas dalam pikiran, lalu menjadi langkah, dan selanjutnya terjadi dosa ataupun kesalahan. Maka dari itu, dikatakan bahwa barang siapa yang mampu menjaga pandangan, pikiran, ucapan, dan tindakan, berarti dia telah menjaga agamanya.
‘Menjaga Pandangan’ merupakan sesuatu yang sangat diperhatikan dan ditekankan dalam Islam, karena pandangan inilah yang menjadi pemicu utama munculnya tindakan-tindakan asusila dan kriminalitas di masyarakat. Oleh karena itu, ‘cuci mata’ nampaknya menjadi hal yang sebaiknya perlu dihindari oleh kita sebagai muslim, karena dapat mengarah kepada hal-hal yang negatif.
***
.
.
.
.
.
.
Bersambung.....
Ayo jangan lupa komen vote dan rate nya juga yaa biar othor semakin semangat nulis nya. 😚
👇🏻like dulu dong
Jangan lupa like,komen,vote dan rate 5 nya yah...
...🔊HAPPY READING🔊...
_ _ _ _ _ _ _ _
"Assalamu'alaikum Ayaahh....." Ucap Zahwa dan Azzam bersamaan
Mereka sudah berada di ruangan Ayah Ali dan Zahwa masih berada di gendongan Azzam .
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" ucap orang yang berada di ruangan tersebut.
Zahwa dan Azzam terkejut ternyata Ayahnya tak sendiri ada seorang pria paruh baya seumuran ayahnya juga di sana.
"loh Wawa kenapa di gendong Bang Azzam, ga boleh manja nanti Bang Azzam ya kecapekan kan Bang Azzam baru aja sampai nak" ucap ayah Ali
"gapapa kok yah, Azzam juga seneng manjain Wawa." balas Azzam. Sedang Zahwa hanya menunduk memeluk Abangnya
"Maaf yah.." lirih Zahwa. Azzam yang mendengarnya merasa kasihan melihat Adiknya merasa bersalah .
"udah gapapa , sini duduk" Azzam mendudukkan adiknya Zahwa disebuah bangku .
"Sini abang lihat dulu kakinya " ucap Azzam menarik kaki adiknya
"kaki Wawa kenapa ??" tanya Ayah Ali
"tadi kaki Wawa terkilir di taman Yah , karena Wawa kesusahan jalan nya makanya abang gendong Wawa " jelas Azzam
"Astagfirullah mana nak kaki nya , sakit nggak??" Ayah yang ikut khawatir langsung membuka kaus kaki Zahwa berniat untuk melihat kakinya.
Tapi ditahan oleh Zahwa, ia menunduk lalu melirik Azzam yang juga sedang melihat nya. Lalu ia menoleh ke arah pria yang menemani ayahnya tadi. Azzam pun mengerti maksud adik kesayangannya ini.
"emm, Yah biar Wawa Abang bawa ke mobil aja yah. Obatin kaki nya di mobil ajah , kaya nya Wawa malu karena ada Om kalau kaus kaki nya dibuka" jelas Azzam agar ayahnya mengerti .
Ayah Ali tersenyum mengangguk dan mengelus kepala putrinya.
"oh iya , Ayah lupa"
"ya udah kalau kaya gitu Azzam sama Wawa pergi ke mobil dulu ya Yah..Om.."ucap Azzam
"Wawa ke mobil ya Yah.." ujar Zahwa dan mencium tangan Ayahnya diikuti oleh Azzam.
Dan beralih kepada pria tadi dan ia menangkup kan kedua tangannya di depan dada dan menundukkan badannya sedikit.
"Wawa permisi Om, Assalamu'alaikum" ucap Zahwa dan Azzam
Kembali Zahwa digendong oleh Azzam dan pergi ke mobil.
***
"itu anakmu Li?" tanya pria itu
"ya iyalah , emang anak siapa lagi kalau bukan anakku hahaha" jawab Ayah Ali
"iya yah, cuma memastikan saja . Dia anak yang sopan dan sangat lemah lembut" ucap Pria itu
" ya..begitulah Sam dia memang seperti itu anaknya sangat pemalu" ucap Ayah Ali .
Segaris senyum terukir di bibir pria yang di panggil Sam oleh Ayah Ali . Entah kenapa hatinya terasa sejuk melihat kesopanan gadis itu , ditambah lagi dengan sifat gadis itu , ia tak mau auratnya dilihat selain keluarganya , tidak menatap sembarang lelaki selalu menundukkan pandangannya dan tidak berjabat tangan dengan yang bukan mahromnya . Membuat pria itu semakin menyukai gadis itu.
"kau beruntung memiliki putri seperti dirinya "
"iya Alhamdulillah "
Lalu mereka kembali membicarakan hal yang tadi sempat terputus karena kedatangan Wawa dan Azzam .
***
Di dalam mobil.
"Awsshh...sakit bang.."
"iya tahan dulu ya , ini mata kaki nya membiru tahan dulu" balas Azzam menekak kaki Zahwa sambil mengoleskan salep yang sudah di belikan supir mereka tadi .
"hikss,,hikss,,sakit bang,,hikss,,,"
"ehh..eh..jangan nangis adik Abang yang cantik...dikit lagi kok. Nanti bengkak kalau enggak di obati , jadi pas di urut sakitnya ga sesakit ini lagi .. jangan nangis yah..huuf..hufh... abang hembus pelan- pelan yah...huuf..huuf." dengan sabar Azzam mengobati kaki adiknya dan menghembus nya pelan agar perhatian Zahwa sedikit teralihkan
Tak berapa lama sakit nya mulai reda, dan Zahwa sudah tersenyum lagi .
"gimana??udah ga sakit lagi kan"
"iya bang, ga sakit lagi ...Makasih abang..."
"sama-sama adik Shalihah abang" ucap Azzam menggosok-gosok pucuk Khimar Zahwa.
"eemmm iihihihi.." Zahwa cekikikan
"kenapa???kenapa adik abang ini cekikikan begitu? ada mau nya ya?? hayoo??"
"ish..apaan si Abang ... Wawa ga mau apa apa . Wawa cuma mau satu " Ujar Zahwa menggantung
"apa? bilang aja " jawab Azzam
"Wawa cuma mau manja-manjaan sama Bang Azzam , ga mau yang lain " ucap Zahwa langsung menempelkan kepalanya di dada bidang Abang nya.
"uuh...adik abang ini mau di manja-manjain ya rupanya , yaudah sini Abang peluk Abang juga kangen sama Wawa" Tentu saja mendengar itu Zahwa merasa sangat senang ia mengeratkan pelukannya pada Azzam
"Abang kenapa ga di pondok sekarang??" tanya Wawa
"oh..jadi Wawa maunya Abang di pondok terus?? ga pulang-pulang?? oh... atau ga kangen yah sama Abang?? ya udah kalau gitu Abang balik ke pondok aja ga usah pulang sekalian" ucap Azzam pura-pura cemberut
Zahwa melepas pelukannya, dapat dilihat saat ini matanya sedang berkaca-kaca dan bibirnya sudah mengerucut
" ihh....Abang..bukan gitu..Wawa kangen sama Abang..Abang jangan pergi dulu.." ucap Zahwa dengan mata yang sudah menggenang
Azzam merasa bersalah hampir membuat adiknya meneteskan air matanya . Azzam segera menarik Zahwa kembali kedalam dekapannya .
"uhh...maafin bang Azzam yah..Abang gak pergi kok jangan nangis yah..Abang sedang libur jadi bisa pulang buat ketemu sama semuanya...
Abang juga masih kangen sama Wawa jadi ga mungkin Abang akan pergi ... cup..cup..cup...jangan nangis yah..Bang Azzam disini kok sama Wawa.." ujar Azzam
"hu'um" Wawa menganggukkan kepalanya .
"kok a,,abang pu,,pulang ga bilang-bilang sih?" tanya Zahwa yang masih sesenggukan
"kalau abang bilang , berarti ga kejutan lagi dong namanya"
"hemm"
"oh iya dek , abang mau nanya"
"tanya apa bang??"
"Tadi di taman , kok kamu bisa sama seorang pria , dia sia~.." ucap Azzam terpotong .
tiba-tiba..
Kreekk...
Pintu supir mobil terbuka , setelah itu pak Damang supir mereka masuk kedalam mobil.
"Mas Azzam..Neng Wawa..Bapak tadi nelpon katanya kita pulang duluan. Bapak masih ada meeting" ujar pak Damang
Walaupun Azzam masih berusia 13 tahun , pak Damang terbiasa memanggil Azzam dengan sebutan 'Mas' karena itu juga keinginan Azzam . Ia tidak ingin walaupun pak Damang adalah supir mereka tentu tidak harus memanggil 'Tuan' kan?? jadi mereka sepakat buat seperti itu saja agar lebih sopan dan menghargai yang lebih tua .
"oohh..gitu ya pak.." ucap Azzam
"iya Mas, jadi kita langsung pulang atau mau ke suatu tempat dulu??" tanya pak Damang
"emm gimana Wa??" tanya balik Azzam pada Zahwa
"gimana kalau kita beli es krim dulu bang, boleh yah?!??? beli buat Zahra juga pasti dia juga seneng , Abang pulang ditambah abang beliin es krim juga buat Zahra " usul Zahwa
"emm...boleh deh"
"yeeayyy Syukron Abangnya Wawa..." ucap Zahwa kegirangan .
"Afwan adik abang..." balas Azzam mencium pucuk kepala Zahwa
Pak Damang yang melihat itu juga dapat merasakan kehangatan keluarga ini apalagi jika Zahwa dan Azzam sedang berdua , ia juga sangat bahagia.
"baiklah Pak Damang sekarang kita ke toko es krim yah "
"syiapp Mas.. meluncurr...." ucap pak Damang yang membuat Azzam dan Zahwa terkekeh geli .
.
.
.
"*إذا أردتَ السعادة فلا تنظر لمن قُسم لهُ أكثر منك ، بل لمن قُسم لهُ أقل"
" Jika engkau ingin bahagia maka jangan engkau melihat kepada mereka yang diberikan rizqi lebih darimu ,tetapi lihatlah siapa yang diberikan rizqi lebih sedikit darimu* "
.
.
.
.
.
Bersambung....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!