"Sudah siap nak?" Ucap Ayah Ali
"sudah Yah" jawab Zahwa
"baiklah ayo kita pergi" Lalu mereka semua pergi masuk ke mobil.
Ya saat ini mereka akan pergi , pergi kemana? mengantar Zahwa menuntut ilmu ke penjara suci alias Pesantren . Jika dalam sekolah umum tingkat SMP , maka di usianya ke 13 tahun ini ia akan melanjutkan pendidikan Tsanawiyah nya di pesantren. Ini bukan paksaan dari Ayah Ali juga Bunda Fatimah , tetapi keinginannya sendiri ingin mondok seperti abangnya . Berjuang menuntut ilmu berperang melawan kerinduan berpisah dari orang tua.
"Kak Wawa ..." panggil Zahra
"iya..Ra.."
"Kak Wawa mau pergi ninggalin Zahra??"
"ehh..engga kok..kak Wawa mau belajar di pesantren sebentar nanti pasti pulang kok" jawab Zahwa
"beneran??" tanya Zahra
"iya..beneran , Zahra baik-baik di rumah yah" ucap Zahwa
"iya kak " balas Zahra sambil memeluk Zahwa yang di balas olehnya.
Semua yang melihat itu ikut tersenyum . Dapat dilihat Bunda Fatimah sesekali menyeka air matanya , terlihat semburat kesedihan di sana . Dimana ia harus melepas satu putrinya walau itu untuk menuntut ilmu. Hati ibu mana yang tak terkikis melepaskan putrinya.
Tak terasa selama diperjalanan mendengarkan ocehan Zahra yang di sambut gelak tawa yang lainnya , kini mereka sudah sampai di pedesaan pekarangan pesantren Al-Anshor , tempat Zahwa mengabdi sementara .
"Nah sebentar lagi kita akan sampai di pesantren yang kemaren ayah tunjukan " ucap Ayah Ali dengan sumringah
Mendengar perkataan ayah Ali mereka kembali mengingat saat Zahwa mengutarakan niatnya akan melanjutkan pendidikannya dengan mondok di Pesantren.
...****************...
FLASHBACK ON
"Ayah..Bunda.." ucap Zahwa memulai pembicaraan , mereka semua sedang berkumpul di ruang keluarga
"iya..mau bicara apa nak??" tanya Ayah Ali
"eemm...." Zahwa meremas jari-jari nya , ragu untuk mengungkapkan keinginannya , Bunda Fatimah peka dengan itu
"Katakanlah sayang..jangan takut" ucap Bunda Fatimah mengelus kepala Zahwa untuk menenangkannya yang memang berada di sebelahnya
"hufftt..." Zahwa menghela nafas sejenak
"Wawa pengen mondok " ucap Zahwa menunduk
Spontan semua orang terkejut akan keinginannya , bukannya menolak tetapi dengan perginya Azzam saja sudah sangat membuat rumah kehilangan apalagi jika Zahwa pergi juga. Entah jadi apa nanti rumah ini .
"Sayang..." ucap Bunda Fatimah
"i..iya bund" perlahan Zahwa mengangkat kepala memberanikan diri menatap sang Bunda
"Kamu yakin??" tanya Bunda
"In Syaa Allah bunda...Wawa yakin" ucap Zahwa mengangguk mantap
"Dek..serius..beneran mau mondok" tanya Azzam seolah berat melepas adik yang paling disayanginya itu
"iya bang Azzam " ucap Zahwa berusaha meyakinkan.
Hening..!
"ekhemm.." dehem Ayah Ali akhirnya bersuara sejak dari tadi diam hanya menyimak
"Wawa mau mondok?kenapa ga lanjut Madrasah Tsanawiyah aja? disini kan banyak MTs yang bagus" ujar Ayah Ali
"iya nak..Wawa sanggup jauh dari orang tua?" imbuh Bunda Fatimah . Sebenarnya ia juga yang tak sanggup.
"emm Wawa.. pengen mondok aja Yah , Wawa udah yakin . In syaa Allah sanggup , kalau rindu orang tua itu pasti . Tapi Ayah sama Bunda bisa mengunjungi Wawa kan " ucap Zahwa
"Baiklah jika itu mau kamu~ "
"Ayah..." ucap Bunda Fatimah memotong ucapan Ayah Ali.
"Bund...ini sudah menjadi keputusan anak-anak kita , kita harus mendukungnya " ucap Ayah Ali memberi pengertian pada Bunda Fatimah.
"..."Bunda Fatimah hanya diam , enggan menanggapi ucapan Ayah Ali
"Baiklah Wawa , mau mondok dimana? di pesantren Kakek saja ya? biar Abang bisa selalu jaga Wawa" ucap Azzam mengusulkan agar Wawa mondok satu pesantren dengannya saja di pesantren Al-Hikmah yang tak lain milik kakek mereka dari Bunda Fatimah yang sekarang di kelola oleh Paman mereka Gus Afnan beserta istrinya Ning Fatya .
"emm..Wawa mau di Pesantren lain saja yah " jawab Zahwa kembali menunduk
" Kenapa Wawa ga mau barengan sama Abang??" tanya Azzam sedikit kecewa
"Karena Wawa pengen suasana lain aja bang " lirih Zahwa
"Baiklah , Ayah tau Pesantren mana , sebentar ayah hubungi dulu " ucap Ayah Ali tiba-tiba mengambil handphone , berdiri dari duduknya dan pergi melakukan telpon kepada seseorang .
["Assalamu'alaikum Halo Sam"]
^^^["wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh iya Ali"]^^^
[Aku mau tanya , nama Pesantren milik Paman Surya itu apa?"]
^^^["oh..Pesantren yang pernah aku bilang itu yah"]^^^
["iya Sam"]
^^^["Pesantren Al-Anshor , Li"]^^^
["oh ya , apa kau bisa memberikan informasinya untuk ku ?"]
^^^["tentu saja , tapi buat apa?"]^^^
["Wawa ingin mondok melanjutkan pendidikannya"]
^^^["kenapa tidak sama dengan Azzam di Al-Hikmah , bukankah itu milik keluarga Riana"]^^^
["Ya..aku juga sudah mengatakannya tadi , tapi dia menolak , ingin suasana baru katanya . Hahahah"]
^^^["eheheh begitu ya baiklah , akan aku kirimkan ke email mu""]^^^
["Alhamdulillah Syukron Sam"]
^^^["ehehehe Afwan , seperti sama siapa aja . Kamu ini Li"]^^^
^^^["Baiklah kalau begitu akan aku kirim sekarang yah"]^^^
["beik, akan aku tunggu. Assalamu'alaikum"]
^^^["Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"]^^^
...*tuutt.......
Ayah Ali kembali berkumpul bersama dengan yang lainnya.
"Ayah sudah mendapatkan Pesantrennya"ucap Ayah Ali
"Benarkah Yah??" tanya Wawa berbinar bahagia
"iya .. tadi Ayah sudah~..
ting! sebuah pesan masuk memotong perkataan Ayah Ali
"Nah Alhamdulillah ini sudah ada informasinya " ucap Ayah Ali dan menunjukkannya kepada yang lain.
"ini milik Paman Surya , Sahabat kakek kalian. Sekarang dikelola oleh Adiknya Om Sam , orang yang pernah tak sengaja bertemu dengan kalian di perusahaan Ayah dulu " Jelas Ayah Ali
Zahwa dan Azzam mencoba mengingat.
"Om yang waktu itu saat kaki Zahwa sakit , Yah??" tanya Azzam yang sudah mengingatnya
"betul"
"oh..yang itu Yah" sahut Zahwa juga sudah mengingat
"Pesantren Al-Anshor ini dikelola oleh Firman adiknya Om Samsyir. Anaknya Om Samsyir juga mondok disini , beliau mengatakannya kemarin jadi ayah mengingatnya. " ucap Ayah Ali kembali
"Bagaimana Zahwa ?" tanya Ayah Ali
"Apa Wawa akan baik-baik saja di sana Yah?" tanya Azzam membalas perkataan Ayah Ali
"ehehehe tentu saja nak , kau jangan terlalu khawatir . Wawa akan aman di sana , kita kan tau jelas siapa pemilik nya jadi tidak sudah terlalu khawatir. " ucap Ayah Ali terkekeh melihat ke khawatiran putra satu-satunya itu pada Adik yang sangat disayanginya.
"Baiklah.." Azzam menunduk pasrah
"iya Ayah , Wawa setuju " jawab Zahwa mantap tanpa mengetahui hati wanita disampingnya yang sedari tadi diam bak ditancap belati.
"Hiks.." Mereka semua terkejut melihat Bunda Fatimah berlari ke kamar meninggalkan mereka semua . Ia berfikir kalau mereka tak mau mengerti perasaannya.
"Bunda.." lirih Zahwa seketika berdiri berniat akan mengejar bunda nya .
"Wa.." tapi langkahnya tertahan dipanggil Ayah Ali.
"Biar Ayah saja " Ayah Ali segera melangkah menyusul istrinya ke kamar . Ia tau apa yang dirasakan istrinya saat ini .
Tetapi mereka sebagai orang tua juga tidak boleh egois , anak-anak mereka juga punya keinginan , mimpi , dan cita-cita. Sudah seharusnya mendukungnya bukan menahannya karena kebutaan kasih sayang yang berarah egois.
"Abang....hiks.."
.
.
.
.
.
.
.
.
Tinggalkan jejak yaa 🙏🏻🌈
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Joko Jokoo
klw ud gk ad ank ny bru tersa
2021-09-12
0
Nur Afiya
udh di like ditiap episode
2021-08-20
1
Widi Widurai
iya dari oada makan ati dipilih kasihi ya mending mondok ajaaa
2021-07-28
2