Malam telah larut, arah jam menunjukkan pukul 12 malam. Arini sedang berada di ruang depan, duduk menanti sesuai perintah Tirta ia tidak boleh tidur jika sang artis itu belum pulang.
Manik mata Arini terlihat memerah akibat menahan kantuk bagaimana tidak ia yang biasanya terlelap pukul sembilan dan sudah termaksud begadang jika jam sepuluh malam, sekarang ia harus menahan kantuk hingga larut. Ia pun tidak ingin meninggalkan tidur sejenak, Arini tidak bisa karena jika ia telah terlelap, sangat sulit sekali untuk bangun lagi.
Untuk menghilangkan kantuk yang melanda Arini mencoba mengunyah banyak makanan ada roti, cokelat dan kali ini ia mengunyah keripik kentang.
Setelah lama menunggu suara deru mesin mobil terdengar pertanda jika Tirta telah pulang, dengan cepat Arini meletakkan camilan di meja. Kemudian bangkit membuka pintu, menyambut kepulangan Tirta.
Arini menarik sudut bibirnya saat melihat pemuda tampan nan tinggi itu telah berdiri di ambang pintu dan hendak masuk ke dalam rumah.
“’Kak Dilan,” sapa Arini menatap wajah lelah Tirta.
Tirta menyeret langkah masuk ke dalam rumah, menghempaskan tubuhnya di sofa yang tadi di duduki Arini, manik matanya menatap ke arah meja yang terdapat banyak camilan bekas Arini.
"Hei kau makan ini semua di jam malam seperti ini," tanya Tirta alisnya berkerut menatap Arini.
“Ia, kak. Supaya ngak ngantuk menunggu,” jelas Arini tersenyum simpul.
“Kau tidak takut gemuk? Berat badanmu bisa naik jika makan semua itu di jam malam seperti ini,” ujar artis yang menjaga berat badan ini, ia meringis melihat gaya hidup Arini yang bertolak belakang dengannya.
“Berat badan saya ngak bisa naik, walau saya makan sebanyak apa-pun,” jelas Arini membuat yang mendengar menjadi iri.
Tirta mendengkus menatap sinis pada Arini. “Hebat banget tuh badannya, bisa makan banyak ngak gemuk.” batin Tirta yang selalu berjuang mempertahankan bentuk tubuhnya. menjadi artis membuatnya harus bekerja keras dan melakukan pengorbanan.
“Ya sudahlah, sekarang kau harus menjalankan tugas pertamamu, Ambil barang-barangku di mobil lalu bawa kemari,” titah Tirta memberi kunci mobil pada Arini.
“Baik kak.” Arini pun lalu bergegas keluar rumah menuju mobil menjalankan perintah Tirta.
Tirta menyandarkan punggungnya di sandaran sofa melenturkan tubuhnya yang tegang sembari menunggu Arini.
Tak beberapa lama kemudian Arini masuk membawa banyak barang dalam dekapan tangannya. Berupa pakaian, sepatu yang terkait dijarinya semua yang berada di dalam mobil Tirta. “Sudah kak,” ucap Arini yang mendekap barang Tirta.
Melihat Arini telah datang dengan tugas yang ia beri, Tirta lalu bangkit dari duduknya.
“Ikut aku, bawa semua itu ke kamarku.” Pemuda tampan ini melangkahkan kaki menuju kamar, di ikuti oleh Arini yang terlihat kesulitan.
Tirta telah berada di depan pintu, tangannya membuka pintu kamarnya lalu masuk.
“Ayo masuk,” ajak Tirta saat melihat Arini hanya berdiri mematung di depan pintu tak menyangka ia akan masuk ke dalam kamar idolanya sungguh terasa bagai mimpi.
Dengan langkah ragu-ragu Arini masuk ke dalam kamar Tirta, gadis cantik ini berdecak kagum menatap kamar Tirta yang luas dan sangat rapi.
“Wah hebat banget, kamar kak Dilan, Rara pasti iri jika tahu saya sudah masuk ke dalam kamar Dilan Magika, ini pertama kalinya saya masuk ke dalam kamar artis,” batin Arini gemas seolah terlupa jika idolanya Dilan Magika itu kini telah menjadi suaminya.
Arini menarik sudut bibirnya, senang bisa masuk ke dalam kamar idolanya, ia merasakan seperti mimpi baginya. Pandangan Arini, Dilan hanya idola baginya bukan suaminya.
“Kenapa malah bengong di situ!” Tirta membuat Arini tersentak dari lamunannya.
“Taruh dulu di sana.” Tirta menunjuk ke arah sofa, tanpa kata Arini menuruti perintah. Gadis ini melangkah lalu meletakkan barang bawaannya ke sofa.
“Sudah kak,” ucap Arini menarik napas lega setelah meletakkan banyak barang itu.
Tirta merogoh saku celananya meraih selembar kertas yang di beri oleh Rian asistennya untuk persiapan syuting besok lalu mendekat ke arah Arini.
“Ini siapkan semua barang yang tertulis di kertas ini.”
Arini menerima kertas itu, membacanya dengan teliti.
“Itu ruang wardrobe, kau siapkan di sana.”
“Baik kak.”
“Dan ini adalah hadiah dari fansku. Kau buka lalu susun semua di ruangan sebelah sana.” Tunjuk Tirta yang mempunyai ruang khusus menaruh hadiah dari fans.
“Baiklah kak. Saya akan mengerjakan semuanya.” Arini tersenyum tanpa beban, ia pun mulai menjalankan perintah Tirta yang banyak itu.
Sedangkan Tirta berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri.
Arini telah selesai dengan tugas menyiapkan keperluan untuk syuting besok. Saat masuk ke dalam ruangan itu kembali ia terpukau menatap barang-barang mewah dan mahal sang artis yang tertata Rapi. Ia meletakkan beberapa pakaian, sepatu, sesuai dengan catatan di kertas di sofa. Kini tinggal menunggu perintah selanjutnya.
Gadis ini membuka satu persatu kado dari fans Dilan Magika yang lumayan banyak.
Tirta keluar dari kamar mandi dan telah mengenakan baju tidur. Siap untuk terlelap. Pemuda ini duduk di tepi tempat tidur menatap Arini yang duduk di sofa sambil tersenyum, terlihat bahagia melihat isi di dalam kado.
Arini adalah gadis kampung yang jarang merasakan namanya membuka kado dan mendapatkan hadiah, hingga ia menjadi sangat senang layaknya anak kecil, ia sangat bersemangat ingin tahu apa di balik setiap bungkusan itu.
“Dasar kaya Bocah, buka kado aja senang, semudah itu dia bahagia,” batin Tirta yang melihat senyum merekah di bibir Arini.
“Kamu ngak pernah buka kado ya,” cibir Tirta menatap remeh.
“Ia, jarang kak,” jawab Arini singkat kemudian berdecak kagum menatap isinya berupa sekotak cokelat yang baru saja di buka. “Kak ini dari fans yang bernama Lisa.” Arini menunjukkannya pada Tirta.
“Buat kamu aja, semua yang kamu suka ambil untukmu.” Ucap Tirta lalu mengambil kotak perawatan wajahnya sebelum tidur.
Mendengar ucapan Tirta membuat Arini semakin menarik sudut bibirnya.
“Beneran kak?”
“Emmmn.”
“Makasih kak,” ucap Arini dengan girang.
“Dasar bocah, senang banget,” gumamnya ia pun tanpa sadar menarik sudut bibirnya melihat wajah Arini yang semakin cantik saat kegirangan.
“Hei kemari.” Panggil pemuda tampan ini duduk di tepi ranjang dengan perawatan wajah di pangkuannya.
Arini menghentikan kegiatannya lalu mendekat ke arah Tirta
“Ada apa kak?”
“Satu tugas lagi untukmu. Aku sangat lelah dan telah mengantuk, jadi kamu Pakaikan perawatan wajah malam ini di wajahku,” titah Tirta menyodorkan kotak pada Arini.
Arini membulatkan mata dengan banyaknya perawatan wajah di miliki artis ini. “Sebanyak ini kak?” tanya seolah tak percaya.
“Ia ini rangkaian perawatan wajahku, supaya muka, tetap mulus dan bebas jerawat,” jelasnya. “Cepat pakaikan padaku!” titahnya kemudian berbaring.
Arini masih terdiam ia tidak mengerti.
“Hei cepat.”
“Ini bagaimana pakainya?” tanya Arini dengan wajah polos membuat seketika pemuda ini kembali duduk mendengar pengakuan Arini.
“Hei kau ini tidak pernah pakai skincare ya!” artis ini menatap tajam pada Arini seorang gadis tidak tahu perawatan wajah.
Arini menggelengkan kepala. “Tidak, saya hanya pakai pencuci muka dan bedak,” tutur Arini mengulas senyum.
Tirta menatap lekat wajah mulus nan putih Arini. “Hebat juga kulitnya, bisa mulus seperti itu,” batin Tirta kembali kagum dengan kinerja tubuh Arini .
Pemuda ini pun mendengus menatap malas kembali meraih kotak di tangan Arini lalu menjelaskan.
“Dengar baik-baik aku akan menjelaskannya padamu. Pertama pakaian ini milk clanser basahi dengan kapas lalu usap di wajahku, setelah itu toner yang ini pakai kapas juga, lalu setelah itu oles pakai tangan serum tipis-tipis aja, dan ini krim mata pakaikan di lingkar mata, dan ini krim muka,” jelas Tirta panjang lebar sambil menunjukkan satu persatu produk perawatan wajahnya.
Arini tercengang mulutnya sedikit terbuka dengan penjelasan perawatan wajah sang artis yang begitu banyak.
“Kau kenapa bengong! Kau mengerti tidak?” suara pemuda ini meninggi mengira Arini tidak menyimak.
“Mengerti kak,” jawab Arini gelagapan.
“Bagus kerjakan sekarang, aku mau tidur.” Ia kembali berbaring
“Baik kak.”
Arini duduk di tepi tempat tidur, jantungnya berdetak kencang menatap wajah tampan Artis idolanya, yang telah menutup mata, sungguh ia tidak pernah bermimpi menyentuh wajah sempurna ini.
“Rara aku menyentuh wajah Dilan Magika, idola kita,” batin Arini gemas layaknya seorang fans dan idola.
Arini telah membasahi kapas hendak mengusap wajah putih mulus Tirta. Tangannya bergetar rasanya ia tidak bisa bernapas menatap tampan wajah idolanya.
Hingga ia tersentak saat Tirta membuka matanya.
“Astaga!” pekiknya saat melihat mata itu melotot padanya.
“Setelah kau melakukan tugasmu keluar dari kamarku. Awas ya ketika aku tidur kau menciumku, atau memelukku mengambil keuntungan dari tubuhku,” ancam Tirta pada perempuan janda yang ia kira telah berpengalaman dengan lelaki dan haus akan belaian.
“Tidak mungkin kak, aku melakukan seperti itu,” jawab Arini ia masih polos mengenai laki-laki.
“Ya siapa tahu aja, kamu kan udah lama tidak mendapatkan pelukan hangat dari seorang lelaki, kamu butuh belaian dan jangan harap kehangatan dan belaian itu dari aku walau kita suami istri,” Ketus Tirta lalu kembali menutup matanya menarik selimut sampai ke leher menutupi tubuhnya.
Arini hanya terdiam dengan tuduhan Tirta, ia memang pernah berciuman beberapa kali dengan Andra, tapi ia bahkan belum mahir, suaminya itu telah menghilang, hingga saat ini pun ia belum merasakan kehangatan ranjang sama seperti yang di pikirkan Tirta padanya ia masih polos dan tak berpengalaman.
Gadis polos ini pun melakukan tugasnya mengusap wajah si artis idola, hingga terdengar deru napas teratur, tanda jika pemuda yang peduli penampilan ini telah tertidur lelap. Arini menatap wajah lelah itu, membandingkan wajah Andra dan Tirta yang jauh berbeda. Andra memiliki wajah yang manis baby face serta tinggi badan yang tidak setinggi Tirta, sedangkan wajah Tirta yang tegas dan terlihat maskulin dengan tubuh tinggi menjulang.
Arini telah menyadari ternyata sangat sulit menjalani kehidupan Dilan Magika, mulai pola makan, perawatan tubuh, barang-barang serta kesibukan yang begitu menguras waktu.
Waktu telah menunjukkan hampir pukul 2 dini hari. Arini baru selesai menyiapkan semuanya, sungguh tugas dari Tirta ini bisa membuatnya akan mengantuk di kampus.
Rempong banget dah Arini hidup ma Tirta, untung ganteng.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
🌹phîâ♏ķhûñýíĺ🕊🕊
hadeehhh aku pusing liat tirta😂😂...aku makan apa aja jg gk bisa gemuk...aku suka tidur malam kadang pagi tp gk ada lingkar hitam😁😁😁😁
2021-06-01
1
Saniia Azahra Luvitsky
haedehhhhhhhj artis harus kek gitu ya
2021-04-12
0
Maulina Kasih
tubuh arini itu cita2 bagi smua perempuan...makan banyak tp tetap langsing...apalah dayaku makan mie aj pake nasi...hirup aroma makanan aja udah naik 1kilo nih lemak..
2021-03-31
11