Sudah hampir satu jam obrolan ibu dan anak ini, tentang niat menikahkan Arini kembali dengan pemuda pilihan nenek Nani namun hingga kini mereka belum mendapatkan titik temu.
“Ibu mohon Hasan. Suruh ia menikah dengan Arini.” Untuk kesekian kalinya perempuan tua yang berbaring di ranjang rumah sakit ini memohon dengan suara pelan.
Hasan menarik napas panjang seakan untuk menenangkan hatinya, sungguh permintaan ibunya sangat sulit untuk ia kabulkan.
“Ibu itu mustahil,” tolak Hasan.
“Hasan panggil dia kembali, ini sudah lima tahun.” Linangan air mata semakin deras turun.
“Bu dia sudah memutus ikatan dengan kita, dia sudah tidak peduli pada kita,” tolaknya dengan tegas.
“Hasan bagaimana pun dia putramu!" tegas nenek Rani. “Putra keduamu! Adiknya Andra. Tirta Abraham kau tidak bisa menghapusnya.”
“Dia hanya anak yang tidak berguna!” sela Hasan wajahnya seketika mengeras menahan amarah terlihat jelas dia sangat kecewa.
“Dia anak yang baik, kita yang salah selama ini, kita membiarkannya pergi. Kitalah yang tidak adil padanya.” Nenek Nani mengingatkan.
Nenek Nani meraih tangan putranya menatap dengan tatapan permohonan.
“Ibu mohon suruh ia kembali dan menikahi Arini,” pinta perempuan tua ini air matanya mulai kembali mengenang.
Hasan melepaskan tangan ibunya, ia tidak bisa menikahkah Arini pada pemuda keras kepala dan tidak bisa di atur seperti Tirta. Ya dia memang memiliki kepribadian bertolak belakang dengan putra pertamanya Andra jika pemuda yang sabar dan penurut, berbeda dengan Tirta ia tidak suka di kekang dan di atur. Gadis itu pasti tidak akan bahagia menikah dengan Tirta yang ada hanya akan menambah kesedihan baru pada Arini.
“Bu, aku tidak setuju, menikahkan Arini dengannya. Arini tidak akan bahagia menikah dengan anak keras kepala seperti dia,” jelas Hasan akan kecemasannya.
“Arini pasti bisa merubahnya, ibu mohon, ibu tidak mau berpisah dengan Arini. Ibu akan mati perlahan-lahan tanpa Arini.”
“Ibu jangan bila seperti itu,” sela Hasan menatap iba wajah ibunya.
“Kabulkan keinginan ibu, panggil cucuku Tirta kembali aku sangat merindukannya.”
Hasan menarik napas panjang ia tidak punya pilihan lagi selain menuruti keinginan ibunya.
"Baiklah aku akan menyuruhnya kembali, demi ibu,” tutur Hasan akhir pasrah dan di sambut oleh senyuman ibunya. “Tapi apa anak keras kepala itu mau menuruti permintaan ibu?” tanya dengan memasang wajah penuh keraguan.
“Dia pasti mendengarkanku, dia sangat menyayangiku, dia pasti akan menuruti keinginanku.” Seketika perempuan tua ini kembali bersemangat. Arini tidak akan pergi meninggalkannya.
"Aku akan menemuinya setelah ibu keluar dari rumah sakit, jadi ibu harus cepat sembuh.”
“Aku sudah tidak apa-apa. Bisakah kita pulang,” pintanya.
“Tidak boleh, ibu belum pulih sepenuhnya.” Tegas Hasan.
Hasan menarik napas dalam permintaan ibunya telah sukses membuat kepalanya seakan ingin pecah. Ia harus membujuk putra kedua yang telah lima tahun, ia tidak temui dan membujuknya untuk pulang, itu berarti demi ibunya ia akan membuang egonya dan memohon agar anak keras kepala itu untuk mengikuti keinginan ibunya.
****
Setelah beberapa hari di rumah sakit Akhirnya nenek Nani pulang ke rumah. Sesuai janji Hasan ia akan mengunjungi putra keduanya yang bernama Tirta. Bersama dengan istrinya Ana, Hasan memberikan diri bertemu putranya yang telah ia usir dari rumah sekarang ia yang harus memanggilnya kembali.
Di sebuah taman tempat di mana mereka bisa bertemu dengan putra mereka. Telah tiga jam Hasan dan Ana menunggu bertemu putranya namun belum ada-ada tanda lelaki itu menemuinya.
“Lihatkan Bu, dia masih kurang aja seperti biasanya. Bisa-bisanya dia membuat kita menunggunya memang dia siapa?” geram Hasan akan tingkah putranya.
“Sabar ayah dia sangat sibuk,” ucap Ana sambil menatap orang yang lalu terutama pada segerombolan kelompok di mana banyak orang berkumpul.
“Bukan dia sengaja mempermainkan kita, dasar anak kurang aja!” murka Hasan merasa di permainkan oleh putranya.
“Ayah, sudahlah!” Ana mengusap punggung suaminya agar bersabar.
“Memang seperti itu, dia tahu kita sudah menunggunya dari tadi tapi dia tidak menemui kita. Dia hanya mempermainkan kita!” Hasan kemudian berdiri siap untuk pergi dari tempat itu.
“Tunggu saja. Dia pasti datang,” cegah Ana yang seketika berdiri menghalangi langkah suaminya.
“Sudahlah kita pulang, aku sudah tidak peduli dengan anak itu lagi.”
Ana masih menahan langkah Hasan ia sangat merindukan putranya, ini adalah kesempatannya kembali bertemu dengan putranya.
“Anak itu tidak akan datang!” hardik Hasan dengan emosi.
“Anda masih saja sama seperti dulu Tuan Hasan Abraham,” suara itu membuat perhatian mereka teralihkan. Suara pemuda yang telah lima tahun tidak pernah ia dengar lagi. Ana tersentak menolehkan kepalanya, dengan air mata berderai menatap pemuda tampan berdiri di hadapannya dengan memakai kaca mata hitam dan topi terlihat sangat keren.
“Tirta ... Tirta putraku ....” ucap Ana dengan suara lirih menatap haru putranya setelah lima tahun akhirnya ia bertemu.
“Ibu ....” Balas pemuda itu menatap ibunya penuh kerinduan.
Bagaimana kelanjutannya .....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Bundanya REvan
Tirta itu apa ya si artis yg lagi naik daun itu ya
2022-12-04
1
Achakk✨
baru aja mulai udah bikin sedih
2021-10-17
2
Bzaa
menarikkkkk...
2021-08-27
1