Tubuh Tirta masih membatu di hadapan neneknya bagai bak disambar petir ia mendengar keinginan perempuan tua itu setelah lima tahun pulang ke rumah ia harus menikah. Arini yang telah berada di depan kamar juga tak kalah terkejutnya. Semua benda yang di pegang oleh Arini, untuk di bubuhi tanda tangan oleh artis idolanya seketika terlepas dari dekapannya.
Bagaimana tidak dia sudah begitu bersemangat membawa banyak barang untuk di tanda tangani oleh seorang artis besar Dilan Magika. Ia membawa buku, baju, bahkan gelas dan piring pun, ingin dia bubuhi dengan tanda tangan artis idolanya, namun saat mendengar keinginan nenek ingin membuatnya menikah lagi membuat menjadi sangat terkejut.
Prak ... Suara gelas dan piring jatuh membuat Tirta dan nenek Nani yang tadi terdiam menjadi tersentak, mereka kompak menatap Arini yang jongkok di depan pintu mulai memunguti semua barang-barangnya.
“Maaf,” ucap Arini dengan suara bergetar dan mata mulai berkaca-kaca.
“Arini,” ucap nenek pelan.
Hasan dan Ana pun masuk ke dalam melihat Arini jongkok dengan air mata yang terlihat menetes ke lantai.
Arini lalu berdiri mendekap kembali semua barangnya.
“Arini,” panggil ayah Hasan saat melihat Arini berjalan cepat melewatinya namun tidak di idahkan oleh gadis yang menangis ini.
Hasan dan Ana masuk ke dalam, mendekat ke arah cucu dan nenek ini. Hasan sudah bisa menebak jika ibunya pasti telah menyampaikan keinginannya pada Tirta.
Hasan menatap wajah dingin Tirta yang juga menatapnya tajam.
Tirta seketika bangun dari duduknya.
“Jadi ini alasan kalian memanggilku pulang!” hardik Tirta dengan penuh amarah mengarahkan pandangannya pada kedua orang tua yang berdiri di hadapannya. “Karena kalian ingin aku menikahi perempuan itu!” pemuda ini semakin berang menggertakkan giginya.
“Ini semua keinginan nenekmu,” jawab Ana dengan mata yang mulai berkaca-kaca saat melihat kekecewaan di wajah putranya.
“Aku kira setelah semua yang terjadi, kalian telah berubah. Ternyata kalian masih sama saja seperti yang dulu,” tuding Tirta.
“Tirta jangan bicara seperti itu, kami sangat menyayangimu,” sela Ana menatap wajah nenek Nani yang terlihat sedih, ia takut jika kondisinya akan menurun lagi.
Tirta mendengus menatap jengah dengan penjelasan ibunya. “Dari dulu kalian memang hanya peduli dengan kak Andra. Karena kak Andra pintar, rajin belajar, penurut, semua perhatian kalian, kasih sayang kalian hanya padanya. Barang baru, mainan baru, pakaian baru semua untuknya sedangkan aku hanya selalu mendapatkan bekas kakak, hanya karena aku tidak sepintar kak Andra,” murka pemuda tampan ini meluapkan seluruh isi hatinya tentang ketidakadilan yang dia terima karena alasan itulah ia juga pergi dari rumah dan membuktikan jika ia juga bisa sukses dan ia telah meraihnya dengan caranya sendiri.
Hasan hanya tertunduk diam, ada rasa bersalah menyelusup relung hatinya. Dulu ia dan keluarganya memang hidup sederhana hingga hanya untuk berhemat pengeluaran keluarga. Andra yang selalu menjadi prioritas mereka, karena Andra anak yang pintar dan selalu membanggakan keluarga hingga tanpa sadar mereka telah memuat Tirta memupuk kebencian di dalam hatinya.
“Maafkan kami jika sikap kami itu telah menyakiti hatimu, kami tidak bermaksud untuk membedakan kalian,” jelas Ana tertunduk.
“Tirta menikahlah dengan Arini Nak,” pinta nenek Nani menyela ucapan mereka.
“Menikahinya,” Tirta menatap sinis pada kedua orang tuanya yang terdiam. “Kenapa aku harus menikahinya? Dari dulu aku hanya selalu mendapatkan bekas kakakku, dari pakaian bekas kakak, buku, sepeda semua bekas kakakku! Sekarang aku bahkan di minta untuk menikahi perempuan bekas kakakku!” Amarah Tirta semakin tidak tertahan ia tidak bisa membayangkan jika harus menikah dengan perempuan mantan istri kakaknya.
“Dia gadis yang baik, dia, dia pantas untukmu, kamu tidak akan menyesal menikahinya,” bujuk Nenek Nani.
“Dia bekas kakakku!” bentak Tirta suaranya meninggi menegaskan status Arini gadis yang di jodohkan dengannya, ia sudah tidak peduli lagi dengan rasa hormat.
“Tirta jaga bicaramu! Dia bukan barang, yang seenaknya kau bilang bekas!” bentak Hasan suara mulai meninggi mendengar putranya merendahkan Arini.
Tirta tersenyum miring menatap sinis pada ayahnya yang telah angkat bicara saat menantunya dihina.
“Memang itu kenyataannya. Dia telah menikah dengan kakakku!” Suasana anak dan ayah ini kembali memanas sama pertengkaran lima tahun yang lalu saat Tirta memutuskan untuk pergi.
Ana berjalan mendekat pada nenek Nani tidak ingin kondisi mertuanya memburuk mendengar pertengkaran ayah dan anak ini.
Tirta menatap tubuh perempuan tua itu, yang masih duduk di sofa, dia sadar jika pertengkarannya dengan ayahnya akan membuat kondisi neneknya memburuk. “Maaf nenek Aku tidak bisa menikah dengan perempuan itu, nikahkan saja dia dengan lelaki lain, yang bisa menerima statusnya sebagai janda bekas Andra.”
“Tirta!” Teriak Hasan semakin kesal dengan ucapan putranya.
“Lagi pula aku harus menjaga reputasiku. Karierku di dunia Entertainment, pamorku bisa turun jika orang tahu aku menikahi seorang janda!”
Pemuda tampan yang masih di liputi kemarahan ini hendak pergi meninggalkan pintu kamar namun langkahnya terhenti saat mendengar panggilan neneknya.
“Tirta,” panggilnya lirih memegang dadanya membuat Ana seketika panik.
“Ibu!” teriak Ana menatap mertuanya kesulitan bernapas dan memegangi dadanya.
Tirta berbalik dan telah melihat ayah dan ibunya mendekap tubuh perempuan tua yang telah tak sadarkan diri itu, membuat Tirta kembali berlari mendekat pada nenek Nani.
Hei ayo siapa ini kata tirta? Tirta ini sama kaya aku suka Cuma dapat bekas kakak. Terutama bajunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
🍌 ᷢ ͩ🍭ͪ ͩ👙Ayz🌱
aku berhrp maunya waktu nikah blom di Campurin..ama Andra...biar si Tirta gk kecewa2 amat gtu..dinikahkan ama ARini😁😁😁
2021-08-19
4
Mbok Wami
keren cerita,a
2021-08-14
0
Andi Arif official
aku yakin arini masih ting ting biar stts na janda jg😆
2021-04-16
0