Matahari telah naik, sinar teriknya terasa membakar kulit, Tirta sedang berada di lokasi syuting. Saat ini adalah waktu istirahat untuk makan siang. Pemuda tampan ini duduk santai menyadarkan punggungnya pada sandaran kursi seraya menutup mata mencuri waktu untuk istirahat sejenak. Hingga suara lelaki membuat ia harus membuka mata.
“Lan kamu ngak bawa jas?” tanya pemuda yang seumuran dengan Tirta, dia adalah Rian sahabat sekaligus asisten dan manajer Tirta yang selama ini terus menemaninya mengatur jadwal pekerjaan Tirta di dunia hiburan.
“Jas.”
Tirta menatap malas pada Rian, ia menarik napas panjang karena meliburkan pembantunya, semua menjadi berantakan bahkan ia tidak membiarkan Rian untuk datang ke rumahnya untuk menyiapkan semuanya.
“Aku lupa,” jawabnya singkat.
"Kok bisa lupa, malam ini ada acara talkshow kamu menjadi bintang tamu, kamu harus tampil rapi pakai jas,” jelas sang asisten.
“Ia, aku lupa dan buru-buru tadi.”
“Memangnya ngak disiapi sama pembantu kamu? Hari ini juga kamu ngak diantar supir?” oceh Rian memberikan tatapan menyelidik melihat hari ini Dilan yang selalu teliti dalam mempersiapkan semua berubah melupakan beberapa keperluan syuting.
“Pembantu di rumah semua aku liburkan, biar ngak suntuk,” alibi pemuda tampan ini.
“Semua?” Rian semakin menatap aneh sang Artis.
“Emmm.” Tirta berdehem kembali menutup matanya.
“Kenapa semua kamu liburkan, kamu kan jadi ngak bisa mengurus semuanya,” oceh Rian.
“Sudahlah mereka juga butuh hiburan.”
“Baiklah, karena mereka libur aku yang akan persiapkan semua, aku akan ke rumahmu,” ucap Rian membuat Tirta tersentak kembali membuka mata.
“Jangan!” suara Tirta meninggi tiba-tiba kantuk yang menderanya hilang saat Rian mengatakan ingin ke rumahnya, dia tidak ingin Rian bertemu Arini.
“Kenapa, aku ngak boleh ke rumahmu? Lihat banyak barang yang ketinggalan,” tanya Rian semakin merasa aneh dengan Tirta.
“Jangan ke rumahku, kau catat saja apa yang aku yang harus aku bawa dari rumah, biar aku yang siapkan, kau tidak perlu repot-repot,” jelas Tirta.
Rian terdiam sejenak menatap curiga ada yang aneh dengan sahabatnya ini, namun ia hanya mengikuti apa keinginan si artis.
“Baiklah, ini makanan siangmu.” Rian menyerahkan box berisikan makan siang sehat ala Tirta.
“Thanks,” ucap Tirta menerimanya.
Rian pun pergi meninggalkan Tirta untuk bergabung dengan kru lain.
Tirta membuka kotak makan siangnya, saat siap menyantap ia teringat pada wajah gadis polos yang telah serumah dengannya.
“Tuh anak, Dia udah makan belum ya?” batin Tirta seketika menatap punggung tangan yang di cium oleh Arini tadi pagi saat gadis polos itu pamit ke kampus, Tirta teringat kenangan saat ia kecil ketika akan berangkat ke sekolah cium tangan pada orang tua lalu meminta uang jajan, dia berpikir Arini yang dari desa juga akan seperti itu, ia merasa sebagai orang tua sekarang hanya karena Arini mencium tangannya.
“Aku lupa memberikannya uang saku, Dia punya uang jajan ngak ya?” Pikiran Tirta berkecamuk memikirkan nasib gadis desa yang polos itu yang kini menjadi tanggung jawabnya.
“Ahhh, diakan bukan anak sd yang cium tangan, minta uang jajan, lagian dia kan menantu ayah, ya masa ngak punya uang,” Tirta semakin bermonolog sendiri menghawatirkan Arini.
“Bagaimana jika ia tidak punya uang jajan, terus dia ngak makan seharian.” Semakin khawatir dengan pikirannya sendiri.
“Sadar Dilan emang aku bapaknya.”
“Tapi dia menantu kesayangan mereka, aku harus menjaganya dengan baik.” Selera makan Tirta hilang karena memikirkan Arini.
“Ahhh, aku harus pulang memastikan, tuh bocah sudah makan apa belum?”
Tirta bangkit dari tempat duduknya hendak pulang, melihat keadaan gadis yang menumpang di rumahnya dan menjadi tanggung jawabnya.
"Lan mau ke mana?” tanya Rian saat melihat artis ini malah berjalan menuju mobil.
“Pulang sebentar,” ujar Tirta terus melangkah ke arah mobil yang terparkir.
“Setengah jam lagi kita mulai syuting.” Rian mengingatkan.
“Ia, Cuma sebentar,” jelas Tirta lalu masuk ke dalam mobil.
“Ahhh ... menyusahkan saja, seharusnya aku mengambil nomor ponselnya, gadis itu hanya akan merepotkanku,” rancau Tirta sambil memegang stir mengemudi menuju rumah di mana Arini berada, inilah Tirta di balik sikapnya yang ketus dan galak dia adalah sosok yang perhatian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Andi Arif official
hemmm.......perhatiam ternyata😜
2021-04-16
2
Saniia Azahra Luvitsky
ahhhhhhhhhh sweet bgt sih kak dilan..
belum apa apa juga udah uwuuuuuu
2021-04-12
1
mama kenand
tu d bilang jg apa lama" jg bucin...sekrng aja mulai perhatian....
2021-03-13
0