Pagi menjelang sinar mentari telah menyambut hari, bias cahayanya masuk ke dalam celah kamar jendela menyilaukan mata pemuda tampan yang masih bergelung nyaman di bawah selimut hangat. Ia bergerak perlahan mengumpulkan separuh nyawanya, matanya mulai terbuka. Tirta tersentak saat melihat suasana di sekitarnya, tersadar jika ini bukanlah kamarnya. Dengan cepat Tirta bangun terduduk ia teringat jika ini adalah kamar perempuan yang telah berstatus sebagai istrinya dan semalam seharusnya menjadi malam pertama mereka.
Tirta menatap sofa tempat di mana Arini tertidur semalam dan ternyata telah kosong.
“Ke mana dia? Apa dia sudah bangun,” batin Tirta bertanya-tanya kemudian memutuskan untuk beranjak dari tempat tidur dan meninggalkan kamar, dia memutuskan untuk membersihkan diri di kamarnya sendiri.
***
Suasana ruang makan di isi dengan canda dan tawa saat Tirta yang telah rapi memutuskan melangkahkan kaki untuk sarapan mengisi perutnya yang telah terasa keroncongan. Arah pandangnya tertuju pada gadis cantik yang berdiri di samping meja, melayani keperluan orang tua dan mertuanya saat sarapan bersama.
“Tirta ayo sarapan bersama sini,” panggil ibu saat melihat putranya hanya berdiri mematung menatap mereka.
Tirta pun mendekat ke arah meja kemudian menarik kursi, duduk di samping ibunya. Setelah itu Ia meraih selembar roti yang berada di meja lalu mengolesnya dengan selai.
“Hari ini orang tua Arini akan pulang kembali ke kampung” jelas Ana.
Tirta hanya tersenyum kaku menatap orang tua Arini yang telah menjadi mertuanya sungguh ia tidak tahu harus berbuat apa. Jangankan bersama orang tua Arini dengan orang tuanya saja ia merasa sangat asing, hingga berada di antara mereka semua terasa sangat canggung. Ia berharap bisa keluar dari situasi ini.
Pemuda tampan menikmati sarapannya sambil mendengar obrolan orang tua.
“Hasan kamu juga akan pergi keluar negeri nantikan?” tanya Ali memastikan kembali.
“Ia setelah kalian berangkat, kami juga akan pergi. Ibu harus segera mendapatkan perawatan,” jelas Hasan.
“Lalu Arini apa akan ikut bersama kalian?” tanya Ali.
“Dia akan tetap di sini, dia kan harus kuliah,” jelas Hasan.
“Tentu saja Arini akan ikut bersama Tirta,” Sela Ana menatap putra dengan senyuman tanpa dosa membuat pemuda ini tersentak dan tersedak roti yang ia makan.
“Uhuk ...uhuk.” Tirta tersedak makanan yang ia makan, hingga terbatuk-batuk memukul dadanya, mendengar gadis yang telah menjadi istrinya akan ikut bersamanya.
“Tirta.” Ana menyodorkan air putih yang di terima oleh Tirta lalu menenggaknya.
“Kamu ngak apa-apa?” tanya Ana yang di angguki oleh Tirta.
“Apa dia akan ikut bersamaku, tidak mungkin, aku tidak mau tinggal bersamanya,” batin Tirta.
“Tirta akan menjaga Arini dengan baik. Kalian jangan khawatir,” tambah Ana.
Tirta hanya bisa melayangkan senyum kaku untuk menghormati orang tua Arini.
*****
Sore menjelang setelah kepergian orang tua Arini kini giliran nenek dan orang tua Tirta yang akan pergi melakukan perawat di luar negeri.
Arini dan nenek telah berada di dalam mobil, gadis ini akan mengucapkan perpisahan pada neneknya. “Nenek harus cepat sembuh dan kembali dengan sehat. Arini pasti akan merindukan nenek.” Peluk Arini dengan air mata menetes di pipi.
“Ia sayang doakan nenek supaya semua berjalan lancar.” Nenek Nani mengelus punggung Arini.
“Ia, Arini akan selalu mendoakan nenek.”
Saat Arini dan nenek Nani sedang bercengkerama di dalam mobil, Tirta dan orang tuanya masih berada di luar.
“Tirta setelah ini, kamu tinggal di rumah ini ya bersama Arini,” pesan Ana pada putranya.
“Aku ngak bisa tinggal di rumah ini, aku akan kembali ke rumahku, besok aku sudah mulai sibuk syuting,” tolak Tirta tidak ingin serumah dengan Arini
“Jika kamu tidak bisa tinggal di rumah ini, bawa Arini tinggal bersamamu,” pinta Ana.
“Apa bu! Membawanya tinggal bersamaku, tidak! Aku tidak mau!” tolak Tirta dengan tegas permintaan ibunya.
“Tirta dia itu istri kamu, lagi pula kasihan jika dia tinggal di rumah tanpa kami.”
“Ibu di rumah ini kan banyak pelayan yang menemaninya, kenapa harus tinggal bersamaku,” ketus Tirta.
“Ibu khawatir, ayolah Tirta bawa dia ikut bersamamu,” pinta Ibu dengan wajah memelas.
“Ibu orang bisa curiga jika ia tinggal di rumahku.” Masih menolak dengan seribu alasan.
“Hanya sebulan saja atau sampai kami kembali.”
Hasan yang mendengar pembicaraan ibu dan anak ini mulai menatap jengah. “Sudahlah, dia memang tidak bisa di harapkan,” cibirnya.
Tirta menarik napas panjang mendengar ucapan ayahnya, seketika itu juga dia sudah tidak berdaya untuk menolak. “Baiklah hanya sebulan atau sampai kalian kembali. Dia akan bersamaku, tapi kalian juga harus ingat, aku tidak akan menganggapnya istriku jadi setelah kali kembali dia harus pulang bersama kalian,” ujar Tirta baginya tugasnya hanya sampai menikahi Arini dan membuat gadis itu kembali menjadi menantu Abraham.
“Baiklah saat nenek kamu kembali, Arini akan kembali ke rumah ini.” Ana menyetujui keinginan Tirta ia mengerti jika pemuda ini tidak akan pernah menerima Arini dalam hidupnya.
“Kami pergi dulu,” pamit Ana memeluk putranya.
“Emm.” Tirta hanya berdehem di hatinya masih tidak terima dia akan membawa istrinya untuk pulang ke rumah.
Tirta melangkah ke dalam mobil untuk menemui neneknya mengucapkan kata perpisahan.
“Nenek baik-baik di sana cepat sembuh.” Tirta memeluk tubuh perempuan tua itu.
“Ia, sayang. Tolong jaga Arini baik-baik. Nenek akan cepat sembuh jika kau menjaga Arini dengan baik,” jelas nenek Nani.
“Nenek jangan khawatir, aku akan pasti akan menjaganya dengan baik.”
Setelah mengucapkan perpisahan mereka akhirnya pergi meninggalkan Arini dan Tirta yang masih berdiri menatap kepergian mobil yang membawa mereka, pasangan ini tidak di persilahkan untuk ikut ke bandara mengantar nenek Nani.
Tirta berdiri memasukkan tangannya di saku celana seraya menatap tajam Arini yang berdiri di sampingnya. “Kemasi pakaianmu dan ikut pulang bersamaku, selama mereka tidak ada, kamu akan tinggal di rumahku,” ketus Tirta berjalan masuk ke dalam rumah kemudian kembali berbalik.
“Tapi jangan berharap banyak dengan hubungan kita, kita tidak akan menjadi suami istri selayaknya, setelah mereka kembali kau akan kembali ke rumah ini,” ucap Tirta berjalan masuk meninggalkan Arini yang masih termenung memikirkan Tirta yang mengajaknya untuk tinggal bersama di rumah idola yang telah menjadi suaminya selama mertuanya kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Kusuma Dewie
thor karya mu dah tak baca semua..blom ada yang baru ya.hmm
2021-05-19
2
Saniia Azahra Luvitsky
visual donk
2021-04-12
0
Maulina Kasih
trs prusahaannya sapa yg ngurus
2021-03-31
0