4 OTW

Pagi hari aku bangun saat adzan berkumandang, bersiap untuk menjenguk kakek . Sedih saat mendengar kabar kakek sakit tanpa ada keluarga disampingnya, meskipun kakek tak pernah sendiri, selalu ada anak-anak yang menemani.

Kakek orang baik . Beliau hanya punya anak satu ,cucupun juga cuma satu. Jadi kakek banyak membawa pulang anak kurang beruntung yang ditemuinya, membangun rumah singgah sederhana untuk menampung anak-anak yang ditemui, meskipun tak setiap ketemu anak jalanan atau anak terlantar dibawa pulang, aku tak tahu kriteria khusus apa untuk jadi anak asuh kakek.

Aku sudah siap untuk pergi.Tak perlu banyak barang untuk aku bawa, disana aku sudah punya pakaian ganti yang memang disediakan almarhumah bunda jika aku menginap.Cukup membawa tas skincare .

Kami berangkat setelah sarapan, bahkan belum ada jam tujuh pagi aku udah mandi, rapi, dan wangi.

Aku tak tahu harus bahagia atau khawatir akan pergi dengan suami.Sebelumya aku belum pernah singgah kerumah kakek dengan mas Faris, selalu datang bersama bunda. Dan setelah meninggalnya bunda tiga bulan yang lalu, aku belum datang lagi.

Bunda meninggal 3 bulan lalu karna penyakit sesak nafas, yang katanya memang sudah lama dideritanya. Memang bunda sering sakit ,ditambah lagi tumor yang bersemayam dirahimnya.

bunda berpesan satu hal padaku sebelum pergi ,untuk aku tidak meninggalkan mas Faris. Pesan itu yang memaksaku mencoba untuk tetap bertahan, meskipun entah sampai kapan aku mampu bersabar.

"Non Hilya sudah siap?" Bibik memasuki kamar yang memang pintunya tak tertutup rapat.

"Bibik nggk mau ikut?" Kulihat bibik yang masih menggunakan celemek setelah berurusan aktifitas dapur.

"Kalo bibik ikut siapa yang jaga rumah? lagian dirumah tuan Mario sudah banya ART."

"Untuk nemenin aku bik. " Jawabku cemberut.

"Kan sudah ada suami yang temenin." Meledek sekali dia." Percaya sama bibik, den Faris tak akan menyakiti non Hilya. Suka atau tidak dia akan menjaga nona, karna itu tanggung jawabnya." Ucap bibik meyakinkanku agar tidak takut.

"Aku berharap suatu hari aku bisa menjadi istri yang bahagia." Kataku sambil menerawang tak yakin.Dicintai suami bisa memiliki anak-anak yang lucu, liburan bareng.

"Jangan lupa minta sama Allah non."Bibik mengingat kan untuk tidak menggantungkan harapan selain pada-NYA.

" Semua mungkin bila Allah berkehendak."Lanjutnya

"Mas Faris sudah siap bik?"

" Masih sarapan." Menatapku lembut dengan senyum khasnya. Bagai punya ibu baru tau.

" Nona sarapan dulu yuk, biar nggk sakit.

Masak mau jenguk kakek yang sakit malah ikutan sakit."

Akhirnya aku sarapan meskipun tak banyak.

Setelah sarapan kami berangkat naik mobil yang ternyata sudah ada Joni ,dan sebelah nya ada istri yang memangku anak cantiknya.

"Lo katanya Joni nggk ikut?" Tanyaku heran.

Bukankah katanya mau metime dengan anak istrinya?belanja dan jalan-jalan mungkin.

" Ikut dong. Dedek cantik mau tengok kebun sayur dan strawberry Tante." Jawab istrinya ramah sambil menirukan suara anak kecil.

"Katanya mbk Dina mau liburan."Aku memasuki mobil duduk dibelakang, disamping mas Faris yang lebih dulu masuk.

"Kesana kan juga liburan,aku belum pernah tau diajak main kesana."Jawab mbk Dina mengerucuti bibirnya.

"Maaf sayang. Ni kita mau main kesana, mainlah sepuasnya."Jawab Joni yang mulai melajukan mobil.

Huh sebbel . Aku juga punya suami tau tapi mana pernah memanggil sayang,manggil nama aja malas.

"Gimana kakek mas? apa udah mendingan?"Kulihat mas Faris disampingku.

Dia hanya diam tak bergeming, matanya menerawang tak jelas. Apakah ada masalah serius? ada apa?

"Mas?." ku coba menyentuh lengannya.dia nampak terkejut , menatapku sekilas dan memalingkan muka melihat kejalanan." Maaf" Kataku.

" Mas ada masalah? atau keadaan kakek memburuk?" Masih gigih membuat pertanyaan.

Karna jalan yang akan kami tempuh masih jauh, sedangkan aku tak bisa tidur dalam mobil.Terlalu bosan bukan jika hanya melihat jalanan?

"Kakek sudah sepuh sudah tak bisa sehat seperti sedia kala , sudah banyak penyakit yang menemaninya, sudah waktunya istirahat meskipun masih tak mau diam dirumah, selalu saja banyak kegiatan." Kulihat sisi lain dari sikap dingin mas Faris .Dia sangat menyayangi keluarganya, dia juga nampak rapuh melihat kakeknya seperti ini, orangtua sudah nggk ada, kakek sakit saudara banyak yang jauh dikota yang berbeda.

"Semoga kembali sehat, meskipun tak sekuat dulu."Mencoba menenangkan.

Sangat jelas kesedihan terlihat diwajahnya. Wajah yang biasanya tegas dan terkesan galak, kini terlihat sendu dan kembali diam.

Kalo nenek sudah meninggal beberapa tahun sebelum pernikahan kami.

Semua diam, Joni yang fokus mengemudi, anaknya yang sudah tertidur dipangkuan ibunya.Aku sendiri tak tahu mau memulai percakapan apa lagi, hanya bisa menikmati pemandangan pepohonan,, kebun sawit yang luas. Sepanjang jalan banyak sekali kebun sawit.

Adzan Dzuhur terdengar tepat saat kami memasuki desa kakek, ditandai persawahan dan perkebunan sayur, dan diujung sana ada kebun strawberry milik kakek. Di desa ini mayoritas penduduknya petani, dengan beragam tanaman. Nampak asri dan udara yang segar ,sejauh mata memandang nampak tumbuhkan hijau.

Kini kami sudah memasuki perumahan penduduk kampung, berderet rumah yang sederhana tanpa pagar tinggi.

Mobil yang kami kendarai mulai berhenti didepan rumah luas kakek, rumah yang dibuat luas tak bertingkat, rumah kuno. Meskipun berulang kali direnovasi tetap kakek tak merubah gaya klasiknya.

Aku langsung turun mengucap salam dan masuk tanpa disuruh, pintu rumah kakek jarang tertutup, banyak orang keluar masuk rumah ini, dan akupun tak kenal semuanya.

Diruang tamu sudah ada Radit dan Ilham dan satu lagi gadis cantik yang bisa ditebak mungkin calon istrinya ilham, menjawab salamku. Ternyata dia datang lebih dulu.

"Kalian sudah sampai? "Tegur mas Faris yang berjalan dibelakangku.

"Baru sampai lima menit lalu."

Aku tak menghiraukan, berlari kekamar kakek yang sudah aku hapal tempatnya. Khawatir plus kangen dengan kakek tua itu.

"Assalamualaikum kek, gimana kabar Kakek?" Sapaku melihat kakek yang berbaring di ranjang besarnya.

"Waalaikum salam eh cucu kakek datang." Jawabnya tersenyum bahagia." Kakek sudah tua nak badan kakek sudah terlalu lama dipake, minta diistirahatkan."Canda kakek.

Aku cemberut mendengar nya.

"Kalo rumah bisa direnovasi, kalo barang mungkin bisa di daur ulang, diperbarui, kalo badan? Kalo sudah tua diistirahatkan dimusiumkan dalam tanah." Sudah tua ada aja kelakarnya.Menenangkan kami yang khawatir.

Aku malah makin sedih dengarnya, tak terasa setetes air mata sudah lolos terjatuh.

"Kakek jangan bilang begitu, kakekku kan kuat."

Beliau hanya tertawa menanggapi, disusul batuk beruntunnya.

"Kakek jangan banyak tertawa . " Kata mas Faris yang ternyata sudah berdiri dibelakangku, menyodorkan minum untuk kakek, dan membantunya duduk agar nyaman minum.

"Kakek senang melihat kalian datang bareng, terlihat lebih kompak." Masih tak ingin diam,masih ingin melepas rindu dengan cucunya.

Aku malu mendengar ucapan kakek, ingin membantah tapi hanya bisa tersenyum.

"Sholat dulu, belum Dzuhur kan?" Mas Faris mengingatkan aku belum Dzuhur.

"Mas sudah?"

"Hemm." jawaban macam apa itu??

"Kek Hilya Dzuhur dulu ya, nanti kesini lagi." Pamitku

"Iya, musholla nya udah selesai lo."Kata kekek mengabarkan.

" Oh ya?" Yah terakhir aku kesini baru tiangnya aja yang berdiri. Musholla yang dibangun dekat rumah kakek yang berada diujung desa, berbatasan dengan perkebunan dan persawahan agar memudahkan para pekerja disawah untuk beribadah.

" Ya dengan senang hati Hilya akan memakainya." Ucapku senang.

Kakek hanya mengangguk tersenyum,lalu ku berjalan meninggalkannya dengan mas Faris . Mungkin butuh waktu berdua untuk kakek dan cucu itu berbicara.

.

.

bersambung...

mohon kritik sarannya kawan.

Terpopuler

Comments

Yayoek Rahayu

Yayoek Rahayu

bagus

2021-07-10

1

Linda

Linda

0 OTW

2021-02-28

1

lihat semua
Episodes
1 Sakit Hati
2 2. Jamaah Magrib
3 3. Lamaran
4 4 OTW
5 5 Patah Hati
6 6 Bertemu Bunda
7 Makan Malam
8 Bangun Pagi
9 Waktunya Pulang
10 Kamu Menyesal Menikahiku?
11 Dapat Teman Baru
12 Kemana Mas Faris?
13 Menyambut Bulan Ramadhan
14 Apakah Aku Harus Menyerah
15 Petuah Ibu
16 Bicara Dari Hati ke Hati
17 Berpisah?
18 Kerumah Kakek
19 Benarkah Dia Sayang Aku?
20 Kakek Sakit
21 Kangen Bunda?
22 Ke Rumah Sakit
23 Apakah Dosa Cemburu Sama Suami Sendiri
24 Pernikahan Ilham
25 Kakek Kambuh lagi
26 Selamat Jalan Kakek
27 Pemakaman
28 Pulang
29 Mudik Lebaran
30 Sahur Bersama Keluarga
31 Masak-masak
32 Dia Datang?
33 Nasehat Abang
34 Sholat Berjamaah
35 Makan Bakso
36 Ketemu Intan
37 Iedul Fitri
38 Hadiah Pertama
39 Silaturahmi
40 Dirumah Nenek
41 Cerita Masa Lalu
42 Janji
43 Mas Faris Tak Sadar
44 Aktifitas Pagi
45 Jalan-Jalan
46 Pantai
47 Menginap Di Hotel
48 Marah Atau Cemburu?
49 Malam Pertama?
50 Permintaan Mas Faris
51 Mengulang
52 Pulang
53 Cinta Pertama
54 Rekreasi
55 Ada Apa Dengan Hamzah?
56 Sakit
57 Guru Ngaji Pengganti
58 Duda?
59 Hanifa Dan Hamzah
60 Hamil?
61 Kenapa Ke Kamar Mandi?
62 Masa Lalu Radit
63 Pernikahan Seminggu
64 Masak Berdua
65 Makan Siang Sendiri
66 Rencana Lamaran Hamzah
67 Menyambut Suami Pulang
68 Harapan
69 Masih Ragu
70 Tak Diajak
71 Ada Masalah Pekerjaan
72 Belajar Memasak
73 Bunga
74 Pesan Makanan
75 Penolakan
76 Positif Yang Meragukan
77 Pergi Kerumah Sakit
78 Periksa Kandungan
79 Dokter Arini
80 Poligami
81 Salam Rindu Ibu
82 Guru Terbaik
83 Ikan Gurame
84 Parfum Vs mas Faris
85 Persiapan
86 Hati Tak Bisa Dipaksa
87 Berangkat
88 Panas
89 Kebersamaan Diakhir Pekan
90 Ke Pantai
91 Oom Yusuf
92 Mempersiapkan Kebutuhan Bayi
93 Belanja
94 Persiapan Hanifa
95 Belanja Berdua
96 Baju Baru
97 Sah
98 Terpisah
99 Pasal Honeymoon
100 Liburan
101 Pulau Samosir
102 Rima
103 Rima 2
104 Berwisata
105 Takut Yang Tak Beralasan
106 Sampai Rumah
107 Rencana-Rencana
108 Bangun Malam
109 Tanda -Tanda Lahiran
110 Proses Yang Melelahkan
111 Pembukaan
112 Aydan Alzam Amani
113 Selamat Datang Aydan
114 Main Bersama
115 Rindu
116 Mandi Pagi
117 Annyversary
118 Ada Penghianat
119 Menikmati Kue
120 Siapa Afnan?
121 Abang Siapa?
122 Curhatan Afnan
123 Afnan Dan Abang Za
124 Kecewa
125 Timezone
126 Afnan Kembali Kecewa
127 Afnan Kembali Kecewa
128 Harapan Dan Kenyataan
129 Kebersamaan Yang Canggung
130 Jalan Ekstrim
131 Prediksi
132 Obat Mujarab
133 Berharap Punya Anak Banyak
134 Lelahnya Afnan
135 Kid Zaman Now
136 Waterpark
137 Kebersamaan Terakhir.
138 Butuh Penjelasan
139 Semua Mencariku?
140 Waktunya Pindah
141 Main Ke Mall
142 Jodoh Afnan
143 Sindiran Telak
144 Debat
145 Rahasia Hati
146 Keadaan Afnan
147 Sakit Afnan 1
148 Hati Hamzah
149 Sakit Afnan 2
150 Baru Calon
151 Gagal
152 Sakit kok Ngajak Begadang?
153 Salah Kamar?
154 Kecewa Lagi
155 Makan Pagi Bersama
156 Kebersamaan
157 Tempat Tinggal Baru
158 Malam Panjang
159 Lamaran
160 Lamaran 2
161 Syarat Dari Calmer
162 Pilih Rumah
163 Ijab Kabul
164 Sah
165 Resepsi
166 Mandi Berdua
167 Takdir Allah
168 Kesabaran Aydan
169 Faris Sadar (Ending)
Episodes

Updated 169 Episodes

1
Sakit Hati
2
2. Jamaah Magrib
3
3. Lamaran
4
4 OTW
5
5 Patah Hati
6
6 Bertemu Bunda
7
Makan Malam
8
Bangun Pagi
9
Waktunya Pulang
10
Kamu Menyesal Menikahiku?
11
Dapat Teman Baru
12
Kemana Mas Faris?
13
Menyambut Bulan Ramadhan
14
Apakah Aku Harus Menyerah
15
Petuah Ibu
16
Bicara Dari Hati ke Hati
17
Berpisah?
18
Kerumah Kakek
19
Benarkah Dia Sayang Aku?
20
Kakek Sakit
21
Kangen Bunda?
22
Ke Rumah Sakit
23
Apakah Dosa Cemburu Sama Suami Sendiri
24
Pernikahan Ilham
25
Kakek Kambuh lagi
26
Selamat Jalan Kakek
27
Pemakaman
28
Pulang
29
Mudik Lebaran
30
Sahur Bersama Keluarga
31
Masak-masak
32
Dia Datang?
33
Nasehat Abang
34
Sholat Berjamaah
35
Makan Bakso
36
Ketemu Intan
37
Iedul Fitri
38
Hadiah Pertama
39
Silaturahmi
40
Dirumah Nenek
41
Cerita Masa Lalu
42
Janji
43
Mas Faris Tak Sadar
44
Aktifitas Pagi
45
Jalan-Jalan
46
Pantai
47
Menginap Di Hotel
48
Marah Atau Cemburu?
49
Malam Pertama?
50
Permintaan Mas Faris
51
Mengulang
52
Pulang
53
Cinta Pertama
54
Rekreasi
55
Ada Apa Dengan Hamzah?
56
Sakit
57
Guru Ngaji Pengganti
58
Duda?
59
Hanifa Dan Hamzah
60
Hamil?
61
Kenapa Ke Kamar Mandi?
62
Masa Lalu Radit
63
Pernikahan Seminggu
64
Masak Berdua
65
Makan Siang Sendiri
66
Rencana Lamaran Hamzah
67
Menyambut Suami Pulang
68
Harapan
69
Masih Ragu
70
Tak Diajak
71
Ada Masalah Pekerjaan
72
Belajar Memasak
73
Bunga
74
Pesan Makanan
75
Penolakan
76
Positif Yang Meragukan
77
Pergi Kerumah Sakit
78
Periksa Kandungan
79
Dokter Arini
80
Poligami
81
Salam Rindu Ibu
82
Guru Terbaik
83
Ikan Gurame
84
Parfum Vs mas Faris
85
Persiapan
86
Hati Tak Bisa Dipaksa
87
Berangkat
88
Panas
89
Kebersamaan Diakhir Pekan
90
Ke Pantai
91
Oom Yusuf
92
Mempersiapkan Kebutuhan Bayi
93
Belanja
94
Persiapan Hanifa
95
Belanja Berdua
96
Baju Baru
97
Sah
98
Terpisah
99
Pasal Honeymoon
100
Liburan
101
Pulau Samosir
102
Rima
103
Rima 2
104
Berwisata
105
Takut Yang Tak Beralasan
106
Sampai Rumah
107
Rencana-Rencana
108
Bangun Malam
109
Tanda -Tanda Lahiran
110
Proses Yang Melelahkan
111
Pembukaan
112
Aydan Alzam Amani
113
Selamat Datang Aydan
114
Main Bersama
115
Rindu
116
Mandi Pagi
117
Annyversary
118
Ada Penghianat
119
Menikmati Kue
120
Siapa Afnan?
121
Abang Siapa?
122
Curhatan Afnan
123
Afnan Dan Abang Za
124
Kecewa
125
Timezone
126
Afnan Kembali Kecewa
127
Afnan Kembali Kecewa
128
Harapan Dan Kenyataan
129
Kebersamaan Yang Canggung
130
Jalan Ekstrim
131
Prediksi
132
Obat Mujarab
133
Berharap Punya Anak Banyak
134
Lelahnya Afnan
135
Kid Zaman Now
136
Waterpark
137
Kebersamaan Terakhir.
138
Butuh Penjelasan
139
Semua Mencariku?
140
Waktunya Pindah
141
Main Ke Mall
142
Jodoh Afnan
143
Sindiran Telak
144
Debat
145
Rahasia Hati
146
Keadaan Afnan
147
Sakit Afnan 1
148
Hati Hamzah
149
Sakit Afnan 2
150
Baru Calon
151
Gagal
152
Sakit kok Ngajak Begadang?
153
Salah Kamar?
154
Kecewa Lagi
155
Makan Pagi Bersama
156
Kebersamaan
157
Tempat Tinggal Baru
158
Malam Panjang
159
Lamaran
160
Lamaran 2
161
Syarat Dari Calmer
162
Pilih Rumah
163
Ijab Kabul
164
Sah
165
Resepsi
166
Mandi Berdua
167
Takdir Allah
168
Kesabaran Aydan
169
Faris Sadar (Ending)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!