Menyambut Bulan Ramadhan

Hari telah berganti, denting waktu terus berputar siap atau tidak kita untuk melewatinya, bahagia atau sedih, penuh persiapan dan rancangan untuk melaluinya, atau tak peduli dan masih asik dengan mimpi tanpa bangkit membangunnya, menyia-nyiakannya, waktu tak peduli dengan itu,ia kan tetap terus berjalan.

Dua Minggu telah berlalu sedangkan hubunganku masih jalan ditempat tidak berniat maju mengikuti waktu. Masih enggan untuk beramah-tamah atau menghabiskan waktu bersama, memilih mengisi waktu dengan kesibukan masing-masing ditempat yang berbeda.

Tapi aku tetap bahagia, bukan karna hubungan rumah tanggaku. Namun karna besok adalah memasuki bulan Ramadhan, bulan yang selalu dinantikan seluruh ummat muslim dimuka bumi ini, bulan penuh rahmat,penuh ampunan, dan akan dilipatgandakan amal yang dilakukan di bulan ini, dan yang pasti dalam bulan ini ada malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari pada seribu bulan.

Seperti manusia pada umumnya menyambut hari ramadhan aku membersihkan rumah dengan bik Siti dan mang Joko.

Setelah bersih-bersih aku udah janjian dengan Hanifa untuk berbelanja bersama, membeli kebutuhan untuk mempersiapkan sahur dan buka.

Sebenarnya manfaat puasa salah satunya untuk kita ingat berbagi, kita diminta merasakan lapar seperti yang dirasakan para orang yang kurang mampu, sehingga kita mau dan sudi mengeluarkan zakat mal , haknya para fakir miskin yang dititipkan pada kita, karna setiap harta yang kita miliki hanya titipan, jika sekiranya harta yang dititipkan pada kita cukup nisab nya maka wajib mengeluarkan zakatnya.

Namun tak bisa dipungkiri, entah sudah tradisi atau menuruti sifat tamak manusia. Setiap berpuasa, menahan diri dari lapar dan dahaga serta yang membatalkan lainnya, kita selalu menyiapkan menu berbuka yang lebih dari cukup. Yang biasanya hanya ada sayur dan tempe dan sambal terasi, ketika berbuka ditambah ada aneka gorengan , es buah, kurma, dan lain sebagainya. Bulan puasa pun kulkas selalu penuh setok makanan jadi kesannya balas dendam setelah seharian tidak makan.

Begitulah kebiasaannya, malah menghilangkan manfaat puasa itu sendiri. Japi macam-macam cara orang menyambutnya, biarlah yang penting tetap berpuasa karna wajib hukumnya.

Begitupun denganku, aku berbelanja macam-macam makanan, yang biasanya bibi yang belanja kini aku sendiri yang berangkat kepasar, belanja makanan khas ramadhan. $eperti kurma, sirup dan aneka buah-buahan untuk es campur, juga berbagai jenis ikan dan juga daging, juga sayur-sayuran.

Ku lihat Hanifa hanya beli kurma dan buah-buahan. Maklum dia kan ikut neneknya, dan juga belum terbiasa belanja sendiri hanya untuk jalan-jalan aja.

Aku sudah lelah berkeliling, keringat sudah penuh memenuhi badan,gerah ,kedua tanganku juga sudah penuh bawaan.Maklum aku memilih belanja di pasar tradisional.

"Udah berat Fa, cari minum dulu yuk." Ajakku ingin melepas dahaga.

"Ayuk cari es cendol ." Kami keluar mencari kedai makan untuk istirahat dan minum es.

"Ini minum siang terakhir mbk, sebulan besok nggk boleh minum es disiang hari." Seloroh Hanifa saat sudah mendapatkan esnya.

"Mana ada sebulan penuh." Timpalku.

"Ya kan ramadhan satu bulan ,mbk."

"Ya bulannya, namanya perempuan ada liburnya." Jawabku tertawa.

"Iya ya." Semua perempuan pasti setuju bukan?

"Tapi tetap berharap semoga bisa puasa full."Ucapku semangat.

"Ya kalo MBK hamil bisa tu puasa full sebulan." Goda Hanifa , sambil minum es.

"Belum ada tanda-tanda mbk?" Imbuhnya.

"Iya kalo hamil bisa full puasa, atau malah nggk puasa full karna teler." Jawabku cemberut.

*M*ana mungkin bisa hamil? disentuh aja tak pernah.

Tapi biarkan itu menjadi rahasiaku, terlalu kecil Hanifa untuk menjadi tempat curhat ku. Takutnya malah menolak untuk menikah nanti.

"Kalo puasa ngaji libur nggk mbk?"

"Kalo katanya sih tahun lalu ramadhan tetap mengaji hanya waktunya yang berubah, biasanya setelah asar kalo ramadhan sebelum asar. "Kataku menjelaskan.

"Mbk berapa tahun sudah disini, tahun kemarin belum disini ya?." Tanyanya lagi.

"Sebenarnya aku udah lama disini, tapi biasanya ramadhan aku pulang kampung, ibuku selalu meminta pulang sehari sebelum ramadhan maklum anak Ragil."

"Owh begitu."

"Iya jadi ramadhan aku meliburkan diri."Kataku sambil tersenyum.

"Ya udah, yuk pulang udah mau sore ini."

Aku menghabiskan minuman yang tinggal sedikit,setelah minum dan istirahat sejenak, kami berjalan lagi untuk kembali pulang kerumah.

Hari ini aku pergi tidak diantar sopir yang disediakan mas Faris, memilih naik angkutan umum. Dan jaraknya memang tak terlalu jauh, namun namanya belanja banyak tak mungkin berjalan dengan tentengan penuh ditangan.

Aku dan Hanifa berjalan menuju jalan utama untuk menunggu angkutan umum lewat, sambil bercerita kesana kemari , bercerita banyak hal. Bahkan tentang koleksi bunga yang ada dirumah bisa menjadi cerita.

Belum lama aku menunggu , ada mobil hitam yang menghampiri kami, berhenti tepat di depan kami.

"Belanja sendiri Ya?" Tanya seseorang yang membuka kaca mobil tanpa berniat turun .

"Radit? ngapain kamu disini?"Ternyata dia adalah sahabat suamiku yang paling usil."Lagian aku belanja berdua nie, nggk lihat." Lanjutku sambil melihat Hanifa yang berdiri disampingku.

" Hahaha,,, maksud aku biasanya bibik yang belanja."Jawabnya sambil keluar mobil.

"Ua udah yuk bareng aku, aku juga mau main kerumah kamu." Lanjutnya sambil meminta belanjaan yang aku pegang untuk dimasukkan bagasi. Aku nurut aja.

"Kok nggk minta dianterin sih? belanjaan kamu banyak lo."

"Males aja kemana pun diawasi." Jawabku santai.Sambil masuk mobil, duduk dibangku penumpang dengan Hanifa.

"Kamu ngapain siang-siang main kerumah? emang mas Faris udah pulang?" Tanyaku heran, untuk apa coba lelaki ini kerumah kalo nggk ketemu mas Faris? dan tak mungkin kan mas Faris sebelum asar sudah dirumah?.

" Aku nggk tau suamimu itu sudah pulang atau belum, tapi tadi aku ke kantornya kosong, katanya sudah keluar dari waktu makan siang tadi dan belum kembali."

Aku terperanjat mendengarnya, dari makan siang mas Faris sudah keluar kantor? dan sampai sekarang belum kembali? makan siang pun mas Faris tidak pulang kerumah, dan memang makan siang mas Faris tidak pernah pulang kerumah.

"Tapi tadi siang waktu makan siang nggk ada dirumah. Tapi nggk tahu juga sih, setelah makan siang aku pergi." Jawabku.

"Entah lah, ditelfon nggk bisa juga." Membuatku makin dipenuhi fikiran negatif.

"Ini temannya siapa namanya ? nggk mau dikenalin sama aku nih? " Ucapnya sambil tersenyum melirik Hanifa disampingku.

"Kenalan sendiri lah, udah besar masa nggk tahu cara berkenalan." Yah Hanifa dari tadi hanya diam aja .

"Tapi kayaknya dia nggk tertarik untuk kenalan sama aku deh." Aku tertawa pelan mendengarnya.

"Ini Hanifa teman ngaji aku." Jawabku menjelaskan.Ku lihat Hanifa hanya tersenyum tersipu malu.

"Owh Hanifa, nama yang cantik seperti orangnya," Baru kenal udah ngegombal aja ni cowok.

"Kalo aku Radit, teman suaminya Hilya."Radit memperkenalkan diri sambil fokus nyetir.

"Iya, emang mas Radit nggk kerja kok jam segini keluyuran?" Tanya Hanifa yang dari tadi hanya diam.

"Kerja dong, tugas sudah kelar kok."Jawab Radit.

"Kalo kamu masih kuliah atau kerja?" Mulai pada mengabaikan aku yang disini.

"Rencana mau kuliah sih, tapi nanti setelah syawal baru masuk."

Aku hanya diam mendengarkan dua orang yang baru kenal itu bercerita, malas mengganggu. Fikiranku dipenuhi tanda tanya kemana mas Faris? dan dengan siapa?.

Aku memang tak terlalu hafal jadwal mas Faris, tapi mendengar dia keluar tanpa kabar, bahkan kawan yang biasa bersamanya pun tak tahu membuatku khawatir, takut terjadi apa-apa dengannya.

Dalam hati aku berdoa semoga mas Faris baik-baik saja, dimanapun dia berada selalu sehat wal afiat.Amien.

Terpopuler

Comments

SOO🍒

SOO🍒

coba sich hilya sx2 cuekin klo perlu tinggalin pengen tau reaksinya gimana tu laki kalangvkabut gk

2021-11-06

0

lihat semua
Episodes
1 Sakit Hati
2 2. Jamaah Magrib
3 3. Lamaran
4 4 OTW
5 5 Patah Hati
6 6 Bertemu Bunda
7 Makan Malam
8 Bangun Pagi
9 Waktunya Pulang
10 Kamu Menyesal Menikahiku?
11 Dapat Teman Baru
12 Kemana Mas Faris?
13 Menyambut Bulan Ramadhan
14 Apakah Aku Harus Menyerah
15 Petuah Ibu
16 Bicara Dari Hati ke Hati
17 Berpisah?
18 Kerumah Kakek
19 Benarkah Dia Sayang Aku?
20 Kakek Sakit
21 Kangen Bunda?
22 Ke Rumah Sakit
23 Apakah Dosa Cemburu Sama Suami Sendiri
24 Pernikahan Ilham
25 Kakek Kambuh lagi
26 Selamat Jalan Kakek
27 Pemakaman
28 Pulang
29 Mudik Lebaran
30 Sahur Bersama Keluarga
31 Masak-masak
32 Dia Datang?
33 Nasehat Abang
34 Sholat Berjamaah
35 Makan Bakso
36 Ketemu Intan
37 Iedul Fitri
38 Hadiah Pertama
39 Silaturahmi
40 Dirumah Nenek
41 Cerita Masa Lalu
42 Janji
43 Mas Faris Tak Sadar
44 Aktifitas Pagi
45 Jalan-Jalan
46 Pantai
47 Menginap Di Hotel
48 Marah Atau Cemburu?
49 Malam Pertama?
50 Permintaan Mas Faris
51 Mengulang
52 Pulang
53 Cinta Pertama
54 Rekreasi
55 Ada Apa Dengan Hamzah?
56 Sakit
57 Guru Ngaji Pengganti
58 Duda?
59 Hanifa Dan Hamzah
60 Hamil?
61 Kenapa Ke Kamar Mandi?
62 Masa Lalu Radit
63 Pernikahan Seminggu
64 Masak Berdua
65 Makan Siang Sendiri
66 Rencana Lamaran Hamzah
67 Menyambut Suami Pulang
68 Harapan
69 Masih Ragu
70 Tak Diajak
71 Ada Masalah Pekerjaan
72 Belajar Memasak
73 Bunga
74 Pesan Makanan
75 Penolakan
76 Positif Yang Meragukan
77 Pergi Kerumah Sakit
78 Periksa Kandungan
79 Dokter Arini
80 Poligami
81 Salam Rindu Ibu
82 Guru Terbaik
83 Ikan Gurame
84 Parfum Vs mas Faris
85 Persiapan
86 Hati Tak Bisa Dipaksa
87 Berangkat
88 Panas
89 Kebersamaan Diakhir Pekan
90 Ke Pantai
91 Oom Yusuf
92 Mempersiapkan Kebutuhan Bayi
93 Belanja
94 Persiapan Hanifa
95 Belanja Berdua
96 Baju Baru
97 Sah
98 Terpisah
99 Pasal Honeymoon
100 Liburan
101 Pulau Samosir
102 Rima
103 Rima 2
104 Berwisata
105 Takut Yang Tak Beralasan
106 Sampai Rumah
107 Rencana-Rencana
108 Bangun Malam
109 Tanda -Tanda Lahiran
110 Proses Yang Melelahkan
111 Pembukaan
112 Aydan Alzam Amani
113 Selamat Datang Aydan
114 Main Bersama
115 Rindu
116 Mandi Pagi
117 Annyversary
118 Ada Penghianat
119 Menikmati Kue
120 Siapa Afnan?
121 Abang Siapa?
122 Curhatan Afnan
123 Afnan Dan Abang Za
124 Kecewa
125 Timezone
126 Afnan Kembali Kecewa
127 Afnan Kembali Kecewa
128 Harapan Dan Kenyataan
129 Kebersamaan Yang Canggung
130 Jalan Ekstrim
131 Prediksi
132 Obat Mujarab
133 Berharap Punya Anak Banyak
134 Lelahnya Afnan
135 Kid Zaman Now
136 Waterpark
137 Kebersamaan Terakhir.
138 Butuh Penjelasan
139 Semua Mencariku?
140 Waktunya Pindah
141 Main Ke Mall
142 Jodoh Afnan
143 Sindiran Telak
144 Debat
145 Rahasia Hati
146 Keadaan Afnan
147 Sakit Afnan 1
148 Hati Hamzah
149 Sakit Afnan 2
150 Baru Calon
151 Gagal
152 Sakit kok Ngajak Begadang?
153 Salah Kamar?
154 Kecewa Lagi
155 Makan Pagi Bersama
156 Kebersamaan
157 Tempat Tinggal Baru
158 Malam Panjang
159 Lamaran
160 Lamaran 2
161 Syarat Dari Calmer
162 Pilih Rumah
163 Ijab Kabul
164 Sah
165 Resepsi
166 Mandi Berdua
167 Takdir Allah
168 Kesabaran Aydan
169 Faris Sadar (Ending)
Episodes

Updated 169 Episodes

1
Sakit Hati
2
2. Jamaah Magrib
3
3. Lamaran
4
4 OTW
5
5 Patah Hati
6
6 Bertemu Bunda
7
Makan Malam
8
Bangun Pagi
9
Waktunya Pulang
10
Kamu Menyesal Menikahiku?
11
Dapat Teman Baru
12
Kemana Mas Faris?
13
Menyambut Bulan Ramadhan
14
Apakah Aku Harus Menyerah
15
Petuah Ibu
16
Bicara Dari Hati ke Hati
17
Berpisah?
18
Kerumah Kakek
19
Benarkah Dia Sayang Aku?
20
Kakek Sakit
21
Kangen Bunda?
22
Ke Rumah Sakit
23
Apakah Dosa Cemburu Sama Suami Sendiri
24
Pernikahan Ilham
25
Kakek Kambuh lagi
26
Selamat Jalan Kakek
27
Pemakaman
28
Pulang
29
Mudik Lebaran
30
Sahur Bersama Keluarga
31
Masak-masak
32
Dia Datang?
33
Nasehat Abang
34
Sholat Berjamaah
35
Makan Bakso
36
Ketemu Intan
37
Iedul Fitri
38
Hadiah Pertama
39
Silaturahmi
40
Dirumah Nenek
41
Cerita Masa Lalu
42
Janji
43
Mas Faris Tak Sadar
44
Aktifitas Pagi
45
Jalan-Jalan
46
Pantai
47
Menginap Di Hotel
48
Marah Atau Cemburu?
49
Malam Pertama?
50
Permintaan Mas Faris
51
Mengulang
52
Pulang
53
Cinta Pertama
54
Rekreasi
55
Ada Apa Dengan Hamzah?
56
Sakit
57
Guru Ngaji Pengganti
58
Duda?
59
Hanifa Dan Hamzah
60
Hamil?
61
Kenapa Ke Kamar Mandi?
62
Masa Lalu Radit
63
Pernikahan Seminggu
64
Masak Berdua
65
Makan Siang Sendiri
66
Rencana Lamaran Hamzah
67
Menyambut Suami Pulang
68
Harapan
69
Masih Ragu
70
Tak Diajak
71
Ada Masalah Pekerjaan
72
Belajar Memasak
73
Bunga
74
Pesan Makanan
75
Penolakan
76
Positif Yang Meragukan
77
Pergi Kerumah Sakit
78
Periksa Kandungan
79
Dokter Arini
80
Poligami
81
Salam Rindu Ibu
82
Guru Terbaik
83
Ikan Gurame
84
Parfum Vs mas Faris
85
Persiapan
86
Hati Tak Bisa Dipaksa
87
Berangkat
88
Panas
89
Kebersamaan Diakhir Pekan
90
Ke Pantai
91
Oom Yusuf
92
Mempersiapkan Kebutuhan Bayi
93
Belanja
94
Persiapan Hanifa
95
Belanja Berdua
96
Baju Baru
97
Sah
98
Terpisah
99
Pasal Honeymoon
100
Liburan
101
Pulau Samosir
102
Rima
103
Rima 2
104
Berwisata
105
Takut Yang Tak Beralasan
106
Sampai Rumah
107
Rencana-Rencana
108
Bangun Malam
109
Tanda -Tanda Lahiran
110
Proses Yang Melelahkan
111
Pembukaan
112
Aydan Alzam Amani
113
Selamat Datang Aydan
114
Main Bersama
115
Rindu
116
Mandi Pagi
117
Annyversary
118
Ada Penghianat
119
Menikmati Kue
120
Siapa Afnan?
121
Abang Siapa?
122
Curhatan Afnan
123
Afnan Dan Abang Za
124
Kecewa
125
Timezone
126
Afnan Kembali Kecewa
127
Afnan Kembali Kecewa
128
Harapan Dan Kenyataan
129
Kebersamaan Yang Canggung
130
Jalan Ekstrim
131
Prediksi
132
Obat Mujarab
133
Berharap Punya Anak Banyak
134
Lelahnya Afnan
135
Kid Zaman Now
136
Waterpark
137
Kebersamaan Terakhir.
138
Butuh Penjelasan
139
Semua Mencariku?
140
Waktunya Pindah
141
Main Ke Mall
142
Jodoh Afnan
143
Sindiran Telak
144
Debat
145
Rahasia Hati
146
Keadaan Afnan
147
Sakit Afnan 1
148
Hati Hamzah
149
Sakit Afnan 2
150
Baru Calon
151
Gagal
152
Sakit kok Ngajak Begadang?
153
Salah Kamar?
154
Kecewa Lagi
155
Makan Pagi Bersama
156
Kebersamaan
157
Tempat Tinggal Baru
158
Malam Panjang
159
Lamaran
160
Lamaran 2
161
Syarat Dari Calmer
162
Pilih Rumah
163
Ijab Kabul
164
Sah
165
Resepsi
166
Mandi Berdua
167
Takdir Allah
168
Kesabaran Aydan
169
Faris Sadar (Ending)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!