"Ikut aku," kata Sandra yang masih berpura-pura berbicara dengan ponselnya, "Aku akan mengenalkanmu pada seseorang.
"Baiklah," kata hantu yang malang itu.
Hantu malang mengikuti Sandra meninggalkan mobil. Meskipun dirinya sudah berakting dengan berpura-pura berbicara dengan seorang teman melalui ponsel, Sandra paham bahwa pengemudi taksi itu menatapnya dengan aneh. Namun Sandra cuek saja. Dia terus berjalan di atas trotoar meninggalkan taksi. Ketika hampir sampai air mancur, di sana Putra sudah duduk dengan seseorang yang lebih tua darinya.
"Kak Choky," kata Sandra sambil menarik tangan si hantu dan mendekat ke laki-laki bernama Choky, "Cepat sekali."
"Aku berada di sini sejak satu jam setelah kecelakaan," kata Choky sambil bersalaman dengan Sandra, "Aku tidak melihat Marcell. Ke manakah dia?"
"Dia sedang menangani kasus bersama Jay."
Choky adalah seorang anggota SID yang umurnya empat tahun lebih tua daripada Sandra dan Putra. Dia adalah seorang mahasiswa teknik mesin di Universitas Indonesia. Rambutnya keriting dan panjangnya hingga sejajar dengan dagunya. Sorot matanya malas dan terlihat mengantuk. Mata Choky memang begitu. Bukan karena dia terlihat mengantuk. Tangan kirinya diperban hingga menyentuh siku. Sandra paham kenapa tangan kiri Choky diperban. Tangannya melepuh karena baru saja bertarung melawan penyihir seminggu yang lalu. Tangan kiri Choky terbakar karena terkena mantra api sang penyihir.
"Bagaimana kondisi tanganmu, Kak?" tanya Putra.
"Masih sedikit perih," kata Choky sambil menyentuh perbannya, "Nanti sore aku ada janji dengan seorang manipulator dari Departemen Medis untuk rehab."
"Semangat, Kak, rehabnya," kata Sandra.
"Yah, untung ada kalian," kata Choky,"Tadi aku mencari-cari tortured soul yang ada di belakangmu. Sampai aku lelah sendiri."
"Perkenalkan, ini temanku yang bernama Choky," kata Sandra pada si hantu, "Percayalah, dia akan membantumu untuk menyelesaikan masalahmu."
Arwah penasaran menatap Choky dengan kepala miring. Setelah beberapa menit, hantu itu tersenyum pada Sandra dan mengangguk.
"Tentu saja. Terima kasih, Putra dan Sandra," kata Choky, "Sampaikan salamku pada Marcell dan Jay, ya. Semoga kasus kalian lancar."
"Sama-sama. Iya, nanti kami sampaikan," kata Sandra sambil melambaikan tangan pada Choky.
Sandra dan Putra berjalan kembali ke taksi. Selama berjalan, beberapa kali Sandra menoleh untuk menatap tortured soul yang malang itu. Sandra hanya bisa berdoa semoga Tuhan memperlancar jalannya ke alam selanjutnya dan berdoa agar keluarga yang ditinggalkannya bisa melepasnya dengan ikhlas. Setelah Choky dan tortured soul tak terlihat lagi, Sandra mulai terus menatap ke depan.
"Ke Kafe D'Orca, Pak," kata Sandra pada pengemudi taksi.
"Hah? Tidak jadi ke rumah Tuan Park?" tanya Putra.
"Jay baru mengirim pesan padaku. Dia tidak mau membicarakan rencana kita di sarang musuh."
"Oh, aku paham maksudnya. Tolong, aku pesan minuman seperti biasanya. Vanilla Latte."
"Oke, akan kusampaikan."
Selama perjalanan pun, suasana mobil tampak hening. Sandra terus menunduk dan menatap sepatunya dengan tatapan kosong. Putra pun menatap lurus ke jalan. Namun pikirannya memikirkan kasus Kamar Merah yang digarapnya saat ini. Suasana tetap hening meskipun sudah sampai di Kafe D'Orca.
Kafe D'Orca adalah kafe favorit semua penduduk Jakarta yang terletak di daerah Kemang. Kafe berlambang bangsa Orc yang membawa cangkir kopi ini di atas baki ini sangat terkenal. Karena selain lokasinya yang strategis yaitu dekat dengan Mall Kemang, harganya juga terjangkau untuk semua kalangan. Tempatnya bersih dan luas. Kopi dan camilannya juga sangat enak.
"Bagaimana?" tanya Jay ketika Sandra dan Putra baru memasuki Kafe D'Orca.
Putra memberikan kertas hasil penyelidikannya pada Jay, "Ada tiga kemungkinan. Pertama, Kurosawa. Kedua, Rumiko. Ketiga, dua-duanya adalah penjahat. Ah, coba baca sendiri."
Jay menerima kertas yang didapat dari Putra dan membacanya. Tidak butuh waktu lama bagi Jay untuk menganalisisnya. Semuanya cocok dengan penyelidikannya hari ini.
"Penyelidikanku dengan Marcell hari ini cocok," kata Jay pada Sandra dan Putra, "Penduduk yang sudah lama bermukim di sini juga berpendapat bahwa rumah ini terkenal angker setelah ditempati oleh seorang pria bernama Kurosawa.
"Bagaimana dengan Rumiko?" tanya Putra.
"Kita sampingkan dulu masalah Rumiko. Aku tahu mengenai Kurosawa ini," kata Jay, "Dia adalah seorang penyihir dan pemuja setan. Para manipulator dari Taiyo no Kishi memburunya. Lebih tepatnya dari Departemen Supranatural dan Departemen Sihir."
Jika organisasi manipulator Indonesia bernama Paladin, maka Jepang juga memiliki organisasi manipulator yang bernama Taiyo no Kishi. Taiyo no Kishi berarti Ksatria Matahari. Departemen Supernatural dari Taiyo no Kishi disebut-sebut sebagai pemburu hantu terbaik. Mungkin karena ditempa oleh hantu-hantu Jepang yang sangat kuat dan sangat menyebalkan.
"Apa yang diperbuat Kurosawa di Jepang?" tanya Marcell
"Pengkhianatan terhadap Taiyo no Kishi, persekutuan dengan setan, praktik ilmu hitam, penculikan anak-anak, membunuh teman sendiri dan pencurian terhadap tiga harta karun nasional Jepang," jawab Jay.
"Kalau begitu kita akan berhadapan dengan lawan yang kuat," kata Marcell, "Wow, aku jadi bersemangat."
"Jangan bodoh. Aku yang akan menghadapinya," kata Jay, "Dia lumayan kuat. Informasi dari Jepang mengatakan bahwa dia sangat kuat. Aku lumayan lega karena kita tahu siapa yang akan kita hadapi."
"Coba ceritakan seperti apakah dia?" tanya Sandra.
"Aku sedikit lupa," jawab Jay sambil mengambil ponsel dari meja, "Tapi akan kutelepon bagian informasi SID. Mungkin akan sedikit membantu ingatanku."
Sementara menunggu Jay yang sedang menelepon, Sandra, Putra dan Marcell saling mengobrol. Sandra menceritakan pada Marcell apa saja yang terjadi pada hari ini. Mulai dari awal sekolah, pencarian informasi di Catatan Sipil, pertemuan dengan fingerhead hingga membebaskan tortured soul. Mereka bercerita selama satu jam hingga Jay selesai menelepon dan mulai menceritakan apa saja yang didapatnya dari bagian informasi.
"Baiklah. Mungkin lima belas menit cukup untuk menjelaskan semuanya pada kalian, "Jay mulai menjelaskan, "Kurosawa dulunya adalah anggota Taiyo no Kishi yang bekerja pada Departemen Sihir. Petarung yang sangat hebat. Dia sering menangkap dan membunuh penyihir jahat. Baik penyihir dari Jepang maupun internasional. Namun semua kebaikannya, sifat loyalnya, prestasinya pada Taiyo no Kishi mulai hilang setelah dia mengejar seorang penyihir hingga memasuki Alas Purwo.
"Sejak saat itulah Kurosawa mulai berubah. Dia menjadi sangat jarang mengikuti misi. Jangankan mengikuti misi, Kurosawa tidak pernah datang ke kantor Taiyo no Kishi. Datang pun hanya sesekali. Hingga wakil ketua Departemen Sihir yang bernama Suzuna Kikuchi mendatangi rumah Kurosawa untuk membicarakan hal ini. Kurosawa menyambutnya dengan baik dan menjawab bahwa dirinya sedang melakukan penelitian. Sehebat apapun Kurosawa menutupi apa yang sebenarnya dia lakukan dan selihai apapun lidahnya berbohong, tidak akan mampu menipu Suzuna. Suzuna lebih kuat dari dirinya. Wanita itu merasakan ada hawa jahat yang 'tidak biasa' yang keluar dari bagian belakang rumah Kurosawa. Namun, Suzuna hanya menyembunyikan kecurigaan dan segera pamit pulang. Suzuna berharap agar Kurosawa segera melaporkan penelitannya dalam dua minggu."
"Suzuna tidak menagih janji Kurosawa. Karena Suzuna sibuk menangani hilangnya tiga harta karun nasional Jepang yang memiliki kekuatan magis. Dia harus bekerja sama dengan Departemen Artifak dan Sejarah untuk mencari benda-benda itu. Belum selesai masalah ini, muncul masalah baru yaitu hilangnya anak-anak secara misterius. Suzuna bekerja sama dengan banyak pihak untuk mengatasi penculikan ini. Meskipun masalah-masalah ini membuat Suzuna lupa akan janji Kurosawa, sebenarnya justru masalah-masalah ini membawa Suzuna untuk mengetahui apa sebenarnya yang dilakukan Kurosawa.
"Enam bulan kemudian, tempat persembunyian si pencuri harta karun ditemukan. Di daerah pinggiran Osaka. Para manipulator Jepang berkumpul di rumah itu untuk mengepungnya. Suzuna ikut serta pada pengepungan itu. Betapa terkejutnya etika pintu rumah besar itu terbuka, muncullah muka yang sangat dikenal oleh Departemen Sihir ... Kurosawa. Di tengah keterkejutan para Departemen Sihir, Kurosawa langsung menyerang semuanya. Pertarungan pun terjadi. Di tengah kekacauan, Kurosawa berhasil melarikan diri.
"Meskipun Suzuna dan para manipulator gagal menangkap Kurosawa. Mereka tidak mau pulang dengan tangan kosong. Mereka lalu masuk ke rumah persembunyian Kurosawa dan bertarung melawan hantu-hantunya. Hingga akhirnya, Suzuna dan para manipulator menemukan kamar merah dan kuburan di bagian belakang rumah. Karena gundukan kuburan-kuburan terlihat masih baru, Suzuna dan para manipulator menggalinya. Terungkaplah teka-teki yang lainnya. Bocah-bocah malang yang hilang ini menjadi tumbal untuk menciptakan kamar merah.
"Sepulang dari misi, Suzuna melaporkan semuanya pada ketua Departemen Sihir Taiyo no Kishi. Tidak butuh waktu lama bagi ketua departemen untuk memberikan nilai buruan pada kepala Kurosawa.
];x|
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 259 Episodes
Comments