"Ternyata kemarin malam sesuai dugaanmu, ya," kata Marcell.
"Apanya?" tanya Sandra.
"Masih ada lemari yang belum dihitung. Seandainya klien kita bicara sejak awal mungkin kita tidak terlalu susah."
"Benar, Cell. Tapi siapa juga yang menghitung lemari rusak begitu?"
"Ngomong-ngomong, nanti malam kita jadi ke gereja tua?" tanya Sandra yang masih asyik mengunyah mie pangsitnya.
"Tentu saja," jawab Putra, "Masalahnya aku lupa bertanya hantu macam apa lagi yang kita hadapi."
"Hantu apapun aku berani. Bahkan Red Lady sekalipun," sumbar Marcell yang diikuti tawanya.
"Bodoh," kata Sandra, "Mudah-mudahan hantu yang mudah namun upahnya maksimal."
"Aku sedang butuh upah maksimal," kata Marcell, "Dompet lagi kering, nih."
Sandra, Putra dan Marcell sekarang berada di kantin sekolah. Awalnya, Sandra duduk di kantin seorang diri. Dia sedang menunggu mantannya untuk membicarakan hubungan. Sepuluh menit kemudian, Putra dan Marcell datang menemani Sandra. Mereka bertiga makan siang di sini sambil membicarakan misi kemarin malam. Selama enam jam mereka menghadapi White Lady yang menggunakan lemari sebagai medianya. Memang makhluk itu sebenarnya mudah diatasi tapi sedikit merepotkan.
"Aku berharap misi yang susah. Semakin susah semakin cepat pula kita naik pangkat," kata Putra, "Semoga Paladin cepat menaikkan pangkat kita."
Paladin adalah sebuah organisasi rahasia yang menangani masalah-masalah di 'dunia belakang'. Maksud dari 'dunia belakang' adalah dunia dimana manusia normal atau manusia awam tidak boleh mengetahuinya. Untuk menyelesaikan semua permasalahan di dunia belakang, Paladin melatih manusia-manusia berkemampuan khusus yang disebut manipulator. Mereka memiliki kemampuan mengendalikan elemen-elemen alam. Contohnya adalah pengendalian api seperti Sandra, pengendalian listrik seperti Marcell, pengendalian cahaya seperti Putra, pengendalian es, pengendalian air, pengendalian tanaman, pengendalian logam, pengendalian perak dan masih banyak lagi. Semua manusia bekemampuan khusus ini bertugas untuk menyelesaikan permasalahan dunia belakang.
Agar lebih mudah dalam mengklasifikasi dan menyelesaikan masalah, Paladin memiliki sembilan departemen. Departemen pertama adalah Departemen Petarung atau biasa disebut Legion. Departemen ini melatih manipulator untuk membantu departemen lain ketika menjalankan misi. Disebut-sebut sebagai departemen terkuat. Departemen kedua adalah Departemen Hewan Mitologi dan Kriptozoologi yang bertugas untuk mengamankan, meneliti dan melindungi hewan-hewan mitologi. Departemen ketiga adalah Departemen Sihir yang bertugas untuk melakukan penelitian sihir, mengamankan benda-benda sihir dan memburu penyihir-penyihir jahat dan seperti penyihir beraliran satanik. Keempat, ada Departemen Sains yang bertugas untuk melakukan penelitian terkait ilmu fisika, kimia dan biologi serta cabang-cabangnya. Kelima ada Departemen Sejarah dan Arkeologi yang bertugas untuk menggali, mengidentifikasi, mengamankan situs-situs sejarah kuno yang memiliki kekuatan magis. Keenam ada Departemen Medis yang bertugas untuk melakukan penelitian terhadap wabah dan penyakit, menciptakan obat dan menyembuhkan luka-luka dan penyakit yang diderita oleh para manipulator setelah bertarung. Ketujuh ada Departemen Antar Dimensi yang menghubungkan dunia ini dengan dunia di luar bumi. Kedelapan ada Departemen Intelijen yang mengumpulkan semua data yang terkait dengan dunia belakang. Terakhir adalah Departemen Investigasi Supranatural yang bertugas untuk mencari, memburu dan menangkap hantu. Di Departemen Investigasi Supranatural inilah Sandra, Putra dan Marcell bekerja.
"Ah, dia datang," kata Sandra.
Pandangan Putra dan Marcell langsung tertuju ke satu arah. Mereka berdua melihat apa yang dilihat oleh Sandra. Paham kenapa Sandra berada di kantin ini seorang diri, Putra dan Marcell segera pindah tempat duduk ke meja yang tak jauh dari Sandra.
"Hajar si tukang selingkuh itu," kata Putra.
"Jangan lupa, Ndra, pajak putus," kata Marcell seraya menepuk bahu Sandra.
Sandra tersenyum, "Iya, gampang. Bisa diurus nanti."
Deddy Aliando segera berjalan menghampiri Sandra. Cowok itu duduk di depan Sandra dengan muka yang memelas. Deddy dan Sandra saling berdiam diri selama beberapa menit. Berkali-kali Deddy menghela nafas dan menunjukkan pada Sandra muka melasnya. Sandra benar-benar tak peduli dengan tingkahnya. Matanya terus menatap Deddy dengan santai.
"Ndra, please, aku masih mencintaimu," Deddy membuka percakapan.
"Cinta atau tidak, sayang atau tidak, aku tak peduli. Sudah cukup jelas menurutku bahwa hubungan kita telah berakhir," jawa Sandra.
"Aku khilaf, Ndra ..."
"Khilaf macam apa kok sampai dua kali?"
"Aku ..."
"Dengarkan aku, Deddy Aliando ... pertama kau selingkuh dengan anak SMA 8. Dan sekarang ... sekarang lebih parah ... kau selingkuh dengan temanku sendiri."
"Maaf, Ndra ... aku hanya ingin ..."
"Ingin apa? Ingin agar aku membodohi diriku sendiri dengan berpacaran denganmu tiga kali, Ded?"
"P ..." kata Sandra tiba-tiba.
"P?" tanya Ando keheranan.
"... U ..." Sandra melanjutkan huruf-hurufnya.
"Oh, ayolah, Ndra ...," Ando mulai paham apa yang akan dikatakan Sandra.
"... T..."
"Aku masih mencintaimu ...,"
"...U ..."
"Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi."
"S!" kata Sandra yang mengakhiri kalimatnya, "Apakah aku harus mengejakan lima huruf sialan tadi dua kali, Ded?"
Deddy Aliando akhirnya menyerah. Sebelum pergi dia mengatakan, "Kita akan membicarakan ini lagi."
"Oh, tidak perlu repot-repot, Ded. Jangan sia-siakan waktumu denganku. Manfaatkan waktumu dengan Ariel saja."
Setelah Deddy Aliando tak terlihat lagi, Marcell dan Putra kembali duduk di dekat Sandra. Mereka berdua menanyai Sandra berbagai macam hal. Karena memang obrolan antara Sandra dan Deddy cukup singkat, dua cowok itu tidak percaya dan terus mendesak Sandra untuk bercerita lebih banyak lagi.
"Astaga, teman-teman, hanya itu yang kubicarakan dengannya," kata Sandra yang mulai kewalahan, "Serius, deh."
"Masa hanya itu?" tanya Marcell.
"Ya ampun, Cell, hanya itu," kata Sandra, "Maafkan aku Cell, Put, aku menyakiti Deddy. Aku menyakiti teman kalian."
Putra tersenyum dan menepuk bahu Sandra, "Dia memang teman kami. Tapi kau adalah saudara kami, Ndra. Lagi pula, dia yang salah, kan?"
"Saudara? Bukannya saudari?" tanya Sandra.
"Kalau saja kau lebih feminim, mungkin Putra akan memakai kata 'saudari'," kata Marcell yang langsung tertawa.
"Itu benar," kata Putra, "Tujuan hidupku adalah membuatmu lebih feminim."
"Lalu setelah Putra berhasil mengubahmu menjadi feminim, giliranku untuk memacarimu," kata Marcell yang tawanya meledak.
Sandra juga tertawa, "Belum menyerah juga, Cell? Aku tidak akan berpacaran dengan rekan timku sendiri."
Untuk menjaga profesionalisme sebagai pemburu hantu, Sandra sebisa mungkin menghindari berbagai macam emosi dengan rekan timnya. Begitulah yang diajarkan oleh almarhum papanya yang juga anggota Departemen Investigasi Supernatural. Mulai dari yang negatif seperti marah hingga yang positif seperti cinta. Jika terjadi masalah dengan Marcell atau Putra, Sandra akan berusaha sekuat tenaga untuk segera menyelesaikan masalah. Jika masalahnya besar, gadis itu akan curhat ke Jay dan Jay akan bertindak sebagai penengah. Untuk urusan cinta, belum pernah ada masalah besar antara dirinya dengan Marcell atau Putra. Secara blak-blakan, Marcell mengaku pernah menaksir Sandra. Tentu saja Sandra menolaknya karena idealis pada prinsipnya.
"Kau benar-benar idealis, ya," kata Marcell, "Meskipun kau menolakku berkali-kali, aku tetap mengagumimu."
"Kalau kau memang ingin berpacaran lagi, Ndra, kukenalkan pada temanku," kata Putra.
"Terima kasih, Put," kata Sandra, "Tapi aku tidak mau cepat-cepat. Aku harus move on dulu."
Sandra melihat jam di ponselnya dan ternyata sudah pukul dua belas siang yang berarti sudah waktunya pulang. Dia pun segera berpamitan pada dua rekan timnya. Rencana Sandra adalah pulang pukul setengah sebelas, sampai rumah pukul dua belas dan tidur siang pukul setengah satu. Kebiasaan ini rutin dilakukan Sandra sejak dia SMP.
"Kalian hari ini mau main ke mana, teman-teman? Pulang jam berapa?" tanya Sandra.
"Kami sepertinya akan pulang puku tiga. Ada pertandingan futsal melawan SMAN 10," jawab Putra, "Kami harus menontonnya."
Sandra menatap Marcell lalu mengernyit, "Tumben kau suka menonton futsal?"
Marcell berdiri dan berbisik di telinga Sandra, "Aku ingin mendekati cewek kelas 10 yang ikut cheerleader."
Sandra tertawa mendengar jawaban Marcell, "Seharusnya aku sudah menduganya."
"Hati-hati di jalan, Sandra," kata Putra, "Jangan sampai hatimu dibegal lagi oleh Deddy.
Sandra tertawa dan beranjak pergi, "Itu tidak akan terjadi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 259 Episodes
Comments
Ita Adit
Adit
2022-09-27
0
Yatooo
hoho? sejak awal gw sudah tertarik dengan covernya dan isinya lebih dari yang gw harapkan. Lanjutkan terus Thor!!
2021-02-12
0
anggita
Marcel, Sandra, Putra.,, 👌
2021-02-02
0