"Jangan lupa bunganya, Ndra," kata mamanya Sandra.
"Iya, Ma. Sudah kusiapkan di teras, kok," jawab Sandra.
Seorang gadis yang kira-kira berumur tiga belas tahun muncul dari kamar. Gadis itu terlihat baru bangun tidur. Rambutnya acak-acakan dan matanya setengah terpejam. Dia berlari mendekati Sandra. Gadis ini adalah adik Sandra yang bernama Maya.
"Kak, sampaikan salamku pada papa. Aku sangat merindukannya," kata gadis itu.
"Iya, May," kata Sandra, "Tidurlah lagi, May. Kau pasti capek setelah lomba kemarin."
"Iya, Kak," jawab Maya yang segera kembali ke kamarnya.
"Kalian mau jalan kaki? Bukankah kalian akan menemui Jay untuk misi baru? Kenapa tidak sekalian dari makam langsung berangkat menemui Jay? Bawa mobilnya, Ndra," tanya mamanya Sandra yang menatap Putra, Marcell dan Sandra bergantian.
"Tidak usah, Ma. Kami jalan kaki saja," jawab Sandra.
"Oh, begitukah? Kalau begitu kalian hati-hati, ya," kata mamanya Sandra.
"Siap, Nyonya," kata Putra dan Marcell bersamaan.
Mereka berjalan kaki karena jarak antara rumah Sandra dengan area pemakaman umum cukup dekat. Hanya butuh waktu sepuluh menit jika berjalan. Selama berjalan, Marcell dan Putra membicarakan cewek yang diincar oleh Marcell. Sementara Sandra hanya diam.
"Kenapa kau diam terus, Ndra?" tanya Marcell.
"Sudah setahun lebih sejak kematian papaku dan aku sama sekali belum mendapat informasi apapun soal pembunuhnya," kata Sandra dengan suara berat.
Marcell dan Putra hanya menunduk dan terdiam mendengar kalimat Sandra. Otak mereka langsung mengingat semua hari gelap itu. Hari dimana papa Sandra dimakamkan. Masih teringat di benak Marcell dan Putra ketika Sandra jatuh pingsan setelah pemakaman. Cepat-cepat mereka mengalihkan kenangan buruk itu. Marcell langsung mengalihkan ingatannya menjadi sosok adik kelas yang diajaknya kenalan tadi siang. Sementara Putra berusaha mengosongkan pikirannya. Mereka terus terdiam hingga mendekati gerbang makam.
Pandangan Sandra, Putra dan Marcell tertuju pada seorang pria yang berpenampilan mencolok di tempat parkir. Dia duduk di atas sepeda motor Harley Davidson dan memakai pakaian serba hitam. Helm hitam, celana hitam dan jaket kulit berwarna hitam pula. Begitu mereka bertiga mendekatinya, pria itu membuka helmnya dan ternyata adalah Jay. Mereka bertiga nyaris tidak mengenali pemimpin tim yang dari fisiknya kira-kira berumur dua puluh delapan.
"Kalian lama sekali," kata Jay.
"Sejak kapan kau berdandan seperti ini?" tanya Marcell, "Bukan gayamu."
"Aku meminjam semua aksesoris geng motor ini dari Arthur," kata Jay yang diikuti tawanya.
"Bukan kau yang biasanya, Jay," komentar Sandra.
"Kau cerewet sekali," kata Jay yang segera turun dari sepeda motor dan menaruh helm di spion, "Ayo, segera ke makam papamu. Dia pasti merindukanmu."
Mereka berempat segera berjalan menuju makam papanya Sandra. Jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat parkir. Selama berjalan, Marcell dan Putra sibuk memainkan game di ponselnya. Sementara Jay sibuk berbicara dengan seseorang melalui ponsel.
Karena bosan, Sandra mengaktifkan mata Eyes of Ghost Dimension. Mata ini memungkinkan pemburu hantu dari Departemen Investigasi Supernatural untuk melihat hantu di sekitar mereka dan energi nether. Tentu saja ada banyak hantu di pemakaman ini. Ada seorang White Lady yang duduk di bawah pohon sambil menangis, seorang hantu pria dengan tubuh hancur mengelilingi sebuah makam berkali-kali dan wanita berambut panjang yang tak memiliki kaki sambil menyanyikan lagu 'Nina Bobo'. Ada pula seorang hantu yang berdiri mematung dengan kulit membiru. Hantu itu menatap Sandra dengan menangis. Sandra pun menatap balik dan bisa melihat bekas jeratan merah di lehernya. Korban bunuh diri tentunya. Pemandangan ini adalah hal yang biasa dilihat oleh Sandra setiap ziarah ke makam papanya. Di sini memang lebih banyak arwah penasaran daripada hantu biasa. Semua yang dilihat Sandra barusan adalah para tortured soul yang sudah lama tinggal di pemakaman ini.
Arwah penasaran adalah arwah-arwah manusia yang menjadi hantu. Jika di Indonesia disebut dengan arwah penasaran, maka pemburu hantu internasional menyebut hantu-hantu ini dengan tortured soul atau jiwa yang tersiksa. Jiwa mereka tersiksa di antara dunia ini dan dunia sana. Malaikat kematian tidak mau mengantar mereka ke alam kubur dengan alasan karena para tortured soul masih memiliki keterikatan pada dunia. Sebagian besar, para tortured soul mati tidak wajar seperti bunuh diri, terbunuh dan kecelakaan tragis. Ada juga orang yang mati secara wajar namun berubah menjadi tortured soul karena masih ada kewajiban untuk memberikan pesan pada kerabat dan orang terkasih yang masih hidup.
Sandra terus menatap hantu baru penghuni pemakaman. Seorang pria dengan kepala remuk, matanya mengeluarkan darah dan tubuhnya pun sangat pucat. Sandra ziarah ke makam ayahnya tiap bulan dan baru melihat hantu ini. Hantu ini tak memiliki kaki dan baju bagian belakangnya pun berlumuran darah. Dia memandang langit, menangis dan menyebut-nyebut nama yang tidak terdengar familiar di telinga Sandra: Orobas. Nama yang aneh menurutnya karena mana ada seorang ibu menamai seseorang dengan nama "Orobas". Di setiap arwah itu menyebut nama "Orobas", suaranya terdengar gemetar. Entah itu karena takut atau sedih. Sandra mengabaikan nama itu karena para arwah penasaran kerap menyebut nama-nama aneh dan menyanyikan lagu-lagu aneh. Gadis itu hanya bertanya-tanya bagaimana arwah penasaran yang tak memiliki kaki itu meninggal.
Hanya butuh waktu beberapa menit untuk mencapai makam dan juga tidak susah untuk mencarinya. Mereka berempat langsung duduk di berhadapan di sekeliling makam. Marcell bersama Putra sedangkan Jay bersama Sandra. Jay pun segera menghentikan obrolannya untuk sementara.
Makam papa Sandra tersusun oleh balok-balok keramik berwarna merah. Tersusun sangat sederhana. Batu nisannya dilapisi oleh keramik dan terdapat tulisan berwarna emas. Tertulis nama papa Sandra "REST IN PEACE: EKO WIJAYANTO". Di makam inilah tempat papa Sandra terbaring dan beristirahat untuk selamanya. Selama sepuluh menit mereka berempat mendoakan arwah Eko Wijayanto dengan hening. Berdoa agar arwahnya tetap tenang di akhirat.
"Pa, aku datang lagi," kata Sandra sambil mengelus lembut makam papanya,
Pa, kali ini aku tidak datang bersama mama dan Maya. Kali ini aku datang bersama dua sahabatku dan sahabatmu Jay. Mama dan Maya ... mereka akan selalu merindukan dan mendoakan papa.
"Masalah dua wanita kembar ... maafkan aku ... aku masih belum mempunyai informasi apapun tentang mereka. Aku hanya baru tahu bahwa mereka adalah hantu. Departemen yang memberitahuku. Tapi, aku bersumpah, aku ... ah, tidak ... aku, Marcell, Putra dan Jay akan membunuh mereka. Membalaskan dendam papa," ketika mengatakan hal ini, suara Sandra bergetar karena diselimuti oleh dendam dan kesedihan.
Papa Sandra gugur ketika melakukan misi di hutan angker di Jawa yang bernama Alas Purwo. Ketika bantuan dari Paladin datang, kondisi Eko Wijayanto sudah sekarat. Ususnya keluar dari perut dan tangan kanannya putus. Pesan terakhirnya menginformasikan pada Departemen Investigasi Supernatural dan Paladin bahwa yang menghancurkan timnya adalah sepasang wanita kembar.
"Aku tahu papa melarangku untuk terlibat dengan hal-hal yang melebihi kekuatanku," Sandra melanjutkan, "Tapi, dendam ini benar-benar tak tertahankan. Tenang saja, pa. Aku tidak akan pernah jatuh ke jalan para buronan yang menggunakan emosi negatif mereka untuk bertarung."
"Ketahuilah, Ko, tim kami akan membalaskan kematianmu," kata Jay, "Aku perlu mendidik ketiganya ini. Membuat mereka bertiga lebih kuat dan lebih siap untuk menghadapi hantu yang membunuhmu."
"Mengenai masalah dendam barusan, aku akan menjaga Sandra agar tidak terlalu dikuasai dendam dan menjadi penjahat. Aku, kau ... tidak ... semua orang tentunya tidak mau jika Sandra harus berakhir di tanganku sendiri."
Sandra mengambil bunga dan menciumnya. Sambil mencium bunga, Sandra berdoa untuk ayahnya. Sandra lalu meletakkan bunga di bawah batu nisan. Kemudian, mereka berempat pergi meninggalkan makam.
"Apa yang akan kita hadapi?" tanya Sandra.
"Hantu anak kecil," jawab Jay.
"Ah, terlalu mudah," kata Marcell "Yang lain, Jay."
"Seseorang yang baru saja menempati rumah baru?" tanya Putra.
"Yap," jawab Jay, "Seperti biasa."
"Kau barusan berbicara dengan klien kita?" tanya Marcell.
"Yeah. Seorang warga Jakarta keturuan Korea bernama Park Cheol. Panggil saja Tuan Park. Dia bekerja sebagai ketua departemen personalia di Bank Indonesia."
Ponsel Jay berdering lagi dan tentu saja yang memanggilnya adalah Tuan Park. Jay pun buru-buru mengambil ponsel dari sakunya dan segera mengobrol dengan Tuan Park.
"Maaf, Tuan Jay," kata Tuan Park, "Aku ada acara mendadak. Dapatkah anda secepat mungkin datang ke rumah saya? Sekali lagi saya mohon maaf, Tuan Jay, karena panggilannya mendadak."
"Ah, tidak apa-apa, Tuan Park," jawab Jay, "Aku dan timku juga sedang menganggur, kok. Kita bertemu di rumah anda langsung atau bagaimana?"
"Langsung di rumah saya saja, Tuan Jay. Saya sudah berada di teras rumah."
"Apa?! Tunggu, Tuan Park, jangan masuk rumah dulu!! Apapun alasannya!! Kami akan segera ke sana!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 259 Episodes
Comments
Henry Hafidz
Menjawab pertanyaan ini, aku gak bisa kalau cuma mengacu ke cerita ini saja. Harus mengacu secara universe.
1. Jay tidak akan menghabisi Sandra selama Sandra tidak menjadi Dark Path. Biasanya, seorang manipulator yang dikuasai emosi negatif yang ekstrim (seperti dendam, amarah dan sebagainya) akan jadi Dark Path. Dark Path akan meninggalkan organisasi karena mereka menganggap organisasi terlalu lemah. Dark Path memang cenderung lebih kuat dari manipulator biasa. Biasanya, Dark Path dianggap kriminal soalnya bisa berbuat seenaknya. Bahkan, mencari uang untuk mendukung aktivitas mereka pun juga tak jauh-jauh dari kriminal. Karena itulah, selama Sandra mampu mengontrol dendam, tidak jatuh ke Dark Path dan menjadi kriminal ... Jay tidak akan membunuhnya.
2. Apakah Jay karakter paling kuat di cerita ini? Bukan. Bahkan nanti ada karakter yang memang harus dikeroyok.
Untuk memahami seperti apa universe buatanku, mungkin kamu perlu baca ceritaku yang satunya berjudul Black Death. Masih satu universe dengan cerita ini kok. Cuma yang dihadapi mereka wabah zombie. Settingnya di Amerika Serikat.
2022-07-07
0
Dedek
Jay menghabisi Sandra apa kah ini semacam clue untuk cerita kedepan nya atau menandakan kekuatan Jay kalau di lihat dari cover nya ada gojo Satoru karakter paling kuat di jjk mungkin kah Jay adalah karakter yang paling kuat di cerita ini
2022-07-06
0