Pagi ini, tim Jay sedang mengobrol di ruang tamu. Semuanya sudah berkumpul, kecuali Sandra. Begitu melihat Sandra muncul menuruni tangga, tim Jay segera menghentikan obrolan mereka. Tim Jay dan Park akan mendengarkan cerita Sandra mengenai serangan kemarin malam.
"Mana Tuan Park?" tanya Sandra.
"Dia pergi ke apartemen tempat anak dan istrinya," jawab Putra, "Baru saja pergi."
"Setelah serangan crawler kemarin malam, kusimpan rambut palsu ini," kata Sandra sambil meletakkan rambut palsu di meja.
"Bagaimana cara crawler itu menyerangmu?" tanya Jay, "Apa kau tidak melapisi kamarmu dengan api dan nether?"
"Sudah kulakukan. Aku melapisi kamarku dengan kombinasi api dan nether agar tidak ada hantu yang masuk. Crawler itu bersembunyi di rambut palsu ini. Dia membuatku memasukkan rambut palsu ini ke kamarku. Ketika aku tidur, dia keluar dari rambut palsu, merayap ke kasurku dan berusaha mencekikku.
Sandra menceritakan semuanya. Mulai dari suara Jay yang memanggil-manggil hingga makhluk mirip Marcell yang sedang memainkan piano. Semuanya hanya terdiam mendengar cerita Sandra.
"Kemarin malam kau ke mana?" tanya Marcell pada Jay.
"Aku dan Tuan Park ke rumah Arthur. Tentu saja aku sudah mengunci pintu dan semuanya. Ketika kau melihat pintunya terbuka, berarti itu ulah hantu, Ndra," jawab Jay, "Tuan Park sudah memberikan piano itu pada kami. Kami sebenarnya berencana untuk memindahkan piano ke rumah Arthur. Kemudian biar Arthur yang membawanya ke departemen untuk dinetralkan. Piano itu memiliki energi nether yang kuat. Sudah pasti digunakan oleh para hantu sebagai media."
Beberapa hantu memiliki 'media' yang memiliki beberapa fungsi. Fungsinya sebagai gerbang untuk keluar masuk dunia hantu dan dunia manusia, untuk mempercepat pengisian energi nether pada tubuh hantu dan sebagai penguat energi. Media ini bisa berbagai macam benda seperti lemari, cincin, boneka, piano, gitar, baju, lukisan, foto, kursi hingga yang terbesar yaitu rumah. Semakin kecil benda maka semakin mudah bagi para hantu untuk menyelimutinya dengan energi nether dan menjadikan benda itu sebagai media. Begitu pula sebaliknya. Jadi jangan heran jika boneka berpindah tempat sendiri, lukisan manusia yang tiba-tiba matanya bergerak dan piano yang berdenting sendiri di tengah malam. Benda-benda yang berulah ini sudah digunakan oleh para hantu sebagai media.
Penetralan atau pembersihan media harus dilakukan untuk mengurangi kemampuan hantu. Jika media berukuran kecil, maka cukup membawanya ke SID. Jika media berukuran besar, contohnya rumah, maka pihak SID akan membantu si pemilik rumah untuk mencari tempat tinggal sementara dan mengambil kendali rumah dari pemiliknya. Kemudian, pihak departemen akan melakukan penetralan pada rumah yang menjadi media. Setelah selesai dinetralkan maka rumah akan dijual kembali ke orang lain atau dikembalikan ke pemilik rumah. Semakin kecil ukuran media maka akan semakin mudah dan cepat untuk dinetralkan. Begitu pula sebaliknya. Ada beberapa kasus aneh dimana medianya berukuran kecil tapi kualitas atau kuantitas nethernya terlampau kuat. Sehingga para anggota SID memerlukan waktu lebih lama untuk menetralkannya.
"Untuk penetralan, kenapa tidak langsung ke SID saja?" tanya Putra.
"Saat ini semua tim penetral sedang liburan," jawab Jay, "Paling lama satu jam lagi mobil pengangkut akan datang."
"Ngomong-ngomong soal rambut palsu ...," kata Jay sambil meraih rambut di meja.
Jay mengaktifkan Eyes of Ghost Dimension dan mengamati rambut palsu. Dia mengernyit dan mengangguk-angguk. Memang ada gumpalan nether tebal di rambut palsu ini.
"Kalian masih ingat tujuan kita di rumah ini?" kata Jay.
Putra menjawab, "Seperti biasa, kan, membasmi semua hantu sialan ini agar Tuan Park hidup lebih tenang."
"Seperti biasa memang seperti itu," kata Jay, "Namun sayangnya saat ini kita berhadapan sesuatu yang tidak biasa yaitu Kamar Merah."
"Bukankah masalah bisa diselesaikan hanya dengan membunuh bocah kecil sampah dan gelandangan berambut panjang yang menyerang Sandra?" seperti biasa kata-kata kasar Marcell keluar lagi.
"Tidak cukup, Cell. Meskipun kita mencincang habis mereka atau membuang piano ini, mereka akan tetap ada. Menghancurkan media lalu membuangnya tidak akan mengurangi kandungan nether jahat. Selain itu, selama media utama mereka, yaitu kamar merah tetap ada, cepat atau lambat mereka akan bangkit lagi," kata Jay.
"Aku pernah membaca bahwa tempat yang sering dilakukan ritual sesat, maka akan mengundang banyak hantu jahat. Para hantu jahat akan menyelimuti tempat itu dengan energi nether kental dan akhirnya menggunakan tempat itu sebagai media. Nah, pertanyaanku, bukankah kemarin malam kita memeriksa semua kamar dan tidak ada energi nether yang kental?" tanya Sandra
"Sandra benar. Bagaimana kau bisa menyimpulkan Kamar Merah yang menjadi media utama, jika tak ada satu pun kamar di sini yang diselimut energi nether jahat?" tanya Putra.
"Kemarin malam, aku dan Tuan Park didatangi ...," kata Jay.
"Ceritakan, Jay," kata Sandra.
"Kalian sudah tidur saat itu," kata Jay, "Aku dan Tuan Park sedang menonton pertandingan bola di ruang keluarga. Tiba-tiba listrik padam selama beberapa menit. Aku dan Tuan Park keluar rumah untuk mengecek rumah yang lain. Yang membuatku kesal adalah ketika melihat rumah tetangga-tetangga yang masih menyala. Hanya rumah ini yang listriknya padam. Sial!! Padahal tim favoritku sedang ..."
Sandra mendengus dan berkata, "Fokus ... Jay ..."
"Oh, benar, kenapa aku marah-marah sendiri?" kata Jay, "Oke lanjut. Aku dan Tuan Park kembali ke ruang keluarga dan memutuskan untuk bersabar menunggu listrik. Saat lampu menyala lagi, aku dan Tuan Park menatap bocah-bocah kecil di depan TV. Bocah-bocah malang dengan mata tercongkel, seperti yang dilihat oleh Tuan Park kemarin sore. Mereka berkata pada kami bahwa satu-satunya cara untuk mengalahkan dua hantu itu adalah mengetahui letak Kamar Merah dan menetralkannya. Lalu aku berkata pada mereka bahwa aku sudah mengecek rumah ini tidak ada Kamar Merah. Mereka lalu bergerak menjauh ke arah tangga. Seperti ada yang menyeret mereka menaiki tangga. Salah satu dari mereka berteriak pada kami bahwa Kamar Merah benar-benar ada di rumah ini."
"Jika kamar sialan benar-benar ada di rumah ini," kata Marcell, "Aku penasaran bagaimana cara para hantu menyembunyikan kamar merah dari kalian?"
"Marcell benar. Bagaimana mungkin menutupi media seukuran kamar dari penglihatan kita? Pasti ada cara tertentu," kata Sandra.
"Menutupi penglihatan kita ... semacam dilapisi? Dengan cat mungkin?" kata Putra.
"Oh, seriuslah, Put," kata Sandra dengan sebal, "Kita membicarakan hantu. Bukan cat anti bocor."
"Mungkin dilapisi ada benarnya juga," kata Jay, "Masalahnya aku tidak tahu jika ada cat berbahan khusus yang mampu melapisi nether."
"Mungkin ada pemuja setan yang melapisi catnya dengan mantra aneh?" kata Marcell.
"Oke sudah. Cukup dengan cat," Sandra mulai sebal, "Apakah ada media lain selain rambut, Kamar Merah dan piano?"
"Untuk sementara ini ... tidak ada, Sandra," kata Jay, "Tapi ada beberapa cara untuk mengungkap semua teka-teki Kamar Merah ini. Sekalian mencari siapa tahu ada media-media lain yang berada di tempat tersembunyi.
"Besok pulang sekolah, carilah sejarah kepemilikan rumah ini. Entah itu dari tetangga atau apapun."
"Tuan Park tidak tahu sejarah rumah ini?" kata Sandra.
Jay menggeleng, "Dia mendapatkan rumah ini dari lelang."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 259 Episodes
Comments