"Dasar jahil," kata Sandra ketika melihat hantu itu terjatuh dari pohon.
Wujud hantu peghuni pohon palem adalah kepala manusia dengan rambut yang sangat panjang. Dia tak memiliki kaki, tubuh ataupun lengan. Penyusun tubuhnya hanya tiga bagian yaitu kepala, leher dan empat telapak tangan. Empat telapak tangan langsung tersambung di leher dan susunannya menghadap ke empat arah. Bisa dibilang, hantu itu menggunakan jemari di empat telapak tangannya untuk berjalan. Seperti yang dia lakukan sekarang karena lehernya berlubang tertembus pisau cahaya buatan Putra. Hantu itu lari ke sana kemari dengan rambut terbakar. Dengan jemari yang berfungsi sebagai kaki, cara lari hantu kepala ini lebih mirip laba-laba. Hantu yang tergolong lemah ini bernama fingerleg.
"Kukira tadi memiliki tubuh," kata Putra yang tertawa senang ketika hantunya menghilang di balik semak-semak.
"Aku jadi ingat waktu kita kelas enam SD," kata Sandra yang juga tertawa, "Di Pantai Ancol, ingat tidak?"
Putra langsung tertawa ketika diingatkan oleh Sandra. Ketika mereka masih kelas enam SD, Jay mengajak mereka latihan di Pantai Ancol selama seminggu. Di saat istirahat, Putra dan Marcell menemukan hantu fingerleg di pohon kelapa. fingerleg memang suka menakut-nakuti manusia dengan menyamar sebagai buah kelapa yang jatuh. Ketika seseorang mengambil fingerleg yang menyamar jadi buah kelapa, fingerleg langsung kembali ke wujud asli dan tersenyum pada orang yang mengambilnya. Tentu saja orang yang mengambil langsung ketakutan dan melemparkan fingerleg. Kemudian, fingerleg mengkonsumsi rasa takut manusia sebagai makanan. Masalahnya adalah fingerleg sedang sial karena menjadikan dua anggota SID sebagai mangsa. Ketika Putra mengira mengambil kelapa tapi yang didapatnya malah fingerleg, dia justru melemparkan fingerleg ke Marcell. Mereka berdua menendangi fingerleg untuk latihan passing.
"Nah itu taksinya," kata Sandra yang melambaikan tangan pada taksi.
Taksi itu berhenti tepat di depan Sandra dan Putra. Sandra membuka pintu belakang dan langsung masuk. Gadis itu heran melihat mata Putra terbelalak. Cukup beberapa detik bagi Putra untuk menenangkan diri. Pengendali cahaya itu mendekati telinga Sandra dan berbisik.
"Mataku masih aktif," kata Putra, "Ada tortured soul yang duduk tepat di jok belakang. Kau duduk di jok belakang atau di samping pengemudi?"
Sandra yang saat ini berada di samping kiri mobil berkata pada Putra, "Aku tetap di sini. Kau saja yang di depan."
Begitu deruman mobil terdengar, Sandra menoleh ke kanan dan mengaktifkan matanya untuk melihat arwah penasaran. Hantu itu menatap Sandra dengan jarak muka yang hanya beberapa centimeter. Sandra sedikit terkejut tapi dengan cepat dia menguasai dirinya. Daripada ingin menakut-nakuti, tatapan hantu ini terlihat bingung dan gelisah. Tingkahnya pun juga terlihat gelisah. Dia menoleh ke sana kemari. Sesekali menunduk dan menggeleng. Ekspresi mukanya pun terlihat berpikir.
Tortured soul yang ada di samping Sandra ini adalah hantu dari seorang gadis dengan tubuh bagian kiri yang penuh luka. Tangan kirinya hilang dan kaki kirinya, yang entah bagaimana, berputar menghadap ke belakang. Tubuh bagian kirinya benar-benar terkoyak parah. Seragam sekolahnya yang warna dasarnya putih hampir seluruhnya memerah karena darah. Terutama bagian kirinya. Sandra mengira-ngira bahwa arwah penasaran ini seumuran dirinya.
"Apa semua baik-baik saja, Pak?" tanya Putra pada sopir, "Wajah anda terlihat pucat."
Si pengemudi taksi tidak menjawab pertanyaan Putra. Dia terus menatap jalan dengan mimik yang ketakutan. Mukanya benar-benar pucat. Tangannya yang menggenggam setir juga terlihat gemetaran.
"Pak, apa semua baik-baik saja?" ulang Putra.
"Oh!! Nak!!" sopir taksi itu tersentak kaget, "M-m-maaf??"
"Apa semua baik-baik saja? Anda terlihat pucat."
Agak terdiam lama sopir itu baru menjawab, "Tadi ada kecelakaan tragis, Nak."
"Bagaimana kecelakaan itu terjadi?"
"Dua jam yang lalu aku sedang di warung bersama teman-temanku. Aku melihat seorang gadis SMA yang sedang menyeberang jalan. Sebuah truk datang dari arah kiri gadis itu. Entah bagaimana, truk menabrak dan menghempaskan tubuh gadis malang itu. Aku dan teman-temanku segera berdiri dan mendekat ke lokasi kejadian. Tubuhnya ... tubuhnya ...," kata si sopir yang memejamkan mata sesaat sambil menggelengkan kepala, "Tubuh kirinya benar-benar terluka parah. Masih tergambar jelas di benakku. Tangan kirinya hilang, kaki kirinya terbalik. Gadis itu seumuran kalian. Ternyata dia baru saja membelikan es krim untuk adiknya yang sakit. Aku masih ingat tas kresek kecil terlempar jauh dari tubuhnya."
Mendengar deskripsi sopir taksi, Sandra melirik arwah penasaran yang ada di sampingnya. Timbul rasa simpati pada diri Sandra.
Putra menatap hantu yang duduk di jok belakang dan berkata, "Karena itukah, ketika anda melihat kami, anda langsung teringat kecelakaan tadi?"
Sopir itu mengangguk pelan. Dia lalu menghela nafas berat sambil memutar setir ke kiri.
"Pak," kata Sandra, "Bisa tolong antarkan kami ke lokasi kejadian?"
Putra langsung menoleh ke belakang dan berkata pada Sandra, "Kenapa tiba-tiba ..."
Sandra tersenyum dan berkata, "Sudah tugas kita, kan?"
Putra hanya tersenyum dan melirik si hantu, "Yah, baiklah."
Sementara mobil sedang berusaha berbalik arah, Sandra mencoba menghubungi Marcell dengan ponselnya. Jari-jarinya sibuk mencari kontak Marcell. Setelah tiga kali panggilan, Marcell baru merespon.
"Ada apa, Ndra?" tanya Marcell.
"Maaf, Cell. Aku dan Putra akan datang terlambat," kata Sandra.
"Ada apa? Kalian akan berkencan? Kau ini ... kau lebih memilih Putra daripada aku, ya?" canda Marcell.
Sandra menghela nafas dan berkata, "Urus saja adik kelasmu itu, Cell. Aku dan Putra sedang berurusan dengan seorang tortured soul. Detailnya nanti kuceritakan. Tolong ijinkan pada Jay juga kalau aku terlambat, ya? Terima kasih."
"Sama-sama. Akan kusampaikan pada Jay," kata Marcell seraya menutup telepon.
Dalam waktu lima belas menit, mereka sudah sampai di lokasi kecelakaan. Sandra dan Putra segera turun dari taksi. Lokasi kecelakaan masih ramai karena sedikit macet. Beberapa polisi berusaha mengendalikan situasi. Ada polisi yang mengatur lalu lintas dan ada pula yang meneliti kronologi kecelakaan. Truk yang menabrak gadis malang tadi melewati batas jalan dan masuk ke sebuah taman. Sepertinya truk itu langsung membanting setir untuk menghindari si gadis. Namun usahanya gagal dan malah menembus pagar pembatas taman. Mayat si gadis SMA sudah tidak ada. Tidak heran. Tentunya sudah dibawa ke rumah sakit.
"Bagaimana menurutmu?" tanya Putra.
"Kita tempatkan saja di air mancur depan moncong truk," kata Sandra sambil menunjuk air mancur yang jaraknya hanya tiga meter dari moncong truk, "Setelah menaruhnya di sana, kita harus memanggil bagian netralisasi untuk membawa hantu malang itu. Aku tidak mau jika dia terkorupsi oleh nether minus."
Beberapa manusia yang baru saja mati karena alasan tidak wajar menjadi tortured soul dengan energi nether netral atau nether nol. Tortured soul dengan nether nol biasanya terlihat seperti kebingungan. Sesekali mereka menampakkan diri tanpa sengaja kepada manusia biasa. Di tengah kebingungan, mereka biasanya berputar-putar di lokasi kematian, mendekati kerabat, berbicara tak jelas, menangis dan tertawa tak jelas atau semacamnya. Mereka tidak berniat menakuti manusia. Mereka hanya kebingungan karena status mereka saat ini berada di antara dunia manusia dan dunia arwah. Tatapan mereka terlihat linglung. Begitulah sifat nether nol.
Jika SID tidak mengamankan nether nol sesegera mungkin, maka nether nol akan berubah menjadi nether plus atau nether minus. Jika seorang tortured soul berubah menjadi nether plus, maka dia akan menerima kematiannya dengan sabar. Biasanya nether plus mengambil dua pilihan, antara bergabung dengan dunia hantu atau memasuki akhirat. Jika seorang tortured soul berubah menjadi nether minus, dia akan tetap sadar bahwa dirinya sudah mati, namun dia tidak bisa menerima kematiannya dengan sabar. Biasanya mereka bergabung dengan hantu-hantu jahat untuk membalas dendam atas kematiannya.
"Aku yang menyelimuti air mancur itu dengan energi nether dan meghubungi orang SID untuk menetralkannya. Kau yang menjemput si hantu," kata Putra.
"Boleh," kata Sandra yang segera berjalan kembali ke mobil taksi.
Ketika sampai di mendekati mobil taksi, Sandra melihat pengemudi taksi sedang duduk di moncong mobil. Entah kenapa dia duduk di sana. Sandra meminta ijin untuk memasuki mobil.
"Kenapa anda di situ? Tidak di dalam mobil?" tanya Sandra
"Entahlah, Nak," kata si pengemudi, "Aku merasa merinding di dalam mobil sendirian. Masuk saja, Nak."
Sandra segera masuk mobil, menutup pintunya dan berkata pada si hantu, "Aku bisa mengantarmu pulang ke tempatmu ... tempat pulang yang baru."
Hantu itu sepertinya paham perkataan Sandra. Awalnya dia tersenyum pada Sandra dan mengangguk. Lalu tiba-tiba wajahnya berubah sedih dan menunduk. Kemudian dia menggeleng dengan cepat.
"Aku harus pulang," kata si hantu dengan suara memilukan, "Adikku ingin es krim."
"Biarkan temanku yang mengantarkan es krim adikmu," kata Sandra. "Kau harus 'beristirahat'. Waktunya sudah habis."
"Tapi bagaimana? Es krimnya tadi kugenggam di tangan kiriku," kata si hantu yang menunjukkan tangan kirinya yang tinggal separuh pada Sandra, "Sekarang tangan kiri dan es krimnya juga hilang. Aku harus mencari es krimnya agar tidak mencair. Tapi entah kenapa aku berada di mobil ini."
"Kau sudah meninggal. Kau akan mendapat dunia baru dan teman-teman baru."
"Aku belum meninggal. Aku terluka parah. Aku tidak begitu ingat kenapa aku terluka parah."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 259 Episodes
Comments
Dedek
😭😭😭 nyesek banget
2022-07-08
0