18. Sepupu Aluna

Keesokan harinya Farhat bersiap kembali ke Jakarta usai menerima telepon dari atasannya.

"Apa ada sesuatu yang urgent Bang?. Bukannya Abang bilang dapat ijin cuti lima sampe tujuh hari. Ini kan baru tiga hari Bang," kata Kevin tak mengerti.

"Iya Kev. Ada sedikit masalah di kantor pusat. Abang harus pulang untuk mengklarifikasi sesuatu supaya Abang ga dicap terlibat. Soalnya ada beberapa rekan Abang yang dibawa ke kantor Polisi tadi," sahut Farhat.

"Astaghfirullah. Kasus apaan Bang?" tanya Kevin.

"Penggelapan dana. Belum tau dana yang mana yang diambil," sahut Farhat.

"Terus gimana sama Kakak. Diajak atau ... " ucapan Kevin terputus karena Farhat memotong cepat.

"Aku sih ga maksa Kev. Selain kondisi Aluna yang masih belum sembuh, aku yakin Aluna pasti ga mau ikut karena lebih nyaman tinggal di sini sama kamu," sahut Farhat pasrah.

"Tapi aku mau ikut sama Kamu Bang!" sela Aluna tiba-tiba.

Farhat dan Kevin terkejut lalu menoleh ke ambang pintu. Mereka melihat Aluna berdiri sambil bersandar pada kusen pintu.

"Maksud kamu ... kamu mau ikut aku ke Jakarta Sayang?" tanya Farhat tak percaya mengingat betapa susahnya Aluna dibujuk untuk ikut sebelumnya.

"Iya. Emang udah seharusnya aku ikut sama kamu kan?. Sekarang aku lagi ga hamil, itu artinya ga ada yang perlu dicemaskan saat naik pesawat nanti. Aku juga ingin jadi istri yang baik untuk kamu Bang. Salah satunya ya dengan cara mendampingi kamu kemana pun kamu pergi," sahut Aluna sambil tersenyum.

Ucapan Aluna membuat Farhat terharu.

"Memang seharusnya suami istri itu tinggal satu rumah biar ga ada setan yang masuk," kata Farhat sambil melangkah mendekati Aluna.

"Setan?" ulang Aluna sambil bergidik.

"Bukan setan sejenis pocong atau kuntilanak yang menakutkan itu Sayang. Tapi menurutku setan yang ini juga ga kalah menakutkan dibandingkan yang aku sebut tadi karena datang diantara sepasang suami istri yang berjauhan. Dan itu sangat berbahaya. Wujudnya bisa macam-macam. Salah satunya berbentuk suudzon, yang bikin pasangan suami istri berantem ga jelas kaya kita tempo hari. Karena ga ngeliat langsung kegiatan masing-masing, kita jadi saling curiga terus bawaannya," kata Farhat.

"Iya. Aku minta maaf ya Bang," sahut Aluna sambil tersipu malu.

"Tentu Sayang. Aku juga minta maaf ya. Aku juga salah karena terlalu meremehkan perasaan kamu," kata Farhat sambil merengkuh Aluna yang nampak tersenyum di dalam pelukan suaminya.

"Yang ga kalah bahayanya adalah setan dalam wujud manusia yang berstatus orang ketiga. Yang ini nih yang bikin hubungan suami istri bener-bener ga aman. Karena ga cuma ngasih masukan negatif, bisa-bisa orang ketiga ini lah yang jadi biang kerok perceraian," kata Kevin menambahkan.

"Astaghfirullah aladziim, amit-amit deh. Jangan ngomong kaya gitu Kev, serem!" kata Aluna sambil bergidik.

Ucapan Aluna membuat Farhat dan Kevin tertawa.

"Makanya aku dukung niat Kakak untuk ikut bang Farhat. Itu tepat banget. Walau jujur aku sedih juga karena harus jauh dari Kakak, tapi gapapa. Kita kan masih bisa telponan nanti," kata Kevin hingga membuat Aluna terharu.

"Makasih Kev. Maafin kakak karena ga bisa nepatin janji kakak buat selalu nemenin kamu," kata Aluna sambil menghambur memeluk Kevin.

"Iya Kak, gapapa. Tapi Kakak ga lupa kan kalo aku sekarang udah dewasa, punya istri dan anak juga. Jadi Kakak ga usah khawatirin aku lagi karena aku ga bakal kesepian nanti," sahut Kevin sambil tersenyum.

Aluna mengangguk sambil mengeratkan pelukannya. Sedangkan Farhat nampak tersenyum menyaksikan interaksi kedua kakak beradik di hadapannya itu. Sesekali dia tersenyum bahagia membayangkan kehidupannya akan lebih berwarna bersama Aluna nanti.

\=\=\=\=\=

Keesokan harinya Kevin, Anita dan Kenzo pergi mengantar Farhat dan Aluna ke bandar udara El Tari Kupang.

Meski berat melepas kepergian Aluna yang sudah dianggapnya kakak sendiri, tapi Anita tak bisa berbuat apa-apa. Dia sadar jika mendampingi Farhat adalah kewajiban Aluna.

"Sering-sering berkabar ya Kak," pinta Anita.

"Insya Allah. Tapi kamu bisa telepon duluan kalo kangen kakak lho Nit," sahut Aluna sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Aku serius Kak," kata Anita sambil mengguncang lengan Aluna.

"Aku juga serius Nit. Aku kan ga tau kesibukan apa yang menantiku di sana. Makanya aku ga mau banyak janji karena khawatir kamu kecewa," sahut Aluna sambil mengusap kepala Anita dengan lembut.

Anita pun tak kuasa menahan air matanya. Akhirnya dia memeluk Aluna dan keduanya pun menangis bersama. Kevin dan Farhat yang berdiri tak jauh dari kedua wanita itu nampak tersenyum maklum. Mereka sengaja membawa Kenzo menjauh agar bisa memberi ruang kepada Aluna yang ingin berpamitan secara khusus kepada Anita.

Tak lama kemudian Farhat mengingatkan Aluna bahwa pesawat yang membawa mereka ke Jakarta akan segera take off. Aluna dan Anita pun saling mengurai pelukan.

"Aku pergi ya Nit. Titip Kevin sama Kenzo ...," bisik Aluna.

"Iya Kak, hati-hati," sahut Anita sambil mengurai genggaman jemarinya.

Aluna mengangguk lalu memeluk Kevin dan Kenzo sekaligus. Setelahnya dia masuk ke dalam pelukan Farhat yang langsung membawanya pergi meninggalkan keluarganya.

\=\=\=\=\=

Aluna memulai hari-harinya bersama Farhat dengan antusias. Banyak hal baru yang dia temui karena suasana Jakarta yang berbeda dengan suasana di NTT.

Meski pun Aluna lahir dan besar di Jakarta, tapi tak terlalu mengenal kota Jakarta. Itu karena Aluna menghabiskan masa remajanya dengan bekerja mencari nafkah hingga tak sempat menikmati indahnya kota Jakarta.

Dan Farhat yang mengetahui masa lalu istrinya itu bertekad 'membayar' semuanya dengan mengajak Aluna ke berbagai tempat di Jakarta.

"Apa ini mall baru Bang?" tanya Aluna saat Farhat membawanya jalan-jalan ke sebuah mall.

"Ga kok. Kalo ga salah usianya udah delapan atau sepuluh tahunan gitu. Kenapa, apa kamu juga belum pernah ke sini Sayang?" tanya Farhat.

"Iya. Saking sibuknya kerja aku sampe ga sempet kemana-mana dulu Bang," sahut Aluna sambil membuang tatapannya kearah lain.

"Gapapa Sayang. Toh kerja keras kamu dulu telah membuatmu jadi Aluna yang hebat, cekatan dan handal. Liat, sekarang kamu udah bisa metik hasil dari kerja kerasmu itu. Di saat orang seusia kamu masih sibuk kerja, kamu justru tinggal duduk santai sambil menghitung pemasukan dari laundry dan bengkel. Jadi impas kan?" kata Farhat bijak.

Aluna pun mengangguk mengiyakan.

"Iya. Dan aku ga nyesel sama sekali udah melewatkan masa mudaku karena aku bisa menikmati semuanya sekarang," sahut Aluna sambil tersenyum puas.

"Betul. Selain itu kamu masih punya banyak waktu untuk menjelajah di sini Sayang. Tenang aja, aku siap kok jadi guide dadakan dan gratis buat kamu," gurau Farhat hingga membuat Aluna tertawa.

Tak lama kemudian mobil yang dikendarai Farhat pun masuk ke area parkir. Farhat dan Aluna turun bersamaan dari mobil sambil tertawa-tawa.

Tanpa Aluna sadari, sepasang mata tengah mengawasi gerak-geriknya. Dia adalah Barry, sepupu Aluna, anak dari Tante Aluna yang merupakan adik kandung Alex.

"Jadi dia ada di kota ini sekarang. Keliatannya hidupnya bener-bener enak sampe berani nolak jatah warisan dari Opa," gumam Barry.

"Liat siapa sih kamu, serius amat. Apa kamu kenal sama mereka?" tegur seorang wanita yang duduk di samping Barry.

"Ga kenal. Mereka bukan siapa-siapa," sahut Barry cepat.

"Kalo ga kenal, kenapa ngeliatin ya kaya gitu tadi. Kaya mau makan orang tau ga," kata wanita itu.

"Berisik. Buruan abisin makananmu. Setelah itu aku anter pulang!" kata Barry kesal.

"Kok pulang sih. Katanya mau ngajak nonton bioskop," rengek wanita itu dengan manja.

"Lain kali aja. Moodku langsung ilang gara-gara omongan ga berbobotmu tadi," kata Barry ketus.

Wanita itu nampak mengerucutkan bibirnya pertanda dia tak suka dengan ucapan Barry. Meski pun begitu wanita itu tak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa pasrah menuruti kemauan Barry karena tak ingin kehilangan pria itu setelah merebutnya dengan susah payah.

Barry memang menarik. Selain kaya karena uang warisan dari Pak Danar, Barry juga memiliki tampang yang lumayan keren. Banyak wanita yang jatuh hati dan berlomba-lomba mencari perhatiannya karena ingin jadi kekasihnya. Namun sayang Barry tak menggubris mereka.

Saat itu Barry memiliki kekasih bernama Intan. Dan wanita yang bersama Barry sekarang adalah sahabat Intan yang bernama Veni. Veni yang juga tertarik kepada Barry pun mencoba menikung Intan. Entah bagaimana caranya, akhirnya Veni berhasil merayu Barry agar bersedia kencan dengannya.

Setelah menyantap hidangan di hadapannya, Veni pun bangkit lalu mengejar Barry yang telah lebih dulu melangkah meninggalkan restoran begitu saja.

\=\=\=\=\=

Terpopuler

Comments

Guntar Nugraha

Guntar Nugraha

Lanjuuuttt thooorrr👍👍👍🙏🙏🙏🙏

2024-05-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!