Sore itu Farhat sedang berada dalam perjalanan untuk menjemput sang istri di kios laundry. Rupanya Farhat pulang lebih awal setelah menghadiri pertemuan dinas bersama rekan kerjanya tadi.
Selama dalam perjalanan Farhat nampak tersenyum karena tak sabar menyampaikan berita gembira pada Aluna.
Setengah jam kemudian Farhat pun tiba di tujuan lalu memarkirkan mobilnya di depan bengkel milik Kevin. Saat keluar dari mobil Farhat disambut Kevin dan karyawan bengkel dengan senyum dan sapaan hangat.
"Assalamualaikum ...," sapa Farhat dengan ramah.
"Wa alaikumsalam ...," sahut Kevin, Tono dan Romi bersamaan.
"Apa kabar Pak, udah lama ga pernah mampir ke sini. Lagi sibuk ya?" sapa Romi sambil menjabat tangan Farhat.
"Ya gitu deh. Gimana Mas, sehat semua kan?" tanya Farhat.
"Alhamdulillah sehat Pak," sahut Romi dan Tono bersamaan.
"Alhamdulillah. Kamu juga sehat kan Kev?" sapa Farhat sambil memeluk sang adik ipar.
"Alhamdulillah sehat. Kak Luna ada di rumah Bang, lagi main sama Kenzo," kata Kevin.
"Iya gapapa. Ini kan belum waktunya Luna pulang, biarin aja Kenzo puas main sama Mamanya dulu," sahut Farhat sambil menarik kursi dan duduk di samping Kevin.
Kevin mengangguk dan kembali melanjutkan pekerjaannya sambil berbincang-bincang. Farhat tersenyum melihat betapa seriusnya Kevin mencatat sesuatu yang nampaknya berkaitan dengan keuangan bengkel. Farhat yakin jika cara sederhana itu lah yang membuat Kevin mampu mengembangkan bengkelnya hingga seperti sekarang.
Tak lama kemudian Anita keluar dari rumah sambil menggendong Kenzo. Dan saat melihat Farhat, bayi berusia dua tahun itu nampak antusias dan melonjak kegirangan dalam gendongan sang ibu. Kenzo nampak mengulurkan kedua tangannya kearah Farhat sebagai isyarat ingin digendong.
"Papa ...," rengek Kenzo.
"Iya Nak. Sini sama papa ya," sahut Farhat sambil tersenyum.
"Duh, manja banget sih," kata Anita disambut tawa semua orang.
"Kayanya Kenzo kangen sama papanya. Kan udah lama bang Farhat ga ke sini Bu," kata Kevin sambil mencubit gemas pipi sang anak.
"Iya Yah. Apa kabar Bang?" sapa Anita.
"Alhamdulillah baik Nit. Oh iya, dimana istriku?" tanya Farhat karena belum melihat Aluna sejak tadi.
"Lagi tidur Bang. Kayanya kak Luna lagi kurang sehat deh," sahut Anita.
"Maksud kamu Aluna sakit?" tanya Farhat cemas.
"Aku ga tau Bang. Kak Aluna keliatan lemes aja. Tapi ga demam kok," sahut Anita.
"Mungkin kecapean. Maklum lah, namanya juga pengantin baru. Jadi masih giat di ranjang," sela Kevin sambil tersenyum penuh makna.
"Ck, apaan sih Kev. Aku tuh masih tau batasan ya. Aku ga bakal maksa istriku buat ngelakuin itu walau pun aku ingin. Daripada ngeliat Aluna kesakitan dan ga nyaman, lebih baik aku main sendiri di kamar mandi," kata Farhat kesal.
Ucapan Farhat yang tak terduga membuat semua orang yang mendengarnya saling menatap sejenak kemudian tertawa. Farhat yang sadar telah kelepasan bicara pun hanya bisa menggaruk kepalanya yang tak gatal sambil nyengir.
Untuk mengurangi rasa malunya Farhat pun beranjak masuk ke dalam rumah sambil menggendong Kenzo.
Farhat bergegas membuka pintu kamar dimana Aluna berbaring lalu mendekatinya. Setelahnya Farhat meraba kening Aluna untuk memastikan sang istri baik-baik saja.
Mengetahui kehadiran sang suami, Aluna pun menggeliat lalu tersenyum.
"Assalamualaikum Sayang. Anita bilang kamu sakit. Emang iya?" tanya Farhat dengan lembut.
"Wa alaikumsalam. Ga kok Sayang, aku cuma ngantuk makanya aku rebaan sebentar. Emang jam berapa sekarang, kamu kok udah sampe sini?" tanya Aluna sambil bangkit dari posisi berbaringnya dibantu Farhat.
"Jam tiga kurang. Aku abis menghadiri undangan seminar di hotel sama teman-temanku. Mau balik ke kantor nanggung, makanya langsung ke sini jemput kamu," sahut Farhat sambil mengecup kening Aluna dengan sayang.
"Oh gitu. Mau aku seduhin kopi ga. Atau aku ambilin makan?" tanya Aluna sambil merapikan rambutnya.
"Ga usah, aku masih kenyang. Sebenernya aku mau ngasih tau sesuatu, tapi ngeliat kamu lagi ga fit gini aku jadi mikir ulang buat ngasih tau sekarang," kata Farhat.
"Ngasih tau apa Bang. Omongin aja sekarang. aku gapapa kok," kata Aluna.
Farhat terdiam sambil mengamati Aluna beberapa saat. Setelah memastikan istrinya baik-baik saja, Farhat pun mengangguk lalu mulai bicara.
"Aku baru dapat kabar kalo aku bakal dimutasi ke kantor pusat di Jakarta," kata Farhat kemudian.
"Mutasi ke Jakarta. Kok bisa. Emangnya Kamu melakukan kesalahan apa Bang?!" tanya Aluna panik.
"Tenang dulu dong Sayang. Aku ga ngelakuin apa-apa dan ga salah apa-apa. Aku ditarik ke kantor pusat karena kinerjaku dinilai baik oleh atasanku," kata Farhat.
"Terus Kamu mau?" tanya Aluna.
"Ya harus mau. Kan pegawai negeri memang terikat peraturan sejak awal bekerja. Salah satunya kami harus siap ditugaskan ke daerah mana pun yang ada di seluruh Indonesia," sahut Farhat dengan santai.
"Apa aku harus ikut Sayang?" tanya Aluna sesaat kemudian.
"Ya harus dong. Aku kan ga sebentar di sana dan ga mungkin bolak-balik Jakarta Nusa Tenggara Timur karena itu melelahkan Sayang. Lagian kamu ga usah khawatir, kita ga bakal jadi gembel karena kita bisa nempatin rumah dinas nanti," sahut Farhat antusias.
Melihat wajah antusias suaminya membuat Aluna tersenyum getir. Di satu sisi dia ingin mendampingi Farhat kemana pun sang suami ditugaskan. Tapi hati Aluna seolah menolak berkompromi karena masih mengingat kejadian buruk yang pernah terjadi di kota Jakarta dulu.
Setelah menyampaikan berita gembira itu, Farhat pun bergegas keluar dari kamar karena Kenzo mulai merengek.
"Susah payah Aku pergi dari kota itu dan berusaha melupakan semuanya, tapi suamiku justru berniat membawaku kembali ke kota itu," gumam Aluna gusar sambil mengusap wajahnya.
Lamunan Aluna buyar saat Farhat memanggilnya dan memintanya bergabung. Dengan enggan Aluna melangkah meninggalkan kamar untuk ikut makan martabak manis yang dibeli Anita.
Sambil menikmati potongan martabak, diam-diam Kevin mengamati Aluna dengan intens. Kevin tahu sang kakak sedang tak baik-baik saja sekarang. Kevin mengira Aluna dan Farhat baru saja berdebat kecil, hal lumrah yang biasa terjadi dalam sebuah rumah tangga bukan ?. Meski pun mulutnya tak sabar ingin bertanya, tapi Kevin masih bisa menahan diri dan tak berniat ikut campur dalam urusan rumah tangga sang kakak.
"Sebenernya Aku punya kabar penting untuk Kalian," kata Farhat tiba-tiba.
"Kabar apaan Bang?" tanya Kevin sambil menoleh kearah Farhat.
Farhat pun menceritakan tentang dirinya yang akan dipindah tugaskan ke Jakarta. Farhat juga menceritakan bagaimana reaksinya saat mendengar keputusan itu langsung dari atasannya tadi.
Mendengar cerita kakak iparnya membuat Kevin khawatir. Dia pun menoleh kearah Aluna dan mencoba mengamati perubahan wajah sang kakak. Kevin sedih karena ia tahu betapa tertekannya Aluna sekarang. Bagaimana tidak. Kota Jakarta adalah tempat dimana dia dan Aluna melewati masa kecil dalam nestapa. Selain itu mereka juga mengalami beberapa kejadian buruk di sana. Meski pun mereka berhasil move on, tapi luka yang ada akibat perlakuan orang-orang terdekat mereka membuat Aluna sangat terluka dan trauma.
"Gimana menurut Kalian?" tanya Farhat usai menyampaikan kabar bahagia itu.
Kevin dan Anita saling menatap sejenak lalu tersenyum.
"Kami ikut bahagia Bang. Bukan kah itu artinya karir Abang meningkat pesat dan pasti jumlah pemasukan bertambah?. Nah kalo positif kaya gini, kami ga punya alasan untuk ga mendukung. Iya kan Bu," kata Kevin sambil merengkuh pundak sang istri.
"Iya Yah ...," sahut Anita sambil tersenyum.
Tentu saja jawaban Kevin membuat Farhat tertawa lepas. Namun tawa Farhat terhenti saat menyadari wajah Aluna yang tegang dan memucat. Dan sesaat kemudian Aluna pun tumbang di atas sofa dalam kondisi tak sadarkan diri.
"Sayang. Kak Aluna ... !" panggil Farhat dan Kevin bersamaan sambil mendekati Aluna.
Mendengar jeritan Farhat dan Kevin membuat Kenzo terkejut lalu menangis. Anita pun sigap menenangkannya dan berhasil. Kini Kenzo berangsur tenang meski pun isak tangisnya masih terdengar sesekali.
\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments