15. Karena Sayang

Farhat dan Kevin masih melakukan beberapa upaya untuk membuat Aluna siuman, tapi gagal. Setelah lima belas menit mencoba dan tak membuahkan hasil, Farhat pun memutuskan membawa Aluna ke Rumah Sakit.

"Abang gendong kak Luna aja, biar aku yang bawa mobil," kata Kevin yang diangguki Farhat.

"Ok. Ayo Kev!" kata Farhat sambil menggendong Aluna.

Kevin bergegas keluar disusul Farhat dan Anita. Saat tiba di luar rumah, Tono dan Romi yang masih duduk di depan bengkel nampak terkejut.

"Ada apa Pak, kenapa bu Luna?" tanya Tono.

"Pingsan Ton. Ni mau ke Rumah Sakit dulu soalnya belum siuman daritadi," sahut Farhat.

"Perlu bantuan ga Pak?" tanya Romi.

"Kamu sama Tono di sini aja. Kalo udah nutup bengkel jangan pulang dulu. Tolong temenin anak dan istri saya sampe saya pulang," pinta Kevin.

"Baik Pak," sahut Tono dan Romi bersamaan.

Setelahnya Kevin melajukan mobil dengan kecepatan tinggi menuju Rumah Sakit yang letaknya tak jauh dari rumah.

\=\=\=\=\=

Aluna mengerjapkan matanya saat mendapati dirinya berada di sebuah ruangan yang asing. Sesaat kemudian Aluna pun tahu dirinya sedang berada di salah satu ruangan di Rumah Sakit.

Aluna menoleh kearah pintu yang terbuka dan tersenyum saat melihat suaminya berdiri di balik pintu.

"Alhamdulillah, akhirnya kamu siuman juga Sayang ...," kata Farhat sambil menghampiri Aluna.

"Aku kenapa Bang?" tanya Aluna.

"Kamu pingsan. Apa kamu ga tau?" tanya Farhat sambil mengusap lembut pipi Aluna dengan punggung tangannya.

"Pingsan?" ulang Aluna.

"Iya. Aku sama Kevin yang bawa kamu ke sini karena udah lima belas menit gagal bangunin Kamu," sahut Farhat.

"Sekarang Kevin kemana?" tanya Aluna sambil menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari keberadaan sang adik.

"Udah pulang. Dia bilang ga enak nitipin Kenzo dan Anita lama-lama sama Tono dan Romi," sahut Farhat.

"Oh gitu. Terus kamu darimana?" tanya Aluna.

"Nemuin dokter untuk ngebahas penyakit Kamu," sahut Farhat sambil tersenyum.

"Terus apa kata dokter Bang, aku kenapa. Apa sakitku parah?" tanya Aluna beruntun.

Pertanyaan Aluna yang beruntun dan mimik wajahnya yang panik justru membuat Farhat tertawa. Tentu saja Aluna bingung dibuatnya.

"Sayang ...," rengek Aluna karena tak suka ditertawai.

" Iya maaf. Dokter bilang kamu ga sakit apa-apa, tapi ... " Farhat sengaja menggantung ucapannya.

"Tapi apa Bang?" tanya Aluna tak sabar.

"Kamu ... ada seseorang di sini. Kehadirannya ga kamu sadari dan itu bikin bikin kamu lalai. Kamu bahkan tetap melakukan banyak aktifitas yang melelahkan. Karena merasa ga nyaman, dia protes. Caranya bikin kamu pingsan untuk sekedar ngasih tau keberadaannya di sini," sahut Farhat sambil mengusap permukaan perut Aluna dengan lembut.

Aluna tertegun sejenak sambil berusaha mencerna ucapan Farhat. Dan sesaat kemudian Aluna membelalakkan matanya karena takjub.

"Ma-maksud Abang, A-aku hamil?" tanya Aluna ragu.

"Iya Sayang, kamu hamil. Ada anak kita di sini dan usianya udah enam Minggu," sahut Farhat dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca.

Jawaban Farhat membuat Aluna terkejut sekaligus bahagia. Aluna refleks bangkit dari posisi berbaringnya lalu memeluk suaminya yang juga membalas pelukannya. Sesekali Farhat nampak mengusap punggung Aluna dengan lembut untuk menenangkan sang istri yang menangis di pelukannya.

"Alhamdulillah ... akhirnya," bisik Aluna di sela Isak tangisnya.

"Iya Sayang. Setelah menanti setahun lebih, akhirnya dia datang juga," sahut Farhat sambil tersenyum.

Bukan tanpa alasan Farhat mengatakan hal itu. Usia dirinya dan Aluna sekarang berada di kisaran angka kepala tiga. Itu membuat Farhat khawatir jika mereka sulit memiliki keturunan. Apalagi Farhat sering mendengar ucapan rekan kerjanya yang mengatakan banyak hal tentang rentannya hamil di usia tiga puluhan. Tentu saja itu membuatnya cemas akan keselamatan istri dan bayinya kelak.

Cukup lama Aluna menangis di pelukan suaminya. Dan saat dia mengurai pelukannya nampak wajahnya telah basah dengan air mata. Farhat sigap membantu menghapus air mata sang istri dengan telapak tangannya.

"Jadi sekarang kamu harus berhati-hati. Lebih banyak istirahat karena dokter bilang kandunganmu lemah," kata Farhat kemudian.

"Istirahat dimana?" tanya Aluna.

"Ya di rumah dong Sayang. Emang kamu mau istirahat dimana?" kata Farhat sambil mencubit pipi Aluna dengan gemas.

"Aku kirain di Rumah Sakit. Kalo istirahat di rumah sih aku setuju," sahut Aluna sambil tersenyum.

"Biar pun istirahatnya di rumah, kamu tetep ga boleh melakukan aktifitas yang melelahkan lho Sayang. Kaya ngangkat barang berat, mondar-mandir dalam rentang waktu lama. Pokoknya ga boleh capek," kata Farhat.

"Tunggu. Apa itu artinya aku ga boleh kerja lagi Bang?" tanya Aluna sambil menatap suaminya lekat.

"Kita bahas itu nanti ya. Yang penting sekarang kamu pulih dulu. Turutin kata dokter kalo kamu ga mau nginap lama di Rumah Sakit," sahut Farhat dengan tenang.

Aluna hanya bisa menghela nafas panjang mendengar ucapan suaminya. Aluna memang tak suka aroma disinfektan di Rumah Sakit karena terkesan mengintimidasi. Makanya dia memilih diam dan menuruti ucapan suaminya daripada menginap lebih lama di Rumah Sakit.

\=\=\=\=\=

Setelah mengetahui kehamilan Aluna, Kevin dan Farhat pun bersikap lebih protektif. Mereka menerapkan aturan tegas untuk Aluna yang membuat Aluna menggeleng tak percaya.

Walau pun Farhat mengijinkan Aluna kembali bekerja di laundry, tapi Farhat mewanti-wanti Aluna agar tak melakukan banyak hal yang melelahkan. Dan karena Farhat tahu istrinya adalah sosok yang keras kepala, maka dia meminta Kevin untuk mengawasinya.

Akibatnya bisa ditebak. Kevin akan berubah jadi sosok yang 'cerewet' di mata Aluna. Lebih cerewet dari biasanya dan itu membuat Aluna kesal.

"Panggil Romi atau Tono kalo mau ngangkat berat ya Kak. Inget, jangan diangkat sendiri," kata Kevin sambil melangkah ke pintu.

"Ck, iya iya. Kamu udah empat kali ngomong kaya gitu lho Kev. Apa Kamu ga bosen?" tanya Aluna sambil melotot.

Ucapan Aluna membuat Kevin berhenti melangkah lalu menoleh kearah Aluna dan tertawa.

"Jangan lupa Kak, aku ngelakuin itu karena amanah dari suami Kakak," kata Kevin di sela tawanya.

"Tapi waktu Anita hamil jamu ga secerewet ini Kev!" protes Aluna.

"Itu karena aku nurut sama suamiku ini Kak," sela Anita tiba-tiba.

Kevin menoleh lalu tersenyum melihat sang istri yang datang sambil menggendong Kenzo.

"Jadi Kalian ngeroyok aku nih ceritanya?" tanya Aluna sambil mencibir.

"Bukan ngeroyok. Tapi kami begini kan karena kami sayang sama Kakak," sahut Anita mewakili suaminya.

"Iya deh. Kalian emang paling bisa bikin aku ga berkutik pake kalimat itu," gerutu Aluna sambil melengos hingga membuat Kevin dan Anita kembali tertawa.

"Eh, ngomong-ngomong soal rencana mutasi bang Farhat ke Jakarta itu gimana Kak. Kapan berangkat?" tanya Anita setelah tawanya reda.

"Aku juga belum tau Nit. Bang Farhat belum bahas itu lagi sejak aku pulang dari Rumah Sakit. Kalo boleh jujur, aku sih ga pengen ke sana. Tapi aku ga tega biarin bang Farhat di sana sendirian. Yah, begini lah resiko Istri pegawai negeri yang tinggal berpindah-pindah. Aku cuma bisa support aja. Apalagi bang Farhat emang sejak lama memimpikan pergi ke berbagai daerah di Indonesia. Aku yakin dia ga bakal ngelewatin kesempatan ini Nit," sahut Aluna sambil tersenyum getir.

"Tapi Kakak lagi hamil muda. Apa ga bahaya naik pesawat dalam kondisi hamil muda begini?" tanya Anita cemas.

"Bang Farhat juga pasti mikirin itu Bu. Makanya dia diem aja dan ga ngebahas ini lagi sama kakak," kata Kevin bijak.

"Kamu betul Kev. Aku liat Bang Farhat emang tenang di permukaan. Tapi justru aku khawatir dia memilih diam dan menyimpan semuanya sendiri karena ga mau aku sakit," kata Aluna.

"Itu artinya Bang Farhat sayang sama Kakak," sela Anita.

"Iya Aku tau. Tapi ... " ucapan Aluna terputus karena Kevin memotong cepat.

"Udah Kak. Ga usah kebanyakan pikiran apalagi berandai-andai kaya gitu. Kakak fokus aja sama kehamilan Kakak. Jaga kesehatan dan cukup istirahat biar keponakanku nanti lahir sehat dan selamat," kata Kevin.

"Iya Kev," sahut Aluna sambil tersenyum.

Tanpa Aluna, Kevin dan Anita sadari, perbincangan mereka didengar oleh Farhat yang kebetulan berdiri di balik pintu. Farhat nampak terharu mengetahui perhatian Kevin dan Anita kepada Aluna.

Sebelumnya Farhat datang untuk menjemput Aluna seperti biasa. Dan dia urung masuk ke dalam kios laundry karena penasaran dengan perbincangan Aluna, Kevin dan Anita.

Setelah Kevin selesai mengingatkan Aluna, Farhat pun masuk ke dalam ruangan.

"Assalamualaikum," sapa Farhat.

"Wa alaikumsalam," sahut Aluna, Kevin dan Anita bersamaan.

"Lagi ngobrol apaan sih. Seru banget keliatannya?" tanya Farhat setelah mengecup kening Aluna.

"Biasa Bang. Istrimu ini susah banget dikasih taunya," sahut Kevin sambil melirik kearah Aluna.

"Ck, apaan sih Kev. Jangan ngada-ngada deh. Pasti kamu sengaja ngomong kaya gitu karena mau ngadu domba kakak sama Bang Farhat biar kami berantem," kata Aluna sambil melotot.

Ucapan Aluna tentu saja membuat Farhat, Kevin dan Anita tertawa. Setelahnya berbincang sejenak, Farhat pun mengajak Aluna pulang.

Kevin dan Anita mengantar mereka hingga ke luar rumah. Setelah mobil Farhat melaju, Kevin pun segera menutup pintu pagar.

\=\=\=\=\=

Terpopuler

Comments

Guntar Nugraha

Guntar Nugraha

Bintang yg bicara Ok BossQu 👍👍🙏

2024-05-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!