12. Mau Buat ...

Aluna masih mematung takjub melihat kamar pengantin yang ada di hadapannya. Kamar itu dihias dengan apik. Dominasi warna putih dan silver yang ditata sedemikian rupa membuatnya terlihat elegan. Ditambah rangkaian bunga segar di beberapa tempat menimbulkan rasa nyaman bagi siapa pun yang menghuni kamar itu.

Farhat memang sengaja membawa Aluna pergi ke hotel untuk menikmati malam pengantin mereka.

Melihat wanita yang kini berstatus istrinya itu mematung sambil menatap nanar ke seluruh penjuru kamar, Farhat pun tertawa.

"Kenapa Sayang. Apa ada yang aneh?" tanya Farhat di sela tawanya.

"Ini ... ini bagus banget. Apa kamu yang ngatur semuanya?" tanya Aluna sambil menatap Farhat lekat.

"Iya dan tidak," sahut Farhat.

"Maksudnya gimana sih ?" tanya Aluna tak mengerti.

"Aku emang pesen kamar yang didekorasi khusus untuk malam pengantin kita. Tapi aku sama sekali ga tau kalo hasilnya sebagus ini. Apa kamu suka?" tanya Farhat sambil merengkuh pinggang Aluna dengan lembut.

"Aku suka banget. Makasih ya ...," sahut Aluna sambil tersenyum tulus.

"Cuma makasih doang nih," sindir Farhat sambil melengos.

Aluna terkejut namun sesaat kemudian kembali tersenyum.

"Terus Kamu maunya apa?" tanya Aluna pura-pura tak tahu.

"Masa Kamu ga ngerti juga sih," kata Farhat gemas hingga membuat Aluna tertawa.

Sadar telah dikerjai oleh Aluna, Farhat pun ikut tertawa lalu menggelitik pinggang Aluna hingga sang istri kelelahan tertawa.

"Udah dong, geli tau ...," rengek Aluna manja.

"Bilang dulu ampun suamiku Sayang, baru aku berhenti," kata Farhat sambil terus menggelitiki Aluna yang kini berada di dalam pelukannya itu.

Aluna tak menggubris ucapan suaminya. Dia terus meronta tapi gagal.

"Berhenti Sayang ... !" jerit Aluna beberapa saat kemudian.

Jeritan Aluna membuat Farhat terkejut lalu menghentikan aksinya.

Perlahan pelukan Farhat pun mengendur dan kesempatan itu tak disia-siakan oleh Aluna. Dia segera menjauh dari Farhat lalu lanjut mengamati dekorasi kamar dengan wajah yang berbinar bahagia. Namun karena tak mendengar suara Farhat lagi, Aluna pun menoleh kearah Suaminya itu.

"Kenapa ngeliatin aku begitu Bang?" tanya Aluna saat menyadari Farhat sedang menatapnya dengan intens.

" Gapapa. Aku seneng aja denger kamu panggil aku sayang tadi. Kayanya aku lebih suka panggilan itu daripada kamu memanggil duamiku," sahut Farhat sambil tersenyum lalu melangkah mendekati Aluna.

Aluna ikut tersenyum. Dia tak menghindar lagi tapi justru menunggu Farhat mendekatinya.

"Kalo kamu suka, aku bakal panggil kamu Sayang mulai sekarang. Gimana, boleh ga?" tanya Aluna sambil mengerjap lucu.

"Tentu Sayang," sahut Farhat lalu mendaratkan ciuman manis di bibir Aluna.

Aluna pun membalas ciuman sang suami. Perlahan kedua lengannya melingkari leher Farhat hingga sang suami tersenyum di dalam ciumannya.

"Bisa jita mulai sekarang Sayang ... ?" tanya Farhat dengan suara berat.

"Tapi kita belum sholat Isya. Gimana kalo kita bersih-bersih dulu, terus sholat Isya, baru lakukan itu," kata Aluna malu-malu.

Tentu saja ucapan Aluna membuat Farhat terkejut sekaligus bangga. Dia tak menyangka jika Aluna masih mengingat kewajibannya kepada sang Khaliq di saat wanita itu juga terlena dengan aksi yang dilakukannya tadi.

Perlahan Farhat mengurai pelukannya lalu mengangguk.

"Kamu betul. Aku mandi duluan ya. Soalnya Aku ... " Farhat sengaja menggantung ucapannya sambil melirik ke bagian bawah tubuhnya.

Aluna pun ikut melirik kearah yang dilihat Farhat lalu mencubit lengan Farhat hingga sang suami meringis. Wajah Aluna pun merona karena tak sengaja melihat sesuatu di sana. Farhat pun tertawa melihat reaksi Aluna.

"Buruan sana, biar aku di sini nyiapin baju ganti kita," kata Aluna sambil membuang pandangannya kearah lain.

Farhat mengangguk lalu bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Sedangkan Aluna nampak menghela nafas panjang saat pintu kamar mandi tertutup.

\=\=\=\=\=

Kevin tampak berbincang santai dengan karyawannya di bengkel yang tutup selama tiga hari usai sibuk mengurus pernikahan sang kakak.

Tak lama kemudian Anita datang sambil menggendong anak mereka.

"Kak Aluna barusan telepon Yah. Katanya belum bisa pulang hari ini karena bang Farhat ngajak liburan ke Bali," kata Anita.

"Bukan liburan Bu, honey moon kali. Pasti seru deh, Bali gitu loh ... !" sela Tono disambut tawa rekan-rekannya.

"Iya Ton. Saya juga mau kalo diajak jalan-jalan ke sana. Kayanya seru ya liat pantai yang emang udah disetting untuk tempat wisata, pasti beda sama pantai yang sering kita datangi itu. Apalagi kan Bali juga terkenal ke seluruh dunia dengan wisata dan budayanya yang unik," kata Anita sambil tersenyum.

"Jadi ceritanya kamu lagi nyindir nih Bu. Ok, siapa takut. Ayo kita jalan-jalan ke Bali!" ajak Kevin dengan lantang namun disambut senyum malu-malu sang istri.

"Aku cuma bercanda Yah. Lagian kita ga mungkin pergi ninggalin semuanya sekarang kan," kata Anita.

"Betul Bu. Sayang kan kalo bengkel dan laundry yang rame ini ditutup gara-gara Bapak dan Ibu pergi liburan. Harus ada yang handle semuanya saat Bapak dan Ibu ga di tempat. Mungkin Bapak sama Ibu bisa jalan-jalan kalo bu Luna udah sampe nanti," kata Romi.

" Iya, saya tau Rom. Tapi saya ga mungkin ngerecokin Kak Luna sekarang. Biarkan kak Luna menikmati apa yang seharusnya dia rasakan sejak dulu. Saya harap setelah dari Bali kak Luna siap untuk mendampingi suaminya yang bakal sering berpindah tugas itu," kata Kevin.

"Kalo bu Luna pergi ngikutin suaminya, terus siapa yang bakal ngurus laundry ini Pak?" tanya Romi.

"Kan ada saya Rom. Mungkin saya bakal cari karyawan baru untuk bantu-bantu nanti," sahut Anita.

"Kayanya ga perlu Bu. Itu pemborosan namanya. Kan ada Aku dan karyawan bengkel yang bisa bantu-bantu nanti. Daripada bengong nunggu pelanggan bengkel, lebih baik Kami bantuin Ibu nanti," kata Kevin yang diangguki para karyawannya.

"Betul. Kami juga bisa antar jemput pakaian dari pelanggan lho Bu!" kata Romi dan Tono bersamaan yang diangguki Kevin.

"Kalo menurut Ayah itu yang terbaik dan ga mengganggu kinerja bengkel, ibu sih ikut aja," sahut Anita sambil tersenyum.

"Bagus. Lagian hari gini susah lho cari karyawan yang jujur dan bertanggung jawab Bu. Apalagi yang tahan banting kaya mereka," kata Kevin sambil melirik kearah karyawannya.

Anita ikut melirik kearah yang dilihat suaminya lalu tertawa lepas.

Tono dan Romi hanya menggaruk kepala yang tak gatal karena sadar ucapan Kevin ditujukan untuk mereka. Namun sesaat kemudian mereka kembali tertawa bersama Kevin dan Anita.

\=\=\=\=\=

Seminggu sudah Aluna dan Farhat menghabiskan waktu untuk berlibur. Aluna bahagia karena keinginan terpendamnya terwujud.

Rupanya saat di hotel, tak sengaja Aluna mengatakan Bali sebagai kota impian yang ingin dia datangi.

Ucapan Aluna membuat Farhat termotivasi untuk mewujudkan keinginan sang istri. Dia pun segera memesan tiket penerbangan ke Bali sekaligus hotel untuk mereka menginap nanti.

Aluna yang tak tahu apa pun terkejut saat Farhat membelokkan tujuan mereka dari rumah menuju bandara.

"Kok ke bandara Sayang. Apa ada seseorang yang mau kamu jemput?" tanya Aluna kala itu.

"Ga ada kok. Aku justru mau ngajak kamu nerusin liburan kita Sayang," sahut Farhat sambil tersenyum.

"Nerusin liburan gimana sih maksud kamu?" tanya Aluna tak mengerti.

"Mumpung waktu cutiku masih ada lima hari lagi, aku bermaksud ngajak kamu jalan-jalan ke Bali," sahut Farhat dengan santai.

"Bali?!" ulang Aluna tak percaya.

"Iya. Gimana, Kamu mau ga?" tanya Farhat sambil menatap Aluna lekat.

"Mau dong ... !" sahut Aluna antusias.

Farhat pun tertawa melihat betapa antusiasnya Aluna usai mendengar tujuan mereka kali ini.

"Makasih Sayang ...," kata Aluna sambil memeluk sang suami dengan erat.

"Sama-sama," sahut Farhat sambil mengecup kening Aluna dengan sayang.

Dan setelah empat hari empat malam di Bali, tiba waktunya Aluna dan Farhat kembali ke rumah.

Tiba di rumah, mereka disambut oleh Kevin dan Anita juga Kenzo yang langsung merengek saat melihat Aluna.

"Duh, anak Mama tambah gendut ya. Padahal cuma seminggu ga ketemu, eh pas ketemu tau-tau udah sebesar ini," kata Aluna sambil menciumi pipi Kenzo.

"Iya dong Mama. Aku kan makan banyak sesuai pesan Mama," sahut Anita mewakili sang anak.

"Anak pinter ...," puji Aluna sambil tersenyum.

Kemudian Aluna bergabung dengan Kevin dan Farhat di ruang depan. Kevin menoleh lalu tersenyum melihat Kenzo yang menggelayut manja di pelukan Aluna.

"Turun dong Nak. Mama kan masih capek," tegur Kevin sambil mengulurkan tangannya untuk mengambil alih Kenzo dari gendongan Aluna.

Bukannya menurut, batita itu malah makin mempererat pelukannya pada Aluna hingga membuat semua orang tertawa.

"Kalo gelayutan gitu malah mirip koala lho Ken ...," gurau Farhat yang disambut tawa Aluna, Kevin dan Anita.

Kenzo pun ikut tertawa meski pun tak mengerti apa yang menjadi bahan tertawaan.

Obrolan ringan terus berlanjut hingga beberapa waktu. Menjelang pukul sepuluh malam Kevin dan Anita pun pamit untuk menidurkan Kenzo.

Aluna dan Farhat pun mengangguk. Setelahnya giliran mereka yang masuk ke kamar Aluna untuk beristirahat.

"Kamu capek ga Sayang?" tanya Farhat sesaat setelah dia membersihkan diri.

"Ga terlalu. Kenapa Bang?" tanya Aluna pura-pura tak tahu.

"Mau ngajak bikin anak yang lucu kaya Kenzo. Biar rumah tangga kita juga rame kaya Kevin dan Istrinya," bisik Farhat sambil memeluk Aluna.

Aluna pun tertawa lalu mencubit gemas pipi sang suami.

"Alasan. Aku ijin ke kamar mandi sebentar boleh ya?" tanya Aluna kemudian.

"Boleh, tapi jangan lama-lama," sahut Farhat sambil mengurai pelukannya.

"Siap Bos!" kata Aluna hingga membuat Farhat tersenyum.

Tak lama kemudian Aluna kembali dengan wajah yang murung. Farhat yang menunggunya sambil berbaring di tempat tidur pun bingung lalu bangkit mendekati sang istri.

"Ada apa Sayang, kok sedih gitu mukanya?" tanya Farhat hati-hati.

"Mmm ... kayanya Aku ... kita ... " Aluna sengaja menggantung ucapannya karena tak enak hati.

"Iya, kita kenapa?" tanya Farhat dengan sabar.

"Aku M Sayang. Maaf ...," sahut Aluna sedih.

Jawaban Aluna membuat Farhat tersenyum. Kemudian dengan lembut Farhat menarik Aluna ke dalam pelukannya.

"Alhamdulillah. Bukannya itu lebih baik ya. Artinya penyakit yang bikin perut kamu ga nyaman sejak tadi pagi juga udah keluar. Iya kan?" tanya Farhat.

"Iya sih. Tapi kamu gimana?" tanya Aluna sambil mendongakkan kepalanya agar bisa menatap Farhat.

"Aku gapapa kok Sayang. Lagian ada bagusnya juga tamu bulanan itu datang, jadi kamu bisa istirahat. Kamu inget kan, sejak kita menikah kita ga pernah libur sehari pun ngelakuin itu lho," bisik Farhat hingga membuat Aluna malu.

Meski pun ucapan Farhat membuat wajah Aluna merona, namun Aluna bahagia karena Farhat mengerti apa yang harus dia lakukan.

"Jadi Kita tidur aja yuk," ajak Farhat sambil membawa Aluna berbaring di tempat tidur.

"Iya ...," sahut Aluna.

Untuk sejenak Aluna mengamati wajah suaminya. Dia tahu Farhat pasti kecewa karena mereka gagal bercinta malam itu. Menyadari rasa bersalah Aluna, Farhat pun tersenyum. Dia mencoba meyakinkan Aluna dan mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja.

Aluna pun mengangguk. Setelah berdoa bersama dan memadamkan lampu, Aluna dan Farhat pun tidur sambil saling memeluk.

bersambung

Terpopuler

Comments

Guntar Nugraha

Guntar Nugraha

Lanjut Thor Semangat...💪💪💪👍🙏

2024-05-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!