Seiring berjalannya waktu, kedekatan Kevin dan Anita makin intens. Mereka pun akhirnya memutuskan pacaran. Aluna yang sejak awal merestui hubungan Kevin dan Anita pun ikut bahagia mengetahui jalinan kasih mereka. Aluna yakin, walau usia Kevin lebih muda darinya, tapi Kevin akan mampu membawa hubungannya kearah yang lebih serius nanti.
Saat Kevin bahagia dengan Anita, Aluna justru dibuat pusing dengan sikap Gunawan yang kian gencar mengejar cintanya. Bahkan Gunawan terang-terangan mengakui perasaannya di hadapan Aluna. Tentu saja hal itu membuat Aluna tak nyaman.
"Aluna, bisa kita bicara sebentar?" tanya Gunawan di suatu sore.
"Mmm ... bicara apa ya Mas. Maaf saya harus pulang," sahut Aluna sesopan mungkin.
"Sebentar aja Lun. Bisa kan?" pinta Gunawan penuh harap.
Setelah berpikir sejenak, Aluna pun mengangguk lalu duduk di depan kios laundry. Aluna sengaja memilih tempat itu agar karyawan Kevin yang kebetulan masih bertahan di bengkel bisa mengawasi gerak-gerik Gunawan dan menolongnya jika pria itu melakukan hal yang tak patut nanti.
"Mau ngomong apa Mas?" tanya Aluna sesaat kemudian.
"Mmm ... kamu, apa kamu ga ngiri ngeliat Kevin punya pacar Lun. Apa kamu ga pengen punya pacar juga kaya dia?" tanya Gunawan.
"Kevin masih muda Mas. Biarlah dia nikmati masa mudanya sejenak sebelum nanti dia masuk ke dunia orang dewasa yang penuh liku-liku," sahut Aluna asal.
"Apa kamu trauma Aluna. Kamu kecewa karena aku pernah menolakmu dulu ya?" tanya Gunawan dengan penuh percaya diri.
Ucapan Gunawan mengejutkan Aluna. Dia menatap Gunawan dari atas kepala hingga ujung kaki lalu menggeleng.
"Aku ga trauma Mas. Bagiku kamu itu cuma masa lalu. Aku masih sendiri karena ini memang keinginanku. Selain itu aku juga menunggu cowok yang pas untuk jadi pendampingku kelak. Aku ga mau salah memilih. Aku juga ga mau gara-gara asal menjalin hubungan berakibat fatal yang akan aku sesali nanti," sahut Aluna tegas.
Jawaban Aluna mengejutkan Gunawan. Pria itu merasa Aluna sedang menyindirnya karena telah salah memilih pasangan. Jauh di lubuk hatinya Gunawan memang menyesal menikahi Fina. Dia mengira kecantikan Fina akan menepis kesulitan yang ada nanti, tapi ternyata dia salah. Fina hanya cantik lahiriah tapi tidak ahlaknya.
"Maafkan aku Aluna, aku menyesal pernah mengabaikan kamu dulu. Sekarang tolong beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya," pinta Gunawan.
"Maaf Mas, kesempatan yang mana maksudmu?. Kalo untuk jadi teman aku masih bisa terima. Tapi kalo lebih aku ga bisa. Lagian Mas kan udah punya keluarga. Ingat, jangan sakiti istrimu. Dia pasti sudah banyak berkorban untukmu," kata Aluna.
Setelah menyelesaikan kalimatnya Aluna bergegas meninggalkan Gunawan yang berdiri mematung dengan sejuta penyesalannya itu.
"Tapi aku ga bahagia Aluna. Aku menderita!" kata Gunawan dengan lantang.
Aluna tak peduli dan makin mempercepat langkahnya. Dalam hati Aluna kesal bukan kepalang dengan sikap dan ucapan Gunawan.
Tiba di rumah Aluna pun masuk ke kamar sambil membanting pintu.
"Menderita kau bilang?. Bukannya Kau selalu bangga pada wanita yang mengelilingimu dulu. Kau baru datang dan memohon padaku karena sadar kau bukan siapa-siapa selain pria miskin dan bodoh sekarang. Lalu apa yang bisa aku banggakan darimu. Aku tau, kau sengaja mendekatiku karena ingin menumpang hidup padaku dan adikku. Cih, dasar ga tau malu. Mimpi aja sana," omel Aluna sambil mencibir.
Saat Kevin tiba di rumah, Aluna mengadukan perbuatan Gunawan tadi.
"Aku kesal karena Gunawan mulai berani merayuku Kevin!" kata Aluna lalu mulai menceritakan apa yang terjadi.
"Begitu ya. Kalo Kakak mau, kita bisa pecat dia kok. Lagipula kerjanya selama ini juga ga bagus-bagus amat. Masih mendingan si Romi," kata Kevin serius.
"Emangnya gapapa kalo kita ngelepasin Gunawan, Kev. Apa kamu ga kerepotan di bengkel nanti ?" tanya Aluna ragu.
"Kakak gimana sih. Sejak awal kan Kakak juga yang setuju memberinya pekerjaan. Kalo Kakak udah ga nyaman, ya pecat aja. Justru aku kawatir, kalo ditunda dia bakal melakukan sesuatu yang membahayakan Kakak nanti," sahut Kevin serius.
Aluna pun mengangguk setuju. Dia memang merasa takut dengan kehadiran Gunawan di sekitarnya belakangan ini.
"Makasih Kevin. Kamu memang adikku yang terbaik," puji Aluna sambil memeluk Kevin erat.
"Sama-sama. Buat Aku, Kakak tuh segalanya. Apa aja yang bikin Kakak senang pasti Aku lakuin," kata Kevin sambil tersenyum.
\=\=\=\=\=
Tanpa membuang waktu, esoknya Kevin memanggil Gunawan dan memecatnya.
"Tapi salah Saya apa Kevin?" tanya Gunawan pura-pura tak tahu.
"Mas telah membuat Kakak saya ga nyaman. Bukan kah Mas berusaha merayunya?. Padahal Mas kan udah berkeluarga. Apa Mas ga mikirin perasaan keluarga dan kakak saya andai berita ini tersebar. Yang disudutkan pasti kakak saya karena dianggap pelakor. Sebelum terjadi hal yang memalukan, lebih baik Mas mundur aja sekarang," kata Kevin tegas.
"Tapi yang saya bilang sama Aluna itu benar. Saya memang mencintainya Kevin," sahut Gunawan hingga membuat Kevin meradang.
"Cinta, apa ga salah Mas?. Bukannya dulu Mas menolak kakak saya. Mas juga selalu menghina kakak saya dan bilang berkali-kali supaya kakak jangan pernah mimpi bisa bersanding sama Mas Gunawan. Saya emang masih kecil waktu itu, tapi saya tau kalo kakak saya sakit hati dan terhina karena ucapan Mas itu," kata Kevin sambil menatap tajam kearah Gunawan.
"Maaf, waktu itu saya khilaf," sahut Gunawan gugup.
"Khilaf itu sekali Mas. Tapi Mas ucapin hal yang sama berulang-ulang sampe saya hapal di luar kepala lho!" kata Kevin kesal.
Gunawan terdiam lalu melirik kearah pintu dan melihat Aluna. Dia mengira Aluna datang untuk membela dan mempertahankannya di sana.
"Apa saya ga punya kesempatan buat membahagiakan Aluna?" tanya Gunawan mencoba peruntungan.
"Terlambat Mas!" kata Kevin dan Aluna bersamaan.
Kevin dan Gunawan menoleh kearah Aluna yang baru masuk ke dalam ruangan.
"Kakak," panggil Kevin.
"Gapapa Kev. Biar kakak perjelas maksud kita," kata Aluna.
Kevin mengangguk lalu bergeser untuk memberi ruang pada sang kakak.
"Gini ya Mas, saya memang menolak pernyataan cinta kamu. Alasannya sederhana yaitu saya ga cinta sama kamu lagi. Soal kesempatan, kami sudah memberi kamu kesempatan untuk bekerja di sini. Tapi kamu malah menyalah gunakan kesempatan itu. Yang menyebalkan adalah karena kamu menganggap diri kamu hebat dan berbeda dari karyawan lain hanya karena kamu mengenal kami lebih dulu dibanding mereka," kata Aluna gusar.
"Dan karena kehadiran kamu membuat suasana ga kondusif, terpaksa kami membuat keputusan ini," sela Kevin menambahkan.
Gunawan terdiam sambil menatap kedua orang di hadapannya dengan tatapan tak percaya.
"Baiklah, maafkan saya ...," kata Gunawan sesaat kemudian lalu bersiap bangkit dari duduknya.
"Tunggu sebentar Mas, ini ada sedikit uang buat Mas. Sebenarnya Mas belom bisa mendapatkannya karena masa kerja yang terbilang singkat. Tapi mengingat masa lalu kita dan kebaikan pak Amri sama kami, makanya kami memberikan ini untuk Mas. Semoga bermanfaat ya Mas," kata Kevin sambil menyodorkan amplop berisi uang kearah Gunawan.
"Iya Kev. Makasih ...," kata Gunawan sambil tersenyum getir.
Aluna dan Kevin mengangguk lalu melepas kepergian Gunawan hingga ke luar pagar bengkel.
Semua karyawan bengkel yang mengetahui Gunawan dipecat pun bersorak gembira. Selama ini mereka tak suka dengan sikap arogan Gunawan. Apalagi saat ia bercerita tentang Aluna dan Kevin yang dulu bekerja pada ayahnya.
Buat mereka pengalaman Kevin dan Aluna patut diacungi jempol karena mereka hijrah dengan membawa keberhasilan dan bisa membuka usaha yang sama sekali berbeda dengan Pak Amri.
"Akhirnya orang sombong itu dipecat juga," kata seorang karyawan bengkel.
"Iya. Muak aku liat gayanya yang seperti Bos itu," sahut yang lain.
"Mimpi aja dia kalo mbak Aluna mau sama dia," kata karyawan lain dengan sinis.
" Dia pikir mengandalkan nama Bapaknya bisa membuatnya bertahan di sini. Kalo emang Bapaknya kaya, kenapa bukan dia yang jadi Bos di sini. Iya ga ?!" kata yang lain lagi disambut tawa teman-temannya.
Kevin dan Aluna tersenyum puas karena telah berhasil melindungi hak karyawan mereka yang selama ini terintimidasi oleh Gunawan.
Sementara itu Gunawan pulang ke rumah dengan hati dan harga diri yang terluka. Ia memandangi amplop pemberian Kevin lalu membukanya. Beberapa lembar uang ratusan ribu rupiah di sana tak akan cukup untuk mencukupi keperluan rumah tangganya nanti.
"Aku pikir Aluna bisa aku taklukan. Bukannya dulu dia cinta mati ya sama aku. Sia*an. Gara-gara merayu Aluna aku nganggur sekarang," gumam Gunawan.
Tak lama kemudian Gunawan tiba di depan rumah kontrakannya.
"Assalamualaikum ...," sapa Gunawan.
"Wa alaikumsalam. Lho, kok hari gini udah pulang Mas. Kenapa?" tanya Fina.
"Aku dipecat gara-gara bengkel sepi," sahut Gunawan berbohong.
"Kok bisa ?. Emang ga ada pertimbangan khusus ya, kan kamu mantan Bos mereka dulu," kata Fina tak percaya.
"Ga tau," sahut Gunawan sambil duduk lalu memejamkan matanya.
"Jangan-jangan kamu bikin ulah ya Mas?" tanya Fina sambil menatap lekat suaminya.
"Berisik. Sana buatin kopi. Suami pulang lagi sedih malah diajak ribut!" kata Gunawan sambil menatap marah kearah Fina.
Melihat sikap Gunawan, Fina pun mengalah lalu pergi ke dapur untuk membuatkan kopi. Setelahnya Fina duduk di samping suaminya yang kemdian menyodorkan amplop berisi uang kearahnya.
"Terus ke depannya gimana Mas?. Uang segini ga bakal cukup untuk kita dan anak-anak," kata Fina hati-hati.
"Uang gaji kemaren habis?" tanya Gunawan.
"Abis, sisa lima puluh ribu doang," sahut Fina sambil menunduk.
Mendengar ucapan istrinya membuat Gunawan bangkit dari duduknya sambil menatap tajam kearah Fina.
"Masa uang segitu udah abis sih. Kamu boros banget tau ga. Ditambah ga pernah nabung, jadi susah kan kalo ada kejadian tak terduga kaya gini!" kata Gunawan kesal namun diabaikan oleh Fina.
Setelahnya Gunawan pergi meninggalkan rumah. Fina sengaja membiarkan aksi suaminya karena tahu tak akan menang berdebat dengan Gunawan yang sedang dikuasai amarah itu.
\=\=\=\=\=
Setelah berhasil menyingkirkan Gunawan sang masa lalu, Aluna dan Kevin kembali menjalani kehidupan mereka. Dan kini Kevin berencana melamar Anita.
"Emangnya gapapa kalo aku ngelangkahin Kakak?" tanya Kevin.
"Gapapa. Asal kamu bahagia kakak rela dilangkahin," sahut Aluna.
"Makasih Kak. Selain sayang sama Anita, aku juga merasa cocok sama dia," kata Kevin malu-malu.
"Bagus. Kita lamar dia Minggu depan," kata Aluna cepat.
"Kakak serius?" tanya Kevin.
"Serius dong. Kita siapin semuanya dari sekarang supaya pas ngelamar ga malu-maluin," sahut Aluna sambil tersenyum.
Kevin mengangguk cepat. Dia tak menyangka jalannya memperistri Anita akan sangat mudah.
Dan lamaran dilaksanakan seminggu kemudian. Kevin mengajak serta karyawan bengkel dan laundry untuk mendampinginya melamar Anita. Pada kesempatan itu keluarga Anita juga menentukan waktu pernikahan.
"Kita akan adakan sebulan lagi," kata ketua adat yang turut hadir di acara lamaran tersebut.
"Insya Allah Kami siap. Iya kan Kak?" kata Kevin sambil menoleh kearah Aluna.
"Iya, insya Allah Kami yang akan menanggung semua biayanya," sahut Aluna sambil tersenyum.
Semua yang mendengarnya pun turut bahagia. Semua orang tahu, pesta adat itu harganya mahal. Tapi kedua anak muda di hadapan mereka ini malah ingin menanggung semua biayanya. Secara tak langsung Kevin dan Aluna telah mengumumkan kekayaan pribadi mereka pada keluarga dan kerabat Anita.
Sebulan kemudian pernikahan Kevin dan Anita pun digelar. Pernikahan adat itu menjadi buah bibir di kalangan masyarakat. Selain usia pasangan pengantin yang masih muda, kesanggupan Aluna membiayai pesta pernikahan itu lah yang menyita perhatian.
Setelah pesta selesai, Kevin memboyong Anita untuk tinggal bersamanya dan Aluna. Anita tak keberatan dan justru tampak bahagia tinggal bersama sang kakak ipar.
Dan di tahun kedua pernikahan, Anita melahirkan seorang bayi laki-laki di sebuah Klinik Bersalin. Kemudian Kevin menamai bayinya Kenzo.
Sejak Kenzo lahir, kebahagiaan Kevin, Anita dan Aluna pun kian bertambah. Bersamaan dengan itu bisnis yang mereka geluti juga makin berkibar dan membuat tabungan mereka bertambah jumlahnya.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Shyfa Andira Rahmi
kasian Aluna udah berkorban dari kecil...eeehhh malah dilangkahin juga, si kevin ini ktanya mau membahagiakan kk nya tpi malah sibuk mencari kebahagiaan sendiri🤦
2025-01-21
1