Samuel melihat kembali bawaannya, Bunda nya memberikan banyak sekali sarapan hari ini sampai ia bingung harus bagaimana menentengnya menuju unit apartemen Satya. Saat Samuel ingin menekan bel unit Satya, pintu apartemen sudah terbuka duluan
Ceklek
"Tumben lo sudah bangun," ujar Samuel yang tidak percaya dengan apa yang lihat sekarang. Satya sudah bangun dan sudah berpakaian rapi di jam segini. Dimana biasa dirinya lah yang membangunkan Satya agar tidak terlambat datang ke sekolah
"Bagaimana bisa lo bangun sepagi ini? Gue bahkan berasa sedang mimpi saat ini melihat lo ada dihadapan gue dengan sudah sangat rapi." Satya menyandarkan dirinya di pinggiran pintu dengan kedua tangan yang terlipat diatas perut
"Mana sarapan gue?" tanya Satya mengadahkan tangannya meminta sarapan miliknya
"Jawab gue dulu." tungkas Samuel, Satya menatap jengah Samuel
"Gue mau menunggu pemilik mobil itu, kemarin dia lepas dari gue karena keadaan mendesak." Samuel menatap Satya penuh selidik
"Kenapa lo natap gue seperti itu?" tanya Satya
"Keadaan mendesak apa yang lo maksud? Keadaan mendesak lo melakukan pelecehan kepada anak baru itu?" tanya Samuel, Satya mengangkat kedua bahunya acuh
"Please Sat, kalau lo mau lampiasin nafsu lo, cari wanita diluaran sana jangan dia. Dia orang baik, lo tidak boleh menghancurkan dia." Satya mengorek lubang telinganya menggunakan jari kelinking, seakan memberi tahu Samuel kalau dirinya tidak mendengar apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu
"Sudahkan berbicara nya? Kalau sudah, bisa lo berikan sarapan gue karena gue harus berangkat sekarang juga." ujar Satya tidak ingin berlama-lama lagi disana. Samuel mendengus sebal, ia menyerahkan satu tas wadah taperrware yang berisikan makan dan minuman
"Oke thank. Gue berangkat duluan ya by!" seru Satya berlalu dari sana. Samuel menatap kepergian Satya dan menghela nafas pelan
"Gue sangat khawatir dengan Rindi saat ini." gumam Samuel. Samuel melihat semua apa yang terjadi didalam kelas itu kemarin, ia melihat apa yang dilakukan oleh Satya kepada Rindi. Sungguh ia tidak percaya dengan sahabatnya itu yang benar-benar player, bagaimana bisa Satya melakukan hal seperti itu kepada orang yang baru dikenal dan merupakan anak baru di sekolah itu
"Semoga Rindi dapat menjaga dirinya dari Satya." ucap Samuel penuh harap, iapun memutuskan untuk masuk ke dalam apartemen Satya terlebih dahulu ketimbang menyusul Satya. Ia harus meletakkan makanan jangka panjang yang Bunda nya berikan untuk Satya
"Jika bukan Bunda saja sudah aku tinggalkan saja didepan pintu itu, berhubung Bunda sudah menitip pesan bagaimana bisa aku mengabaikannya," gumam Samuel
****
Satya menyeringai melihat tempat parkirnya kali ini belum ditempati, tidak sia-sia ia bangun pagi untuk menunggu pemilik dari mobil yang sudah berani menempati tempatnya
Satya mematikan mesin mobilnya. Ia memilih menunggu didalam mobil sembari memakan sarapan yang sudah dibuatkan oleh Bunda Samuel dan dibawakan oleh Samuel nya langsung.
"Bunda memang yang terbaik." ujar Satya melihat apa menu sarapannya, Shintia memang tidak tanggung-tanggung jika membuatkan dirinya sarapan atau sebagainya. Selalu enak dan lezat. Satya memakannya dengan sangat lahap, ia harus menghabiskan makanannya agar tidak terlewatkan untuk mengawasi mobil tersebut
"Gue ingin menikmati makanan ini lama, tapi karena ada tugas yang harus gue kerjakan maka gue akan menikmati makanan dari bunda lain kali." Satya memasukkan makanan itu ke dalam mulutnya dengan begitu lahap, siapa saja yang melihat cara Satya makan akan mengatakan kalau dirinya rakus atau semacamnya. Namun Satya tidak perduli itu, ia tidak perduli orang akan mengatakannya apa yang penting dirinya kenyang
Ekkk..
Satya bersendawa dengan begitu kerasnya. Beruntung dirinya saat ini sedang berada didalam mobil, jika tidak orang-orang akan menertawakan dirinya
"Makanan Bunda terlalu enak untuk dilewatkan." Satya menutup kembali pakai bekalnya, lalu ia membuka penutup dari wadah susu hangat coklat kesukaannya
"Sungguh sangat kenyang." Satya menepuk-nepuk perutnya yang terasa sangat keras. Ia menyimpan kembali pakai sarapan milik Bunda Samuel, ia berniat untuk mengantarkannya langsung ke rumah Samuel, sekalian bertemu dengan Bunda Samuel untuk melepas Rindu. Entah mengapa Satya lebih menyayangi ibu orang dibandingkan ibunya sendiri. Mungkin terdengar sangat kejam, tapi mungkin itu lebih baik dari pada Satya harus memendam perasaan bencinya terhadap kedua orang tuanya
Tin! Tin!
Bunyi klakson mobil menyadarkan kembali Satya, ia tersenyum devil melihat mobil yang ia tunggu kini sudah masuk ke halaman sekolah. Satya melihat dari kaca spion mobilnya, kalau mobil yang ia tunggu mengambil tempat parkir dibelakang mobilnya
"Sepertinya dia memang sengaja mencari masalah dengan gue." ucap Satya sendiri, ia sengaja tidak langsung turun karena ingin melihat siapa sebenarnya pemilik mobil tersebut
"Lama banget tuh orang enggak keluar-keluar," melihat pintu mobil itu terbuka, Satya menegakkan tubuhnya agar pemilik mobil tersebut terlihat jelas. Satya melihat satu kaki dari pemilik mobil itu sudah keluar dan menyentuh bumi langsung
"Ternyata dia seorang wanita," ucap Satya mengangguk-angguk, ia tidak sabar menanti wajah itu. Namun detik berikutnya tubuhnya merosot saat mengetahui kenyataan kalau seseorang yang turun itu itu adalah Rindi
"Jadi?" Satya pun segera terun dari mobil saat melihat Rindi akan pergi dari sana
****
Rindi melihat lagi penampilan dirinya melalui kaca pintu mobilnya, setelah di rasa cukup Rindi pun memutuskan untuk masuk ke dalam kelas. Namun pada saat dirinya akan melangkah, sebuah tangan mencekal pergelangan tangannya dan menariknya langsung
"Kamu apa-apaan sih Satya?" tanya Rindi dengan mencoba melepaskan tangannya. Ia sangat hafal dengan gaya rambut dan wangi dari parfum yang dipakai oleh Satya. Satya tidak menjawabnya, ia membuka pintu mobilnya lagi dan membawa Rindi masuk ke dalam mobilnya setelah ia duduk dan membawa Rindi untuk duduk diatas nya
"Jangan bergerak. Lo bisa membangunkan yang dibawah." Rindi membulatkan matanya, iapun langsung berhenti seketika setelah mendengar ucapan Satya
"Kenapa kamu suka sekali melakukan sesuatu tanpa memikirkan orang lain. Kita baru mengenal satu hari, dan dua hari pagi ini, tapi kamu sudah sangat lancang menarik aku dengan paksa dan memangku aku seperti ini." ujar Rindi
"Jadi lo pemilik mobil itu?" tanya Satya mengarah mobil yang Rindi bawa tadi
"Iya, itu memang mobil aku. Memang nya ada yang salah dengan itu?" tanya Rindi
"Tentu saja ada, makanya gue sampai berangkat sepagi ini ke sekolah karena hanya ingin mengetahui siapa pemilik dari mobil itu. Mobil yang sudah sangat lancang menempati tempat gue, bahkan satu sekolah ini pun tidak ada yang berani menempati tempat ini, tapi lo dengan nyali yang sangat besar berani menempati tempat ini selama dua hari." Satya mendekatkan wajahnya ke wajah Rindi, membuat Rindi harus memundurkan kepalanya ke belakang
"A.. Aku tidak tahu kalau tempat ini adalah milikmu," ucap Rindi gugup, apalagi dengan wajah Satya yang hanya berjarak berapa senti dari wajahnya
"Maka dari itu lo harus bayar ganti ruginya." ujar Satya dan semakin mendekatkan wajahnya
"Apa sebenarnya yang mau kamu lakukan?" tanya Rindi berani
"Aku ingin melakukan ini."
Cup.
_
_
_
_
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Yanti Hendayanti
kan rindi bisa beladiri bikin rindi ngelawan dong thor masa dieum aja di perlakukan seperti itu
2021-05-23
2
Hsyahrul Marosa
kurang ekor
2021-05-07
1
Marmott🐻
kalo aku jadi Rindi udah bengkak tu mulut si satya karena aku tabok
2021-03-26
3