Satya meminggirkan mobilnya saat merasakan tidak enak saat dari bagian mobilnya. Satya rasa masalah itu berasal dari ban mobilnya, dan ia ingin memastikan apakah dugaannya benar atau salah. Satya menghela nafasnya kasar saat melihat ban belakangnya bocor
"Pantas saja,"
Bugh!
"Aduh, sial!" teriak Satya merasakan sakit diujung kakinya karena menendang ban yang bocor tersebut. Satya berjalan menuju kepala mobilnya dan duduk diatas sana. Ia akan menunggu Samuel lewat sembari memainkan ponselnya
Saat sedang asyik melihat-lihat wanita cantik yang dikirimkan oleh teman sekaligus pekerja club tempat langganannya. Suara klakson mobil dari belakang membuat ia sedikit terkejut dan ingin mengumpat, tapi saat menoleh ke belakang ia malah tersenyum. Namun senyum itu hanya sesaat kala Satya melihat ada dua mobil mewah yang mengikuti mobil Samuel dari belakang, dan salah satunya adalah mobil yang telah menempati tempatnya
"Jackpot!" seru Satya ia melangkah kearah mobil Samuel
"Lo tahu orangnya, tapi berlagak tidak tahu." ucap Satya kepada Samuel yang baru saja keluar dari dalam mobilnya. Samuel mengangkat sebelah alisnya tanda tidak mengerti apa yang Satya maksud
"Lihatlah sahabat laknat, lo tahu apa yang gue maksud." Satya mengode lewat matanya, Samuel yang baru saja mengerti itu hanya membulatkan mulutnya
"Anak baru, gue aja baru tahu waktu mau pulang." jawab Samuel cuek
"Mobil lo kenapa?" tanya Samuel, tapi tidak ada tanggapan dari Satya yang sudah melangkah menuju mobil mahal gadis Inggris itu. Samuel yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya
"Gue enggak yakin kalau lo bakal menghajar cewek itu setelah lo melihatnya." gumam Samuel. Ia pun memutuskan untuk mengikuti Satya
Satya menyeringai kala ia sudah dekat dengan mobil mahal tersebut, namun pada saat Satya akan mengetuk pintu mobil kemudi, mobil itu malah melesat pergi dari sana dengan begitu kencang.
Samuel menahan tawanya, ia takut jika tertawa ia akan menjadi sasaran Satya. Saat Satya melihat kearah nya, dengan sekuat tenaga Samuel menahan tawanya dengan menggigit kuat bibir bawahnya
"Ketawa lo? Lihat aja dia besok, enggak akan gue lepasin dia. Berani-beraninya dia!" Satya mengepalkan tangannya dan berjalan menuju mobil Samuel
"Ayo pulang El, mobil gue biar orang bengkel yang ambil." ucap Satya, tanpa banyak bicara Samuel menyusul Satya. Tapi ketika akan melewati mobil yang berada dibelakang nya Samuel berhenti sebentar
Tok! Tok! Tok!
Samuel mengetuk pintu mobil itu, tak lama dari itu kaca pintu tersebut turun dengan perlahan dan terlihat wanita yang setiap kali Samuel melihatnya membuat jantungnya berdetak tak menentu
"Kenapa?" tanya wanita yang tak lain adalah Eli itu
"Tidak pulang?" tanya Samuel balik
"Aku akan mengikuti kamu dari belakang." Samuel mengangkat kedua alisnya
"Untuk apa? Bukankah itu sangat kurang kerjaan?" Eli menggelengkan kepalanya
"Tidak apa, jika nanti arah tujuan kita berlawanan aku tidak akan mengikuti mobil mu lagi." Samuel terdiam dengan menatap wajah Eli, begitu pula sebaliknya Eli menatap wajah Samuel tanpa berkedip sedikit pun
"Sameul! Jika lo ingin berkencan maka antarkan gue dulu. Jangan membuat gue menunggu disini." Samuel menoleh ke depan, ia melihat Satya tengah mengeluarkan kepalanya dari pintu mobil memanggilnya
"Ya, tunggu sebentar." jawab Samuel agar Satya menunggu dirinya sebentar lagi
"Kalau begitu aku akan mengemudi dengan pelan. Berhati-hati lah." ucap Samuel dan segera berlari kecil menuju mobilnya. Eli tersenyum tipis
****
Rindi masuk ke dalam rumahnya dengan terburu-buru, saat mendapat telpon dari Mommy nya yang mengatakan kalau Daddy nya pingsan membuat Rindi tidak bisa berpikir jernih lagi.
"Mommy! Mommy!" teriak Rindi dari lantai bawah. Ia memutuskan untuk menggunakan lift agar cepat sampai di lantai dua. Dimana disana adalah letak kamar Daddy dan Mommy nya, karena rumah itu berlantai tiga maka Rindi memilih untuk menempati kamar yang berada di lantai paling atas yaitu lantai tiga
"Mommy!" seru Rindi membuka pintu kamar Daddy dan Mommy nya. Hanya kekosongan lah yang Rindi dapati disana, membuat Rindi bingung dimana Mommy dan Daddy nya. Karena sebelum panggilan tadi mati Rindi sempat bertanya kepada Mommy nya dimana Daddy nya sekarang, dan Mommy nya mengatakan kalau Daddy nya ada dirumah
"Kok enggak ada sih? Dimana ya?" gumam Rindi jadi bertambah panik, ia pun memutuskan untuk turun lagi ke bawah dengan menuruni anak tangga. Sesampainya dibawah Rindi melangkah menuju dapur, barangkali asisten rumah tangganya tahu dimana Daddy dan Mommy nya
"Bibi, where are you Mom and Dad?" asisten rumah tangganya yang sedang bersih-bersih itu menoleh. Ia tersenyum saat melihat wajah Nona mudanya terlihat begitu panik dan letih
"Apa Non tidak menemukan keberadaan Tuan dan Nyonya?" tanya asisten tersebut. Melihat Rindi menggelengkan kepalanya asisten tersebut tersenyum lagi
"Apakah Non sudah mencari ke semua ruangan yang ada dirumah ini?" tanya asisten itu lagi, yang dimana lagi-lagi Rindi menggelengkan kepalanya sebagai jawaban
"Kalau begitu Non harus mencari Tuan dan Nyonya ke seluruh ruangan yang ada dirumah ini. Karena rumah ini terlalu besar, jadi Bibi tidak tahu dimana keberadaan Mommy dan Daddy Nona." ucap asisten itu dengan wajah yang begitu lesu, seolah ia menunjukkan kepada Rindi kalau ia tidak mengetahui dimana keberadaan Tuan dan Nyonya nya itu.
"Hmm. Ya sudahlah kalau begitu, aku akan mencari Mommy dan Daddy ke seluruh ruangan dan sudut yang ada didalam rumah ini." Rindi menghembuskan nafasnya kasar dan berbalik badan dengan malas. Mommy nya mengatakan kalau Daddy nya pingsan, tapi saat di cek didalam kamar orangnya tidak ada.
"Mommy! Mommy!" teriak Rindi keras sehingga suaranya menggema dirumah besar nan gedung itu
"Mommy dan Daddy dimana? Rindi cariin lho ini!" seru Rindi lesu, ia sudah sangat lemas. Belum lagi ia belum mengganti seragamnya yang masih melekat di tubuhnya
"Aku coba ke kamar tamu saja, barangkali mereka ada disana." Rindi pun melangkah ke sana untuk mengecek apakah orang tuanya ada disana atau tidak
Sesampainya didepan pintu Rindi dengan sangat pelan menekan knop pintu tersebut, Rindi sedikit heran karena pintu kamar itu tidak terkunci
"Aku pikir kamar ini terkunci, tapi ternyata tidak." gumam Rindi
Ceklek
"Happy birthday sayang!"
Cetar! Cetar!
Rindi menutupi mulutnya dengan satu tangan, dan tangan yang lain ia letakkan didepan dadanya yang hampir meloncat dari tempatnya. Rindi tidak percaya ini, Mommy nya mengatakan kalau Daddy nya pingsan tapi ini tengah tersenyum lebar kepadanya dengan memegang kue ulang tahun berukuran sedang dan berbentuk love.
Rayyan dan Raya melangkah mendekati Putri mereka yang berdiri diambang pintu. Sedangkan Rindi tengah tercengang ditempat nya berdiri karena melihat sosok pria yang sangat ia kenali.
"Steven,"
_
_
_
_
Bersambung...
Aku enggak ada kasih squel ya, kalian bayangin sendiri aja Satya dan Rindi seperti apa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Inyomannadri
kasi dong Sualyn biar tbah seru
2021-02-11
4
ardiana_juan
ditunggu kelanjutannya kak
2021-01-13
1