Satya menarik kasar dasinya ketika upacara selesai. Lama-lama berdiri ditengah kerumunan orang seperti itu membuatnya jengah, terlihat dari belakang Samuel mengikuti Satya. Bukan apa, Samuel takut Satya akan membolos lagi seperti minggu kemarin
"Huhh.." Satya menghela nafas berat saat dirinya sudah duduk dibangkunya
"Wajah lo enggak enak banget sih di lihat?" tanya Samuel yang bangkunya berdampingan
"Gue masih kesel sama yang punya mobil itu, sampai gue tahu siapa orangnya lihat saja."
Brak!
Satya menggebrak mejanya membuat perhatian teman kelasnya tertuju ke mejanya. Tapi bagi teman kelas Satya itu sudah terbiasa terjadi
"Kalau guru nanyain gue, bilang aja gue sakit El."
"Eh, lo mau kemana Sat? Woy! Lo itu bolos terus, apa yang harus gue bilang sama nyokap bokap lo kalau lo jarang masuk kelas, Satya!" teriak Samuel, namun tidak dipedulikan oleh Satya
"Di gaji berapa sih lo El sama orang tua Satya?" Samuel menoleh, ia mendapati ketua kelasnya sudah berada disamping nya
"Sialan lo Do, lo kira gue kekurangan uang?" Samuel mendengus sebal melihat teman kelasnya itu terkikik. Sekali lagi Samuel melirik kearah pintu
Saat mendengar suara bel masuk, semua murid kelas itu bergegas ke tempat duduk mereka masing-masing dan duduk rapi. Sekolah itu memang sangat dikenal dengan disiplinnya, tidak ada yang meragukan sekolah milik keluarga Samuel itu. Orang-orang terpandang berlomba-lomba untuk bisa anaknya menjadi salah satu bagian dari keluarga Jackson's group internasional school
****
Seorang murid wanita mengikuti langkah kaki guru pria yang ia ketahui guru BK sekolah itu. Murid wanita itu melirik kesana kemari, dan memuji betapa indahnya sekolah ini. Pantas saja orang-orang berlomba untuk bisa masuk ke dalam sekolah ini
"Pagi anak-anak!" ucap guru laki-laki tersebut kepada seisi kelas yang Samuel dan Satya tempati
"Pagi juga Pak Bobi!" teriak satu kelas itu membalas sapaan guru BK yang terkenal galak dan lucu
"Bapak kok tambah tampan begini sih Pak?" celetuk Redo si ketua kelas, dimana itu mengundang gelak tawa teman-temannya
"Kamu bisa aja deh, bapak jadi malu." jawab Pak Bobi dengan malu-malu, jangan lupakan mistar berukuran sedang yang tidak pernah lepas dari tangannya
Redo bergidik geli melihat guru BK nya itu sudah seperti wanita, atau jangan-jangan gurunya itu merupakan laki-laki setengah wanita. Membayangkan saja membuat bulu Redo berdiri.
"Cewek cantik yang disamping Bapak itu siapa Pak?" tanya salah satu siswi kelas itu, membuat Pak Bobi kembali ke alam sadarnya
"Oh astaga Bapak sampai lupa kan, ini kenalkan teman kalian satu ini merupakan pindahan dari Surabaya, nam..."
"Berhenti!" semua menoleh ketika ada yang berani berteriak menghentikan ucapan Pak Bobi
"Ada apa? Kamu mau menggantikan Bapak bicara disini?" tanya Pak Bobi kepada salah satu siswi yang menghentikannya berbicara
"Hehe.. Maaf Pak, tapi saya cuman mau bilang, kurang mantep lah kalau Bapak yang kenalan."
"Ya juga ya, ya sudah kamu sendiri saja yang langsung memperkenalkan diri!" murid yang berada disamping Pak Bobi mengangguk
"Hallo semuanya! Pernalkan nama aku Eli Salina Putri, senang bisa mengenal kalian semua."
"Hai Eli, bolehkah aku meminta nomor ponsel mu?" tanya si ketua kelas
"Ayangg.."
"Eh, kamu sayang, maaf aku cuman bercanda saja kok." Redo menyengir kala melihat wajah banteng kekasih nya
"Sudah silahkan duduk sana, itu ada beberapa bangku yang kosong. Kamu bisa memilih salah satunya."
"Ya Pak. Terima kasih." ucap Eli dan mulai melangkah untuk duduk disalah satu bangku yang kosong disana.
"Baiklah anak-anak, Bapak mau kalian semua tidak berkeliaran diluar selama guru yang mengajar kalian belum datang. Dan Bapak berharap kelas kondusif sampai istirahat, jika Bapak lihat dari kelas ini ada yang diluar maka siap-siap aja satu kelas bapak hukum."
"Siap Pak, kelas ini aman selama saya masih hidup." ucap Redo yang langsung mendapatkan acungan jempol dari Pak Bobi
"kalau begitu bapak tinggal dulu. Ingat Redo bapak percayakan semuanya pada kamu."
"Siap komandan." Redo memberi hormat kepada Pak Bobi. Setelah kepergian Pak Bibi, Eli memutuskan untuk duduk di bangku pilihannya. Namun saat ia baru saja meletakkan tas nya, seorang murid laki-laki menghentikannya
"Jangan duduk disitu!" Eli yang terkejut itu menarik kembali tas nya dan menatap bingung pada murid laki-laki itu
"Duduk saja disini, jika kamu tidak ingin terkena masalah." ucap murid laki-laki itu yang tidak lain adalah Samuel. Memang selama ini Satya dan Samuel duduk terpisah tanpa ada teman, alasannya adalah mereka anti berdekatan dengan orang. Padahal satu kelas itu tahu kalau itu hanya akal-akalan Satya dan Samuel saja
"Tapi aku kan bayar sekolah disini," protes Eli yang tetap kekeh ingin duduk di bangku yang pemiliknya adalah Satya
"Terserah kamu saja, yang terpenting aku sudah memberi ta... Kamu!" seru Samuel ketika mengangkat kepalanya dan terkejut melihat murid wanita yang bertabrakan dengannya tadi
"Jadi kamu murid pindahan itu," Samuel mengangguk sambil meneliti penampilan Eli
"Lihat apa kamu?" tanya Eli menutupi tubuhnya yang terekspos
"Aku pikir kamu murid nakal di sekolah mu dulu, terlihat dari cara berpakaian kamu yang cukup ketat dan kecil itu." ucap Samuel dan menatap Eli. Dengan sekali sentak, Samuel berhasil menarik tangan Eli, Samuel menggeser dirinya ke bangku yang satunya dan mempersilahkan Eli untuk duduk ditempat yang ia duduki sebelumnya
"Jangan duduk disana, terlalu bahaya." ujar Samuel memperingati Eli
"Benar apa yang dikatakan oleh Samuel, jangankan kamu, kami saja yang sudah kenal dekat dengan pemilik bangku itu tidak berani duduk disana." ujar Redo memberitahu Eli, ia tidak mau Eli memiliki kesan yang buruk di hari pertamanya sekolah disana
"Aku tidak takut. Sekalipun itu singa jantan yang harus aku hadapi." ucap Eli membuat Samuel dan Redo tercengang, beberapa murid yang berada didekat Samuel tersenyum remeh, Eli belum tahu saja bagaimana reaksi Satya jika tahu ada orang lain yang mengusik tempatnya pikir mereka
"Wahh.. Baru kali ini aku melihat wanita yang sangat tangguh dan pemberani seperti kamu, aku acungi jempol sih keberanian kamu ini. Tapi.. Tidak semua hal bisa kamu hadapi, salah satunya orang yang duduk disana." ucap Samuel, Eli yang mendengar itu menelan salivanya kasar. Melihat Samuel yang begitu serius membuat nyali Eli menjadi ciut
"Tuh dengerin apa yang pemilik sekolah bilang! Dia yang punya sekolah saja enggak berani sama orang yang duduk disitu, apalagi kamu." ujar Redo dengan mengelus lembut surai kekasih nya
"Jadi, kamu pemilik sekolah ini?"
_
_
_
_
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Eli Sugiarti
ko namanya jd Eli bukan rindi,kata ku cm aku aja yg salah baca
2024-05-11
0
@sulha faqih aysha💞
jadi bingung ini Eli pa rindi c Thor🤦😇
2024-02-16
0
Tety Setianingsih
ko eli si bukan'y rindi ya thor
2022-06-03
1