"Cepatlah sedikit Satya! Kita bisa telat jika lo memakai sanggul," teriak Samuel dari ruang santai apartemen Satya
"Samuel sialan! Kenapa lo harus datang, biarkan gue untuk istirahat sialan!" teriak Satya dari lantai atas
Apartemen Satya ini merupakan salah satu property milik keluarganya, dan unit yang ia tempati itu adalah hadiah ulang tahun dari Mamah nya saat ia masih duduk dibangku sekolah menengah pertama, dan sejak saat itulah Satya juga memutuskan untuk tinggal sendiri walaupun sedikit tentangan keras kedua orang tuanya. Tapi Satya tetaplah Satya yang tidak peduli dengan apapun
Samuel terkikik sendiri mendengar umpatan Satya dari lantai atas, tetap santai tanpa ada rasa berdosa sedikit pun Samuel melanjutkan memakan sarapan yang telah Bunda nya siapkan untuk ia dan si player itu yang tidak lain adalah Satya
Sedangkan didalam kamar Satya seperti orang gila yang melakukan semuanya dengan cepat dan tidak terkendali lagi, Satya mengambil pomade dan menggosoknya di rambut hitamnya
"Shitt! Wanita itu membuat tanda." geram Satya saat melihat leher bagian belakangnya terdapat tanda merah. Satya mengingat saat ia bermain dengan salah satu wanita bayaran semalam wanita itu menyesap punggung bagian belakangnya
Tidak ambil pusing Satya merapihkan rambutnya dan segera turun ke bawah. Ia sudah pusing mendengar suara teriakan Samuel yang memintanya untuk cepat dan cepat
Satya menjatuhkan bokongnya pada sofa yang berada disamping Samuel, ia mengambil sarapan bagian dirinya dan segera melahapnya
"Kapan lo akan menjadi murid teladan Sat, gue bosen harus datang kesiangan karena nungguin lo terus." ucap Samuel ketika Satya sudah berada disana
"Mentang-mentang itu sekolah milik bokap lo, berangkat duluan saja besok. Gue juga akan sangat bersyukur kalau lo enggak akan pernah ganggu gue setiap paginya." jawab Satya, ia mengambil susu hangat coklat kesukaannya yang sudah pasti itu buatan Samuel, Satya menegak habis susu didalam gelas itu dan tersenyum
"Susu buatan lo lebih enak dibanding milik wanita-wanita itu," Satya tersenyum menggoda kepada Samuel dengan menjilat bibir atasnya
Samuel yang melihat itu bergidik ngeri, ia mengusap kedua bahunya yang terasa merinding melihat kelakuan sahabatnya yang sangat gila itu
"Kenapa hidup gue harus apes begini, punya sahabat satu, tapi otaknya tidak ada." ucap Samuel, ia memilih bangkit dari sana dan menyambar tas nya
"Ayo berangkat Satya, gue enggak mau telat di hari senin yang tercinta ini!" teriak Samuel sambil melangkah keluar dari dalam apartemen itu. Satya pun juga ikut menyambar tas nya dan menyusul Samuel yang sudah tidak terlihat
****
Rindi terlihat begitu anteng memainkan ponselnya tanpa berdekip sedikit pun, sampai rasa itu datang menghampiri perutnya dan mau tidak mau ia harus menjawab panggilan alam tersebut
"Kenapa kamu datang disaat yang tidak tepat seperti ini." ucap Rindi memegang perutnya, ia memasukkan ponselnya ke dalam kantong depan dan keluar dari mobilnya dan berlari untuk mencari toilet
Tin! Tinn!
Semua murid yang berlalu lalang meminggirkan diri mereka saat salah satu dari dua mobil yang masuk beriringan itu menekan klakson dengan begitu semangat. Tanpa bertanya siapa pemiliknya mereka semua sudah tahu
"Kurang ajar! Siapa yang berani parkir ditempat gue?" Satya memukul setir dan membuka sabuk pengaman nya dengan tergesa
Berbeda dengan Satya, kini mobil Samuel sudah terparkir dengan rapi di tempatnya. Samuel turun dan menghampiri Satya yang tengah murka karena tempatnya sudah ada mobil lain
"Mobil siapa ini? Sepertinya ini bukan orang sembarang Aston Martin. Wow, orang Indonesia sangat jarang memiliki mobil ini, siapa pemilik mobil ini? Apakah murid sekolahan ini? Tapi kenapa aku baru melihatnya hari ini?"
"Berhentilah bersuara El, gue pusing denger suara lo. Tidak penting mobil ini bagus dan siapa pemiliknya, tapi satu hal yang gue tahu. Orang ini punya nyali yang besar karena telah berani mengusik gue." ucap Satya sambil menatap tajam mobil berwarna biru dan mewah itu
"Pak sini!" teriak Satya memanggil Satpam
"Ya tuan muda, apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Pak satpam itu sopan, ia tahu kedua pemuda itu adalah orang penting
"Parkir kan mobil saya Pak." dengan sigap sang satpam menangkap kunci mobil yang Satya lemparkan kepadanya. Satya mendengus kesal, ia pun melangkah untuk menuju kelasnya, dengan gaya cool nya yang tidak pernah hilang membuat semua murid perempuan tergila-gila untuk itu
Percayalah, ketampanan Samuel tidak ada apa-apanya dibanding Satya, baik Satya maupun Samuel memiliki pesona mereka masing-masing. Namun satu sekolah itu tau, tidak dapat dipungkiri kalau Satya adalah keturunan dewa Yunani
Satya melangkah dengan begitu angkuhnya di koridor sekolah itu, sementara Samuel disamping nya begitu sibuk dengan ponsel yang berada digenggaman
Bugh..
Brak.
"Aishh.." tubuh seorang murid wanita terjatuh di lantai bersamaan ponsel mahal milik Samuel. Satya yang mendengar suara bising disamping nya itu menoleh sekilas, setelah itu ia pergi dari sana tanpa memperdulikan sahabatnya
Samuel menatap punggung Satya yang sudah berlalu dari sana meninggalkannya. Samuel menggelengkan kepalanya pelan, Satya memang selalu seperti itu, bukannya menunggu dan menolong murid wanita yang kini tengah meringis, ia malah pergi begitu saja
"Dimana letak mata mu? Kenapa jalan tidak pakai mata?!" teriak wanita itu, Samuel mengambil ponselnya dan melihat kini mereka sedang berada didepan ruangan guru
"Hei, kamu tuli? Aku bertanya padamu." bukannya menjawab murid wanita itu, Samuel malah menatap wajah asing murid itu. Samuel meneliti pakaian yang murid itu kenakan
"Pantas saja." batin Samuel, lalu ia mengulurkan tangannya kehadapan murid wanita itu, sehingga membuat murid itu bingung apa maksud dari uluran tangan itu
"Ayo berdiri! Di lantai itu banyak kuman." ucap Samuel, terlihat tengah berpikir dan melihat ke sekitar koridor dimana semua pasang mata tengah melihat kearah nya, membuat si wanita itupun menerima uluran tangan Samuel. Dengan sekali tarikan kuat, membuat wajah murid asing itu menempel pada dada Samuel
Dapat murid itu rasakan detak jantung Samuel yang berdetak begitu cepat, sama seperti miliknya. Mungkin keduanya bisa mendengar satu sama lain suara detak jantung mereka. Tidak ingin membuat perhatian semua murid tertuju kepada mereka, wanita itu menjauhkan dirinya dari Samuel
Samuel menatap wajah murid asing itu yang tengah menunduk, ia tersenyum kala sekilas melihat rona merah dikedua pipi murid asing itu
"Cantik." gumam Samuel tanpa sengaja
"Apa?" tanya murid asing itu kepada Samuel
"Oh tidak apa-apa. Aku minta maaf ya, maaf karena sudah membuat kamu jatuh. Lain kali kamu juga harus memperhatikan jalan agar tidak terulang seperti ini. Aku duluan." Samuel tersenyum dan berlalu dari sana menyusul Satya yang mungkin sudah berada didalam kelas
"Apa-apaan ini jantung?.."
_
_
_
_
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
@sulha faqih aysha💞
kesan pertama begitu menggoda selanjutnya terserah anda 🤣🤣🤣
2024-02-16
0
Novia Cutez Yankslaluchynkmamah
rindi ama samuel ja jngn ama satya, satya mah udh bekas
2022-07-21
1
Fa Rel
mending ma samuel.lebih bersih dripada tukang celup
2022-06-18
0