Rindi keluar dari bilik toilet, sebelum ia pergi dari sana ia melihat kembali wajahnya pada cermin besar yang ada yang berada disana. Rindi mengamati wajahnya, ia memperhatikan hidungnya yang dimana hidungnya itu tadi bersentuhan dengan hidung Satya
"Satya," gumam Rindi, ia melihat lagi lehernya yang dikecup oleh Satya
"Dia memang benar-benar seorang preman, bagaimana bisa dia mencium leher wanita saat dia tidak saling mengenal satu sama lain dengan wanita itu." ucap Rindi berbicara sendiri dengan pantulan dirinya
Brakk.
Rindi terperanjat mendengar suara pintu toilet dibuka dengan kasar, muncul empat orang murid wanita dengan wajah yang dibuat seperti orang berkuasa. Rindi diam saja melihat apa yang akan dilakukan oleh murid-murid berandalan di hadapannya saat ini
"Jadi ini anak baru yang sudah berani menggoda pangeran sekolah ini?" tanya salah satu dari mereka yang dapat Rindi tebak adalah ketuanya. Rindi tidak menjawab apapun ia masih diam melihat apa yang akan terjadi selanjutnya
"Siapa kalian?" tanya Rindi, si ketua tersenyum remeh dan menoleh ke kiri dan kanan melihat para anteknya
"Kasih tahu guys siapa gue," ujarnya dengan para anteknya
"Ehh, lo harus tahu kalau dia adalah ketua cheerleader sekolah ini. Dan dia juga merupakan wanita yang di sukai oleh Satya. Tapi lo dengan gatelnya malah menggoda pangeran sekolah ini dengan tidak tanggung-tanggung." si ketua tersenyum setelah salah satu anteknya menjelaskan kepada Rindi dengan menunjuk-nunjuk wajah Rindi
"Aku? Menggoda preman itu? Maaf sepertinya kalian salah, aku enggak tertarik sama sekali menggoda dia. Dia saja yang memaksa aku untuk mengikuti dia." jelas Rindi dengan sejelas-jelasnya
"Apa lo sedang mengatakan kalau Satya lah yang menggoda lo?" tanya si ketua geng yang bernama Putri itu. Ya, Putri dan teman-temanya melihat apa yang terjadi didalam kantin tadi, setelah melihat Rindi memasuki toilet mereka juga memutuskan untuk masuk ke dalam sana dan berencana memberikan pelajaran kepada Rindi agar menjauhi Satya
"Tentu saja, aku tidak pernah menggoda para lelaki." jawab Rindi, tapi itu malah membuat Putri makin kesal karena disetiap nada yang keluar dari dalam mulut Rindi terdengar begitu sombong dan angkuh
"Bukan hanya pintar menggoda tetapi lo juga sangat sombong dan angkuh," Putri melangkah maju, namun pada saat tangannya akan menarik rambut Rindi, dengan cepat Rindi menangkis dan memitingnya ke belakang. Ketiga antek-antek Putri membulatkan matanya
"Lepaskan tangan gue!" teriak Putri mencoba melepaskan diri dari pitingan tangan Rindi
"Lo bertiga kenapa diam saja?" Putri memberi kedipan mata pada ketiga temannya untuk menyerang Rindi
Bugh.. Bughh.. Bughh..
Dalam sekali putaran Rindi berhasil melumpuhkan ketiga antek-antek Putri. Membuat Putri yang melihat itu sedikit tak percaya, bagaimana bisa seseorang seperti Rindi yang terlihat lemah lembut itu mampu melumpuhkan lawannya hanya dalam waktu satu detik
"Dan terakhir ini buat kamu." Rindi memberi pukulan pada punggung Putri dan mendorong tubuh Putri agar bergabung dengan teman-temannya
"Seharusnya kamu mencari lawan yang seimbang, jangan aku. Aku pikir disekolah ini tidak ada yang namanya bullying ternyata ada saja." Rindi memutuskan untuk keluar dari sana, ia malas berurusan dengan orang-orang sok hebat
"Satu lagi, aku bersekolah disini untuk belajar bukan untuk mencari musuh, jadi tolong jangan menganggap aku musuh disini." ucap Rindi sebelum ia benar-benar pergi dari sana, dapat Rindi lihat tatapan tidak suka yang Putri berikan namun Rindi tidak memperdulikan itu ia melanjutkan langkahnya yang terhenti tadi
****
"Gue pastikan lo enggak bakal pernah lepas dari hidup gue." Satya menyeringai menatap punggung Rindi yang mulai menjauh
"Saatnya memberi pelajaran pada tikus-tikus pengganggu ini," Satya keluar dari tempat persembunyiannya untuk memberikan pelajaran kepada para sampah itu
"Dasar anak baru sialan! Berani sekali dia melawan gue!" Putri berdiri dari duduknya, diikuti para antek-anteknya
"Gimana kalau kita kasih dia pelajaran saja Put?"
"Tentu saja gue bakal kasih dia pelajaran agar dia tidak berani melawan gue."
"Dan gue bakal kasih lo pelajaran paling berharga buat lo agar lo enggak berani menyentuh dia." keempat orang itu menoleh, Putri adalah orang pertama yang begitu terkejut melihat Satya
"Satya,"
"Iya ini gue Satya, kenapa?" tanya Satya melipat kedua tangannya diatas dada dan melangkah dengan santai untuk mendekat. Putri dan ketiga temannya memundurkan diri mereka melihat Satya semakin mendekat
"Lo tahu bukan kalau gue paling tidak suka ada orang lain mengganggu gue?" tanya Satya pada Putri, dan diangguki langsung oleh Putri
"Mengganggu anak baru itu sama saja dengan lo mengganggu hidup gue." Putri menatap Satya tidak percaya, bagaimana ia menyamakan anak baru itu dengan hidupnya
"Jadi, jika lo masih tetap dengan keyakinan lo untuk menyakiti dia maka lo bakal tahu apa yang akan terjadi dengan hidup lo dan keluarga lo orang semua."
"Lo lebih milih anak baru itu ketimbang gue yang sudah lama kenal lo?" tanya Putri yang tidak terima
"Memang nya lo siapa gue?" Satya menyeringai melihat wajah Putri memerah dan kedua tangan yang terkepal
"Jadilah manusia berguna, jangan jadi manusia sampah disekolah ini." ucap Satya sarkas dan segera keluar dari sana.
****
Rindi menghela nafas pelan setelah duduk di kursinya, Rindi tersenyum kecil saat Chindy melihat dirinya
"Dari mana saja kamu?"
"Aku dari toilet Chin." jawab Rindi
"Ke mana Satya membawa kamu pergi tadi?" tanya Chindy penasaran. Rindi tergugup dan tersenyum canggung
"Emm.. Itu tadi apa, emm dia membawa aku ke taman. Ya dia membawa aku ke taman." jawab Rindi
"Benar dia membawa kamu ke taman?" tanya Chindy sekali lagi. Rindi mengangguk
"Syukurlah. Aku sangat takut dia menyakiti kamu Rin, kamu tahu kalau Satya itu merupakan murid paling ditakuti disekolah ini." Rindi menggigit dalam bibirnya mendengar apa yang baru saja Chindy katakan. Ia sangat yakin kalau hidupnya tidak akan tenang, apalagi dengan Satya yang sudah mengatakan kalau dirinya tertarik padanya
"Kamu harus berhati-hati dengan Satya, jangan sampai kamu berurusan dengan Satya." Rindi hanya mengangguk saja, ia juga tidak ingin berurusan dengan orang seperti itu. Niatnya bersekolah disini ingin belajar dan menyelesaikan pendidikan menengah atasnya bukan untuk mencari masalah
"Good afternoon all!" semua isi kelas itu menoleh kearah pintu
"Kenapa dia ada disini?" gumam Rindi
"Weshhh... Sat, enggak biasa lo!" seru Brian dan berhigh five
"Gue menyusul kekasih gue."
"Kekasih?" gumam Brian
Satya mengangguk dengan cool, ia melirik semua anak kelas itu. Ia tersenyum saat menemukan seseorang yang ia cari tengah menundukkan kepalanya
"Itu dia," Satya melangkah menuju bangku Rindi
"Hai sayang! Kamu sangat nakal rupanya, aku meminta kamu untuk mengambil tas kamu dan segera pindah kelas tetapi kamu tetap diam disini."
Rindi yang mendengar itu langsung mengangkat kepalanya. Ia menatap tajam Satya dan berdiri dari duduknya
"Kenapa kamu memanggil aku seperti itu?" tanya Rindi kesal
"Ada apa sayang? Apakah panggilan itu kurang mesra?" tanya Satya
"Menjijikkan."
"Ikut aku ke kelas sekarang,"
"Aku..."
"Aku tidak terima bantahan."
_
_
_
_
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Winsulistyowati
Makin Seruu ni Critanya..😊😀
2024-03-30
1
Maria Ulfa
cie cie preman sekolahan insyaf
2024-03-15
0
Sunshine
seorang bad boy jatuh cinta.. baru mulai nih buchinnya
2021-07-08
2