Pria itu adalah Arion, seseorang yang menjadi bagian masa lalu dari kehidupan Serena.
Serena terus berjalan mengikuti langkah Kenzo, pikirannya terus berada ditempat Diva.
“Apa kau lelah?” tanya Kenzo, memberhentikan langkahnya.
Tanpa memgeluarkan kata, Serena hanya menggelengkan kepalanya cepat.
“Kau wanita yang sangat kuat berlari, kita sudah berlari sejauh ini dan kau bilang tidak lelah.”
“Aku memikirkan Diva, bagaimana keadaannya,” jawab Serena dengan wajah menunduk.
“Sebaiknya kau segera menghubungi keluargamu,” ucap Kenzo sambil mengatur napasnya menjadi normal.
“Siapa kau?” tanya Serena yang mulai sadar. Ia belum mengetahui nama pria, yang telah menyelamatkan hidupnya.
“Kenzo, dan kau?” tanya Kenzo, kembali mengulurkan tangannya.
“Serena,” jawab Serena, membalas uluran tangan Kenzo.
“Apa sekarang kau bisa menghubungi keluargamu?” tanya Kenzo lagi.
Serena mulai membuka isi tasnya, dan mengambil sebuah Handphone. Satu-satunya nama yang ada di kontaknya adalah Nomer telepon Tama. Tama memberikan nomer teleponnya, ketika menemani Serena berjalan-jalan ke mall waktu itu.
Dengan cepat Serena menghubungi Tama. Namun Tama tidak kunjung mengangkat panggilan Serena.
“Kenapa dia tidak mengangkatnya,” ucap Serena mulai panik.
“Coba sekali lagi,” ucap Kenzo, berharap ada orang yang bisa membantu Serena pulang.
“Baiklah.” Kembali mengutak-atik Handphone yang ada digenggamannya.
***
Di S.G. Group, Tama terlihat sibuk menyiapkan beberapa berkas untuk di bawa ke salah satu cabang perusahaan yang akan ia kunjungi.
“Nona Serena, kenapa ia menelepon kemari?” ucap Tama sambil menerima panggilan Serena.
“Siang Nona, ada yang bisa saya ....” belum siap memberi salam kepada Serena. Dengan Cepat Serena menceritakan semua kejadian yang saat ini ia alami.
“Sekarang Nona ada dimana?” ucap Tama mulai cemas.
“Baik, Nona tetap disana. Saya akan segera ke sana untuk menolong Nona,” ucap Tama, mengakhiri panggilan teleponnya.
Tama segera melangkahkan kakinya menuju ruangan Daniel. Terlihat Daniel dan Biao sedang sibuk membicarakan masalah perusahaan.
“Tuan, Nona Serena ....” ucap Tama dengan wajah panik
“Ada apa lagi dengannya. Saya sudah pernah bilang untuk tidak memberitahu, apa yang sedang terjadi padanya. Masih banyak kerjaan yang harus saya selesaikan!” jawab Daniel acuh sambil terus memperhatikan layar laptopnya.
“Nona sedang dalam bahaya Tuan, ada seseorang yang ingin mencelakai Nona,” ucap Tama tanpa memperdulikan larangan Daniel.
Daniel dan Biao yang mendengar penjelasan Tama, mulai mengkhawatirkan keselamatan Serena.
“Sekarang Serena ada dimana?” ucap Daniel mulai panik dan berdiri dari tempat duduknya.
“Nona berada tidak jauh dari taman bunga, Tuan.”
“Kita ke sana sekarang.” Melangkah cepat untuk keluar dari ruangan itu.
“Siapa yang ingin mencelakai Serena,” ucap Daniel yang masih bertanya-tanya.
“Tuan, saya sudah menyuruh orang untuk mencari Nona. Mereka menemui pengawal kita, dalam keadaan tidak bernyawa dengan luka tembak. Diva, masih kritis,” ucap Biao yang telah mendapatkan kabar terbaru dari anak buah yang telah ia perintahkan.
“Apa mereka sudah menemui Serena?” tanya Daniel penuh rasa khawatir.
“Belum Tuan, saya rasa Nona Serena bersembunyi di suatu Tempat,” ucap Biao.
Semoga Nona Serena baik-baik saja.
Tama terus menambah kecepatan mobil yang mereka tumpangi.
Daniel merasa khawatir, saat mendengar satu pengawal yang seharusnya menjaga Serena, telah tewas. Tidak pernah ada dipikirannya, kalau Serena akan berada dalam bahaya seperti saat ini. Meskipun sudah sejak lama, Daniel menyiapkan banyak pengawal untuk melindungi keluarganya. Namun, pengawal-pengawal itu tidak pernah mendapatkan tugas, untuk bertempur melawan siapapun.
***
Di salah satu toko, yang menjual beberapa baju. Terlihat Serena dan Kenzo, yang berada di dalamnya. Mereka bersembunyi di dalam toko, dan menyamar sebagai pembeli.
“Apa kau merasa takut Serena?” tanya Kenzo. Saat melihat Serena. hanya duduk diam di sebuah kursi.
“Aku hanya sedang memikirkan Diva, Kenzo. Aku yang membawanya, dan sampai sekarang aku masih belum mengetahui keadaannya,” ucap Serena lirih.
“Apa kau mengenal pria yang menembak itu Serena?” tanya Kenzo yang mengingat betapa brutalnya pria penembak itu.
Serena hanya menggelengkan kepalanya, pikirannya masih saja melayang memikirkan Diva, “Aku tidak merasa takut sedikitpun dengan tembakan dan pria penembak itu. Aku hanya memikirkan Diva,” ucap Serena pelan.
“Siapa pria itu, kenapa ia ingin mencelakaimu?” tanya Kenzo bingung.
“Aku tidak memiliki musuh sebelumnya, aku bahkan tidak melihat wajah penembak itu.” Kembali mengingat apa yang baru saja terjadi dalam hidupnya.
Para pengawal yang dikerahkan Biao, mulai bertebaran dimana-mana. Mereka mulai mencari keberadaan Serena saat ini.
Kenzo menatap ke arah luar toko. Dahinya mengerut, saat melihat pengawal S.G. Group berlalu lalang.
Mereka adalah pengawal S.G. Group. Kenapa mereka ada disini? Jangan-jangan Daniel juga ada disini. Aku tidak boleh berjumpa dengan mereka.
Kenzo berubah panik, saat melihat para pengawal yang memakai simbol S.G. Group.
“Kenzo, apa kau baik-baik saja? Kenapa wajahmu berubah seperti itu,” tanya Serena curiga, saat melihat Kenzo seperti orang yang sedang kebingungan.
“Apa kau tidak marah, jika aku meninggalkanmu sendiri di sini Serena?” tanya Kenzo sambil memandang Serena.
“Tentu saja aku tidak marah Kenzo. Mereka akan segera datang menemuiku,” jawab Serena meyakinkan Kenzo.
“Baiklah, lain kali kita pasti akan bertemu lagi. Senang berjumpa denganmu Serena.” Berdiri dan mulai melangkah meninggalkan Serena.
“Dimana aku bisa menemuimu?” teriak Serena.
“Aku berada dimana saja Serena, aku yang akan menemuimu nanti,” jawab Kenzo sambil berlalu pergi menjauhi Serena.
Salah seorang pengawal masuk ke dalam toko, yang di jadikan oleh Serena sebagai tempat persembunyian.Pengawal itu melihat keberadaan Serena di sana, yang duduk sendirian dengan tatapan kosong.
“Tuan, kami sudah menemukan Nona muda,” ucap pria itu di sebuah Handphone.
Dengan penuh hati-hati, pengawal itu mengawasi Serena dari jarak yang tidak terlalu jauh. Tidak ada yang mencurigakan di toko itu. Toko baju yang sedang memiliki banyak pelanggan itu, tidak menyadari kehadiran Serena saat ini.
Rata-rata penduduk kota, hanya mengenali wajah Tuan Edritz dan Istri. Daniel yang baru saja meneruskan bisnis sang ayah, juga masih jarang muncul di media. Hanya beberapa petinggi, yang pernah bertatap muka secara langsung dengannya. Sementara untuk beberapa orang kelas menengah ke bawah, sangat sulit mengetahui wajah dari pewaris tunggal S.G. Group.
Sementara itu, Daniel dan beberapa pengawal sudah tiba di sebuah toko yang telah diberitahukan sebelumnya. Seorang pengawal telah menyambutnya di sana.
“Dimana dia?” tanya Daniel singkat
“Nona ada di dalam, Tuan. Nari saya antar,” ucap sang pengawal sambil melangkah masuk ke dalam toko.
"Tama, pergilah. Bereskan semua masalah yang ada di perusahaan itu," perintah Daniel sebelum masuk ke dalam toko.
Semua orang yang ada di dalam toko, tampak bingung. Melihat beberapa pengawal S.G. Group, masuk ke sebuah toko sederhana seperti itu. Hal itu juga penuh tanda tanya, dengan pemilik toko yang langsung berjalan mendekati Daniel dan rombongan. Belum sempat mengeluarkan satu katapun untuk bertanya, pandangan tajam Biao sudah membuat pemilik toko itu lebih memilih diam dan menyaksikan apa yang akan terjadi.
“Serena ....” ucap Daniel pelan, saat melihat wajah Serena di sudut ruangan.
Serena yang melihat kedatangan Daniel, langsung berlari dan memeluk pria yang telah menjadi suaminya itu. Ini pertama kalinya Serena merasakan sangat nyaman ketika Daniel ada di depan matanya.
“Apa kau baik-baik saja Serena?” tanya Daniel sambil memegang pundak Serena.
“Diva, Daniel!” ucap Serena dengan suara serak karena menangis memikirkan Diva.
“Pengawal sudah membawanya ke rumah sakit, Nona,” ucap Biao.
“Ayo kita pulang Serena,” pinta Daniel sambil membawa Serena dalam pelukannya.
Daniel tidak tahu, sejak kapan ia sangat peduli dengan Serena. Tapi yang pasti saat ini, dia sangat mengkhawatirkan Serena. Bisnis yang di bangun oleh S.G. Group juga memiliki banyak musuh dan saingan. Daniel hanya berpikir, kalau bahaya yang saat ini menimpah Serena berasal dari dirinya.
“Aku ingin melihat Diva,” ucap Serena saat ia telah berada di dalam mobil bersama Daniel dan juga Biao.
“Kita belum bisa ke sana Serena, keadaan masih buruk. Aku tidak ingin mengambil resiko jika penembak itu masih mengintaimu,” ucap Daniel menolak permintaan Serena.
“Tapi, bagaimana jika terjadi sesuatu padanya Daniel. Aku yang mengajaknya.”
“Semua akan baik-baik saja Serena. Saat ini kita harus pulang ke rumah dan kau juga butuh istirahat Serena.”
Tama harus menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Daniel, untuk mengatasi masalah perusahaan yang terjadi di salah satu cabang perusahaan S.G. Group. Biao adalah orang yang memiliki tugas penuh untuk menjaga keselamatan Daniel dan Serena saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 284 Episodes
Comments
Handa Yani
namanya sama .. Kenzo..😍
2022-07-05
0
Hamokitsi Run
syukurlah Diva msh hidup semoga Diva selamat kasian anaknya
2022-06-06
0
Maia Mayong
kenzo ai tukng ngjek . hahhaha
2021-12-17
0