Masih dengan suasana yang sama dari sebelumnya, setelah menyelesaikan sarapannya dengan Serena. Daniel pergi berangkat ke kantor, diikuti oleh Biao dan Tama dari belakang.
“Jika Mama tidak ada dia akan diam seperti itu! Sungguh menyebalkan.”
Serena melihat punggung Daniel, yang sudah menjauhi dirinya. Ia masih duduk manis di meja makan, memikirkan sesuatu yang ingin ia kerjakan hari ini.
Rencana besarnya untuk pergi ke taman bunga, harus gagal karena peristiwa semalam. Hatinya masih dipenuhi rasa penasaran yang amat besar, terhadap taman bunga yang saat ini ingin ia kunjungi. Serena melangkah pelan ke sebuah sofa, yang terletak di tengah ruang utama. Mengambil sebuah majalah dan menyetel TV menjadi ide terbaik yang saat ini ada di pikirannya.
“Setidaknya aku tidak merasa jenuh saat menonton film favoritku.” Mengutak-atik remote yang kini ada di genggaman tangannya.
Serena tidak lagi memperhatikan keadaan sekitar. Pak Han dan seorang wanita berbaju pelayan, datang menghampiri Serena. Berdiri di samping sofa, yang kini di duduki Serena.
“Nona muda, ini adalah Diva. Pelayan yang bertugas untuk membantu Nona,” ucap Pak Han, sambil membungkuk hormat kepada Serena.
Serena mengalihkan pandangannya dari TV. Menatap tubuh Diva, dan memperhatikannya dengan seksama.
“Diva?” ucap Serena ulang
“Iya, Nona,” jawab Pak Han membenarkan.
“Kenapa harus ada tambahan pelayan, bukannya di rumah ini sudah banyak sekali pelayan Pak Han?” ucap Serena sambil menatap ke arah sosok wanita yang berdiri kaku di samping Pak Han.
“Tuan Daniel yang memintanya, Nona,” ucap Pak Han penuh hormat.
“Daniel? Tapi untuk apa?” tanya Serena lagi.
Mata Serena langsung tertuju pada wanita yang berdiri disamping Pak Han. Wajahnya terlihat takut dan kecewa saat mendengar kedatangannya tidak disukai oleh sang majikan.
Kenapa aku bicara seperti itu. Wanita ini terlihat kecewa.
Serena diam sesaat, sebelum melanjutkan perkataannya.
“Baiklah, ucapkan rasa terima kasihku kepadanya. Karena setidaknya ia sudah memberikanku seorang teman di rumah yang besar ini.” Serena tersenyum manis kepada Diva.
Anda bisa mengatakannya sendiri, Nona. Kenapa harus saya, yang mengucapkan perkataan itu pada Tuan muda.
Pak Han tertunduk sesaat, “Saya permisi Nona!” ucap Pak Han pelan, sambil melangkah pergi meninggalkan Diva dengan Serena di sana.
“Hai, Diva. Senang bertemu denganmu. Aku rasa kau tidak harus mematuhi, semua perintah yang sudah dikatakan oleh Pak Han,” ucap Serena sambil beranjak dari tempat duduknya.
“Maaf Nona, anda adalah Nona muda sekaligus majikan saya. Sudah sepatutnya saya mematuhi apa yang di katakan oleh Pak Han,” jawab Diva sambil menundukkan kepalanya karena takut.
“Hei, Diva! kenapa wajahmu seperti itu?” tanya Serena khawatir yang melihat wajah Diva terlihat ketakutan.
“Maaf Nona, tapi anda kelihatan tidak suka dengan kehadiran saya. Saya sangat membutuhkan pekerjaan ini untuk anak saya. Tolong jangan pecat saya,” pinta Diva memelas.
Serena menutup mulutnya dengan telapak tangan, hatinya di penuhi rasa bersalah saat melihat Diva sudah salah paham kepada dirinya.
“Tunggu-tunggu, anak?” tanya Serena pelan.
“Iya, Nona,” jawab Diva singkat.
Ternyata Pak Han sangat selektif dalam memilih pelayan.
Serena bergumam di dalam hati, sambil membayangkan kinerja Pak Han.
“Nona,” ucap Diva berulang-ulang saat melihat Serena hanya diam mematung.
“Ehh, iya,” celetuknya lagi.
“Apa Nona baik-baik saja?” tanya Diva mulai khawatir.
“Saya? Saya baik-baik saja Diva. Sebaiknya kau jangan salah paham atas perkataanku tadi. Aku hanya sedikit kaget, saat melihat Pak Han memberiku pelayan pribadi. Bahkan aku bisa mengurus semua keperluanku sendiri,” ucap Serena sambil tersenyum ramah kepada Diva.
“Begini saja, kau tidak harus menjadi pelayanku. Kau bisa menjadi temanku bercerita Diva,” ucap Serena kegirangan, membayangkan dirinya kini sudah memiliki teman baru.
“Maaf Nona, saya hanya pelayan. Bukan teman Nona. Tolong jangan mempersulit saya Nona.”
“Diva, aku sama sekali tidak mempersulit dirimu. Aku hanya terlalu lelah di rumah ini. Aku tidak pernah memiliki satu orang sahabat dalam hidupku,” ucap Serena lirih sambil kembali menjatuhkan dirinya di atas sofa.
Bagaimana ini, Pak Han berkata untuk selalu mengingat batasan antara aku dan Nona muda. Tapi bagaimana dengan permintaan Nona muda.
Diva semakin bingung, ini ia tidak memiliki pilihan lain selain menyetujui permintaan Serena.
Dari balik dinding, di ujung ruangan. Pak Han telah memperhatikan, perbincangan antara Serena dan Diva. Hatinya sangat takjub, melihat ketulusan hati yang dimiliki Serena.
“Nona muda memiliki sifat yang sangat baik, dia sama sekali tidak menyombongkan statusnya saat ini,” ucap Pak Han pelan, masih memandang Diva dari kejauhan.
“Baik Nona, saya mau menjadi teman Nona. Tapi ....” Belum sempat Diva menyelesaikan kalimatnya, Serena terlebih dulu memotong perkataan Diva.
“Terima kasih teman baruku,” ucap Serena sambil memeluk Diva.
Diva hanya menyambut pelukan Serena dengan Senyuman. Pak Han yang sedari tadi memperhatikan Diva dan Serena, memilih pergi meninggalkan mereka berdua.
“Diva, ceritakan tentang dirimu. Bagaimana Pak Han bisa menemukanmu dan membawamu ke rumah ini,” ucap Serena penuh tanya.
“Saya hanya kebetulan bertemu Pak Han Nona, Pak Han sudah membantu keluarga saya,” ucap Diva mencoba menjelaskan.
“Oh ya, Pak Han memang orang yang baik Diva. Apa Pak Han sudah memiliki anak juga?” tanya Serena selidik.
“Maaf Nona, saya tidak terlalu tahu masalah pribadi Pak Han.”
“Hmmp, aku akan menanyakannya sendiri nanti."
Seperti berjumpa dengan seorang sahabat, yang telah lama tidak bertemu. Serena dan Diva terlihat sangat akrab. Banyak hal yang diceritakan oleh Serena. Diva yang mendengar cerita sang majikan hanya bisa tersenyum.
Diva berasal dari keluarga kelas bawah. Hidup yang selalu pas-pasan, membuat Diva dan suami harus bekerja keras, demi buah hati yang telah hadir di antara mereka. Pertemuannya dengan Pak Han, adalah garis keberuntungan yang ditujukan untuk kehidupan mereka. Pak Han yang saat itu sedang melakukan beberapa tugas penting. Bertemu dengan Diva, secara tidak sengaja.
Diva yang saat itu sedang membutuhkan bantuan, atas kelakuan kasar seorang preman. Uang yang baru saja ia dapatkan, harus ia relakan demi keselamatan sang buah hati. Pak Han yang melihat kejadian itu, langsung memukul para preman tanpa belas kasih.
Setelah kejadian itu. Tiap kali Diva bertemu dengan Pak Han, ia selalu ingat jasa Pak Han yang pernah menolong dirinya. Baru beberapa hari yang lalu, Pak Han datang menemui Diva di kediamannya. Diva sangat bersyukur atas pekerjaan yang diberikan oleh Pak Han. Suatu kehormatan bisa masuk dan bekerja di rumah utama keluarga Edritz Chen.
Serena dan Diva, larut dalam obrolan yang baru saja mereka ciptakan. Diva menemani Serena makan siang, dan kembali melanjutkan cerita keduannya. Hingga tanpa terasa, hari sudah sore. Serena dan Diva, sudah berada di dalam kamar. Duduk di sofa, dengan posisi berhadapan.
“Nona, apa anda mau mandi, saya akan menyiapkan air mandian untuk Nona,” ucap Diva yang melihat hari sudah berganti sore.
“Jangan Diva, aku terbiasa melakukannya sendiri.”
“Tolong bantu saya Nona, itu sudah menjadi perkerjaan saya. Saya tidak akan di gaji jika tidak melakukan apapun,” ucap Diva sambil memelas
“Baiklah, kau boleh melakukannya. Aku juga tidak ingin kau pergi dari rumah ini,” ucap Serena sambil tersenyum memandang Diva.
Merekapun sontak tertawa bersamaan. Serenapun beranjak dari tempat duduknya dan melangkah menuju kamar yang diikuti oleh Diva. Serena merasa bahagia dengan kehadiran Diva di hidupnya. Kehadiran Diva juga sudah mengurungkan niatnya, untuk pergi mengunjungi taman hari ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 284 Episodes
Comments
Resy
walau banyak yg suka dg cerita saga, tapi entah kenapa aku sama sekali tidak tertarik dg itu.
lebih suka novel tentang mafia-mafian.
2022-05-05
0
Resy
kenapa setiap aku baca novel.. selalu saja ada yang komen mirip cerita saga, itulah, inilah & bla bla bla.
gak disini, gak di novel lain, selalu saja saga. membosankan
2022-05-05
0
Atin Bambang
sekretaris han pindah bos dia sudah muak spertinya nengok tingkah saga 🤭🤭🤭
2021-04-15
1