Setelah kejadian Serena pingsan di hadapan Daniel, Daniel tidak pernah lagi mengancam Serena. Tutur kata yang ia ucapkan juga mulai ia perbaiki. Serena yang menerima prilaku baik Daniel, masih belum merasa perubahan dalam diri Daniel.
Kurangnya waktu mereka bertemu, sangat membatasi komunikasi antara Daniel dan Serena. Daniel dan Serena, lebih fokus dengan kegiatan masing-masing. Tanpa memperdulikan status pernikahan yang telah mereka jalani.
“Daniel, nanti aku ingin pergi ke Taman yang pernah aku ceritakan,” ucap Serena pelan, sambil memandang ke arah Daniel. Namun Daniel tidak memperdulikannya, ia tetap menatap layar Handphone.
“Pergilah, Tama tidak bisa menemanimu hari ini. Dia harus menyelesaikan pekerjaan di perusahaan. Aku akan menyuruh pengawal lain untuk menemanimu.”
“Aku akan pergi bersama Diva, Daniel. Kau tidak perlu menyuruh pengawal,” ucap Serena sambil menebar senyum indah dibibirnya.
“Diva?” ucap Daniel penuh tanya.
“Iya, Diva. Pelayan wanita yang disiapkan Pak Han untukku. Bukankah kata Pak Han, kau yang memintanya,” ucap Serena sambil menyipitkan kedua matanya.
Daniel kembali mengingat ucapan yang pernah ia katakan pada Han, untuk menyiapkan pelayan wanita.
“Itu karena tubuhmu yang sangat lemah, kau bahkan sangat mudah jatuh pingsan. Aku tidak mungkin membantumu mandi, tiap kali kau pingsan,” jawab Daniel sambil mengalihkan pandangannya.
“Kau? apa kau tidak ikhlas menolongku waktu itu? Kau tahu, semua itu juga karena keisenganmu. Kenapa kau menyuruhku menembak? Bahkan aku harus merasakan sakit seperti itu,” ucap Serena yang mulai meninggikan suaranya.
“Sudahlah, aku tidak ingin berdebat denganmu. Hari ini Mama dan Papa akan pulang. Sebaiknya kau tidak pergi terlalu lama,” ucap Daniel sambil melangkah keluar kamar.
“Daniel, tapi bolehkan aku pergi dengan Diva dan tanpa pengawal?” tanya Serena sambil mengejar Daniel.
“Kau akan pergi di antar supir dan jangan membantah lagi!" tegas Daniel sambil terus melangkahkan kakinya menuju meja makan.
Kau selalu saja bertingkah semaumu.
Serena duduk di meja makan, untuk memulai ritual sarapannya dengan wajah cemberut.
Aku yakin, saat ini dia pasti sangat kesal. Aku tidak akan mengambil resiko, jika ia tersesat di kota ini. Dia baru saja tinggal di kota ini.
Daniel melirik sebentar ke arah Serena.
Kenapa dia menatapku seperti itu.
"Apa kau sedang memandangku?” tanya Serena, yang sontak membuat Daniel menjadi salah tingkah.
“Kau! Aku sama sekali tidak memandangmu.” Daniel mengalihkan pandangannya.
“Apa kau sedang berbohong?” ucap Serena sambil tersenyum licik memandang Daniel.
“Iya, aku memandangmu. Aku hanya berpikir. Kenapa aku bisa menikah dengan wanita bodoh sepertimu!” ucap Daniel sembarangan.
Bukan melawan perkataan Daniel, Serena malah terdiam tanpa kata. Wajahnya terlihat sedih, pandangan matanya ia alihkan kepada roti yang ada di atas piringnya.
Apa aku keterlaluan, kenapa dia diam seperti itu. Sudahlah, dia selalu saja membuat hariku menjadi jelek.
Daniel beranjak dari tempat duduknya untuk pergi bekerja.
“Kenapa dia harus mengatakan hal itu, kenapa hatiku sangat sakit saat mendengar kata-kata itu," ucap Serena pelan saat Daniel sudah menjauh dari meja makan.
Biao dan Tama yang melihat kejadian itu, hanya bisa diam. Daniel memang sering mengatakan hal seperti itu, kepada siapa saja yang tidak ia sukai. Kehadiran Serena, memang sering kali membuat suasana hatinya berubah-ubah.
Di dalam mobil, Daniel masih memikirkan wajah sedih yang di pancarkan Serena. Hatinya merasa bersalah, atas apa yang telah ia katakan. Sekilas hatinya ingin kembali ke rumah untuk meminta maaf kepada Serena, namun perasaan gengsi itu muncul dan melupakan keinginannya untuk minta maaf.
Tidak seperti biasanya, kenapa Tuan Daniel tidak melihat isi Email yang sudah masuk di pagi ini.
Tama melirik sebentar ke arah spion, lalu mengemudi mobil untuk terus melaju menuju S.G. Group.
“Biao, bagaimana kerja sama kita dengan Mr. X?” tanya Daniel memecah keheningan.
“Semua berjalan lancar Tuan, perusahaan kita mendapat keuntungan besar dari hasil kerja sama kita dengan Mr. X,” ucap Biao menjelaskan.
“Baiklah, terus pantau perkembangan perusahaan kita. Tama, sore ini kau pergi ke salah satu anak perusahaan kita, terdapat sedikit masalah di sana. Aku ingin kau membereskannya.”
“Baik Tuan,” jawab Biao dan Tama bersamaan.
***
Di rumah utama, Serena sudah bersiap-siap untuk pergi ke taman. Ditemani Diva dan seorang supir, yang juga menjadi pengawal Serena. Mereka berangkat menuju taman, dengan penuh suka cita.
“Aku sangat bahagia bisa keluar dari rumah itu, Diva," ucap Serena penuh kegirangan.
Kenapa Nona terlihat tidak bahagia berada di rumah, bukannya rumah itu sangat besar dan fasilitas didalamnya juga terbilang lengkap.
Diva hanya menjawab dalam hati.
Setelah beberapa menit berada di dalam mobil, mobil itu berhenti di sebuah tempat parkir. Menghadap ke sebuah taman, yang berisi bunga-bunga yang sedang bermekaran.
Sebuah Taman kecil, yang berada di pinggiran kota. Serena berlari menuju tengah-tengah taman, yang di kelilingi banyak bunga dengan warna yang bervariasi. Bunga mawar yang tersusun rapi, membuat Serena ingin melangkahkan kakinya untuk mendekatinya.
Serena mendekati aneka bunga tulip, yang sedang bermekaran. Bau harum, khas bunga itu mulai tercium dan menusuk ke dalam hidung Serena. Sambil memejamkan mata, Serena terlihat menikmati harum bunga yang sedang bermekaran di taman itu.
Diva dan seorang pengawal, hanya memandang Serena dari kejauhan. Mereka tidak ingin merusak momen yang saat ini sangat di nikmati oleh Serena.
“Kau menyukainya?” jawab seseorang yang berada tidak jauh dari Serena.
“Iya, aku sangat menyukainya,” jawab Serena tanpa sadar, kalau orang yang ia ajak bicara adalah orang asing.
“Kenzo,” ucap pria asing itu, sambil mengulurkan tangan untuk berkenalan dengan Serena.
Serena yang mulai sadar, dengan keberadaan orang asing yang ada dibelakangnya. Ia mulai membalikkan badannya, “Siapa kau?” tanya Serena yang masih memperhatikan orang asing itu, tanpa menyambut uluran tangannya untuk berkenalan.
Di tempat yang tidak jauh dari posisi Serena saat ini, seorang pria yang tidak diketahui identitasnya telah memperhatikan Serena sejak tadi. Secara perlahan ia mengeluarkan sebuah senjata api.
Pengawal dan Diva yang berada jauh dari posisi Serena, melihat kehadiran Kenzo. Merasa takut dengan keselamatan Serena, Diva dan pengawal itu mulai melangkah mendekati Serena. Namun, belum sempat pengawal itu mendekati Serena, suara tembakan terdengar memecahkan telinga. Pengawal itu pun jatuh ke tanah dan tidak sadarkan diri.
Diva yang meyaksikan kejadian itu langsung memucat dan jatuh pingsan tepat di samping pengawal.
“Diva!” teriak Serena.
Suara tembakan itu kembali terdengar, namun Kenzo segera melindungi Serena dan berlari ke arah taman bunga yang sangat rimbun.
“Kenapa kau menarikku!” ucap Serena dengan penuh emosi.
“Apa kau sadar, ada orang yang ingin mencelakaimu, Nona,” jawab kenzo sambil terus menarik tangan Serena untuk menjauh dari pusat tembakan itu berada.
“Mencelakai, untuk apa mereka ingin mencelakaiku?” tanya Serena pelan.
“Astaga, mana saya tahu, Nona,” jawab Kenzo kesal.
“Diva, bagaimana dengan Diva,” ucap Serena yang merasa bersalah karena sudah pergi meninggalkannya.
“Dia akan baik-baik saja, Nona. Sekarang yang menjadi target mereka, adalah anda. Sebaiknya kita cari tempat aman dulu. Setelah itu kita pikirkan langkah selanjutnya.”
Karena tidak memiliki pilihan lain, Serena mengikuti perkataan Kenzo. Hatinya mulai khawatir memikirkan keadaan pengawal dan Diva, yang tergeletak di pinggir taman.
Sementara itu di taman, Seorang pria berjas hitam berjalan mendekati Diva dengan tatapan penuh amarah.
“Erena ... ternyata dia masih hidup. Sepertinya wanita yang berada dihadapanku ini adalah orang yang penting baginya.”
Duarr
Suara tembakan kembali muncul. Tepat mengenai dada Diva, hingga tubuh Diva berlumuran cairan berwarna merah.
“Aku akan mencarimu Erena, urusan kita di masa lalu belum selesai,” ucap pria itu sambil pergi meninggalkan pengawal Serena dan Diva disana.
Like, Komen, dan Vote.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 284 Episodes
Comments
Lailatul Fadjariyah
author aku suka karyamu gk bosen baca lagi dan lagi. semangaaat utk karyamu thor
2023-10-06
0
Nurul Hidayati
tegang bacanya thorrrr🤭😅
2023-01-03
0
Handa Yani
mulai menegang kannn...
2022-07-05
0