"Sudahlah, ayo ke istana, hari sudah petang" Ucap Kak Chris.
Perkataannya sukses membuatku mengangkat kedua alis bingung "Ke istana? Untuk apa? Aku akan tetap tinggal di gubuk"
Kak elios tersenyum lembut sambil mengelus rambutku yang sedikit kusut karena jarang keramas "Bukan untuk tinggal, ayo kita bersenang-senang di istana sebentar"
"Tidak mau, aku ingin pulang saja" Keukehku.
Kulihat mereka mendesah lelah bersamaan. "Ayolah.. Demi kami, boleh?" Kini Kak Felix membuka suaranya.
Aku tidak tega melihat wajah lelah mereka, "Uh ok-"
Aku menghentikan ucapanku ketika bayangan Fathia tiba-tiba berputar di otakku. Benar juga, aku ingin hidup tenang tanpa menganggu kehidupan si pemeran utama.
Begini ya, rasanya sakit ketika aku baru menyadari jika aku itu pemeran figuran. Semua fasilitas ini, keempat kakak lelakiku ini, ibu ratu, ayah, pak penjaga perpustakaan.. Membuatku tidak sadar diri bahwa aku hanya pemeran figuran.
"Oke?" Kak Nathan tersenyum.
"T-tidak" Tolakku dengan sedikit gelagapan.
Wajah mereka menjadi susah kembali "Kenapa?" Tanya Kak Elios.
"K-kalian bisa bermain dengan anak baru ayah kan" Jawabku.
Kak Nathan tersenyum, "Fathia maksudmu?"
"Hmn!" Jawabku mengangguk semangat.
Padahal hati ini sakit karena telah membiarkan kakak-kakak coganku pergi bermain dengan si b*j*ng*n sok polos itu.
"Bagaimana kalau kita bermain bersama" Kak Felix memberi saran.
Kak Chris, Elios, dan Felix mengangguk bersamaan tanda setuju.
Baiklah, aku merasa terpojokkan disini. Siapa saja, tolong aku! Ah-hei kau yang sedang membaca, cepat kemari dan bawa aku pergi!
Padahal aku ingin menghindari Fathia, kenapa malah kakak-kakak bodohku ini hendak bermain bersamanya.
"Kak.."
"Bagaimana?"
Lihat wajah mereka berkilauan seperti bocah yang baru saja diberi permen, membuatku menjadi serba salah. "Baiklah.. Aku ikut"
"YEYY!!!"
Tuhan, semoga aku memilih keputusan yang tepat.
***
"Hormat pada pangeran" Pengawal depan istana menunduk ketika kakak-kakakku melewati mereka.
Langkah kaki kak Chris berhenti, "Matamu buta?"
"Hah?"
"He?"
"Aku bertanya, matamu buta!" Teriak lagi Kak Chris didepan pengawal gagah tersebut.
"TIDAK PANGERAN!!"
"Lalu apa kau tidak bisa melihat jika ada Putri Aileen disini?"
"Ahh.." Mulut para pengawal bungkam, lalu segera menunduk hormat kepadaku.
"Maafkan sikap semberono kami, Tuan putri!"
Aku menggaruk rambutku tak gatal merasa salah tingkah karena diperlakukan seperti ini. "B-b-bangunlah" Heh kenapa aku menjadi gagap begini.
"Terimakasih atas kemurahan hati, yang mulia putri!"
"Baik-baik, ayo Aileen kita masuk ke istana" Kak Elios menarik tanganku.
"Oh ya, apa kita harus bermain dengan Fathia?" Tanya Kak Felix.
Aku tersenyum, "Terserah saja"
"Jika kita bermain berlima saja, apa kau keberatan?"
Aku tertawa dalam hati, tentu saja tidak! Mana mungkin aku mau bermain dengan gadis sok polos itu. Tetapi aku harus tetap menjaga citraku..
"Jika itu kemauan kakak, maka baiklah" Jawabku.
"Woah! Adikku yang baik, ayo kita berkeliling istana hingga malam!"
"AYOO!!"
Aku tertawa lepas, dunia novel ini benar-benar tidak buruk. Persetan sudah dengan semua naskah, jika aku bahagia maka akan aku lakukan.
Seharusnya memang begitu bukan? Kini kami bermain bersama dengan berkeliling istana, bahkan seekor kupu-kupu pun bisa mengundang gelak tawa dalam tempo lama. Kebahagiaan itu adalah keputusan, dan aku sudah memutuskan!
(Sok bijak)
"Wahh.. Kakak-kakak sedang bermain mengapa tidak mengajak Fathiaaa"
Suara ini.. Mengganggu ketenangan kami saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Oi Min
Haish si rubah malah datang
2022-01-15
0
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦a͒r͒r͒o͒w͒ 🏹
Kakak²nya pada gak peka ya
2021-12-28
0
ana Imaa
Yah kau benar author,"kabahagiaan itu adalah keputusan" maka dari itu mari kita berbahagia😄😄😄
2021-10-08
0