Aku menatap punggung Liam yang gagah dari belakang, entah kenapa detak jantungku ini tidak bisa diam.
Oh tentu saja, jika diam maka aku akan mati bukan?
"Hei, kenapa kau dibelakangku.. Sini jalan disampingku"
"O-oke"
Kini kami telah sampai di sebuah warung sederhana. Tidak ada masalah selama perjalanan karena kami menyamar dengan baik.
"Ayo masuk, makanan disini katanya sangat enak" Tangan kekar Liam bergerak menarik lenganku.
"Bagaimana kau bisa tahu bahwa makanan disini enak?"
"tadi sore aku mencari informasi" Jawabnya dingkat.
Terkekeh, "Kau sepertinya sudah merencanakan acara makan malam ini dengan baik ya" Ucapku memuji.
"Tentu saja, bocah".
Kami duduk di salah satu bangku kosong di dalam warung. "Bu, saya pesan mie rebus satu mangkok!"
"BAIK, TUAN"
Woah ternyata disini ada mie, aku jadi penasaran dengan rasanya.
Dia menoleh padaku, "Kau pesan apa?"
"Mmm.. Mie rebus, sama denganmu" Jawabku.
Lelaki itu mengangguk lalu membuka mulutnya dan berteriak untuk sekian kalinya "Bu, saya pesan dua porsi mie rebus! Namun jadikan dalam satu mangkok!"
Teriakannya sukses membuatku melotot "Apa maksud perkataanmu, sialan" Bisikku padanya.
"Ada apa?" Lihatlah dia berbicara dengan watados-Wajah tanpa dosa. Cih.. Menyebalkan.
"APA? DIJADIKAN SATU MANGKOK?"
"Ti-
"IYA BU! JANGAN LUPA UNTUK MINUMAN DINGINNYA!"
"TENTU SAJA.. Ckckck, anak muda jaman sekarang mengumbar kemesraan tidak tahu tempat"
Aku mencengkeram lengannya keras "Kau ini-seenaknya sendiri!" Ucapku kesal.
"Aku yang traktir, aku juga yang memutuskan"
***
"Selamat makan!" Ucap kami bersamaan.
Aku memakan mie ku dengan nikmat, mataku berbinar ketika merasakan bahwa mie ini sangat enak!
Bahkan lebih enak daripada mie instan!
Saat aku menarik lagi mie ku, tanganku berhenti. Aku menatap Liam yang juga menatapku, kami mengambil mie yang sama!
Baiklah, ini adalah adegan pasaran di film romantis, namun aku belum pernah merasakannya secara langsung.
Kulihat bibirnya bergerak menjadi seringai, "Kenapa menatapku seperti itu? Aku tahu aku tampan"
Bluusshhhh
Demi apapun, aku sangat ingin menggali lubang untuk menutupi wajahku yang memerah ini.
"Kau, lepaskan mie mu, aku akan memakannya" Ucapku sedikit aneh karena masih menggigit mie.
Dia terkekeh pelan, "Kalau kita bertaruh bagaimana? Ayo balapan memakan mie paling banyak, yang menang akan diberi tiga kesempatan permintaan apapun itu"
Aku tertawa dalam hati, lalu menyutujui tantangannya. Dengan rakus aku memajukan wajahku terus mengunyah sebutir mie ini, didepan Liam juga maju dan..
"Aku menang" Ucapnya.
Aku terdiam, "Ap-"
"Permintaan pertamaku, mengambil ciuman pertamamu"
Wajah kami berdekatan, nafasnya yang teratur dapat kurasakan dengan jelas. Ketika bibirnya semakin dekat, aku menutup mataku gugup. Dan ternyata ia mengecup pipi kananku.
Hanya kecupan sekilas. Kulihat ia tersenyum puas menatapku, para pelanggan lain di sekitar kami bersemu.
"Pria itu sangat jantan, tampan pula.. Andai dia menjadi suamiku"
"Astaga mereka sangat romantis"
"Dia masih terlihat 13 tahun, kenapa lelaki itu menciumnya? Apa dia pecinta anak kecil?"
Perkataan seorang remaja lelaki membuat pandangan Liam menjadi gelap, entah kenapa rasa marahku menghilang seketika saat melihatnya kesal.
"Pfftt, Pecinta.. Anak kecil" Ulangku padanya.
"Diam kau, ayo pergi" Lagi-lagi aku ditarik olehnya, dasar lelaki arogan yang suka mengatur. Mentang-mentang dirinya adalah putra mahkota kerajaan terkuat begitu? Heh.. Kesal sekali rasanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Sulati Cus
pe.. do.. fil... ups sorry pangeran
2022-06-26
0
Callysta Nungrum Amira
pedofil🤣🤣🤣
2022-01-06
0
a͒r͒r͒o͒w͒ 🏹
Karena bakat Ailen kuning, sedangkan bakat fatiha merah. Kenapa tidak adu kekuatan saja..?
2021-12-28
0