Menjadi putri itu.. Tidak buruk sama sekali!
"Putri sudah bangun? Mari saya bantu melepaskan gaun tidur putri" Ucap seorang pelayan disampingku.
"Tidak, aku bisa melepasnya sendiri"
"Tapi putri-"
Aku menatapnya "A-aku malu, mohon pengertiannya".
"Ah.." Dia tersenyum menatapku "Baik, kalau begitu saya akan menyiapkan gaun untuk makan pagi bersama keluarga kerajaan" Lanjutnya.
"Makan bersama keluarga kerajaan?"
"Iya putri, itu akan menjadi rutinitas baru mukai sekarang"
Aku termenung "Begitu.."
"Baiklah, saya akan menyiapkan gaunnya sekarang agar putri tidak terlambat" Ungkap Pelayan dengan senyumannya yang tak pernah menghilang.
"Eh oh, baiklah"
***
Saat perjalanan tidak ada pelayan maupun prajurit yang tunduk padaku kecuali pelayan yang tadi membantuku mandi.
Kenapa memangnya? Oh iya aku kan putri sampah, haha.
"Permisi ayah, ibu, dan lainnya"
Kulihat semua ada disini sudah duduk manis, kecuali.. Fathia.
"Ah Aileen, duduklah sayang" Ujar ibuku.
Aku tersenyum membalas "Terima kasih ibu".
Sedikit sakit hati rasanya ketika melihat ayah hanya terdiam ketika aku datang. Hubungan kami memang belum membaik sedari dulu.
"Hufftt, Fathia belum datang?"
"Panggil dia kakak, Aileen" Ayah dengan tegas memperingatiku.
"Ayah, dia masih berumur 12 tahun. 2 tahun lebih muda dariku" Ungkapku tak suka.
Dia menatapku balik, "Tetapi Fathia ingin menjadi kakak. Tentu saja kau harus mengalah"
"Apa kau bercanda, suamiku!" Teriak ibuku marah.
Ayah menggeleng, "Aku tidak bercanda sama sekali, aku serius".
"Tetap-"
"Ayah, ibu, kakak, Fathia datanggg"
Suara laknat ini mengganggu saja!
"Ah Fathia, sini duduklah" Ucap ayah tersenyum, emosinya tadi hilang dalam sekejap mata.
"Hum hum.. Wah ada adik Aileen? Selamat kau sudah menjadi putri! Hehe"
Apa sih, gadis ini ngadi-ngadi banget sumpah..
Aku menggeram menahan emosi "Iya.. K-k-kak" Ucapku sedikit aneh ketika mengatakan kata 'kak'.
Kami diam memakan makanan yang telah disediakan koki istana. Ah ngomong-ngomong keempat kakakku dari tadi diam saja, tumben sekali.
"Ayah, aku sudah selesai" Ucap kak Elios sambil mengelap mulutnya lalu beranjak pergi.
"Aku juga" Kak Felix berdiri dan mengikuti kak Elios dari belakang.
Kak Nathan dan Kak Chris saling pandang, lalu mengangguk. "Kami juga, ayo Aileen.. Makananmu sudah habis kan?"
Sedikit cengo, "Ah oh iya.. Ayah, ibu, k-ka-kak aku pergi dulu, terima kasih atas sarapan pagi ini".
"Baiklah sayang" Jawab ibu dengan senyuman manisnya.
Tanganku ditarik oleh Kak Nathan mengikuti kak Elios dan Kak Felix.
"Kalian ini, kenapa menarikku seperti ini" Ocehku kesal.
Kak Chris menjawab sederhana "Bermain"
"Hah?"
"Ayo kita bermain"
Aku mendengus, "Huh! Kenapa tergesa-gesa seperti ini".
"Aku muak melihat wajahnya" Ungkap Kak Nathan dengan wajah datar.
"Wajah siapa?"
Kak Felix datang sambil membawa keranjang berisi apel merah yang terlihat kesal. "Wajah siapa lagi? Tentu saja Fathia sialan itu!"
"Mulutmu, jangan berbicara kasar didepan Aileen" Nasehat Kak Elios.
"Heeerrghh baik-baik"
Kak Chris menepuk tangannya "Oke, ayo kita duduk dibawah pohon itu. Lihat keranjang ditangan Felix, apelnya segar sekali"
"Tentu saja, aku sendiri yang memetiknya tadi" Jawab Kak Felix dengan bangga.
Kak Elios mencibir "Sendirian katanya"
"Hehehe... Sedikit dibantu oleh Elios"
Aduh.. Sebentar lagi akan ada perang mulut!
"PANGGIL AKU KAKAK, BODOH!"
"HEI, JANGAN BERBICARA KASAR!"
"APA KAU? HANYA ADIK BISA MEMARAHIKU?"
"KALIAN INI KEKANAK-KANAKAN SEKALI"
"DIAAAAAAMMMMMMMMMMMMMM"
***
Woi, tutup telinga ya. Empat pangeran ini mulutnya kek toa🐦
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Jjlynn Tudin
oii umur suda.belasan tahun Masih.bermain?🤣
2024-07-16
0
Zulvianti
sepertinya saya mulai membenci bapaknya, ngapain coba waktu itu di tolongin, biarin aja mati
2022-03-10
0
Ida Blado
hrs'a si aeleen ini jdi org tegas dn belajar dgn kemampuannya untuk membalas mereka
2021-12-14
1