14. Pertempuran di tengah kota 1

23 Januari 2321, pukul 12.25 WIB.

**

Seluruh orang di kota bawah tanah Kota Karanganyar tidak ada yang tidak panik. Lapisan pelindung tambahan didalam kota bawah tanah mulai terpasang setelah seluruh prajurit keluar dari kota bawah tanah.

Hanya 2 kompi saja yang akan menghadapi pasukan penunggang naga, yakni Kompi 32 dan Kompi 406.

Nio sudah berada di Regu 2 dan mengambil alih pimpinan dari Herlina.

“Sial. Apa aku akan mati sekarang?” batin Nio sambil membenarkan posisi helm yang ia kenakan.

Ini adalah pertempuran pertama Nio dan seluruh Tentara Pelajar di kota bawah tanah Kota Karanganyar.

Tidak ada yang baik-baik saja dengan perasaan masing-masing prajurit karena akan menghadapi makhluk ‘mitologi’.

Yang ada di bayangan adalah cara mati dan hal yang terjadi kedepannya.

**

Setelah gerbang masuk ke kota bawah tanah terkunci, sebuah kendaraan pengangkut senjata dan lima kendaraan lapis baja dikerahkan.

Kendaraan lapis baja dibekali senjata peluru kendali anti-tank. Namun di kendaraan pengangkut senjata masih ada senjata anti tank lainnya.

Masing masing Kapten memimpin kompi masing-masing, Herlina memimpin Kompi 406 dan Surya memimpin Kompi 32.

Meski Surya sudah mengalahkan pasukan yang sulit ditembus pakaian tempurnya, namun yang ia hadapi kali ini bukanlah manusia.

“Mereka jelek sekali,” gumam Nio yang melihat naga mulai mendarat di 3 km didepan barisan.

Naga yang paling besar berada di paling depan dari naga-naga lainnya. Satu naga itu cukup membuat hati seluruh prajurit bergetar.

Ditambah mereka harus bertempur didekat tempat tinggal penduduk. Bisa saja serangan kedua pasukan malah menghancurkan rumah warga beserta penghuninya.

**

Di Pusat Penelitian Militer, seluruh siswa pelatihan mendengarkan penjelasan seseorang yang terlihat sangat ahli di bidang ini. salah satu orang itu adalah Nio.

“Sisik naga yang saya pegang tebal nya setebal kulit tank dan sangat sulit ditembus peluru biasa,” jelas orang itu sambil menunjukkan sebuah benda berwarna ungu mengkilap.

Itu adalah sisik naga yang berhasil dibunuh dengan susah payahnya oleh AU. Namun satu ekor naga memuat banyak informasi yang sangat diperlukan untuk mengembangkan senjata.

Satu sisik naga panjangnya sekitar 5 cm dan setebal 1 cm. Sisik-sisik tersebut menutupi hampir seluruh tubuh luar naga.

Bisa dikatakan naga-naga dari dunia lain ini adalah ‘tank terbang’. Dan itu cukup membuat seluruh prajurit yang menghadapinya lebih memilih kabur.

Orang itu melanjutkan penjelasannya, “Selain itu naga-naga itu juga dapat menyemburkan api dengan temperatur tinggi. Kami belum mengetahui suhu terpanas yang dapat dikeluarkan naga-naga itu, tapi yang pasti api yang dikeluarkan dapat menghancurkan tank.”

Seluruh orang di ruangan ini merasa tak percaya dengan yang dimiliki naga-naga itu. Terutama Nio yang mengeluarkan banyak keringat dari dahinya karena panasnya ruangan ini dan penjelasan yang singkat namun mampu membuat hati kacau meski belum pernah berhadapan dengan naga.

“Baiklah, apa ada yang ingin bertanya?” tanya orang itu.

Seluruh orang hanya saling tatap dan sebagian lagi memikirkan pertanyaan yang ingin ditanyakan.

Seseorang mengangkat tangannya dan bertanya, “Bagaimana cara naga itu mengeluarkan api?”

Orang itu membuka buku catatannya dan berhenti pada satu halaman.

Dia berkata, “Kami menemukan satu organ di leher naga. Organ tersebut dilapisi dengan sesuatu yang sangat keras sehingga kami belum bisa mengetahui ada apa didalamnya. Namun kami mengira jika organ itu penyebab naga bisa menyemburkan api.”

Prajurit yang bertanya terlihat puas dengan jawaban yang ia terima.

Sesaat kemudian tidak ada orang yang bertanya lagi karena pertanyaan seluruh orang yang belum sempat bertanya sudah terjawab.

“Apa peluru kaliber 7,62 x 51 mm bisa menembus sisik naga yang katanya setebal kulit tank itu?” tanya seseorang.

Seluruh orang melihat pada satu orang, yaitu Nio. Rio dan Jo yang berada di ruangan ini terkejut dengan Nio yang menggunakan hak bertanya nya. Mereka masih berpikir jika Nio adalah orang yang malas bertanya dan bersikap masa bodoh.

“Saya pikir itu belum cukup. Apa lagi jenis peluru itu hanya membuat penyok kulit tank,” jawab orang itu.

**

“Jumlah mereka diperkirakan sekitar 30 ekor naga dan 2 prajurit menunggang masing-masing naga,” kata seorang prajurit yang mengendalikan sebuah pesawat tanpa awak diatas kendaraan pengangkut senjata.

Kamera yang terpasang pada pesawat tanpa awak mengirim rekaman di sebuah monitor yang memperlihatkan kadal terbang yang masing-masing dikendalikan satu orang prajurit dan satu pelindung.

Pasukan naga itu berbaris dengan berantakan. Namun bukan itu hal pentingnya.

“Bagaimana mengalahkan naga-naga itu?” gumam Surya sambil menggigit ujung kuku jempolnya.

Tidak ada strategi yang terpikirkan pada masing-masing komandan Kompi dan Regu. Karena tidak ada yang terpikirkan tentang serangan balasan ini. Bahkan pasukan pengintai sekalipun.

Nio memasangkan bayonet pada ujung senapannya dan setelah itu dia menatap datar kearah pasukan penunggang naga yang ada di hadapannya.

“Para Kapten itu, mereka santai sekali,” gumam Nio sambil melihat 6 kendaraan lapis baja yang terparkir di belakang barisan sebagai ‘serangan pendukung’.

Dia melihat ke arah barisan Regu nya yang seluruh prajuritnya terlihat sangat gelisah.

“Sial!” umpat Surya.

Surya mencoba menghubungi Pangkalan Udara terdekat untuk meminta bantuan. Namun mereka bahkan tidak bisa mengirimkan satu helikopter tempur saja karena seluruh skuadron dikirimkan ke selat Bali untuk melawan Angkatan Laut pasukan dunia lain yang hampir mendekat ke Pulau Jawa.

“Kenapa?” tanya Herlina yang melihat Surya berkali-kali mengumpat. Surya menjawab, “Kita tidak akan mendapatkan bantuan udara.”

Tentu saja Herlina juga terkejut tapi sesaat kemudian dia kembali terlihat tenang.

Terlihat Rio meninggalkan Regu nya dan mendekati Nio, begitu juga dengan Jo.

“Hei Nio, apa kau ingat dengan pertanyaan mu dulu?” tanya Rio.

“Tentu saja,” jawab Nio dengan ekspresi datarnya.

Mereka berdua merasa pernah melihat Nio dengan ekspresi seperti itu.

“Bakalan ada kejutan nih,” batin Jo.

“Hey, Komandan Regu 4. Kembalilah ke tempat mu!” perintah seseorang dari kompi 32.

Rio terkejut dan segera berlari kembali memimpin regunya. Jo juga kembali ke barisannya seperti semula.

Jumlah gabungan kedua Kompi sebanyak 346 pasukan. Kompi 406 berjumlah 156 prajurit dan Kompi 32 berjumlah 190 prajurit.

Jumlah prajurit TNI memang lebih banyak dari musuh, namun musuh memiliki 30 ekor naga.

Nio mengingat-ingat pertanyaan yang pernah dulu ia lontarkan.

Kemudian dia meninggalkan Regunya tanpa menghiraukan anggotanya yang memanggil namanya untuk terus berada di barisannya.

Nio menuju ke Kaptennya berada, yaitu Herlina. Disitu juga ada Surya yang terlihat semakin gelisah sambil menggigit kuku jempolnya.

Herlina dan Surya tentu saja terkejut melihat Nio yang tiba-tiba muncul.

“Herlina, aku punya usulan,” ucap Nio.

“Kenapa kau tidak di barisan mu, cepat kembali !” perintah Surya. Nio dengan tenangnya menjawab. “Memangnya kau Komandanku apa?”

Herlina terkejut dengan perkataan Nio yang membuat Surya terlihat kesal.

“Me-memangnya kau punya usulan apa?” tanya Herlina dengan gugup setelah mendengar jawaban Nio terhadap perintah Surya.

Nio menatap Surya terlebih dulu sebelum membisikkan sesuatu pada Herlina.

“Apa sih?” gumam Surya yang semakin kesal terhadap Nio.

**

Karena peluru kendali anti-tank sangat terbatas dan langsung habis setelah mengenai naga. Tapi itu jika serangan peluru kendali dapat mengenai naga yang dapat terbang dan membakar besi dengan mudah.

Meski kemungkinan menang jika menggunakan senjata ini sangat besar, namun bukan berarti peluru kendali yang ditembakkan akan mengenai sasaran yang dapat terbang.

Bisa saja peluru kendali hampir mengenai naga, namun naga itu segera menyemburkan apinya yang dapat membakar besi dengan mudah.

Mungkin saja prajurit yang ada disini tidak mengikuti ‘seminar’ itu, jadi mereka tidak tahu apa-apa mengenai naga itu kecuali tampang seramnya.

“Jadi kau sampai memikirkan kemungkinan terburuknya di waktu sesingkat ini ya?” tanya Herlina pada Nio dengan nada kagum setelah Nio menyampaikan usulan beserta penjelasan diatasnya itu.

“Tentu saja, jadi menggunakan senapan runduk berkaliber 12,7 x 99 mm jika memilikinya,” jelas lagi Nio.

“Tentu saja kita punya, tapi hanya beberapa orang saja yang bisa menggunakannya lho?” kata Herlina.

“Setidaknya ada 5 orang yang bisa menggunakan senapan runduk, paling tidak yang bertipe SPR-2,” ucap Nio dengan nada tidak sabar karena musuh hampir siap untuk melakukan serangan.

Naga-naga mulai membakar yang ada dihadapannya. Mulai dari pohon gedung dan mobil-mobil yang terparkir berubah menjadi kobaran api.

Para penduduk yang masih sayang nyawa berlari menjauhi kota yang hampir menjadi medan tempur ini. Sebaliknya, beberapa warga laki-laki melawan naga dengan senapan angin yang mereka miliki.

Tentu saja akibatnya sudah terlihat, mereka berubah menjadi abu karena terbakar semburan api naga. Abu tersebut berterbangan akibat naga yang mengepakkan sayapnya sedikit. Beberapa penduduk laki-laki lain yang melihat kejadian itu langsung berlari berusaha menyelamatkan diri.

Namun nasib mereka tak jauh berbeda dengan penduduk yang mati menjadi abu tadi. Setidaknya mereka tidak mati menjadi abu, tapi tewas ditangan prajurit lain yang mengejar mereka.

Jasad mereka tergeletak begitu saja di jalanan dan terinjak-injak kaki naga yang besar dan tentunya berat.

Pasukan Penunggang Naga ini hampir tiba di tempat para prajurit ini berbaris. Getaran karena langkah kaki naga mulai terasa dan menggetarkan hati setiap prajurit yang belum siap mati itu.

Nio sudah mendapatkan 5 orang yang bisa menjadi penembak jitu.

“Kenapa kau tidak ikut mereka?” tanya Herlina yang mempertanyakan Nio tidak ikut menjadi penembak jitu.

“Ya, gimana ya?. Memangnya atasan memperhatikan potensi setiap prajurit?. Bukannya mereka hanya memperhatikan beberapa prajurit yang mereka rasa mempunyai potensi tertentu?” jawab Nio dengan tersenyum miring.

Herlina juga tersenyum miring seakan sependapat dengan Nio. Surya yang masih berdiri di dekat mereka setelah memerintahkan anggotanya yang menjadi penembak jitu berkumpul terkejut dengan perkataan Nio.

“Entah apa jadinya kau kalau atasan mendengar perkataan mu itu Nio,” batin Surya.

Dia kemudian memimpin Kompinya yang berkurang 2 orang karena berada di Regu Penembak Jitu yang diinginkan Nio.

Tania juga termasuk kedalam Regu berjumlah 5 orang ini.

Nio tersenyum heran karena adanya perempuan pendek itu. Tania terlihat memeriksa kesiapan senapan runduknya.

“Aku sudah siap kau perintahkan Nio,” ucap Tania yang membuat Nio terkejut.

“Tidak-tidak. Tania, bukannya kau mempunyai pangkat yang lebih tinggi dariku?” tanya Nio.

“Apa itu penting?” tanya balik Tania dengan wajah datarnya.

Nio menjawabnya dengan senyuman dan mengajak 5 orang tersebut ke truk pengangkut senjata.

Disana ada 5 senapan runduk bertipe SPR-2. Meski itu senapan yang sudah tua, namun kemampuannya masih sehebat senapan runduk saat ini.

Nio membuka kotak khusus yang didalamnya berisi beberapa magasin untuk senapan runduk. Dimana masing-masing magasin berisi 5 butir peluru dengan kaliber 12,7 x 99 mm.

“Masing-masing dari kalian bawa satu senapan dan 3 magasin!” perintah Nio.

Semua menjawab dengan anggukan dan dengan sigap mengambil senapan runduk dan magasin nya.

**

Ini benar-benar pertempuran di tengah kota yang merupakan pusat Kota Karanganyar.

Pasukan berbaris di jalan raya yang sudah mengelupas. Dihadapannya ada naga yang berjalan dan terbang.

Nio memerintahkan penembak jitu untuk menempati posisi masing-masing.

Pasukan berbaris di belakang Regu Penembak Jitu.

Pasukan penunggang kuda memasuki jarak efektif untuk menembak bagi penembak jitu.

“Tania, kau bisa melakukan tembakan percobaan?” tanya Nio.

“Baiklah,” jawab Tania sambil menyiapkan satu peluru yang siap ditembakkan.

Tania membidik ke salah satu naga yang berjalan. Dia menembakkan satu peluru, suara dari tembakkan itu mengejutkan Nio dan Regu Penembak Jitu lainnya.

“Bagaimana?” tanya Nio yang penasaran dengan efek tembakkan yang dilepaskan Tania.

“Boleh juga, naga itu terlihat kesakitan,” jawab Tania sambil mengacungkan jempolnya.

Semua prajurit terlihat kagum dengan efek yang ditimbulkan dari peluru kaliber 12,7 x 99 mm. Peluru itu menembus sisik naga yang tebal dan melukainya.

Tembakkan yang Tania bidik adalah bagian dada Naga. Namun naga itu terlihat masih bisa berjalan meski terlihat memberontak. Pengendali naga tersebut berusaha menenangkan kembali naganya.

Namun ada masalah lain yang dikhawatirkan Nio.

“Apa kau bisa menembak yang terbang itu?“ tanya Nio.

“Oke, akan kucoba,” jawab Tania sambil menyiapkan tembakkan selanjutnya.

Nio menutup telinganya saat Tania akan menembakkan satu peluru lagi yang menyasar salah satu dari 5 naga yang terbang.

“Ah, aku meleset,” ucap Tania dengan tenangnya.

“Sudah kuduga,” kata Nio.

Nio memerintahkan Regu Penembak jitu yang lain untuk menyerang dengan berkata, “Lakukan serangan lanjutan dengan membidik matanya!”

Seluruh Penembak Jitu menyiapkan peluru yang akan ditembakkan dan membidik mata naga yang berjalan semakin mendekat.

Lima tembakkan dilepaskan dengan bersamaan meski tanpa aba-aba.

“Menakjubkan,” kata salah satu Penembak Jitu.

“Bagaimana?” tanya Nio yang ingin mengetahui hasilnya jika menembak bagian mata naga.

Nio melihat dari teropong senapan runduk efek yang ditimbulkan jika menembak bagian mata naga.

Lima naga yang terkena serangan di bagian matanya tersungkur di jalan aspal dan terlihat memberontak. Beberapa saat kemudian naga-naga itu tidak bergerak lain.

Hal itu cukup membuat komandan musuh kesal dan memerintahkan seluruh naga untuk terbang.

“Sial, kukira mereka tidak bisa membunuh naga-naga ini,” ucapnya dengan geram.

Seluruh prajurit terlihat terkejut saat seluruh naga yang tersisa terbang dan mendekat dengan cepat.

Mereka semua terlihat ingin melarikan diri, namun sanksi jika benar-benar melakukan hal itu menanti.

Nio segera memerintahkan Regu Penembak Jitu untuk mundur. Senapan runduk yang mereka bawa memang cukup berat, itu sebabnya mereka berlari sedikit lambat.

Nio dan Regu Penembak Jitu kembali ke Pasukan Utama yang menanti hasilnya.

Surya yang melihat Nio bersama Regu Penembak Jitu bergerak mundur, dia memerintahkan untuk melakukan serangan dengan peluru kendali anti-tank.

Terlihat prajurit musuh yang berada di pengendali naga melompat dan berlari ke arah Pasukan Utama.

Mereka berjumlah 30 orang, namun kekuatan mereka tidak ada yang mengetahuinya.

Nio melihat Tania yang tertinggal cukup jauh karena berlari membawa senapan runduk yang berat. Dia kembali berlari ke arah Tania dan membantunya membawa senapan runduknya.

Namun prajurit musuh sudah sangat dekat dengan mereka. Nio melemparkan senapan runduk dan berkata, “Lari Tania!.”

Tania merasa bersalah meninggalkan Nio yang menahan serangan salah satu prajurit musuh. Namun dia tidak ada pilihan lain.

Tania berlari mengambil lagi senapan runduknya dan memasuki sebuah ruko.

sementara itu Nio masih menahan pedang prajurit musuh dengan senapannya. Dia tidak sempat menyiapkan pedangnya.

Hal itu membuat senapan Nio hampir terbelah. Tapi tidak ada pilihan lain.

“Pasti kena marah nih,” batin Nio di tengah-tengah pertarungannya.

Namun 2 prajurit musuh mendekat ke Nio dengan tujuan membantu rekannya untuk ‘menghabisi’ Nio.

Nio segera menyingkir dengan mendorong sekuat tenaga prajurit yang memakai baju perang berat tersebut.

“Berat banget sih?” keluh Nio.

Dia segera berlari ke arah jalan lain yang bukan Pasukan Utama berada.

“Nio kemana? Kenapa dia belum kembali?” gumam Herlina dengan cemas.

Dia melihat Regu Penembak Jitu yang kembali tanpa Nio dan Tania.

Nio terlihat berlari dari kejaran 4 prajurit musuh yang masih tidak menyerah mengejarnya.

Terpopuler

Comments

mungkin di sisi lain dunia sudah tahu cara si Nio itu. tapi karena itu zaman perang, sehingga berkomunikasi dengan bangsa lain sangatlah susah

2022-01-02

1

Aii

Aii

ini ceritanya beda demensi atau beda planet apa gimana?

2021-09-14

1

Fahrizal

Fahrizal

mampir untuk nerusin baca novel ini

2021-02-10

4

lihat semua
Episodes
1 1. Tahun ajaran baru 1
2 2. Tahun ajaran baru 2
3 3. Penjajahan (hari pertama)
4 4. Penjajahan (hari selanjutnya)
5 5. Suara gemuruh
6 6. Yang berharga
7 7. Harus jujur
8 8. Yang diinginkan
9 9. Kemenangan pertama
10 10. Mencari
11 11. Penyambutan dan pertemuan kembali
12 12. Pasukan itu
13 13. Alarm peringatan
14 14. Pertempuran di tengah kota 1
15 15. Pertempuran di tengah kota 2
16 16. Pertempuran di tengah kota 3
17 17. Daging naga
18 18. Daftar nama 1
19 19. Daftar nama 2
20 20. Aneh?
21 21. Pelatihan yang berat, dimulai !
22 22. 2 meter
23 23. Matematika
24 24. Tes kedua
25 25. Kuntilanak: mimpi basah
26 26. Kuntilanak: bertemu lagi
27 27. Kuntilanak: mi instan
28 28. Kuntilanak: ilmu fantasi.
29 29. Monyet lepas
30 30. Menangkap monyet lepas
31 31. Menangkap monyet lepas 2
32 32. Menangkap monyet lepas, sukses...!
33 33. Terlihat sangat kegirangan
34 34. Mendadak terkenal
35 35. Mi instan yang hancur
36 36. Es buah dan kelabang
37 37. Pelatihan yang hampir berakhir
38 38. Lulus...!!!
39 39. Penghargaan dan kenaikan pangkat
40 40. Pertemuan 6 pemimpin
41 41. Ratu Sigiz ingin bertemu
42 42. Ratu Sigiz akan pergi ke dunia lain
43 43. Persiapan operasi
44 44. Pelaksanaan misi
45 45. Serangan untuk menyelamatkan kehormatan
46 46. Hari terakhir misi dan rasa kesal Ivy
47 47. Berita buruk
48 48. Senjata baru
49 49. Mantan
50 50. Keberangkatan 2 pasukan
51 51. Suara jangkrik setelah pertempuran
52 52. Kapal perang terkuat
53 53. Pertemuan
54 54. Pertempuran laut
55 55. Pembersihan telah selesai
56 56. Nasi rendang dan hubungan baik
57 57. Sebuah rencana
58 58. Dia kakak 'ku
59 59. Persiapan parade kemenangan
60 60. Gerbang yang terbuka sempurna
61 61. Perang yang sebenarnya baru saja dimulai
62 62. Hadiah ulangtahun
63 63. Chapter spesial: Pemilik TNI
64 64. Chapter spesial: Hanya kebanggaan(selesai)
65 65. Wanita milik Nio
66 66. Menuju dunia lain 1: pernyataan perang
67 67. Menuju dunia lain 2: perasaan sang kakak
68 68. Menuju dunia lain 3: salam pembuka TNI untuk dunia lain
69 69. Terpesona untuk sesaat
70 70. Melawan bandit
71 71. Sisi baik pasukan brutal
72 72. Melawan penyihir 1
73 73. Melawan penyihir 2: menerima tantangan perang
74 74. Meminta ijin
75 75. Kekuatan kuli
76 76. Kesempatan yang didapatkan Sigiz
77 77. Curhat
78 78. Melawan si Pedang Gila
79 79. Pertempuran kecil yang mudah 1
80 80. Pertempuran kecil yang mudah 2
81 81. Pertempuran kecil yang mudah 3
82 82. Pertempuran kecil yang mudah 4
83 83. Pertarungan dua komandan
84 84. Mengunjungi Kerajaan Arevelk 1
85 85. Mengunjungi Kerajaan Arevelk 2
86 86. Mengunjungi Kerajaan Arevelk 3: bertarung melawan raja naga api
87 87. Chapter spesial: kata-kata dari penulis
88 88. Ukuran terbesar adalah milik Nio
89 89. Perjanjian perdamaian dengan bangsa Arevelk
90 90. Rencana kotor
91 91. Aliansi Hrabro dan Luan
92 92. Budet farsh1
93 93. Budet farsh2
94 94. Budet farsh3
95 95. Budet farsh4
96 96. Misi tanpa ampun
97 97. Anak yang menarik
98 98. Luka baru
99 99. Tugas baru
100 100. Perang dunia 1
101 101. Serangan malam
102 102. Nasib kelanjutan perang
103 103. Pulang 1
104 104. Pulang 2
105 105. Hari terakhir di 'dunia lain'
106 106. Meresahkan
107 107. Masih bisa lebih besar lagi
108 108. Potongan tangan
109 109. Adik masa depan
110 110. Bukan orang abadi
111 111. Masa lalu sang Gembel
112 112. Chapter spesial: Kedamaian
113 113. Ternyata cuma kertas
114 114. Buronan sudah ditemukan
115 115. Terbentuknya aliansi
116 116. Chapter spesial: pengumuman arc selanjutnya
117 117. Keseharian prajurit remaja di sini
118 118. Kembang api, patah hati, dan rencana licik
119 119. Kebetulan macam apa ini...!?
120 120. Barang bukti
121 121. Bendera kematian
122 122. Omong kosong
123 123. Saudara
124 124. Pelarian 1
125 125. Pelarian 2: mata kanan
126 126. Pelarian 3: itulah perang
127 127. Pelarian 4: mimpi buruk
128 128. Keagungan raja naga angin
129 129. Mereka, para pahlawan telah tiba
130 130. Senjata pemusnah massal itu disebut dengan pahlawan
131 131. Perintah penarikan, Gerbang telah menghilang...!
132 132. Harapan 1
133 133. Harapan 2: malam pertemuan
134 134. Harapan 3: bantuan tak terduga
135 135. Kehormatan yang harus mereka buktikan
136 136. Mungkin dia pakai pelet
137 137. Bisakah kamu bertarung selama 24 jam?
138 138. Pasukan tawanan perang
139 139. Singkong rebus, apakah bantuan akan datang?
140 140. Serangan besar-besaran !
141 141. Ayo traktir mereka sebotol vodka !
142 142. Gunakan nyawa sebagai bayarannya
143 143. Mata dibayar mata
144 144. Chapter spesial: rahasia
145 145. Bebas dari tanggung jawab
146 146. Apa ini lelucon?
147 Tidak ada pengganti untuk kemenangan
148 Maju kena mundur kena
149 Mengambil kesempatan
150 Maafkan aku, rudal ku
151 Memilih jalur netral
152 Lahirnya Persekutuan
153 Kukira hanya aku saja
154 Ranjau yang jauh lebih berbahaya
155 Panci sudah berlubang
156 Sayap indah malaikat kematian
157 Akhir pembantaian gadis cantik itu
158 Persiapan keberangkatan Pasukan Perdamaian
159 Wahyu yang mengguncang bumi
160 Tim Ke-12 Korps Pengintaian dan Pertempuran
161 Membandingkan kualitas kuli
162 Tugas pertama di garis depan
163 Hanya masalah kecil
164 Balas semua perbuatan mereka terhadapmu!
165 Lagipula rasanya memang ‘menantang’
166 Si Pelahap Jiwa
167 Apa nama itu kurang layak?
168 Taktik yang biasa
169 Hujan pedang
170 Tetap saja terpesona
171 Simfoni pembunuh bujangan
172 Beristirahat dengan tenang
173 Patah hati seorang prajurit
174 Seseorang yang akan menjadi hadiahnya
175 Aku jadi kasihan sama kancingnya
176 Mengocehlah sesukamu
177 Presiden pergi ke dunia lain
178 Tamu utama
179 Musuh memiliki senapan?
180 Nama rudalnya
181 Satu-satunya cara untuk menang melawan Nio
182 Keputusasaan Pahlawan Amarah
183 Sensasi nyaman dan belum puas
184 Chapter spesial: enak-enak
185 Apa kamu menginginkan diriku?
186 Es serut
187 Misi penyusupan dan pengintaian
188 Ketidaktahuan
189 Bantuan dari musuh
190 Kabut goblin 1
191 Kabut goblin 2: bukan dukun
192 Alam para Dewa
193 Orang yang diramalkan
194 Apa boleh buat
195 Penjemputan 1
196 Penjemputan 2
197 Tatanan dunia
198 Mustahil
199 Rokok keduanya
200 Kembali
201 Agen ganda
202 Serangan artileri
203 Sasaran tembak
204 Cerita detail
205 Prediksi, rencana, dan tindakan
206 Tidak lebih dari tontonan
207 Chapter spesial: selingan
208 Apa dia sudah menambah cewek lagi di sana?
209 Melepas rindu
210 Letnan bodoh
211 Mirip gembel
212 Panjang banget
213 Dasar merepotkan
214 Babi hijau dan anti-Persekutuan
215 Merana
216 Mengeluarkan seluruh kekuatan dan potensi
217 Pertempuran di bukit
218 Jenderal Tamu
219 Romantisme
220 Menikah
221 Pernikahan 2
222 Prajurit Langit
223 Taktik 'makan'
224 Kehilangan momentum
225 Pahlawan Harapan yang dijanjikan
226 Dia pasti akan memutuskanku
227 Putus dan terpanggang
228 Mimpi sebuah negara
229 Berbagai macam luka
230 Ambil alih lagi
231 Kesetiaan sialan
232 Tawuran, namun jauh lebih sadis
233 Tawuran, namun jauh lebih sadis 2
234 Ketinggalan!
235 Target 1
236 Target 2
237 Target 3: Senyum yang dipenuhi air mata
238 Target 4: tawaran
239 Ini perpisahan, sahabatku
240 Bendera yang bisa dibeli di pinggir jalan membuat prajurit gentar
241 Dewa Surga
242 Perjuangan tanpa hasil (?)
243 Pertempuran bayangan
244 Ulat ajaib
245 Menebak isi kepala Presiden
246 Ketenangan yang buruk
247 Penyerangan pertama 1
248 Penyerangan pertama 2
249 Penyerangan pertama 3
250 Bertempur sambil mentaati peraturan
251 Hidangan yang indah
252 Prajurit istimewa
253 Pekerjaan ekstra
254 Informasi palsu
255 Sanksi disiplin dan kambing hitam
256 Bisnis dan sumber kekecewaan
257 Cari yang baru
258 Perang batin: peluru hidup
259 Perang batin: suara yang familiar
260 Perang batin: berubah
261 Chapter selingan: tamat
262 Perang batin: kepastian
263 Perang batin: Obat Kuat
264 Perang batin: Dendam yang tumbuh
265 Perang batin: uji iman
266 Perang batin: mengalahkan semuanya
267 Perang batin: pembicaraan dengan Presiden
268 Perang batin: waktu liburan tambahan
269 Perang batin: ditusuk dari belakang
270 Perang batin: malam yang panas
271 Perang batin: diskon
272 Perang batin: trik sulap
273 Perang batin: mengobrol dengan dokter 1
274 Perang batin: Kecurigaan
275 Perang batin: memburu
276 Selamat menempuh kehidupan baru
277 Kita masih di neraka
Episodes

Updated 277 Episodes

1
1. Tahun ajaran baru 1
2
2. Tahun ajaran baru 2
3
3. Penjajahan (hari pertama)
4
4. Penjajahan (hari selanjutnya)
5
5. Suara gemuruh
6
6. Yang berharga
7
7. Harus jujur
8
8. Yang diinginkan
9
9. Kemenangan pertama
10
10. Mencari
11
11. Penyambutan dan pertemuan kembali
12
12. Pasukan itu
13
13. Alarm peringatan
14
14. Pertempuran di tengah kota 1
15
15. Pertempuran di tengah kota 2
16
16. Pertempuran di tengah kota 3
17
17. Daging naga
18
18. Daftar nama 1
19
19. Daftar nama 2
20
20. Aneh?
21
21. Pelatihan yang berat, dimulai !
22
22. 2 meter
23
23. Matematika
24
24. Tes kedua
25
25. Kuntilanak: mimpi basah
26
26. Kuntilanak: bertemu lagi
27
27. Kuntilanak: mi instan
28
28. Kuntilanak: ilmu fantasi.
29
29. Monyet lepas
30
30. Menangkap monyet lepas
31
31. Menangkap monyet lepas 2
32
32. Menangkap monyet lepas, sukses...!
33
33. Terlihat sangat kegirangan
34
34. Mendadak terkenal
35
35. Mi instan yang hancur
36
36. Es buah dan kelabang
37
37. Pelatihan yang hampir berakhir
38
38. Lulus...!!!
39
39. Penghargaan dan kenaikan pangkat
40
40. Pertemuan 6 pemimpin
41
41. Ratu Sigiz ingin bertemu
42
42. Ratu Sigiz akan pergi ke dunia lain
43
43. Persiapan operasi
44
44. Pelaksanaan misi
45
45. Serangan untuk menyelamatkan kehormatan
46
46. Hari terakhir misi dan rasa kesal Ivy
47
47. Berita buruk
48
48. Senjata baru
49
49. Mantan
50
50. Keberangkatan 2 pasukan
51
51. Suara jangkrik setelah pertempuran
52
52. Kapal perang terkuat
53
53. Pertemuan
54
54. Pertempuran laut
55
55. Pembersihan telah selesai
56
56. Nasi rendang dan hubungan baik
57
57. Sebuah rencana
58
58. Dia kakak 'ku
59
59. Persiapan parade kemenangan
60
60. Gerbang yang terbuka sempurna
61
61. Perang yang sebenarnya baru saja dimulai
62
62. Hadiah ulangtahun
63
63. Chapter spesial: Pemilik TNI
64
64. Chapter spesial: Hanya kebanggaan(selesai)
65
65. Wanita milik Nio
66
66. Menuju dunia lain 1: pernyataan perang
67
67. Menuju dunia lain 2: perasaan sang kakak
68
68. Menuju dunia lain 3: salam pembuka TNI untuk dunia lain
69
69. Terpesona untuk sesaat
70
70. Melawan bandit
71
71. Sisi baik pasukan brutal
72
72. Melawan penyihir 1
73
73. Melawan penyihir 2: menerima tantangan perang
74
74. Meminta ijin
75
75. Kekuatan kuli
76
76. Kesempatan yang didapatkan Sigiz
77
77. Curhat
78
78. Melawan si Pedang Gila
79
79. Pertempuran kecil yang mudah 1
80
80. Pertempuran kecil yang mudah 2
81
81. Pertempuran kecil yang mudah 3
82
82. Pertempuran kecil yang mudah 4
83
83. Pertarungan dua komandan
84
84. Mengunjungi Kerajaan Arevelk 1
85
85. Mengunjungi Kerajaan Arevelk 2
86
86. Mengunjungi Kerajaan Arevelk 3: bertarung melawan raja naga api
87
87. Chapter spesial: kata-kata dari penulis
88
88. Ukuran terbesar adalah milik Nio
89
89. Perjanjian perdamaian dengan bangsa Arevelk
90
90. Rencana kotor
91
91. Aliansi Hrabro dan Luan
92
92. Budet farsh1
93
93. Budet farsh2
94
94. Budet farsh3
95
95. Budet farsh4
96
96. Misi tanpa ampun
97
97. Anak yang menarik
98
98. Luka baru
99
99. Tugas baru
100
100. Perang dunia 1
101
101. Serangan malam
102
102. Nasib kelanjutan perang
103
103. Pulang 1
104
104. Pulang 2
105
105. Hari terakhir di 'dunia lain'
106
106. Meresahkan
107
107. Masih bisa lebih besar lagi
108
108. Potongan tangan
109
109. Adik masa depan
110
110. Bukan orang abadi
111
111. Masa lalu sang Gembel
112
112. Chapter spesial: Kedamaian
113
113. Ternyata cuma kertas
114
114. Buronan sudah ditemukan
115
115. Terbentuknya aliansi
116
116. Chapter spesial: pengumuman arc selanjutnya
117
117. Keseharian prajurit remaja di sini
118
118. Kembang api, patah hati, dan rencana licik
119
119. Kebetulan macam apa ini...!?
120
120. Barang bukti
121
121. Bendera kematian
122
122. Omong kosong
123
123. Saudara
124
124. Pelarian 1
125
125. Pelarian 2: mata kanan
126
126. Pelarian 3: itulah perang
127
127. Pelarian 4: mimpi buruk
128
128. Keagungan raja naga angin
129
129. Mereka, para pahlawan telah tiba
130
130. Senjata pemusnah massal itu disebut dengan pahlawan
131
131. Perintah penarikan, Gerbang telah menghilang...!
132
132. Harapan 1
133
133. Harapan 2: malam pertemuan
134
134. Harapan 3: bantuan tak terduga
135
135. Kehormatan yang harus mereka buktikan
136
136. Mungkin dia pakai pelet
137
137. Bisakah kamu bertarung selama 24 jam?
138
138. Pasukan tawanan perang
139
139. Singkong rebus, apakah bantuan akan datang?
140
140. Serangan besar-besaran !
141
141. Ayo traktir mereka sebotol vodka !
142
142. Gunakan nyawa sebagai bayarannya
143
143. Mata dibayar mata
144
144. Chapter spesial: rahasia
145
145. Bebas dari tanggung jawab
146
146. Apa ini lelucon?
147
Tidak ada pengganti untuk kemenangan
148
Maju kena mundur kena
149
Mengambil kesempatan
150
Maafkan aku, rudal ku
151
Memilih jalur netral
152
Lahirnya Persekutuan
153
Kukira hanya aku saja
154
Ranjau yang jauh lebih berbahaya
155
Panci sudah berlubang
156
Sayap indah malaikat kematian
157
Akhir pembantaian gadis cantik itu
158
Persiapan keberangkatan Pasukan Perdamaian
159
Wahyu yang mengguncang bumi
160
Tim Ke-12 Korps Pengintaian dan Pertempuran
161
Membandingkan kualitas kuli
162
Tugas pertama di garis depan
163
Hanya masalah kecil
164
Balas semua perbuatan mereka terhadapmu!
165
Lagipula rasanya memang ‘menantang’
166
Si Pelahap Jiwa
167
Apa nama itu kurang layak?
168
Taktik yang biasa
169
Hujan pedang
170
Tetap saja terpesona
171
Simfoni pembunuh bujangan
172
Beristirahat dengan tenang
173
Patah hati seorang prajurit
174
Seseorang yang akan menjadi hadiahnya
175
Aku jadi kasihan sama kancingnya
176
Mengocehlah sesukamu
177
Presiden pergi ke dunia lain
178
Tamu utama
179
Musuh memiliki senapan?
180
Nama rudalnya
181
Satu-satunya cara untuk menang melawan Nio
182
Keputusasaan Pahlawan Amarah
183
Sensasi nyaman dan belum puas
184
Chapter spesial: enak-enak
185
Apa kamu menginginkan diriku?
186
Es serut
187
Misi penyusupan dan pengintaian
188
Ketidaktahuan
189
Bantuan dari musuh
190
Kabut goblin 1
191
Kabut goblin 2: bukan dukun
192
Alam para Dewa
193
Orang yang diramalkan
194
Apa boleh buat
195
Penjemputan 1
196
Penjemputan 2
197
Tatanan dunia
198
Mustahil
199
Rokok keduanya
200
Kembali
201
Agen ganda
202
Serangan artileri
203
Sasaran tembak
204
Cerita detail
205
Prediksi, rencana, dan tindakan
206
Tidak lebih dari tontonan
207
Chapter spesial: selingan
208
Apa dia sudah menambah cewek lagi di sana?
209
Melepas rindu
210
Letnan bodoh
211
Mirip gembel
212
Panjang banget
213
Dasar merepotkan
214
Babi hijau dan anti-Persekutuan
215
Merana
216
Mengeluarkan seluruh kekuatan dan potensi
217
Pertempuran di bukit
218
Jenderal Tamu
219
Romantisme
220
Menikah
221
Pernikahan 2
222
Prajurit Langit
223
Taktik 'makan'
224
Kehilangan momentum
225
Pahlawan Harapan yang dijanjikan
226
Dia pasti akan memutuskanku
227
Putus dan terpanggang
228
Mimpi sebuah negara
229
Berbagai macam luka
230
Ambil alih lagi
231
Kesetiaan sialan
232
Tawuran, namun jauh lebih sadis
233
Tawuran, namun jauh lebih sadis 2
234
Ketinggalan!
235
Target 1
236
Target 2
237
Target 3: Senyum yang dipenuhi air mata
238
Target 4: tawaran
239
Ini perpisahan, sahabatku
240
Bendera yang bisa dibeli di pinggir jalan membuat prajurit gentar
241
Dewa Surga
242
Perjuangan tanpa hasil (?)
243
Pertempuran bayangan
244
Ulat ajaib
245
Menebak isi kepala Presiden
246
Ketenangan yang buruk
247
Penyerangan pertama 1
248
Penyerangan pertama 2
249
Penyerangan pertama 3
250
Bertempur sambil mentaati peraturan
251
Hidangan yang indah
252
Prajurit istimewa
253
Pekerjaan ekstra
254
Informasi palsu
255
Sanksi disiplin dan kambing hitam
256
Bisnis dan sumber kekecewaan
257
Cari yang baru
258
Perang batin: peluru hidup
259
Perang batin: suara yang familiar
260
Perang batin: berubah
261
Chapter selingan: tamat
262
Perang batin: kepastian
263
Perang batin: Obat Kuat
264
Perang batin: Dendam yang tumbuh
265
Perang batin: uji iman
266
Perang batin: mengalahkan semuanya
267
Perang batin: pembicaraan dengan Presiden
268
Perang batin: waktu liburan tambahan
269
Perang batin: ditusuk dari belakang
270
Perang batin: malam yang panas
271
Perang batin: diskon
272
Perang batin: trik sulap
273
Perang batin: mengobrol dengan dokter 1
274
Perang batin: Kecurigaan
275
Perang batin: memburu
276
Selamat menempuh kehidupan baru
277
Kita masih di neraka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!