4 Januari 2320, pukul 16.39 WIB.
Beberapa jam setelah ledakan gelombang kejut dari spiral ungu yang muncul di Selat Karimata, sebanyak 10 juta jiwa yang tinggal di pulau Sumatera, Kalimatan dan Jawa tewas. Jumlah tersebut termasuk prajurit TNI yang tersebar di ketiga pulau tersebut.
Bukan berarti prajurit yang dimiliki negara ini sudah habis. Masih ada 267 juta jiwa warga negara Indonesia yang masih hidup. Mereka akan berjuang bertahan dari penjajah yang berasal dari dunia di balik spiral ungu yang muncul.
Itu juga yang dilakukan seluruh jiwa di setiap negara di bumi.
**
“Nio, tenanglah!,” perintah Rio yang menenangkan Nio.
Nio yang sepertinya tidak sadar dirinya masih terluka dan belum mampu berdiri melawan Rio yang memaksanya untuk duduk kembali.
Pikirannya hanya tertuju pada kakaknya yang belum diketahui keadaannya sekarang.
“Kakak ku, dimana dia sekarang !?” kata Nio dengan mata berkaca-kaca.
Nio semakin memberontak dan berusaha melepaskan diri dari Rio yang menahannya.
Rio memandang Nio seperti orang yang kehilangan akal.
Rio sudah menyerah untuk menenangkan Nio, dia hanya melihat temannya yang berusaha keras untuk berdiri dengan darah yang semakin banyak keluar.
Sedangkan Nio, pandangannya hanya tertuju pada kakaknya. Dia masih sadar, dia juga sadar jika tidak bisa berdiri untuk saat ini.
Sedangkan yang lain hanya melihat Nio tanpa berusaha menghentikan Nio yang semakin terluka di bagian kakinya akibat ulahnya sendiri.
“Nio!” teriak Nike yang membuat semua orang di tempat ini terkejut.
Gadis yang tidak terlalu mencolok juga dapat kehabisan kesabaran.
Sambil dibantu Rika untuk berdiri, Nike bersama Rika mendekat Nio yang sudah menyerah untuk berdiri.
Sekarang Nio menangis sambil menunduk kearah lantai kelas yang penuh dengan debu puing.
“Aku yakin Bu Arunika masih hidup,” ucap Nike sambil menepuk pundak Nio.
Dia berusaha untuk menenangkan adik guru favoritnya tersebut.
Nio semakin terisak sambil berkata, “Aku harus menemukan dia.”
“Bukan kau, tapi aku juga akan mencari dia,” kata Nike lirih dan sedikit meremas pundak Nio.
Jo tidak ikut mendekat ke arah Nio yang dikerumuni seluruh anggota kelas ini yang masih tersisa, dia menjaga Lisa yang belum sepenuhnya sadarkan diri.
Semua merasa ingin menemukan guru matematika tergalak tersebut. Kecuali Lisa yang masih belum tersadar sepenuhnya.
“Tapi, apa yang yang terjadi tadi itu gempa?” tanya Rio yang penasaran tentang kejadian yang menghancurkan seluruh sekolah beserta tempat disekitarnya.
Semua hanya saling pandang kemudian menggeleng.
Gelombang kejut akan melemah saat mendekati jangkauan maksimalnya. Itu sebabnya kerusakan yang diterima wilayah kota Karanganyar tidak terlalu parah dari pada daerah pesisir bagian utara Pulau Jawa.
Di kota ini. dampak seriusnya berupa menghempaskan manusia sejauh 3 meter dan menyebabkan kerusakan sedang pada bangunan. Namun kemungkinan untuk membuat orang tewas juga tidak kecil.
**
Rio melilitkan kain ke kaki Nio yang tidak berhenti mengeluarkan darah. Kain ini berasal dari seragam Nio yang ia suruh Rio sobek sebagian sebagai penutup lukanya.
Nio untuk sekarang sudah semakin tenang, namun pikirannya tentang Arunika tidak menghilang.
Karena Nio ingin yakin kakaknya masih bisa menemaninya setelah kejadian ini.
“Oh, bagaimana dengan bu Lisa?” tanya Nio pada Rika yang menggantikan Jo menjaga Lisa.
Nike tersenyum karena merasa dirinya berhasil menenangkan Nio. Rika yang melihat Nike tersenyum merasa heran, cukup jarang baginya melihat Nike tersenyum. mengingat Nike merupakan siswa yang cukup tertutup tak heran melihat Nike tersenyum merupakan pemandangan yang langka.
Tapi Nike kali ini tersenyum kearah Nio, pikiran Rika semakin kemana-mana.
“Dia belum sadar, jadi biarkan saja dia dulu,” jawab Rika sambil membenarkan alas kepala Lisa yang berasal dari tas milik siswa lain.
Ke-5 orang ini yang masih hidup cukup tenang walau berada di puluhan teman mereka yang entah bagaimana keadaannya.
“Lebih baik kita keluar, aku nggak mau lama-lama di antara orang mati,” ucap Jo dengan badan yang mulai gemetar.
“Apa nggak ada kata yang lebih halus?” batin ke-4 orang ini yang melihat Jo dengan ekspresi dingin yang membuat Jo semakin gemetar meski tidak mendengar apa yang dikatakan mereka.
“Baiklah,” balas Rio yang disambung anggukan Rika dan Nike.
Rio melingkarkan tangan Nio di bahunya mencoba membantu Nio berdiri. Dengan satu kakinya Nio dapat berdiri.
Nike masih dapat berdiri sendiri meski masih dibantu oleh Rika untuk berjalan. Nike dapat mencoba berjalan dengan menyeret kakinya. Sedangkan Nio, untuk menginjakkan kakinya yang terluka ia dapat berteriak.
“Bagaimana dengan bu Lisa?” tanya Jo. Semua melirik kearah Lisa yang masih belum sadar.
**
Nio menunggu di bawah pohon yang masih berdiri di lingkungan sekolah bersama Nike dan Rika. Sedangkan Jo dan Rio mereka berdua sedang berjuang membawa Lisa dari tempat mereka semula berada.
“Hah, benar-benar nggak guna ya?” gumam Nio sambil menghembuskan nafas berat.
“Maksudmu?” timpal Nike yang duduk didekat Nio. Nio menjawab, “Nggak, Cuma bicara sendiri.”
Nike tahu dari pernyataan Nio sebelumnya, hanya saja Nio tidak ingin menjelaskan perasaannya saat ini.
Rika melihat Nike dapat berbicara dengan orang lain dengan biasa, justru dia menganggap kejadian ini tidak biasa.
Mari lupakan tingkah Rika yang seperti pengganggu diantara Nio dan Nike.
Kerusakan SMA ini cukup parah, hampir seluruh ruangan roboh. Hanya beberapa pohon yang masih berdiri dan tiang listrik yang sudah miring.
Sedangkan untuk kerusakan yang diterima lingkungan sekitar sekolah juga tak kalah parahnya. Hampir seluruh rumah warga hancur dan korban jiwa yang tak terhitung belum dievakuasi.
“Itu mereka,” kata Rika menunjuk kearah Rio dan Jo yang berjalan dan masing-masing memegang tangan dan kaki Lisa. Mereka berdua cukup kesusahan mengangkat Lisa yang terlihat memiliki badan ideal.
Rio dan Jo kemudian meletakkan Lisa disamping Rika tanpa alas kepala.
“Tinggal cari bu Arunika,” kata Rio sambil mengusap keringat di dahinya yang keluar sedikit.
“Aku ikut,” balas Nio dengan wajah sungguh-sungguh.
Badan Jo dan Rio sudah tidak kuat mengangkat seseorang lagi, itulah yang mereka berdua rasakan.
“Tunggu sebentar,” ucap Jo yang kemudian meninggalkan mereka berlima.
Entah apa tujuan Jo, namun dia berlari kecil kearah ruang UKS yang sudah tak berbentuk.
Beberapa menit kemudian Jo kembali dengan membawa tongkat. Itu sudah jelas siapa yang akan memakai benda itu.
Jo memberikan tongkat yang ia bawa kepada Nio.
Nio menerima tongkat itu dan mencoba berdiri sendiri. Yang lain hanya melihat Nio yang sepertinya baru pertama kali menggunakan tongkat, meski itulah faktanya.
Dengan sekali coba Nio berhasil berdiri dengan tongkat meski sedikit gemetar.
“Ok, aku akan mencari sendiri,” kata Nio yakin.
“Tapi aku masih khawatir dengan mu,” balas Rio dengan nada tidak serius.
“Apa kau ibuku?” kata Nio dengan wajah jijik terhadap Rio.
“Itu benar, apa kau sudah terbiasa menggunakan tongkat?” tanya Nike.
Nio mencoba sedikit melangkah, dan itu berhasil. Hal itu membuat Nio merasa yakin dapat mencari kakaknya sendiri meski dengan keadaan yang menyulitkan seperti sekarang.
“Yap, ini cukup mudah,” kata Nio.
Semua senang melihat itu. Namun ada satu hal yang mereka lupakan.
“Terus, yang jaga bu Lisa siapa?” tanya Rika.
Dengan bersamaan semua melirik kearah Nike.
“Baiklah...,” kata Nike seakan tahu apa arti lirikan mereka.
Dengan perlahan Nike kembali duduk di samping Lisa.
Setelah itu semua menyebar mencari Arunika keseluruh penjuru lingkungan sekolah.
Nio berjalan perlahan menuju gerbang sekolah yang sudah tak berbentuk.
Sebelum itu, ada maksud lain dia ingin mencari kakaknya sendirian. Hanya satu alasan yang dimiliki Nio, yaitu tidak ingin merepotkan teman-temannya.
Karena Arunika merupakan satu-satunya keluarga yang dia miliki, Nio merasa bertanggung jawab juga untuk menjaga kakaknya. Meski sebelumnya dia sering merepotkan Arunika dalam beberapa hal.
Sesekali Nio menyingkirkan puing yang menumpuk.
Di area dekat gerbang sekolah ia tak menemukan Arunika. Nio berjalan ke kantor guru yang terletak terpisah dengan gedung ruang kelas.
Di dekat kantor guru terdapat parkiran kendaraan milik guru dan karyawan sekolah.
Kedua tempat itu sama-sama dalam keadaan yang hancur.
“Padahal itu mahal banget,” gumam Nio saat melihat sepeda motor milik guru tertimbun puing bangunan parkiran. Itu merupakan sepeda motor dengan model supermoto yang sangat diimpikan Nio.
Nio tidak melupakan tujuannya, dia terus berjalan dengan hati-hati agar tidak terjatuh.
Seharusnya didepan kantor guru ada sebuah pohon mangga yang cukup besar.
Pohon itu masih berdiri meski dengan dahan yang patah dan buah mangga yang masih muda berjatuhan.
Didekat pohon mangga ada seseorang dengan seragam guru tertutup debu tergeletak.
Itu adalah guru perempuan dengan rambut hitam panjang yang lurus, mirip ciri-ciri Arunika.
Nio segera mendekati tubuh itu berharap itu memang kakaknya.
Sebelum Nio mendekat, orang itu terlihat sedikit bergerak.
Nio menghentikan langkahnya dan melihat lebih lanjut apa memang orang itu benar-benar masih bergerak.
Dengan sedikit kesusahan orang itu berusaha duduk.
Nio masih menunggu orang itu terduduk dan menoleh kearahnya.
Beberapa menit kemudian orang itu berhasil terduduk sambil memegangi kepalanya yang sedikit terluka.
**
“Apa maksudmu dengan ada kapal yang keluar dari benda itu?” kata prajurit yang memiliki pangkat paling tinggi diruangan ini.
Ini merupakan ruang kecil untuk mengendalikan pesawat tanpa awak yang dikirim untuk memeriksa spiral ungu raksasa yang berada di selat Karimata.
Tempat ini merupakan tempat yang sedikit mengalami kerusakan setelah terjadi ledakan gelumbang kejut.
“Saya tidak tahu ini benar atau tidak, tapi ada banyak kapal yang terus keluar dari spiral itu,” balas seorang prajurit yang mengendalikan pesawat tanpa awak tersebut.
Enam orang yang berada diruangan ini merasa tidak percaya dengan apa yang dilihat meski itu nyata dan tanpa rekayasa pihak manapun.
Prajurit yang berpangkat paling tinggi mengeluarkan keringat dingin dari dahinya.
“Bagaimana caraku melapor nanti?” batinnya.
**
Disebuah kapal milik pasukan dunia lain, seseorang menaiki tiang layar di kapal yang paling besar yang keluar dari spiral di selat Karimata.
Belum pasti Jumlah dari kapal yang keluar adari spiral itu, namun terlihat jumlahnya ada sekitar ratusan kapal.
Dari senjata meriam yang ada di kapal itu, dapat dipastikan jika kapal-kapal ini adalah kapal perang.
“Mari kita kuasai dunia baru ini dan beri kerajaan kita kumuliaan!” teriak orang yang terlihat berpangkat paling tinggi.
Suaranya terdengar sangat keras meski tanpa alat pengeras suara.
Semua prajurit di atas kapal bersorak dan meneriakkan kata-kata yang bernada seperti nyanyian dengan bahasa yang sangat asing.
Di tempat laint spiral ungu ini muncul diseluruh dunia mulai muncul ribuan orang dan senjata khas zaman kerajaan seperti; meriam, ketapel raksasa dan lainnya.
Orang-orang itu merupakan prajurti dunia lain dengan jumlah sangat banyak. lebih banyak dari gabungan jumlah prajurti yang dimiliki negara-negara benua Asia.
Mereka keluar seperti semut yang berbaris dengan jumlah yang sangat sulit diperkirakan.
Prajurti dunia lain yang muncul diseluruh dunia mengenakan seragam yang sama dengan membawa bendera kerajaan mereka.
Setelah dirasa jumlah mereka sudah sesuai, para prajurit ini berbaris didekat sipral ungu tempat mereka muncul.
Dari cara berbaris hingga peralatan yang digunakan mereka benar-benar seperti manusia zaman kerajaan.
Seluruh orang di dunia merasa cemas dengan kemunculan mereka. Namun tidak sedikit juga menganggapnya seperti pertunjukan film.
Tentu saja semua militer dunia bersiaga dengan kemunculan mereka.
Di masing masing pasukan yang muncul dari spiral ungu terdapat satu orang yang mulai menempelkan ujung terompet tanduk di bibir mereka.
Entah bagaimana bisa mereka membunyikan terompet dengan bersamaan walau zona waktu di dunia berbeda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
Ivi
Bu Lisa yaaa
2022-06-24
0
Meva
masih mencerna alur cerita
2022-05-22
1
jho
uo
2021-04-07
2